Sumber hukum utama yang menjadi landasan dan ruang lingkup kehidupan dari
industry pasar modal adalah Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Bidang Pasar Modal (PP ini mencabut keberlakuan Keppres Nomor 53
Tahun 1990 tentang Pasar Modal), Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995
tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal serta selebihnya adalah
peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (POJK).
Apabila hal ini terjadi maka bukan saja perbuatan tersebut menjadi perbuatan
yang tidak biasa, bahkan perbuatan itu akan mengakibatkan orang dalam tersebut
1
Azril Sitompul (et.al), Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Bandung, Citra, 2007, hlm. 3-4.
1
dapat dikenakan tuduhan melakukan kejahatan pasar modal yang dinamakan insider
trading atau perdagangan orang dalam. Yang disebut orang dalam adalah direksi,
komisaris, pemegang saham utama atu orang yang mempunyai relasi dekat dengan
manajemen emiten. Insider trading merupakan istilah teknis yang hanya dikenal di
pasar modal. Istilah tersebut mengacu kepada praktik di mana orang dalam (corporate
insider) melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi eksklusif yang
mereka miliki yang belum tersedia bagi masyrakat atau investor. Insider trading adalah
istilah yang dipinjam dari praktek perdagangan saham yang tidak fair di Amerika yang
dihubungkan dengan penggunaan informasi-informasi yang confidential oleh pejabat
perusahaan yang karena jabatannya dapat menarik keuntungan, sebab informasi
tersebut tidak diberikan kepada masyarakat luas.2
Praktik insider trading terjadi apabila seseorang membeli atau menjual saha
berdasarkan informasi dari orang dalam yang tidak publik sifatnya. Posisi investor yang
memperoleh informasi dari orang dalam tersebut lebih baik dibandingkan dengan
2
Erman Radjaguguk, Keungkinan-kemungkinan Tindak Pidana dalam Kegiatan Pasar Modal, makalah
seminar potensi-potensi Kejahatan di Bursa Efek, Senat Mahasiswa Fakultas Hukum UII, Yogyakarta, 28 September,
1996, hlm. 2.
2
investor lain dalam perdagangan saham. Mereka melakukan perdagangan saham yang
tidak fair. Sebab, praktik insider trading menciptakan distorsi pada harga saham, karena
harga saham tersebut tidak direfleksikan berdasarkan informasi pasar yang efisien.
Untuk menghindari akibat yang berpotensi merugikan dan melindungi investor dari
praktik insider trading, maka insider trading dikategorikan dalam penipuan. Peraturan
Pasar Modal Indonesia juga telah membuat larangan insider trading.3
Menurut ahli hukum, insider trading merupakan suatu bentuk transaksi efek yang
dilarang. Hal ini disebabkan antara lain oleh:4
1. Insider trading berbahaya bagi mekanisme pasar yang fair dan efisien. Hal
tersebut akan berakibat pada:
b. Perlakuan yang tidak adil diantara pelaku pasar (market egalitarism theory
atau fair play).
3
I.G. Raywidjaja, Hukum Pasar Modal, Jakarta: Maspion, 2001. hlm. 214
4
Najib A. Gisymar, Op-Cit, hlm. 52-53.
3
3. Kerugian bagi investor. Kerugian tersebut disebabkan karena investor
membeli efek pada harga yang mahal dan menjualnya pada harga yang
murah, sehingga investor merasa dirugikan dan tidak mendapatkan
perlindungan.
Dampak insider trading bagi pasar modal di Indonesia, merupakan hal yang
sangat merugikan bagi investor yang tidak memiliki akses kepada orang dalam, dan
undang- undang pasar modal di Indonesia masih memakai fiduciary duty dalam
menetapkan kejahatan insider trading, dimana undang-undang pasar modal Indonesia
merupakan produk dari anglo saxon, akan tetapi Negara seperti Amerika Serikat
sekarang telah meninggalkan fiduciary duty theory (menetapkan orang dalam dengan
konsep traditional insider) dengan mengembangkan konsep baru misappropriation
theory untuk menjerat pelaku insider trading.
