Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu unsur penting
dari peningkatan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas
sebagai salah satu indikator kunci dalam penentuan Indek Pembangunan
Manusia. Pentingnya derajat kesehatan haruslah ditanamkan sejak dini.
Diskes Bali (2013) menyatakan pembangunan kesehatan yang sudah
dilaksanakan di Bali secara umum telah menunjukkan terjadinya
peningkatan terhadap derajat kesehatan masyarakat. Disamping
perkembangan pembangunan kesehatan tersebut, masih banyak pula
tantangan dan masalah pembangunan kesehatan yang belum sepenuhnya
dapat teratasi.
Pemerintah berupaya diberbagai bidang demi tercapainya
masyarakat indonesia dengan derajat kesehatan yang baik, mulai dari
program-program, infrastruktur, dan SDM. di bidang SDM pemerintah
menyiapkan para tenaga kesehatan untuk siap melaksanakan program dan
pekerjaannya dengan baik dan lebih baik. Peningkatan standar pendidikan
bagi perawat merupakan salah satu contohnya.
Perawat menjaga pasien 24 jam dalam sehari. perawat memiliki
tingkat kedehatan tertinggi dengan pasien. Dengan keberadaan perawat
sedemikian rupa memungkinkan bagi pasien untuk memperlihatkan
keadaan sebenarnya dari sakit yang diderita tidak hanya dari segi fisik
tetapi juga bio-psiko-sosio-spiritual-kultural. Dari kelima segi inilah
perawat menyusun asuhan keperawatannya mulai dari pengkajian,
perumusan diagnosa, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Tahap
implementasi keperawatan adalah tahap dimana perawat melakukan upaya
penyembuhan terrencana yang terutama walaupun dari tahap awal hingga
terakhir ini tidak dapat dipisahkan. Oleh karenanya penulis merasa perlu

1
untuk mengangkat dan mengkaji materi ini untuk dirumuskan dalam
sebuah makalah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian implementasi keperawatan?
2. Apa tujuan implementasi keperawatan?
3. Bagaimana pedoman dalam melaksanakan implementasi keperawatan?
4. Ada berapa kategori dalam implementasi keperawatan?
5. Bagaimana metode implementasi keperawatan?
6. Bagaimana tahap-tahap tindakan implementasi keperawatan?
7. Hal-hal apa saja yang harus di dokumentasikan dalam implementasi
keperawatan?
8. Bagaimana Pendokumentasi keperawatan tahap implementasi?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan yang dapat diambil dari rumusan masalah diatas
yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian implementasi keperawatan.
2. Untuk mengetahui tujuan implementasi keperawatan.
3. Untuk mengetahui pedoman dalam melaksanakan implementasi
keperawatan.
4. Untuk mengetahui kategori dalam implementasi keperawatan.
5. Untuk mengetahui metode implementasi keperawatan.
6. Untuk mengetahui tahap-tahap tindakan implementasi keperawatan.
7. Untuk mengetahui hal-hal apa saja yang harus di dokumentasikan
dalam implementasi keperawatan.
8. Untuk mengetahui Pendokumentasi keperawatan tahap implementasi.
.

2
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini yaitu:
1. Manfaat teoritis: secara teoritis makalah ini bermanfaat untuk
menambah wawasan tentang materi implementasi/tindakan
keperawatan..
2. Manfaat praktis
a. Bagi mahasiswa
Mahasiwa dapat mengetahui dan memahami mengenai materi
implementasi/tindakan keperawatan.
b. Bagi dosen
Dosen dapat menilai kinerja mahasiwa dalam pembuatan makalah
khususnya tentang implementasi/tindakan keperawatan, serta
dosen dapat memberikan materi bukan hanya dengan teori tetapi
juga dengan pemecahan masalah yang di tuangkan dalam bentuk
makalah

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Implementasi Keperawatan


Berikut merupakan pengertian implementasi keperawatan menurut
beberapa ahli, adalah sebagai berikut:
Menurut Asmadi (2008) implementasi adalah tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Kemampuan yang harus dimiliki perawat pada tahap implementasi adalah
kemampuan komunikasi yang efektif, kemampuan untuk menciptakan
hubungan saling percaya, dan saling bantu, kemampuan melakukan teknik
psikomotor, kemampuan melakukan observasi sistematis, kemampuan
memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi, dan kemapuan
evaluasi.
Menurut Setiadi (2012) implementasi adalah pengelolaan dan
perwujudan dari rencana keperawatan yang telah di susun pada tahap
perencanaan. Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien
terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan yang muncul dikemudian hari. Untuk kesuksesan pelaksanaan
implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat
harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan dalam
hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan. Proses
pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-
faktor lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi
implementasi keperawatan, dan kegiatan komunikasi.
Menurut Haryanto (2007) implementasi keperawatan adalah kategori
dari perilaku keperawatan, dimana perawat melakukan tindakan yang

4
diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan
keperawatan.
Menurut Potter & Perry (2011) implementasi keperawatan adalah
serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Jadi implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan dalam
proses keperawatan dimana perawat mengaplikasikan rencana asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan
dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan.

