Anda di halaman 1dari 18

Pengertian dan Instrumen Pasar Modal

A. Pengertian Pasar modal


Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan securitas. Dengan
demikian, pasar modal juga bisa di artikan sebagai pasar untuk memperjualbelikan
securitas yang umumnya memiliki umur lebih dari setahun, seperti saham dan obligasi.
Sedangkan tempat terjadinya jual beli sekuritas disebut dengan Bursa Efek. Oleh karena
itu, bursa efek merupakan arti dari pasar modal secara fisik. Untuk kasus di indonesia
terdapat satu bursa efek, yaitu Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak tahun 2007, Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES), bergabung dan berubah nama menjadi
Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pasar modal juga berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini menunjukkan
peran penting pasar modal dalam menunjang perekonomian karena pasar modal dapat
menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang mempunyai
kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana
yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana dapat
memilih alternatif investasi yang memberikan return yang paling optimal.

 Pasar Perdana
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan emiten menjual sekuritasnya
kepada investor umum untuk pertama kalinya. Perusahaan sebelumnya
mengeluarkan prospektus yang berisi informasi perusahaan secara detail. Prospektus
berfungsi untuk memberikan informasi mengenai kondisi perusahaan kepada para
calon investor sehingga dengan adanya informasi tersebut, investor akan bisa
mengetahui prospek perusahaan di masa datang, dan selanjutnya tertarik untuk
membeli sekuritas yang diterbitkan emiten.

 Pasar Sekunder
Pasar sekunder merupakan tempat perdagangan atau jual-beli sekuritas oleh
dan antar investor setelah sekuritas emiten dijual di pasar perdana.

Perdagangan di pasar sekunder dapat dilakukan di dua jenis pasar, yaitu:

 Pasar lelang (auction market).


Pasar sekuritas yang melibatkan proses pelelangan (penawaran) pada sebuah
lokasi fisik.
 Pasar negosiasi (negotiated market).
Pasar negosiasi terdiri dari jaringan berbagai dealer yang menciptakan pasar
tersendiri di luar lantai bursa bagi sekuritas, dengan cara membeli dari dan menjual
ke investor. Pasar negosiasi juga sering disebut dengan istilah over the counter
market (OTC) atau di Indonesia dikenal sebagai bursa paralel.

B. Instrumen Pasar Modal (Sekuritas)


Instrumen Pasar Modal dalam konteks praktis lebih banyak dikenal dengan sebutan
Sekuritas. Sekuritas atau juga disebut Surat Berharga, merupakan asset financial yang
menyatakan klaim keuangan. Undang-undang pasar modal No. 8 Tahun 1995
mendefinisikan efek adalah surat berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat
berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Sekuritas
diperdagangkan di pasar finansial, yang terdiri dari pasar modal dan pasar uang.

Pasar uang pada dasarnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka pendek baik yang
dikeluarkan oleh bank dan perusahaan umumnya maupun pemerintah. Di pasar uang,
sekuritas yang diperjualbelikan antara lain adalah sertifikat bank Indonesia (SBI), surat
berharga pasar uang, commercial paper, promissory notes, call money, repurchase
agreement, banker’s acceptance, surat perbendaharaan negara, dan lain-lain.

Pasar modal pada perinsipnya adalah pasar untuk sekuritas jangka panjang baik
berbentuk hutang maupun ekuitas (modal sendiri) serta berbagai produk. Berbagai
sekuritas jangka panjang yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara
lain adalah saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi
negara, bukti rigth, warant, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan reksa dana.

C. Sekuritas di Pasar Ekuitas


Sekuritas yang diperdagangkan di pasar bersifat ekuitas Indonesia adalah saham.
Baik saham biasa maupun saham preferen serta bukti right dan waran. Dari keempat
sekuritas ini, saham biasa merupakan sekuritas yang terpenting dan paling dikenal oleh
masyarakat Indonesia. Oleh karenanya, sebutan pasar ekuitas dimengerti sebagai pasar
saham dan sebutan saham sering dimaksudkan sebagai saham biasa.