Perlindungan hukum investor menjadi salah satu kunci bagi keberhasilan pasar
modal baik sebagai alternatif pembiayaan maupun sarana investasi. Tanpa adanya
kepastian hukum khususnya penegakan hukum bagi pelanggaran di pasar modal, maka
dapat dipastikan investor enggan menanamkan modalnya. Pada dasarnya UUPM telah
meletakkan landasan bagi penegakan hukum untuk setiap pelanggaran terthadap
kegiatan pasar modal, yakni:5
5
Lastuti Abubakar, Transaksi Derivatif Di Indonesia: Tinjauan Hukum Tentang Perdagangan Derivatif Di
Bursa Efek, Bandung, Books Terrace & Library, 2009, hlm. 316.
4
salah satunya perdagangan orang dalam (insider trading), Bab XI Pasal 90- Pasal 99
Tentang Penipuan, manipulasi pasar dan perdagangan orang dalam, yang secara tegas
mengklasifikasikan pelanggaran-pelanggaran tersebut ke dalam tindak pidana. Romli
atmasasmita berpendapat bahwa UUPM merupakan undang-undang administratif yang
diberi kekuatan sanksi baik sanksi administratif maupun sanksi pidana. UUPM bukan
undang-undang pidana khusus sekalipun di dalamnya dimuat ketentuan sanksi,
sehingga setiap pelanggran pidana terhadap UUPM lebih tepat disebut sebagai tindak
pidana dalam kegiatan praktik pasar modal, bukan tindak pidana pasar modal.6
6
Ibid, hlm.317.
5
Perlindungan hukum kepada investor akibat insider trading sebenarnya masih
kurang, karena kurangnya peraturan yang mengatur tentang hukuman maupun kriteria-
kriteria pelaku insider trading yang semakin berkembang mengikuti perkembangan
seperti di Amerika Serikat. Karena perlindungan hukum terhadap investor sangat
diperlukan bila terjadi insider trading. Perlindungan hukum tersebut dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu dengan memberikan kepastian hukum melalui peraturan
perundang-undangan dan kepastian hukum melalui penegakan hukumnya. Dengan
adanya kepastian hukum melalui peraturan perundang-undangan akan memberikan
perlindungan kepada investor untuk mendapatkan informasi yang lengkap, akurat dan
benar sehingga investor dapat mengambil keputusan yang benar karena didukung oleh
informasi yang kuat. Selain itu adanya kepastian hukum melalui penegakan hukumnya
yang dilakukan oleh Bapepam (sekarang OJK) dengan melakukan tindakan preventif,
yakni dalam bentuk aturan, pedoman, bimbingan, dan pengarahan dan tindakan
represif, yakni dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan penerapan sanksi-sanksi
akan dapat membangun kepercayaan dari para investor terhadap pasar modal itu
sendiri.
6
pemodal beralih ke Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas
Jasa Keuangan (selanjutnya disingkat OJK).
Pembentukan Securities Investor Protection Fund (SIPF) memang tidak
diamanatkan secara langsung dalam UUPM namun, jika dikaji berdasarkan Pasal 4
UUPM yang menyatakan bahwa pembinaan, pengaturan, dan pengawasan dalam
pasar modal memiliki tujuan agar terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar,
dan efesien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.
7
risiko yang dilindungi oleh SIPF.8 Berdasarkan teori perlindungan hukum,
menurut Fitzgerald , teori perlindungan hukum Salmond bahwa hukum
bertujuan mengintegrasikan dan mengkoordinasikan berbagai kepentingan
dalam masyarakat karena dalam suatu lalulintas kepentingan, perlindungan
terhadap kepentingan tertentu dapat dilakukan dengan cara membatasi
berbagai kepentingan di lain pihak. Perlindungan hukum harus melihat tahapan
yakni perlindungan hukum lahir dari suatu ketentuan hukum dan segala
peraturan hukum yang diberikan oleh masyarakat yang pada dasarnya
merupakan kesepakatan masyarakat tersebut untuk mengatur hubungan
perilaku antara angota-anggota masyarakat dan antara perseorangan dengan
pemerintah yang dianggap mewakili kepentingan masyarakat. Pembentukan
lembaga SIPF di Indonesia untuk memberikan perlindungan hukum bagi para
investor. Investor tergolong sebagai masyarakat yang dalam menjalankan
aktivitas hidupnya perlu memperoleh perlindungan yang sudah menjadi haknya.