B. Tujuan Implemetasi Keperawatan


Berdasarkan Nurcholis (2014) tujuan dari tehnik implementasi
keperawatan pada asuhan keperawatan, antara lain:
1. Melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di
evaluasi untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode
yang singkat.
2. Mempertahankan daya tahan tubuh.
3. Mencegah komplikasi.
4. Menemukan perubahan system tubuh.
5. Memberikan lingkungan yang nyaman bagi klien.
6. Implementasi pesan dokter.

C. Pedoman Dalam Melaksanakan Implementasi Keperawatan


Menurut Sunaryo dkk (2015) beberapa pedoman dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan respons klien.
2. Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar
pelayanan professional, hukum dan kode etik keperawatan.
3. Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.

5
4. Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi
keperawatan.
5. Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana
intervensi keperawatan,
6. Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu
dalam upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri
(Self Care).
7. Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status
kesehatan.
8. Dapat menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien.
9. Memberikan pendidikan, dukungan dan bantuan.
10. Bersifat holistik.
11. Kerjasama dengan profesi lain.
12. Melakukan dokumentasi

D. Kategori Dalam Implementasi Keperawatan


Menurut Craven dan Hirnle (2000) secara garis besar terdapat tiga
kategori dari implementasi keperawatan, antara lain:
1. Cognitive Implementations
Meliputi pengajaran/pendidikan, menghubungkan tingkat
pengetahuan klien dengan kegiatan hidup sehari-hari, membuat
strategi untuk klien dengan disfungsi komunikasi, memberikan
umpan balik, mengawasi tim keperawatan, mengawasi penampilan
klien dan keluarga, serta menciptakan lingkungan sesuai kebutuhan,
dan lain lain.
2. Interpersonal Implementations
Meliputi koordinasi kegiatan-kegiatan, meningkatkan pelayanan,
menciptakan komunikasi terapeutik, menetapkan jadwal personal,
pengungkapan perasaan, memberikan dukungan spiritual, bertindak
sebagai advokasi klien, role model, dan lain lain.
3. Technical Implementations

6
Meliputi pemberian perawatan kebersihan kulit, melakukan aktivitas
rutin keperawatan, menemukan perubahan dari data dasar klien,
mengorganisir respon klien yang abnormal, melakukan tindakan
keperawatan mandiri, kolaborasi, dan rujukan, dan lain-lain.

E. Metode Implementasi Keperawatan


Berdasarkan Haryanto (2007) metode yang digunakan dalam tahap
implementasi keperawatan pada asuhan keperawatan yaitu sebagai berikut:
1. Membantu dalam aktifitas kehidupan sehari-sehari.
Aktifitas kehidupan sehari-hari adalah aktifitas yang biasanya
dilakukan dalam sepanjang hari normal: mencakup ambulasi, makan,
berpakaian, menyikat gigi, berhias.
2. Konseling
Konseling adalah metode implementasi yang mebantu klien
menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengenali dan
menangani stres dan yang memudahkan hubungan interpersonal
antara klien, keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Ini
berjtujuan untuk membantu klien menerima perubahan yang akan
terjadi, yang diakibatkan stres berupa dukungan emosional,
intelektual, spiritual, dan psikologis.
3. Penyuluhan
Penyuluhan adalah metode implementasi yang digunakan untuk
menyajikan prinsip prosedur, dan teknik yang tepat tentang
perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien
tentang status kesehatannya.
4. Memberikan asuhan keperawatan langsung.
5. Kompensasi untuk reaksi yang merugikan.
6. Teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien
untuk prosedur.
7. Mencapai tujuan perawatan.
8. Mengawasi dan mengevaluasi kerja dari anggota staf lain

7
F. Tahap-Tahap Tindakan Implementasi Keperawatan
Berdasarkan Ramdaniah (2014) tahap-tahap dalam tindakan
keperawatan adalah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan
Tahap awal tindakan keperawatan ini menuntut perawat untuk
mengevaluasi yang diindentifikasi pada tahap perencanaan.
2. Tahap Intervensi
Focus tahap pelaksanaan tindakan perawatan adalah kegiatan dan
pelaksanaan tindakan dari perencanaan untuk memenuhi kebutuhan
fisik dan emosional. Pendekatan tindakan keperawatan meliputi
tindakan : independen,dependen,dan interdependen.
3. Tahap Dokumentasi
Pelaksanaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan
yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses
keperawatan.