 Saham biasa

Saham biasa menyatakan kepemilikan suatu perusahaan. Saham biasa adalah


sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Apabila seorang
investor memiliki 1 juta lembar saham biasa suatu perusahaan dari total saham biasa
yang berjumlah 100 juta lembar, maka ia memiliki 1 persen perusahaan tersebut.
Sebagai pemilik, pemegang saham biasa perusahaan mempunyai hak suara proporsional
pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan
dalam rapat umum pemegang saham (RUPS).
o Deviden
Pemegang saham biasa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva
perusahaan. Apabila perusahaan menghasilkan laba, sebagian atau seluruh laba
dapat dibagikan kepada pemiliknya yaitu pemegang saham sebagai dividen. Pada
umumnya, dividen yang dibayarkan perusahaan kepada pemegang saham adalah
rupiah tunai yang disebut dividen tunai (cash dividend). Namun pembagian dan
besarnya dividen tidaklah dijamin. Dari tahun ke tahun, besarnya rupiah dividen
tunai yang dibagikan bisa berubah naik turun ataupun tetap dan bahkan juga bisa
tidak dibagikan.
o Deviden Saham
Dividen saham (stock dividend) adalah dividen yang dibagikan oleh
perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk saham baru sehingga
meningkatkan jumlah saham yang dimiliki pemegang saham.

 Saham preferen

Saham preferen (preferred stock) merupakan satu jenis sekuritas ekuitas yang
berbeda dalam beberapa hal dengan saham biasa, dividen pada saham preferen
biasanya dibayarkan dalam jumlah tetap dan tidak pernah berubah dari waktu ke waktu.
Saham preferen merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan (hybrid) antara
saham biasa dan obligasi.

Di pasar modal Indonesia, saham preferen tidak populer. Ada hanya sedikit saham
preferen yang diterbitkan perusahaan. Dari sedikit yang adapun, saham preferen jarang
diperdagangkan antar investor. Perusahaan yang pernah menerbitkan saham preferen di
bursa efek Indonesia relatif sedikit jumlahnya antara lain PT. Century Textile Industry
Tbk dan PT. Mas Murni Indonesia Tbk.

 Bukti Right

Bukti right atau hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) merupakan sekuritas
yang memberikan hak kepada pemegang saham lama untuk membeli saham baru
perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.

Selama periode waktu terbatas yang disebut periode pelaksanaan, pemegang right
berhak untuk membeli saham baru dengan membayar sejumlah dana kepada
perusahaan melalui perusahaan efek pada suatu harga pelaksanaan (exercise price) yang
telah ditentukan.

Bukti right dapat diperjualbelikan antar investor seperti halnya sekuritas lainnya di
bursa efek selama periode waktu perdagangan yang terbatas. Pelaksanaan hak
pembelian saham baru oleh investor yang memegang bukti right akan ditentukan oleh
keuntungan atau kerugian yang akan ditimbulkannya. Dengan kata lain, bagaimana
investor menghitung keuntungan atau kerugian dari perdagangan bukti right?
Sebagai contoh, anggap seorang investor membeli bukti right PT Ricky Putra
Globalindo pada harga Rp100 per lembar di BEI. Selanjutnya selama periode
pelaksanaan, harga saham Ricky Putra Globalindo mencapai Rp675 per lembar. Apabila
investor tersebut melaksanakan pembelian saham Ricky Putra Globalindo, maka dia
akan memperoleh keuntungan sebesar Rp75 per lembar saham hanya dalam beberapa
hari saja. Rp75 = harga saham Rp675 – (harga pelaksanaan Rp500 + harga bukti right
Rp100).

 Waran

Waran (warrant) adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang
sudah ditentukan sebelumnya. Berbeda dengan right issue, waran biasanya dijual
bersamaan dengan sekuritas lain misalnya obligasi atau saham. Selain itu, periode
perdagangan waran adalah jangka panjang, umumnya antara 3 sampai dengan 5 tahun.

