PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah :
1. Agar pembaca memahami pentingnya motivasi dalam meningkatkan kualitas pegawai.
2. Memahami betapa pentingnya sumber daya manusia dalam manajemen.
3. Memahami perilaku seperti apa perilaku negative pegawai dan cara mengatasinya.
4. Untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen Manajemen.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
manajer secara nyata harus terlibat dalam proses sumber daya manusia secara
terintegrasi, baik dalam organisasi besar maupun kecil.
4
2. Fungsi pengembangan sumber daya manusia
Berfungsi untuk meningkatkan kemampuan atau keahlian melalui pelatihan yang
dibutuhkan untuk kinerja pekerjaan yang tepat
5
3. Pemberian balas jasa mencakup:
i. Balas jasa langsung terdiri dari:
- gaji/upah
- insentif
ii. Balas jasa tak langsung terdiri dari:
- keuntungan (benefit)
- pelayanan/kesejahteraan (services)
4. Integrasi mencakup:
i. kebutuhan karyawan
ii. motivasi kerja
iii. kepuasan kerja
iv. disiplin kerja
v. partisipasi kerja
5. Pemeliharaan tenaga kerja mencakup:
i. komunikasi kerja
ii. kesehatan dan keselamatan kerja
iii. pengendalian konflik kerja
iv. konseling kerja
6. Pemisahan tenaga kerja mencakup : pemberhentian karyawan/pegawai.
6
perekonomian yang tidak menentu. Dan factor internalnya adalah tuntutan
memperoleh karyawan yang terlatih, biaya kompensansi, konflik antara serikat
peerja – manajemen, aspek hokum, dan aspek sosial budaya internal yang dapat
membuat manajemen sumber daya manusia semakin dan kompleks.
Manusia merupakan factor strategis dalam semu kegiatan organisasi.
Selanjutnya MSDM mengurus sumber daya manusia berdasarkan visi organisasi
agar tujuan organisasi dapat dicapai secara optimum. Karenya MDSM juga
menjadi bagian dari Ilmu manajemen (Management Science) yang mengacu pada
fungsi manajemen dalam pelaksanaan proses – proses perencanaan,
penorganisasian, susunan kepegawaian, memimpin dan mengendalikan.
Foulkes memprediksi bahwa peran sumber daya manusia dari waktu ke
waktu akan semakin strategis. Berikut kutipannya :
“For many years it has been said that capital is the bottleneck for a
developing industry. I don’t think this any longer holds true. I think it’s the work
force and company’s inability to recruit and maintain a good work force that does
constitute”
(Bertahun – tahun berkembang pendapat bahwa modal merupakan
hambatan dalam industry yang sedang berkembang. Menurut saya, angkatan kerja
dan ketidakmampuan perusahaan merekrut dan mempertahankan angkatan kerja
yang baik merupakan penyebab hambatan dalam produksi … saya kira hal ini
masih akan bertahan, bahkan di masa yang akan datang.)
Meningkatkan peran manajemen sumber daya manusia disebabkan oleh
keyakinan organisasi akan perannya yang strategis demi kesuksesan kompetitif
organisasi. Keunggulan kompetitif sangat bergantung pada inovasi. Inovasi
dipengaruhi oleh factor motivasi dan moral kerja keryawan. Sikap karyawan
merupakan hasil pembentukan kebijakan dan praktik lingkungan manajemen
sehingga peran utama spesialis sumber daya manusia adalah membantu organisasi
dalam memenuhi misi, visi, tujuan, dan strategi organisasi.
7
praktik dapat berjalan sesuai yang diinginkan perusahaan, yang meliputi kegiatan
antara lain:
2.2 Motivasi
A. Pengertian Motivasi
8
sumber daya manusia umumnya dan bawahan khususnya. Motivasi
mempersoalkan bagaimana caranya mengarahkan daya dan potensi bawahan, agar
mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan
yang telah ditentukan.
Menururt Edwin B. Flippo yang dikutip oleh Hasibuan (2002:143) yaitu:
“Motivasi adalah suatu keahlian, dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar
mau bekerja secara berhasil, sehingga keinginan para pegawai dan organisasi
sekaliguis tercapai.”
Menurut The Liang Gie Cs. (Matutina dkk ,1993) bahwa pekerjaan yang
dialakukan oleh seseorang manajer dalam memberikan inspirasi, semangat, dan
dorongan kepada orang lain (pegawai) untuk mengambil tindakan-tindakan.
Pemberian dorongan ini dimaksudkan untuk mengingatkan orang-orang atau
pegawai agar mereka bersemangat dan dapat mencapai hasil sebagaimana
dikehendaki dari orang tersebut. Oleh karena itu seorang manajer dituntut
pengenalan atau pemahaman akan sifat dan karateristik pegawainya, suatu
kebutuhan yang dilandasi oleh motiv dengan penguasaan manajer terhadap
perilaku dan tindakan yang dibatasi oleh motiv, maka manajer dapat
mempengaruhi bawahannya untuk bertindak sesuai dengan keinginan organisasi.