Pengaturan hubungan antara kehidupan bermasyarakat oleh pemerintah suatu
negara sebagai regulator menjadi sangat penting.
Pada akhirnya pelanggaran yang signifikan dari segi jumlah dan kualitas akan
meruntuhkan kredibilitas pasar modal.9 Berdasarkan hal tersebut dapat menjadi alasan
dibentuknya SIPF di Indonesia. Kedewasaan dan kematangan para investor dalam
melakukan aktivitas di bidang pasar modal terus-menerus dituntut, jangan terlalu rentan
terhadap rumor dan isuu yang diciptakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung
jawab, serta semakin terlatih dalam menganalisis risiko investasi dan membaca hal-hal
yang semula tidak dapat di prediksi menjadi sesuatu yang dapat diolah dan mampu
mengambil keputusan yang tepat dan aman.10 Dibentuknya SIPF di Indonesia
diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan dan memberikan kepastian hukum
investor pada pasar modal di Indonesia.
8
Gozha Primanda dan Wenny Setiawati, Analisis Pendirian Lembaga Securities Investor Protection Fund
(Dana Perlindungan Pemodal) sebagai Upaya Perlindungan terhadap Investor dalam Hukum Pasar Modal
Indonesia (Studi Komparasi antara Amerika Serikat dan Singapura), Universitas Indonesia, 2014, www.lib.ui.ac.id.,
diakses pada tanggal 1 Mei 2017, pukul 18.45 WIB.
9
Ibid., hlm. 262.
10
Ibid., hlm. 280.
8
Resume Kelompok III : Pemegang Saham Publik Terhadap Tindakan Go Private
yang Dilakukan Perseroan Terbatas Ditinjau dari Teori Kepastian Hukum.
9
PraxairIndonesia, Tbk, beberapa perusahaan terbuka lain yang melakukan go
privateantara lain adalah PT Pfizer Indonesia, Tbk. (2002), PT Miwon Indonesia,
Tbk.(2002), PT Indocopper Investama Tbk. (2002), PT Bayer Indonesia, Tbk. (2003),PT
Central Proteinaprima Tbk. (2004), PT Surya Hidup Satwa, Tbk. (2004), PTIndosiar
Visual Mandiri Tbk. (2004), PT Multi Agro Persada, Tbk. (2005), dan PTKomatsu
Indonesia, Tbk. (2005).
10
setiap perseroan yang akanmelakukan go privat harus mendapatkan persetujuan dari
RUPS dan denganpersetujuan Menteri Kehakiman RI (Pasal 19 ayat (1) juncto Pasal
21 ayat (1)UUPT), akan tetapi apabila UUPT tersebut berjalan sendiri tanpa
adanyaPeraturan No. IX.E.1 - Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep-
412/BL/2009 Tentang Benturan Kepentingan, maka keputusan go privateditentukan
oleh pemegang saham majoritas yang memang berkepentingandengan transaksi
tersebut, tanpa memperhatikan kepentingan-kepentingan daripemegang saham publik
(minoritas). Diundangkannya peraturan mengenaibenturan kepentingan, meskipun tidak
memiliki suara majoritas pemegangsaham independen yang tidak setuju dengan proses
go private dapat menolakrencana go private. Peraturan tersebut mensyaratkan bahwa
go private hanyadapat dilakukan dengan persetujuan RUPS Pemegang Saham
Independen yangdihadiri oleh lebih dari 50% saham yang dimiliki Pemegang Saham
Independen,dan disetujui oleh lebih dari 50% saham yang dimiliki oleh Pemegang
Saham Independen.
11
Masyarakat tidak boleh pasif dalam usaha untuk mencapai kesejahteraannya
sendiri. Pembangunan ekonomi Indonesia harus dilaksanakan dengan segenap daya
yang ada, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun yang dimiliki oleh masyarakat.