D. Sekuritas Pasar Obligasi


Sekuritas yang diperdagangkan di pasar obligasi Indonesia adalah obligasi
perusahaan, obligasi negara, dan obligasi konversi. Obligasi (bond) dikeluarkan
penerbitnya sebagai surat tanda bukti hutang. Obligasi adalah sekuritas yang memuat
janji untuk memberikan pembayaran tetap menurut jadwal yang telah ditetapkan.
Sebutan obligasi semakin dikenal dengan istilah sekuritas pendapatan tetap (fixed
income securities).

 Jenis Obligasi
Obligasi dapat dibedakan menurut siapa penerbitnya, yaitu:
1. Obligasi negara (government bond), adalah obligasi yang diterbitkan oleh
pemerintah Republik Indonesia. Di Amerika, obligasi negara seperti ini disebut
treasury bonds (T-Bonds).
2. Obligasi perusahaan atau obligasi korporasi (corporate bond), adalah obligasi
yang diterbitkan oleh perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan
negara (BUMN).
 Karakteristik Obligasi
1. Nilai nominal (nominal value atau face value) atau nilai pari (par value). Besarnya
nilai rupiah obligasi yang diterbitkan.
2. Kupon (coupon). Kupon merupakan bunga yang dibayar secara reguler oleh
penerbit obligasi kepada pemegangnya. Kupon obligasi ditetapkan dalam persentase
tahunan dari nilai nominal dan dibayarkan pada interval waktu tertentu.
3. Jatuh tempo (maturity). Jatuh tempo merupakan tanggal ketika pemegangnya
akan menerima uang pokok pinjaman yang jumlahnya sebesar nilai nominalnya.
4. Setelah diterbitkan, obligasi dapat diperjualbelikan sampai sebelum jatuh tempo
antar investor di bursa efek pada harga pasar yang bisa berbeda dari nilai
nominalnya.
5. Faktor penting bagi investor sebelum berinvestasi di obligasi adalah mengenal
penerbit dan seluk-beluk obligasi yang diterbitkannya.
6. Hal itu perlu dilakukan untuk menaksir besarnya risiko khususnya risiko gagal
bayar (default) yang mungkin dapat dialami investor di masa mendatang.

E. Sekuritas di Pasar Derivatif


Sekuritas derivatif (turunan) adalah aset finansial yang diturunkan dari saham dan
obligasi, dan bukan dikeluarkan perusahaan atau pemerintah untuk mendapatkan dana.
Ada dua jenis yang penting dari sekuritas derivatif, yaitu:

 Kontrak Berjangka (Future Contract)

Kontrak berjangka merupakan suatu perjanjian yang dibuat hari ini yang
mengharuskan adanya transaksi di masa mendatang. Ada dua jenis kontrak berjangka:

o Kontrak berjangka komoditas menggunakan underlying asset yang merupakan


aset riil berupa barang-barang pertanian dan sumber daya alam.
o Kontrak berjangka finansial menggunakan underlying asset (atau dikenal dengan
sebutan variabel pokok) yang merupakan efek seperti saham atau indeks saham.

 Kontrak Opsi (Option Contract).

Kontrak opsi adalah suatu perjanjian yang memberi pemiliknya hak, tetapi bukan
kewajiban, untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu (tergantung pada jenis opsi)
pada harga tertentu selama waktu tertentu.

o Pemilik call option mempunyai hak untuk membeli aset induk atau aset acuan
(underlying asset) pada harga tetap selama waktu tertentu.
o Pemilik put option mempunyai hak untuk menjual aset induk pada harga tetap
selama waktu tertentu.

F. Reksa Dana
Reksa dana merupakan suatu jenis instrumen investasi yang juga tersedia di pasar
modal Indonesia di samping saham, obligasi, dan sebagainya. Reksa dana mudahnya
dapat diartikan sebagai wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang dikelolah oleh
perusahaan investasi dan dibeli oleh investor.