9
Motivasi atau dorongan untuk bekerja ini sangat penting bagi tinggi rendahnya
produktivitas perusahaan. Tanpa adanya motivasi dari para karyawan atau pekerja
untuk bekerja sama bagi kepentingan perusahaan maka tujuan yang telah
ditetapkan tidak akan tercapai. Sebaliknya apabila terdapat motivasi yang besar
dari para karyawan maka hal tersebut merupakan suatu jaminan atas keberhasilan
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
1. Pengaruh perilaku.
2. Kekuatan reaksi (maksudnya upaya kerja), setelah seseorang karyawan
telah memutuskan arah tindakan-tindakan.
3. Persistensi perilaku, atau berapa lama orang yang bersangkutan
melanjutkan pelaksanaan perilaku dengan cara tertentu. (Campell ,
1970).
10
B. Peranan Motivasi dalam Penciptaan Kualitas Kerja
Mulai dari adanya manusia di muka bumi, motivasi tersebut sudah ada
bertumbuh secara beriringan dengan pertumbuhannya (selama manusia hidup).
Keterkaitan dengan para pekerja dan organisasi, pada masa sekarang ini motivasi
tersebut sudah menjadi suatu hal yang sudah tidak asing lagi, dan karenanya
menjadi perhatian dari para manajer dalam hal mengelola sumber daya manusia
yang dijadikan aset penting bagi organisasi. Salah satu faktor yang dirasakan
sangat penting di dalam penentuan keberhasilan serta kelangsungan hidup
organisasi adalah tingkat kemampuan dan keterampilan dari para pekerjanya.
Tetapi secara kenyataannya tidak semua karyawan yang memiliki kriteria
tersebut sesuai dengan harapannya dan juga terdapatnya pekerja yang memiliki
kemampuan dan keterampilan yang tinggi, tetapi tidak memiliki semangat kerja
yang tinggi, maka dengan demikian organisasi tersebut belum menciptakan
kualitas kerja yang baik atau prestasi kerja yang sesuai dengan harapannya.
Secara garis besar semua organisasi memiliki kepentingan serta tujuan
yang berbeda-beda sama seperti yang dimiliki oleh organisasi. Maka perhatian
dari para manajer organisasi atau perusahaan sangat diperlukan guna
meningkatkan kualitas kerja sumber daya manusia yang dimiliki, agar dapat
mencapai tujuan dan dapat bersaing.
Disamping itu juga terdapat beberapa hal yang dapat dijadikan alat
pemotivasian karyawan atau pekerja sehingga mereka dapat terdorong dan
semangat dalam melaksanakan pekerjaannya diantaranya adalah:
Melibatkan atau mengikutsertakan dengan maksud mengajak karyawan
untuk berprestasi secara efektif dalam proses operasi dan produksi organisasi.
Komunikasi, yaitu melakukan penginformasian secara jelas terhadap tujuan yang
ingin dicapai, cara-cara pencapaian dan kendala yang sekiranya akan dihadapi.
Pengakuan, yang pada dasarnya berupa pemberian penghargaan dan pengakuan
yang tepat dan wajar kepada karyawan atas prestasi kerja yang dicapai.
a. Wewenang pendelegasian, yaitu berkaitan dengan pendelegasian sebagai
wewenang dan kebebasan untuk mengambil keputusan serta kreatifitas
karyawan.
11
b. Perhatian timbal balik, yaitu berkaitan dengan pengungkapan atas harapan
dan keinginan pemilik atau pemimpin dan pengelola organisasi pada
karyawan serta memahami, memperhatikan dan berusaha memenuhi
kebutuhan karyawannya.
c. Karena melibatkan individu dan organisasi, maka hal tersebut merupakan
suatu kerumitan dalam memotivasi pekerja untuk dapat bekerja sesuai
dengan harapan. Hal ini mengingatkan bahwa terdapatnya faktor-faktor
yang bersumber dari karyawan seperti kebutuhan-kebutuhan, tujuan-
tujuan, sikap, dan kemampuan. Sedangkan faktor-faktor yang bersumber
dari organisasi itu sendiri seperti, pembayaran atau gaji, keamanan
pekerja, hubungan sesama pekerja, pengawasan, pujian-pujian, dan
pekerjaan itu sendiri.
melaksanakan pekerjaan-pekerjaanya.