Adapun berdasarkan Nurcholis (2014) ada 3 tahap dalam tindakan


keperawatan, yaitu sebagai berikut:
1. Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan kegiatan:
a. Review antisipasi tindakan keperawatan
b. Menganalisis pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan
c. Mengetahui yang mungkin timbul
d. Mempersiapkan peralatan yang di perlukan
e. Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
f. Mengidentifikasi aspek aspek hukum dan etik
g. Intervensi

8
2. Pada tahap pelaksanaan.
a. Mengkomunikasikan/ menginformasikan kepada klien tentang
keputusan tindakan keperawatan yang akan dilakukan oleh
perawat.
b. Beri kesempatan kepada klien untuk mengekspresikan
perasaannya terhadap penjelasan yang telah diberikan oleh
perawat.
c. Menerapkan pengetahuan intelektual, kemampuan hubungan
antar manusia dan kemampuan teknis keperawatan dalam
pelaksanaan tindakan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
d. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat pelaksanaan tindakan
adalah energi klien, pencegahan kecelakaan dan komplikasi, rasa
aman, privacy, kondisi klien, respon klien terhadap tindakan yang
telah diberikan.
3. Pada tahap terminasi.
a. Terus memperhatikan respons klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah diberikan.
b. Tinjau kemajuan klien dari tindakan keperawatan yang telah
diberikan.
c. Rapikan peralatan dan lingkungan klien dan lakukan terminasi.
d. Lakukan pendokumentasian.

G. Hal-Hal Apa Saja Yang Harus Di Dokumentasikan Dalam Implementasi


Keperawatan
Berdasarkan Nurcholis (2014) adapun hal-hal yang perlu
didokumentasikan pada tahap implementasi:
1. Mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan.
2. Mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan
intervensi tersebut.
3. Mencatat semua jenis intervensi keperawatan termasuk:

9
Contoh : Mengornpres luka dengan betadin 5 % , hasil : luka tampak
bersih, pus tidak ada, tidak berbau.
4. Berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim kesehatan yang
telah melakukan intervensi.

H. Pendokumentasian keperawatan tahap implementasi


Menurut Dinarti, dkk (2013) implementasi proses keperawatan terdiri
dari rangkaian aktivitas keperawatan dari hari ke hari yang harus dilakukan
dan didokumentasikan dengan cermat. Perawat melakukan pengawasan
terhadap efektifitas intervensi yang dilakukan, bersamaan pula menilai
perkembangan pasien terhadap pencapaian tujuan atau hasil yang diharapkan.
Bagian dari pengumpulan data ini memprakarsai tahap evaluasi proses
keperawatan. Implementasi dicatat di CP 4 atau flow sheet yang spesifik.
Pada tahap ini, perawat harus melakukan melaksanakan tindakan
keperawatan yang ada dalam rencana keperawatan. Tindakan dan respon
pasien tersebut langsung dicatat dalam format tindakan keperawatan. Tulis
dengan kalimat aktif, seperti:
Rencana keperawatan : Timbang berat badan klien setiap 3 hari sekali
Implementasi : Menimbang berat badan klien
Respon : Berat badan pasien 60 kg
Petunjunjuk pendokumentasian adalah:
1. Catat tanggal dan waktu pelaksanaan intervensi keperawatan.
2. Pada observasi yang spesifik seperti: tanda-tanda vital, persetujuan
tindakan medic (informed concent), pengukuran tekanan vena sentral
(CVP), pengukuran intake out put dicatat flow sheet spesifik
dimaksud.
3. Catat tindakan atau pendidikan kesehatan kepada klien atau
keluarganya setelah tindakan tersebut dilakukan beserta hasil dan
respon klien.
4. Beri tanda tangan dan nama jelas pada tempat yang ter

10
Berikut ini merupakan format implementasi yang biasa dipakai:

Hari/ No
Jam Tindakan Keperawatan Evaluasi Formatif TTD
Tgl Dx

Manfaat dokumentasi tindakan keperawatan adalah:

1. Mengkomunikasikan tindakan-tindakan yang telah dilakukan untuk


pasien. Hal ini penting dilakukan untuk menghindarkan dari duplikasi
tindakan, misalnya: perawat A memberikan Ny. M obat oral
Amoksilin 500 mg, tetapi karena tidak dicatat, maka perawat B
memberikan obat kembali dengan nama dan dosis yang sama.
Kesalahan ini bisa saja terjadi, terutama jika pasien dan keluarga tidak
memperhatikan dengan detail jenis obat yang diberikan.
2. Menjadi dasar penentuan tugas dan jumlah perawat yang dibutuhkan
dalam suatu ruangan rawat.
3. Memperkuat pelayanan keperawatan sehingga menghindari dari
tindakan malpraktek.
4. Menjadi dasar perencanaan dan penggunaan alat serta bahan, sehingga
membantu perhitungan anggaran biaya Rumah Sakit.

11
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status
kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
Tujuan dari tehnik implementasi keperawatan adalah
melaksanakan hasil dari rencana keperawatan untuk selanjutnya di
evaluasi, untuk mengetahui kondisi kesehatan pasien dalam periode
yang singkat, mempertahankan daya tahan tubuh, mencegah
komplikasi, menemukan perubahan system tubuh, memberikan
lingkungan yang nyaman bagi klien, implementasi pesan dokter.
Adapun pedoman dalam pelaksanaan implementasi keperawatan
adalah berdasarkan respons klien, berdasarkan ilmu pengetahuan,
hasil penelitian keperawatan, standar pelayanan professional, hukum
dan kode etik keperawatan, berdasarkan penggunaan sumber-sumber
yang tersedia, sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat
profesi keperawatan mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada
dalam rencana intervensi keperawatan, harus dapat menciptakan
adaptasi dengan klien sebagai individu dalam upaya meningkatkan
peran serta untuk merawat diri sendiri (Self Care), menekankan pada
aspek pencegahan dan upaya peningkatan status kesehatan, dapat
menjaga rasa aman, harga diri dan melindungi klien, memberikan
pendidikan, dukungan dan bantuan, bersifat holistik, kerjasama
dengan profesi lain, melakukan dokumentasi.
Secara garis besar terdapat tiga kategori dari implementasi
keperawatan, antara lain, cognitive implementations, technical
implementations, interpersonil implementations.
Metode yang digunakan dalam tahap implementasi keperawatan
pada asuhan keperawatan yaitu membantu dalam aktifitas kehidupan

12
sehari-sehari, konseling, penyuluhan, memberikan asuhan
keperawatan langsung, kompensasi untuk reaksi yang merugikan,
teknik tepat dalam memberikan perawatan dan menyiapkan klien
untuk prosedur, mencapai tujuan perawatan, mengawasi dan
mengevaluasi kerja dari anggota staf lain.
Tahap-tahap dalam tindakan keperawatan yaitu tahap persiapan,
tahap intervensi, tahap dokumentasi.
Adapun hal-hal yang perlu didokumentasikan pada tahap
implementasi adalah mencatat waktu dan tanggal pelaksanaan,
mencatat diagnosa keperawatan nomor berapa yang dilakukan
intervensi tersebut, mencatat semua jenis intervensi keperawatan
termasuk berikan tanda tangan dan nama jelas perawat satu tim
kesehatan yang telah melakukan intervensi.
Pada pendokumentasian keperawatan tahap implementasi, perawat
harus melakukan melaksanakan tindakan keperawatan yang ada dalam
rencana keperawatan. Tindakan dan respon pasien tersebut langsung
dicatat dalam format tindakan keperawatan

B. Saran
Dengan ditulisnya makalah ini nantinya dapat dimanfaatkan
secara optimal terkait dengan pengembangan mata kuliah metodologi
keperawatan. Penulis menyarankan materi-materi yang ada dalam
tulisan ini dikembangkan lebih lanjut agar dapat nantinya
menghasilkan tulisan-tulisan yang bermutu. Demikianlah makalah ini
penulis persembahkan, semoga dapat bermanfaat.