 Jenis – Jenis Reksa Dana


1. Reksa Dana Pasar Uang (Money Market Funds)
Reksa dana pasar uang adalah jenis reksa dana yang menempatkan seluruh dana
investasi pada instrumen pasar uang yang bersifat utang dan memiliki jatuh tempo
kurang dari satu tahun seperti deposito, obligasi dan Sertifikat Bank Indonesia (SBI).
Reksa dana pasar uang merupakan jenis reksa dana dengan risiko yang sangat
rendah, sehingga cocok untuk para investor konservatif.

2. Reksa Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund)


Reksa dana pendapatan tetap adalah jenis reksa dana yang menempatkan
sekurang-kurangnya 80% dari dana investasi ke dalam efek yang memberikan
pendapatan tetap seperti surat utang negara maupun surat utang perusahaan yang
memiliki jangka jatuh tempo lebih dari satu tahun. Reksa dana pendapatan tetap
memiliki risiko yang lebih tinggi dari reksa dana pasar uang, oleh karena itu reksa
dana pendapatan tetap dapat menjadi pilihan reksa dana bagi para investor
moderat.

3. Reksa Dana Campuran (Balanced Fund)


Reksa dana campuran adalah reksa dana yang menempatkan dananya untuk
diinvestasikan ke dalam berbagai jenis efek secara sekaligus. Efek tersebut
merupakan efek ekuitas (saham), surat utang maupun instrumen pasar uang. Para
investor jenis moderat juga disarankan untuk memilih reksa dana campuran. Sama
seperti reksa dana pendapatan tetap, reksa dana campuran juga memiliki tingkat
risiko yang sedang.

4. Reksa Dana Saham (Equity Fund)


Reksa dana saham adalah reksa dana yang menempatkan sekurang-kurangnya
80% dari dana yang dikelola untuk diinvestasikan ke dalam efek yang bersifat ekuitas
(saham). Reksa dana saham memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingan reksa dana
lainnya, oleh karena itu reksa dana jenis ini merupakan jenis reksa dana yang paling
sesuai untuk Anda yang termasuk investor jenis agresif. Karena dengan risikonya
yang cukup tinggi, Anda juga akan mendapatkan returnyang tertinggi dibandingkan
jenis reksa dana lainnya.

5. Reksa Dana Terproteksi


Merupakan reksa dana yang waktu pembeliannya ditentukan oleh MI yang
menerbitkan, sementara waktu penjualannya dapat dilakukan setelah jangka waktu
tertentu. Karakter reksa dana terproteksi mirip dengan deposito. Reksa dana
memiliki masa jatuh tempo, pembagian keuntungan (dividen) secara periodik, dan
biasanya nilai pokok investasi investor masih utuh pada saat jatuh tempo. Penjualan
sebelum jangka waktu yang ditentukan dapat dilakukan tanpa jaminan adanya
proteksi akan pokok investasi. Manajer Investasi reksa dana terproteksi akan
menginvestasikan sebagian dana yang dikelolanya pada Efek yang bersifat utang
yang masuk dalam kategori layak investasi (investment grade) sehingga dapat
memberikan proteksi pada pokok investasi nasabah pada saat jatuh tempo.
6. Reksa Dana Indeks
Reksa dana yang komposisi portofolionya dibuat menyerupai suatu indeks acuan
sehingga return yang diperoleh pun mirip dengan indeks yang diikutinya (bisa berupa
indeks obligasi maupun indeks saham). Reksa dana ini dapat dibeli dan dijual sesuai
keinginan investor (setiap hari bursa), sifatnya hampir sama dengan reksa dana
terbuka.