12
d. Pegawai lebih mementingkan diri sendiri dan tidak
2. Teori Y
13
mewujudkan potensinya sendiri dengan memberikan
14
sendiri) dominan X dan Y karena dia berambisi untuk maju, berusaha mencapai sasaran
dan mengembangkan dirinya untuk mencapai sasaran itu terkadang dia suka
mengkambing hitamkan pegawai yang lain. Masalah pun mulai terlihat, ketika stok
barang sepatu ditaruh di gudang Hall. Dan secara otomatis pegawai An’s Sport suka
mengambil barang di hall. Dan pegawai An’s Sport ini suka menyuruh pegawai hall
untuk mengambilkan sepatu – sepatu layaknya bos, padahal itu bukan termasuk
pekerjaannya si pegawai hall. Dan hal tersebut berulang – ulang terjadi. Pernah ketika
ada beberapa sepatu yang hilang, pegawai toko tidak mau disalahkan, karena pegawai
hall lah yang sering mengambil sepatu di gudang. Sebagai pemilik usaha om saya
berusaha mendamaikan mereka dan memberikan teguran keras kepada pegawai An’s
Sport dan untuk pegawai hall om saya memberikan bonus gaji. Diharapkan setelah
ditegur pegawai An’s Sport tidak melemparkan tugasnya kepada orang lain lagi.
Meskipun perasaan tidak suka antara pegawai itu masih ada namun mereka harus
bersikap profesional agar tidak mengganggu stabilitas kerja mereka.
Jadi intinya setiap manusia memiliki dominan X atau Y dalam diri mereka. Namun
bukan berarti anda harus menonjolkan satu dominasi X atau Y saja. Jika anda ingin
hidup yang lebih sukses, maka anda harus mampu menjadi lebih fleksibel. Yaitu
berpindah ke kuadran satu ke kuadran lain sesuai konteks dimana anda berada.
Misalnya, bagi anda pemilik dominan X, ketika anda menjalankan fungsi manajemen,
maka mau tidak mau, anda harus berpindah ke kuadran Y. Sedangkan bagi anda pemilik
dominan Y, ketika anda berada dalam situasi pergaulan yang santai, maka anda harus
fleksibel untuk menonjolkan dominasi X agar lebih mudah diterima lingkungan.
Dominasi X dan Y dalam diri manusia dipengaruhi 3 hal, yakni: 1. Genetika, 2.
Pola asuh, dan 3. Pergaulan. Pada faktor 1 dan 2, ketika anda sudah mencapai usia
dewasa, maka anda sudah tidak akan bisa mengubah diri melalui faktor ini.
Kesempatannya adalah mengubah anak anda dengan menerapkan pola asuh yang tepat.
Satu-satunya kemungkinan anda untuk berubah adalah dengan faktor ketiga, yakni
Pergaulan yang tepat. Anda bisa mulai berubah dengan menciptakan pergaulan yang
tepat di sekeliling anda. Misalnya dengan latihan kecil seperti menerapkan aturan-aturan
di kantor anda. Selain melatih diri anda (si dominan X) untuk patuh pada kebiasaan-
kebiasaan manajemen, anda juga mendidik lingkungan anda menjadi dominan Y.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari pembahasan di atas adalah Motivasi yang diberikan kepada
pegawai itu sangat penting karena dapat meningkatkan kualitas kerja mereka untuk
perusahaan. Namun ada hal yang perlu kita ketahui bahwa karakter manusia itu berbeda
– beda. Seperti yang sudah dijelaskan bahwa setiap individu pasti memiliki karakter X
dan Y. Pemberian motivasi lebih dikhususkan kepada manusia X. Dan dua karakter ini
juga dapat menyebabkan konflik sesama pegawai (dilihat dari contoh konflik yang
sudah dijelaskan sebelumnya) maka sudah menjadi tugas Manajemen sumber daya
manusia melakukan analisis jabatan (karaktertistik pekerjan masing – masing sumber
daya manusia), menyeleksi calon pegawainya, mengevaluasi hasil kerja, dan yang
paling penting menegakkan disiplin kerja dan membangun komitmen kerja bersama.
Saat terjadi konflik para manajer atau pemilik usaha harus menyelesaikan masalah
tanpa memihak salah satu (harus adil) meskipun itu saudaranya sendiri.
3.2 Saran
Sebaiknya manajer atau pemilik usaha sering memperhatikan kegiatan kerja
pegawainya. Dan dalam rangka meningkatkan kualitas kerja mereka seperti, perhatian
timbal balik, ini berkaitan dengan pengungkapan atas harapan dan keinginan pemilik
usaha pada karyawan serta memahami, memperhatikan dan berusaha memenuhi
kebutuhan karyawannya. Pemberian motivasi ini dapat meminimalis adanya konflik
antar pegawai.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://elqorni.wordpress.com/2009/03/21/teori-motivasi-dalam-manajemen-sdm/
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_X_dan_teori_Y
http://ndahnduth.wordpress.com/tag/tugas-managemen-by-septy-indah-3pa01/
Kusdyah Rachmawati, Ike. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jogjakarta: Penerbit
ANDI.
17