13
LAMPIRAN
(CONTOH KASUS)

Pada tanggal 19 September 2017 pukul 10.00 WITA Ny. KS berumur 30


tahun datang ke RSU Bangli dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu.
Demam disertai dengan pusing dan badan menggigil. Ny. KS tampak pucat dan
lemas, mukosa bibir kering, kulit kemerahan teraba hangat dan akral dingin. Ny.
KS mengatakan tidak nafsu makan dan susah tidur pada malam hari karena panas
tubuhnya. Setelah dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital diperoleh data:
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Respirasi : 18 x/menit
Nadi : 70 x/menit
Suhu tubuh : 38,2° C

A. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
PASIEN

Nama : Ny. KS

Umur : 30 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Lainnya

Status perkawinan : Menikah

Agama : Hindu

Suku : Indonesia

Alamat : Serongga, Songan B. Kintamani

14
Tanggal masuk : 19 September 2017

Tanggal pengkajian : 19 September 2017

Sumber informasi : Pasien dan keluarga pasien

PENANGGUNG

Nama penanggung jawab : Tn. JN

Hub dgn pasien : Suami pasien

2. STATUS KESEHATAN
a. Status Kesehatan Saat Ini
 Keluhan utama
Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan demam.

 Alasan masuk Rumah Sakit dan perjalanan Penyakit saat ini


Pasien mengeluh demam sejak 4 hari yang lalu demam disertai
pusing.

 Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya


Keluarga pasien segera membawa pasien puskesmas agar
mendapat pengobatan segera namun panas tidak juga turun.
Kemudian keluarga membawa pasien ke RSU Bangli.

b. Status Kesehatan Masa Lalu


 Penyakit yang pernah dialami
Sebelumnya pasien pernah mengalami pengakit hipertensi.

 Pernah dirawat
Sebelumnya pasien belum pernah dirawat di rumah sakit.

 Alergi

15
Pasien tidak memliki alergi pada obat.

 Kebiasaan :(merokok/kopi/ alkohol/lain-lain yang merugikan


kesehatan)
Pasien mengatakan biasa meminum kopi 1 kali sehari saat setelah
makan pagi atau makan siang.

c. Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang menderita
penyakit seperti ini sebelumnya. Pasien juga mengatakan tidak ada
anggota keluarga yang menderita Hipertnsi, TBC, Asma, DM, dan
penyakit keturunan lainnya.

d. Diagnosa Medis dan therapy


Diagnosa Medis pasien : DHF Gr I

Therapy :

IVFD RI 30 tpm

Sanmol flash 3x 100 ml (IV)

Pamtoprazole 2 x 40 mg (IV)

Ondancentron 3 x 4 mg (IV)

Imboost 1 x 1 tab

Dehat 3 x 1 sachet

Hepabalance 2 x 1 tab

Amlodipine 1 x 10 mg p.o

3. POLA FUNGSI KESEHATAN (11 Pola Fungsional Gordon)


a. Pemeliharaan dan persepsi terhadap kesehatan

16
Persepsi pasien dalam menghadapi kondisi pasien mempercayakan
pelayanan kesehatan untuk menangani sakit yang dialami saat ini.
Keluarga pasien mengetahui penyakit pasien saat ini.

b. Pola Nutrisi/metabolic
Pasien mengatakan makan 3 kali sehari namun dengan posri yang
sedikit karena nafsu makan berkurang. Pasien mengatakan minum
banyak air ±3000 ml.

c. Pola eliminasi
Pasien mengatakan tidak ada masalah dengan BAB dan BAK sejak
MRS.

d. Pola aktivitas dan latihan


Kemampuan perawatan diri 0 1 2 3 4

Makan/minum 

Mandi 

Toileting 

Berpakaian 

Mobilisasi di tempat tidur 

Berpindah 

Ambulasi ROM 

0: mandiri, 1: alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain


dan alat, 4: tergantung total.

17
Okigenasi:

Pasien tidak menggunakan alat bantu untuk pemenuhan kebutuhan


oksigennya.

e. Pola tidur dan istirahat


Pasien mengatakan kurang cukup beristirahat karena sering terbangun
pada malam hari..

f. Pola kognitif-perseptual
Pasien mengatakan badannya panas dan sakit kepala. Pasien tampak
pucat dan kedinginan.

g. Pola persepsi diri/konsep diri


Pada saat pengkajian pasien berharap agar lekas sembuh.

h. Pola seksual dan reproduksi


Pasien berstatus menikah, dan memiliki anak.

i. Pola peran-hubungan
Dalam menjalankan peran-hubungannya Ny. LK dapat menjalin
hubungan baik dengan keluarga, perawat dan petugas kesehatan
lainnya dengan komunikasi verbal.

j. Pola manajemen koping stress


Keluarga mengatakan dalam pengambilan keputusan pasien dibantu
dengan keluarga.

k. Pola keyakinan-nilai
Pasien mengatakan keyakinannya selama sakit adalah tidak boleh
potong kuku.