7. ETF (Exchange Traded Fund)


Reksa dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif yang unit penyertaannya
diperdagangkan di bursa, dan kinerjanya mengacu pada indeks tertentu, dapat
berupa indeks saham atau indeks obligasi. Para investor pemegang unit ETF dapat
dengan mudah mentransaksikan unitnya di bursa setiap saat selama jam bursa. Salah
satu contoh reksa dana ETF adalah LQ-45. Meskipun harga ETF bisa segera diketahui
saat dibeli dan pembeliannya dilakukan pada saat bursa (tidak melalui MI), bukan
berarti ETF itu saham, ETF berbeda dengan saham. ETF memiliki prinsip diversifikasi
yang sama dengan reksa dana.

8. Reksa Dana Syariah


Merupakan reksa dana yang menginvestasikan dana kelolaannya menurut
ketentuan dan prinsip syariah. Reksa dana syariah tidak menginvestasikan dananya
pada saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya
bertentangan dengan prinsip syariah, contohnya yang berkaitan dengan riba.

NAB per Unit = NAB / jumlah saham atau unit beredar

G. Return dan Risiko Investasi


 Menghitung Return
Ketika orang membeli asset finansial, keuntungan atau kerugian dari investasi
ini disebut return atas investasi. Total return atas investasi umumnya mempunyai
dua kumponen. Pertama, tunai apa pun yang diterima ketika mempunyai investasi.
Untuk saham, pembayaran tunai dari perusahaan kepada pemegang saham adalah
deviden. Kedua, nilai asset yang dibeli mungkin berubah, yang berarti ada capital
gain atau capital loss. Cara menghitung return :

𝐴𝑙𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑘𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒+𝑃𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑠𝑒𝑙𝑎𝑚𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒


Total Return = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒

 Menghitung Risiko
Risiko sering diasosiasikan dengan variabilitas atau dispersi. Jika return suatu
asset tidak mempunyai variabilitas, maka asset tersebut dikatakan tidak memiliki
risiko. Semakin besar variabilitas return suatu asset, semakin besar kemungkinan
return berbeda dengan hasil yang diharapkannya. Cara menghitung risiko :
 Catatan Historis
Historis mengenai return dan risiko dibuat hari ke hari dalam pasar finansial. ini
adalah bagus bila ada data historis yang membandingkan return dan risiko
antarwaktu dan antar berbagai jenis sekuritas di pasar modal Indonesia.

H. Manfaat Pasar Modal


Menurut Sartono (1996:43) ada berbagai pihak yang mendapatkan manfaat
dengan adanya pasar modal, baik langsung mupun tidak langsung, antara lain :

 Bagi dunia usaha.

Dalam usaha meningkatkan modal dengan menarik dana dari luar perusahaan
akan memperhatikan masalah dana jangka panjang dan jangka pendek waktu
memperolehnya. Disamping itu jenis dana yang ditarik tidak kalah penting pula untuk
dipertimbangkan. Apabila dana yang ditarik itu pinjaman atau modal sendiri akan sangat
tergantung pada posisi keuangan perusahaan yang telah ada. Untuk mendorong dunia
usaha, pemerintah berusaha menyediakan beberapa alternatif sumber dana yang
dimanfaatkan perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dananya. Melalui pasar modal
perusahaan dapat memperoleh dana pinjaman maupun dana untuk menambah jumlah
modal. Dana pinjaman dapat diperoleh dengan menjual obligasi atau sekuritas kredit,
sedangkan untuk menambah jumlah modal dapat ditempuh dengan menjual saham.

Pembelanjaan dengan sahan melalui pasar modal mempunyai keuntungan dibanding


dengan pembelanjaan pinjaman, yaitu :

1) Jumlah dana yang dapat dihimpun bisa berjumlah besar.


