PEMBAHASAN
2.1 Kinerja
2.1.1 Pengertian Kinerja
Aspek ketiga dari definisi kinerja adalah penilaian. Menurut Certo, 1984,
bahwa penilaian kinerja adalah proses penelusuran kegiatan pribadi personal
pada masa tertentu dan menilai hasil karya yang ditampilkan terhadap
pencapaian sasaran sistem manajemen. Penilaian kinerja secara reguler yang
dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan kinerja setiap personel. Tindakan ini
akan membuat personel untuk senantiasa berorientasi terhadap tujuan dan
berperilaku kerja sesuai dan searah dengan tujuan yang hendak dicapai. Dengan
demikian jelaslah bahwa pengertian kinerja dengan deskripsi tujuan, ukuran
oprasional, dan penilaian regular mempunyai peran penting dalam merawat dan
meningkatkan motivasi personel.
Penilaian kerja adalah proses penilaian hasil karya personal dalam suatu
organisasi melalui instrumen penilaian kerja. Pada hakikatnya penilaian kerja
merupakan suatu evaluasi terhadap penilaian kerja personal dalam
membandingkannya dengan standar baku penampilan kegiatan. Penampilan
kegiatan ini membantu pengambilan keputusan bagian personalia dengan
memberikan umpan balik kepada personal tentang pelaksanaan tenaga kerja
mereka.
Menurut Cascio ( 1992 : 267 ) “penilaian kinerja adalah sebuah gambaran atau
deskripsi yang sistematis tentang kekuatan dan kelemahan yang terkait dari
seseorang atau suatu kelompok”.
Menurut Bambang Wahyudi ( 2002 : 101 ) “penilaian kinerja adalah suatu
evaluasi yang dilakukan secara periodik dan sistematis tentang prestasi kerja /
jabatan seorang tenaga kerja, termasuk potensi pengembangannya”.
Menurut Henry Simamora ( 338 : 2004 ) “ penilaian kinerja adalah proses yang
dipakai oleh organisasi untuk mengevaluasi pelaksanaan kerja individu
karyawan”.
1. Penyesuaian-penyesuaian kompensasi
2. Perbaikan kinerja
tepat sasaran.
1. Input
2. Proses
3. Output
4. Dampak
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam
5. Umpan balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari
6. Lingkungan
pelayanan kesehatan.
dan sebagainya.
Segera)
1. Rawat Jalan
kesehatan dengan cara rawat jalan. Pusat tersebut mungkin bergabung dengan
rumah sakit atau berfungsi secara mandiri dibawah suatu yayasan atau
pelayanan rawat jalan mungkin dapat berlokasi dalam suatu fasilitas rawat
inap; tetapi sebagian besar berdiri sendiri dan berlokasi jauh dari institusi
rawat inap yang besar. “Pusat-Bedah” merupakan salah satu contoh dari pusat
pelayanan rawat jalan dimana klien datang untuk melakukan prosedur oprasi
dengan cedera minor atau penyakit seperti laserasi dan influenza. Pusat
2. Institusi
3. Hospice
bermanfaat untuk klien yang berada pada tahap terminal dengan penyakit
tujuan umum dari pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang ada sekarang
klien yang membutuhkan perawatan dirumah sakit atau rawat inap dan
sejenisnya.
mahal dan pelayanan akan lebih profesional dan butuh tenaga-tenaga yang
oleh nilai yang ada dimasyarakat sebagai penggunaan jasa pelayanan, dimana
pengetahuan yang tinggi, maka akan memiliki kesadaran yang lebih dalam
ada dimasyarakat.
4. Ekonomi
kesehatan membutuhkan biaya yang cukup mahal. Keadaan ekonomi ini yang
5. Politik