Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Tinggi rendahnya kematian ibu dan perinatal menjadi ukuran kemampuan

pelayanan obstetri suatu negara. Penyebab langsung kematian maternal terkait

kehamilan dan persalinan. Prioritas Pembangunan kesehatan dalam waktu 5

(lima) tahun ke depan 2010-2014 akan lebih ditekankan pada perluasan jaminan

kesehatan, penekanan pada upaya promotif-preventif, penanggulangan

penyakit dan percepatan untuk pencapaian target Millenium Development Goals

(MDGs). Berdasarkan kesepakatan global (Millenium Development Goals/MDGs,

2000) pada tahun 2015 diharapkan Angka Kematian Ibu menurun sebesar tiga-

perempatnya dalam kurun waktu 1990-2015 dan Angka Kematian Bayi dan

Angka Kematian Balita menurun sebesar dua-pertiga dalam kurun waktu 1990-

2015. Berdasarkan hal tersebut Indonesia mempunyai komitmen untuk

menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup

(Kemenkes, 2015).

Pada Asuhan Persalinan Normal (APN) bidan menggunakan atau

mengandalkan penggunaan partograf sebagai salah satu praktik pencegahan

dan deteksi dini terhadap komplikasi obstetri. Partograf merupakan lembar

berupa grafik yang digunakan untuk melakukan pemantauan persalinan

(Sarwono, 2010).

Dengan penerapan partograf diharapkan bahwa angka kematian maternal dan


perinatal dapat diturunkan dengan bermakna sehingga mampu menunjang

sistem kesehatan menuju tingkat kesejahteraan masyarakat. Kenyataannya

keterampilan petugas tenaga kesehatan maupun penolong persalinan dalam

penggunaan partograf masih kurang diterapkan.

Oleh karena itu bagi calon tenaga kesehatan terutama mahasiswa institusi

pendidikan kesehatan perlu dipersiapkan sedini mungkin untuk menguasai dan

mengaplikasikan kemampuan partograf tersebut. Praktik penggunaan partograf

menjadi salah satu kompetensi keterampilan wajib bagi mahasiswa kebidanan.

Keterampilan ini merupakan salah satu materi yang harus diketahui dan

dipahami oleh mahasiswa serta harus dipraktikan dalam pelaksanaan praktik

lapangan di Rumah sakit atau klinik kebidanan.

Menurut Notoatmodjo (2010) perilaku kesehatan digolongkan ke dalam tiga

kelompok yaitu faktor penentu (predisposing faktor) adalah keyakinan, umur

pendidikan, pengetahuan, demografi, termasuk juga pengalaman yang akan

membentuk nilai-nilai, sikap, persepsi, faktor pemungkin (enabling faktor) yang

menunjukkan individu/ seseorang berperilaku sebagaimana yang diharapkan

seperti pelatihan, sarana seperti tempat kerja, pedoman kerja, alat,

transportasi, dana, motivasi dan sebagainya, dan faktor pendukung (reinforcing

faktor) yaitu yang mendukung seseorang untuk berperilaku seperti penampilan

kerja antara lain dukungan pimpinan, teman sekerja, dukungan sosial

kemasyarakatan, dukungan pemerintah dan sebagainya.

Salah satu faktor predisposisi perilaku adalah faktor pengetahuan dan faktor

sikap. Dalam hubungannya dengan praktik pengisian pratograf adalah bahwa


baik atau tidaknya praktik pengisian partograf oleh mahasiswa akan

berhubungan dengan tinggi rendahnya faktor pengetahuan dan sikap

mahasiswa.

Hasil survey pendahuluan pada tanggal 31 Januari 2017 terhadap 10 orang

mahasiswa Diploma III kebidanan AKBID Prima Husada Bogor diketahui bahwa

1 orang responden yang termasuk baik, sedangkan 9 orang lainnya termasuk

kurang baik dalam praktik pengisian partograf.

Oleh karena itu peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul :

“Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa dengan Praktik

Pengisian Partograf Pada Mahasiswa D-III Kebidanan di AKBID Prima Husada

Bogor Tahun 2017”.

II. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian

Praktik penggunaan partograf menjadi salah satu kompetensi keterampilan

wajib bagi mahasiswa kebidanan. Dengan partograf petugas kesehatan dapat

mengambil keputusan klinik yang sesuai dan tepat waktu. Hasil survey

pendahuluan yang dilakukan kepada 10 mahasiswa diperoleh hanya 1 orang

responden yang termasuk baik, sedangkan 9 orang lainnya termasuk kurang

baik dalam praktik pengisian partograf. Oleh karena itu, masih tingginya

kesalahan praktik pengisian partograf pada mahasiswa D-III Kebidanan di

AKBID Prima Husada Bogor Tahun 2017.

Sehingga peneliti membuat pertanyaan penelitian sebagai berikut:

“Apakah ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa dengan

praktik pengisian partograf pada mahasiswa D-III Kebidanan di AKBID Prima


III. Tujuan

3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap

mahasiswa dengan praktik pengisian partograf pada mahasiswa D-III

Kebidanan di AKBID Prima Husada Bogor Tahun 2017.

3.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui gambaran praktik pengisian partograf pada

Mahasiswa D-III Kebidanan di AKBID Prima Husada Bogor Tahun 2017.

a. Untuk mengetahui gambaran praktik pengisian partograf berdasarkan

tingkat pengetahuan dan sikap Mahasiswa D-III Kebidanan di AKBID

Prima Husada Bogor Tahun 2017.

b. Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dengan praktik

pengisian partograf pada Mahasiswa D-III Kebidanan di AKBID Prima

Husada Bogor Tahun 2017.

c. Untuk mengetahui hubungan antara sikap dengan praktik pengisian

partograf pada Mahasiswa D-III Kebidanan di AKBID Prima Husada

Bogor Tahun 2017.


1. Daftar gaji

Anda mungkin juga menyukai