2) Solvabilitas perusahaan tinggi sehingga dapat memperbaiki citra perusahaan.
3) Tidak dikaitkan dengan kekayaan sebagai jaminan tertentu.
4) Tidak ada beban finansial yang tetap.
 Bagi Pemodal

Menabung di bank merupakan bentuk investasi yang sederhana dan bahkan tidak
asing lagi bagi masyarakat. Masyarakat pemodal kecil sudah demikian akrab dengan
tabanas, deposito bahkan masyarakat golongan menengah dan atas pun demikian.
Dalam perkembangannya di pasar modal saat ini, masyarakat dapat memanfaatkan
sebagai sarana investasi di pasar adalah dapat dilakukan melalui pembelian instrumen
pasar modal seperti saham, obligasi ataupun sekuritas kredit. Investasi di pasar
modal juga mempunyai kelebihan dibanding dengan investasi di sektor perbankan
maupun sektor lainnya.
Kelebihannya tersebut antara lain :
a) Nilai investor berkembang mengikuti pertumbuhan ekonomi.
b) Sebagai pemegang saham, investor memperoleh deviden dan sebagai
pemegang obligasi, investor memperoleh bunganya.
c) Dapat dengan mudah mengganti intrumen investasi.
d) Mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham bagi
pemegang saham dan mempunyai hak suara dalam Rapat Umum Pemegang
Obligasi bila diadakan dari pemegang obligasi
 Bagi Lembaga Penunjang Pasar Modal

Lembaga-lembaga yang berfungsi untuk menunjang berjalannya kegiatan pasar


modal antara lain : penjamin emisi, akuntan publik, konsultan hukum, notaris
perusahaan, penilai, biro administrasi efek, wali amanat, perantara perdagangan efek
dan pedagang efek. Berkembangnya pasar modal memberikan manfaat yang besar
bagi lembaga penunjang tersebut menuju ke arah profesionalisme di dalam
memberikan pelayanannya sesuai bidang tugas masing-masing.

 Bagi Pemerintah

Pertumbuhan ekonomi yang diharapkan serta pertumbuhan angkatan kerja yang


siap memasuki lapangan kerja pertahun yang cukup tinggi diberbagai sektor usaha
tentunya memerlukan adanya investasi yang cukup besar pula diberbagai sektor
usaha. Investasi yang cukup besar membutuhkan sumber-sumber dana yang besar
pula, dan ini tidak dapat dipenuhi oleh sektor potensial dalam memobilisasi dana
masyarakat yang guna membiayai pembangunan tersebut. Sebab itu pemerintah
selalu mendorong perkembangan pasar modal melalui paket deregulasi.

I. Perkembangan Pasar Modal di Indonesia


Era pasar modal di indonesia dapat dibagi menjadi enam periode. Periode pertama
adalah periode jaman Belanda mulai tahun 1912 yang merupakan tahun didirikannya
pasar modal yang pertama. Periode kedua adalah periode orde lama yang dimulai pada
tahun 1952. Periode ketiga adalah periode orde baru dengan di aktifkannya kembali
pasar modal pada tahun 1997. Periode keempat dimulai tahun 1988 adalah periode
bangunnya pasar modal dari tidur yang panjang. Periode kelima adalah periode
otomatisasi pasar modal mulai tahun 1995. Periode keenam adalah periode krisis
moneter mulai bulan agustus 1997.

 Periode pertama (1921-1942): periode jaman belanda

Pada tanggal 14 desember 1921,suatu asosiasi 13 broker di bentuk di Jakarta.


Asosiasi ini diberi nama Belandanya sebagai “ vereninging voor effectenhandel” yang
merupakan cikal bakal pasar modal pertama di indonesia. Setelah perang dunia 1, pasar
modal di surabaya mendapat giliran dibuka pada tanggal 1 januari 1925 dan disusul di
semarang pada tanggal 1 agustus 1925. Karena masih jaman penjajahan belanda dan
pasar-pasar ini juga didirikan oleh belanda, mayoritas saham-saham yang
diperdagangkan disana juga merupakan saham-saham perusahaan Belanda dan
afiliasinya yang tergabung dalam Dutch East Indies Trading Agencies. Pasar-pasar ini
beroprasi sampai kedatangan Jepang di Indonesia di tahun 1942.