18
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : Komposmentis
Tingkat kesadaran : komposmentis/ apatis/ somnolen/ sopor/ koma

GCS : verbal : 5 psikomotor :6 mata: 4

b. Tanda-tanda vital : Nadi : 70 x/menit Temp: 38,2°C


RR : 18 x/menit TD : 150/90 mmHg

c. Keadaan fisik (IPPA)


1) Kepala dan leher
Kepala : bentuk normochepale, tidak ada lesi, warna rambut
dominan hitam.

Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar tiroid, lesi tidak ada,


nadi karotis teraba.

2) Dada
 Paru : frekuensi nafas normal, batuk tidak ada, sumbatan
jalan nafas tidak ada, suara nafas vesikular.
 Jantung : Nadi 70x/menit, kekuatan (kuat), irama teratur.
3) Payudara dan ketiak
Tidak ada benjolan di payudara dan ketiak.

4) Abdomen
Perut tidak kembung, tidak terdapat distensi dan meteorismus, tidak
ada nyeri tekan.

5) Genetalia
Pasien tidak menggunakan alat bantu untuk BAK dan BAB.

6) Integumen
Tugor kulit baik, warna kulit sawo matang

7) Ekremitas
 Atas

19
Akral hangat, tidak ada edema, terpasang infus di tangan kiri.

 Bawah
Tidak ada edema, tidak ada lesi.

5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Data laboratorium yang berhubungan : Hasil pemeriksaan
Laboratorium BOOD OT
ID = 9868 NI LUH NIK

SEQ = 1638

DATE = 08.05/2017

TIME = 20:21:28

NORMAL RANGE

WBC = 6.9 109/1 3.5 : 10.0

LYM%= L 13.2 % 15.0 : 50.0

LYM = 0.9 109/1 0.5 : 5.0

MID% = 3.1 % 2.0 : 15.0

MID = 0.2 109/1 0.1 : 1.5

GRA% = H 83.7 % 35.0 : 80.0

GRAN = 5.8 109/1 1.2 : 8.0

RBC = 4.62 1012/1 3.50 : 5.50

HGB = L 9.7 g/dl 11.5 : 16.5

HCT = L 29.8 % 35.0 : 55.0

MCV = L 64.5 fl 75.0 : 100.0

20
MCH = L 20.9 pg 25.0 : 35.0

MCHC = 32.4 g/dl 31.0 : 38.0

RDW%= H 19.4 % 11.0 : 16.0

RDWa = 51.2 fl 30.0 : 150.0

PLT = L 75 109/1 150 : 400

MPV = L 7.6 fl 8.0 : 11.0

PDW = 12.0 fl 0.1 : 99.9

PCT = 0.05 % 0.01 : 9.99

LPCR = 14.9 % 0.1 : 99.9

B. ANALISA DATA
No Tanggal Data fokus Etiologi Masalah

1. 19 DS : Vektor Aedes Hipertermi


September Aegypti
Pasien mengatakan demam
2017
sejak 4 hari yang lalu. Demam
disertai dengan pusing dan
Virus yang
badan menggigil.
masuk melalui
DO : kulit yang
tergigit nyamuk
Tekanan Darah :150/90 mmHg
Respirasi : 18 x/menit
Nadi : 70 x/menit
Viremia
Suhu tubuh : 38,2° C
WBC : 6,9 L 103/mm3
HCT : 29,8%
Stimulasi sel
HGB : 9,7 g/dl
makrofag DMN
PLT : 75 L 103/mm3

21
Pasien tampak pucat dan lemas, untuk produksi
mukosa bibir kering, kulit pirogen endogen
kemerahan teraba hangat dan
akral dingin.
Masuk
hipotalamus

Mengacaukan
termoregulasi

Hiperpireksia

Hipertermia

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Hipertermia berhubungan dengan penyakit ditandai dengan demam disertai
dengan pusing dan badan menggigil. Pasien tampak pucat dan lemas, mukosa
bibir kering, kulit kemerahan teraba hangat dan akral dingin. TD: 150/90 mmHg,
RR: 18 x/menit, N: 70 x/menit, Suhu: 38,2° C. WBC : 6,9 L 103/mm3, HCT
: 29,8%, HGB : 9,7 g/dl , PLT : 75 L 103/mm3

D. PERENCANAAN
Hari/ No Tujuan Intervensi Rasional

Tgl Dx (NOC) (NIC)