Pembangunan ekonomi Indonesia selalu mengikuti kebijakan yang ditempuh oleh
pemerintah yang berkuasa dari waktu ke waktu. Pada masa pemerintahan orde lama,
Indonesia menerapkan kebijakan ekonomi yang tertutup (inward oriented). Prinsip
berdiri di atas kaki sendiri (berdikari) dan kebijakan untuk tidak menerima bantuan dari
pihak luar mengakibatkan ekonomi nasional mengalamistagnasi. Pemerintah orde lama
juga menetapkan kebijakan anti investasi asing dengan semboyan go to hell with your
aid, dan bahkan melakukan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing
yang ada di Indonesia.
12
maupun luar negeri serta menggerakkan pasar obligasi pemerintah (termasuk ORI).
Sasaran yang dituju dalam program ini adalah:
Penjaminan dari sudut hukum perdata sangat erat kaitannya dengan sebuah
penanggungan. Pada dasarnya, suatu penanggungan merupakan persetujuan, bahwa
untuk kepentingan dari kreditor seseorang/pihak ketiga berjanji dan mengikatkan diri
untuk memenuhi kewajiban debitor manakala debitor tidak memenuhi kewajiban-
kewajibannya kepada kreditor.11 Penanggungan yang disebutkan di atas mirip dengan
keberadaan jaminan dari pihak pemerintah atas Obligasi Negara Ritel yang terdapat
pada Undang-Undang No. 24 Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara, meskipun tidak
dapat dipersamakan dengan itu. Ketentuan yang termuat pada Pasal 1 UU NO. 24
Tahun 2002 tentang Surat Utang Negara menyebutkan bahwa Surat utang negara
adalah surat berharga yang berupa surat pengakuan utang yang dijamin pembayaran
bunga dan pokoknya oleh Negara Republik Indonesia sesuai dengan masa berlakunya.
Untuk menjamin keberadaan SBSN maka pada tanggal 7 Mei 2008 Pemerintah
telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2008 yaitu mengenai Surat
Berharga Syariah Negara (SBSB/SUKUK). Surat Berharga Syariah Negara
11
R. Subekti, Aneka Perjanjian, Cetakan kesepuluh, Citra Aditya Bakti, Bandung 1995, hlm.164
13
(SBSN/SUKUK) ini adalah berupa surat berharga Negara yang diterbitkan berdasarkan
prinsip syariah sebagai bukti atas bagian penyertaan terhadap Aset SBSN, baik dalam
mata uang rupiah maupun valuta asing. Pengesahan Undang-Undang tersebut menjadi
hal yang sangat penting dan paling dinanti oleh para investor, baik oleh investor asing
maupun investor domestik. Dasar pertimbangan Pemerintah pada saat menyusun dan
mengesahkanundang-undang tersebut adalah Fatwa Dewan Syariah Nasional
No.32/DSN-MUI/IX/2002, yaitu dalam rangka mendukung keberhasilan
pembangunannasional guna mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945.
Surat Berharga Syariah Negara wajib mencantumkan ketentuan dan syarat yang
mengatur, antara lain mengenai :
i. Penerbit
xii. Ketentuan tentang hak untuk membeli kembali SBSN sebelum jatuh tempo
14
SBSN diterbitkan dalam bentuk warkat atau tanpa warkat yang dapat
Dalam hal SBSN tanpa warkat bukti kepemilikan yang otentik dan sah adalah
pencatatan kepemilikan secara elektronis. Dimaksudkan agar pengadministrasian data
kepemilikan (registry) dan penyelesaian transaksi perdagangan SBSN di Pasar
Sekunder dapat diselenggarakan secara efisien,cepat, aman, transparan, dan dapat
dipertanggungjawabkan.Surat Berharga Syariah Negara Adalah Surat Utang Negara.
SBSN secara formal merupakan suatu grup debt instrument yang merupakan kontrak
dengan sejumlah pembayaran yang tetap dari yang mengeluarkan atau yang
memegang SBSN tersebut. SBSN pada saat jatuh tempo pembayaran kewajiban
Imbalan dan Nilai nominal dapat melebihi perkiraan anggaran disebabkan oleh, antara
lain: perbedaan kurs, dan/atau tingkat imbalan.
15