 Periode kedua ( 1952-1960): Periode Orde Lama

Setelah Jepang meninggalkan Indonesia, pada tanggal 1 September 1951 dikeluarkan


Undang-Undang Darurat No. 12 yang kemudian di jadikan Undang-Undang No. 15/1952
tentang pasar modal. Juga melalui Keputusan Mentri Keuangan No. 289737/U.U. tanggal
1 Nopember tahun 1951, Bursa Efek Jakarta (BEJ) akhirnya dibuka kembali pada tangal 3
Juni 1952.

Tujuan dibukanya kembali bursa ini untuk menampung obligasi pemerintah yang
sudah dikeluarkan ada tahun-tahun sebelumnya. Tujuan yang lain adalah untuk
mencegah saham-saham Belanda yang dulunya diperdagangkan di Jakarta lari keluar
negeri.

Kepengurusan bursa efek ini kemudian diserahkan ke Perserikatan Perdagangan


Uang Dan Efek-Efek(P.P.U.E) yang terdiri dari 3 bank dengan Bank Indonesia sebagai
anggota kehormatan. Bursa efek ini berkembang dengan cukup baik walaupun surat
berharga yang diperdagangkan umumnya adalah obligasi oleh perusahan Belanda dan
obligasi pemerintah indonesia lewat Bank Pembanggunan Indonesia. Penjualan obligasi
semakin meningkat dengan di keluarkannya obligasi pemerintah melalui Bank Industri
Negara di tahun 1954, 1955, dan 1956. Karena adanya sengketa antara pemerintah RI
dengan Belanda mengenai Irian Barat,semua bisnis Belanda di nasionalkan melalui
Undang-Undang Nasionalisasi No. 86 tahun 1958. Sengketa ini mengakibatkan larinya
modal Belanda dari tanah Indonesia akibatnya mulai tahun 1960, sekuritas-sekuritas
perusahaan Belanda sudah tidak diperdagangkan lagi dibursa efek jakarta sejak itu
aktifitas dibursa efek jakarta semakin menurun.

 Periode ketiga (1977-1988): Periode Orde Baru

Bursa Efek Jakarta dikatakan lahir kembali pada tahun 1977 dalam periode orde baru
sebagai hasil dari Keputusan Presiden No. 52 tahun 1976. Keputusan ini menetapkan
pendirian pasar modal, pembentukan badan pembina pasar modal, pembentukan Badan
Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) dan PT. Danareksa. Presiden Suharto meresmikan
kembali Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 10 Agustus 1977. PT Semen Cibinong
merupakan perusahaan pertama yang tercatan di Bej. Penerbitan saham perdana di
setujui pada tangggal 6 Juni 1977. Pada saat tercatat pertama kali di bursa 10 Agustus
1977 sebanyak 178.750.000 lembar saham di tawarkan dengan harga RP 10.000,-
perlembar.
Periode ini disebut juga dengan periode tidur yang panjang, karena sampai tahun
1988 hanya sedeikit sekali perusahaan yang tercatat di BEJ, yaitu hanya 24 perusahaan
saja (selama 4 tahun, 1985-1988 tidak ada perusahaan yang go publik). Kurang
menariknya pasar modal pada periode ini dari segi investor mungkin di sebabkannya
oleh tidak di kenakannya pajak atas bunga deposito, sedang penerimaan defiden
dikenakan pajak penghasilan sebesar 15%.