22
Selasa 1. Thermoregulation 1. Observasi keadaan 1. Mengetahui
, 19 umum pasien. perkembangan
Setelah dilakukan
Sept 2. Monitor TTV kondisi pasien.
asuhan keperawatan
2017 3. Monitor warna 2. Tanda vital
selama 2 x 24 jam
kulit. merupakan acuan
tindakan diharapkan
4. Berikan obat untuk mengetahui
hipertermia berkurang.
antipiretik. keadaan umum
Kriteria hasil: 5. Tingkatkan intake pasien.
cairan. 3. Perubahan warna
1. Suhu tubuh dalam
6. Anjurkan menjadi salah
rentang normal
beristirahat. satu indicator
(36-37°C).
7. Manajemen nutrisi tanda
2. Nadi dan RR
hipertermia.
dalam rentang
4. Membantu dalam
normal (N: 60-100
penurunan panas.
x/menit, R: 16-20
5. Peningkatan suhu
x/menit).
tubuh
3. Tidak ada
mengakibatkan
perubahan warna
penguapan tubuh
kulit.
meningkat
4. Tidak ada pusing.
sehingga perlu
diimbangi dengan
asupan cairan
yang
banyak/adekuat.
6. Meminimalisir
produksi panas
yang diproduksi
tubuh.
7. Untuk
mengetahui

23
intake nutrisi
yang dibutuhkan.

E. IMPLEMENTASI
Hari/ No Evaluasi Formatif
Jam Tindakan Keperawata TTD
Tgl Dx

Selasa 13.00 1 Mengkaji keadaan umum Pasien tidak menggigil lagi,


, 19 pasien tampak tidak terlalu pucat.
Sept
2017

13.05 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 37,2°C


tanda vital lainnya setiap 6
R: 30 x/menit
jam
N: 76 x/menit

TD: 140/80 mmHg

13.15 1 Memonitor warna kulit Warna kemerahan pada


pasien kulit sudah berkurang.

13.30 1 Memberikan obat Obat masuk dengan lancar,


antipiretik (Paracetamol reaksi alergi tidak ada.
flash 100 ml)

13.35 1 Manajemen intake dan Infus lancar, tidak ada


output cairan (memonitor tanda-tanda infeksi.
dan mengganti cairan infuse
Pasien minum banyak air
RL 20 tpm)
±1500 ml.

24
13.40 1 Anjurkan pasien untuk Pasien mengatakan tidak
beristirahat banyak bisa tidur karena panas
tubuhnya.

13.45 1 Manajemen nutrisi Nafsu makan pasien


berkurang, makanan hanya
habis ½ porsi.

19.00 1 Mengkaji keadaan umum Pasien tampak lebih baik,


pasien wajah terlihat lebih segar,
suhu tubuh menurun.

19.05 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 35°C


tanda vital lainnya setiap 6
N: 78 x/menit
jam
R: 26 x/menit

TD: 120/90 mmHg

19.15 1 Manajemen nutrisi Tidak ada peningkatan


nafsu makan. Pasien hanya
menghabiskan ½ porsi
makanannya.

22.00 1 Memberi terapi injeksi Obat masuk dengan lancer,


(Ondancentron 1 ampul) tidak ada tanda-tanda alergi.

Rabu, 01.00 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 36,8°C


20 tanda vital lainnya setiap 6
N: 78 x/menit
Sept jam
2017 R: 26 x/menit

TD: 120/90 mmHg

06.00 1 Memberikan terapi obat Obat masuk dengan lancar,

25
Omeprazol 1 vial dan tidak ada tanda-tanda alergi.
Ondancentron 1 ampul.

07.00 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 36°C


tanda vital lainnya setiap 6
N: 78 x/menit
jam
R: 26 x/menit

TD: 120/90 mmHg

07.35 1 Mengkaji keadaan umum Pasien tampak tenang dan


pasien tidak pucat.

07.40 1 Monitor warna kulit pasien Warna kemerahan pada


kulit semakin berkurang.

07.45 1 Manajemen asupan nutrisi Pasien hanya menghabiskan


pasien. ½ porsi makanan yang
diberikan.

08.00 1 Manajemen intake dan Mengganti cairan infuse


output cairan (memonitor yang sudah habis. Infus
dan mengganti cairan infuse lancar, tidak ada tanda-tanda
RL 20 tpm) infeksi.

13.00 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 37,2°C


tanda vital lainnya setiap 6
N: 78 x/menit
jam
R: 26 x/menit

TD: 130/90 mmHg

13.15 1 Manajemen asupan nutrisi Pasien hanya menghabiskan


pasien. ½ porsi makanan yang

26
diberikan.

13.20 1 Manajemen intake dan Infus lancar, tidak ada


output cairan (memonitor tanda-tanda infeksi.
cairan infuse RL 20 tpm)
Pasien minum banyak air
±1500 ml.

13.25 1 Anjurkan pasien untuk Pasien tampak menerima


beristirahat banyak saran yang diberikan dan
segera beristirahat.

19.00 Mengkaji keadaan umum Pasien tampak menggigil,


pasien kulit teraba hangat dan
wajah pucat.

19.05 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 38,4°C


tanda vital lainnya setiap 6
N: 86 x/menit
jam
R: 28 x/menit

TD: 140/90 mmHg

19.10 1 Memberikan obat Obat masuk dengan lancar,


antipiretik (Paracetamol reaksi alergi tidak ada.
flash 100 ml)

19.15 1 Manajemen asupan nutrisi Pasien hanya menghabiskan


pasien. ½ porsi makanan yang
diberikan.

20.00 1 Manajemen intake dan Mengganti cairan infuse


output cairan (memonitor yang sudah habis. Infus
dan mengganti cairan infuse lancar, tidak ada tanda-tanda

27
RL 20 tpm) infeksi.

22.00 1 Memberi terapi injeksi Obat masuk dengan lancar,


(Ondancentron 1 ampul) reaksi alergi tidak ada.

Kamis 01.00 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 38,8°C


, 21 tanda vital lainnya setiap 6
N: 92 x/menit
Sept jam
2017 R: 30 x/menit

TD: 130/90 mmHg

01.05 1 Memberikan obat Obat masuk dengan lancar,


antipiretik (Paracetamol reaksi alergi tidak ada.
flash 100 ml)

06.00 1 Memberikan terapi obat Obat masuk dengan lancar,


Omeprazol 1 vial dan tidak ada tanda-tanda alergi.
Ondancentron 1 ampul.

07.00 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 37,9°C


tanda vital lainnya setiap 6
N: 78 x/menit
jam
R: 26 x/menit

TD: 120/90 mmHg

07.35 1 Mengkaji keadaan umum Pasien tampak pucat.


pasien

07.40 1 Monitor warna kulit pasien Warna kemerahan pada


kulit sudah berkurang.

07.45 1 Manajemen asupan nutrisi Pasien bisa menghabiskan 1


pasien. porsi makanan yang

28
diberikan.

08.20 1 Manajemen intake dan Mengganti cairan infuse


output cairan (memonitor yang sudah habis. Infus
dan mengganti cairan infuse lancar, tidak ada tanda-tanda
RL 20 tpm) infeksi.

13.00 1 Memonitor suhu dan tanda- T: 37,2°C


tanda vital lainnya setiap 6
N: 78 x/menit
jam
R: 26 x/menit

TD: 130/90 mmHg

13.10 1 Manajemen asupan nutrisi Pasien hanya menghabiskan


pasien. ½ porsi makanan yang
diberikan.

13.15 1 Manajemen intake dan Infus lancar, tidak ada


output cairan (memonitor tanda-tanda infeksi.
cairan infuse RL 20 tpm)
Pasien minum banyak air
±1500 ml.

13.20 1 Anjurkan pasien untuk Pasien tampak menerima


beristirahat banyak saran yang diberikan dan
segera beristirahat.

29
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC


Craven & Hirnle. 2000. Fundamentals of Nursing. Philadelphia: Lippincott
Dinarti, dkk. 2013. Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Media
Diskes. Bali. 2013. Latar Belakang. (Online) Dikutip dari
http://www.diskes.baliprov.go.id/id/Latar-Belakang24. diakses pada 20
September 2017
Haryanto, 2007. Konsep Dasar Keperawatan dengan Pemetaaan Konsep
(Concept Mapping). Salemba Medika : Jakarta.
Nurcholis,M. 2014. Makalah Dokumentasi Keperawatan Implementasi
Keperawatan. (Online). Dikutip dari
http://www.academia.edu/8537857/Makalah_Dokumentasi_Keperawatan_
Implementasi_Keperawatan. Diakses pada 20 september 2017
Potter, Perry. 2011. Fundamental Keperawatan. Edisi. EGC : Jakarta
Ramdaniah, Suci. 2014. Tahap-Tahap Proses Keperawatan. (Online). Dikutip
dari https://www.academia.edu/11502947/Tahap-
Tahap_Proses_Keperawatan. Diakses pada 20 September 2017
Setiadi. 2012. Konsep Dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan(Teori
Dan Praktik). Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sunaryo, dkk. 2015. Asuhan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Perpustakaan
Nasional

30

Anda mungkin juga menyukai