 Periode keempat (1988-mei 1995): periode bangun dari tidur yang panjang

Sejak di aktifkan kembali pada tahun 1977 sampai 1988 BEJ di katakan dalam
keadaan tidur yang panjang selama 11 tahun sebelum 1988 hanya terdapat 24
perusahaan yang terdaftar di BEJ. Setelah tahun 1988 selama 3 tahun saja, yaitu sampai
1990, jumlah perusahaan yang terdaftar di BEJ meningkat sampai 128. Sampai dengan
akhir tahun1994 jumlah perusahaan yang sudah IPO menjadi 225. Pada periode ini,
initial public offering (IPO) menjadi peristiwa nasional dan banyak dikenal sebagai
periode lonjakan IPO (IPO boom)

Pada tahun1991, BEJ diswastakan dan sebagai konsekuensinya, BAPEPAM bukan lagi
pelaksana pasar modal, tetapi lebih kepengawas pelaksana pasar modal, sehingga
BAPEPAM dari Badan Pelaksana Pasar Modal menjadi Badan Pengawas Pasar Modal.

Peningkatan dipasar modal ini disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut ini.

1. Permintaan dari investor asing


Investor asing melihat bahwa pasar modal di Indonesia telah maju dnga pesat
pada periode ini dan mempunyai prospek yang baik. Investor asing tertarik dengan
pasar Indonesia karena di anggap sebagai pasar yang menguntungkan untuk
diversifikasi secara internasional. Investor asing dibatasi pemilikannya sampai 48%
dari sekuritas yang terdaftar di bursa. Sampai pada awal tahun 1995, jumlah
kepemilikan oleh investor asing mencapai sebanyak 7,06 milyard lembar atau sekitar
29,61 % dari semuasekuritasyang terdaftar.
2. Pakto 88
Pakto 88 merupakan reformasi tanggal 27 oktober 1988 yang dikeluarkan untuk
merangsang ekspor non migas, meningkatkan efesiensi dari bank komersial,
membuat kebijakan moneter lebih efektif, meningkatkan simpanan dosmetik dan
meningkatkan pasar modal. Salah satu hasil dari reformasi Pakto 88 adalah
mengurangi reserve requirement dari bank- bank deposito. Akibat dari reformasi ini
adalah pelepasan dana sebesar RP 4 triliun dari Bank Indonesia kesektor keuangan.
Akibat lebih lanjut adalah masyarakat mempunyai cukup dana untuk bermain di
pasar saham
3. Perubahan generasi
Perubahan kultur bisnis yang terjadi di periode ini,yaitu dari kultur bisnis
keluarga tertutup kekultur bisis rofesional yang terbuka yang memungkinkan
profersional dari luar keluarga untuk duduk dikursi kepemimpinan perusahaan.
pergeseranini terjadi karena perubahna generasi dari tua ke yang muda. generasi
muda umumnya mendapat pendidikan dibarat yang yang mengakibatkan mereka
mempunyia pandangan yang berbeda dengan pendahulunya. perubahan radikal
menuju keperusahaan profesional terbuka ini juga merupakan faktor perkembangan
pasar modal, yaitu dengan mulai banyaknya perusahaan keluarga yang go public.
Periode ini juga dicatat sebagai periode kebangkitan dari Bursa Efek Surabaya (BES).
Bursa Efek Surabaya atau dengan nama asingnya Surabaya Stock Exchange (SSX)
dilahirkan kembali pada tanggal 16 Juni 1989. Pada awalnya, BES hanya mempunyai
25 saham dan 23 obligasi yang diperdagangkan. BES hanya membutuhkan waktu 3
bulan untuk meningkatkan indeks gabungannya dari nilai 100 pada tanggal 16 Juni
1989 menjadi 340. Mulai tanggal 19 September 1996, BES merubah nilai dasar
indeks gabungan menjadi nilai dasar 500. Pada akhir tahun 1996, IHSG-BES mencapai
nilai 568,585 poin. Sampai kuartal ketiga tahun1990, jumlah sekuritas yang
tercatatdi BES meningkat menjadi 16 saham. Jumlah ini meningkat sampai akhir
tahun 1996 tercatat 208 emiten saham dengan nilai kapitalisasi sebesar Rp191,57
triliun. Semua sekuritas yang tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) juga secara otomatis
diperdagangkan di BES.

 Periode Kelima (mulai Mei 1995): Periode Otomatisasi

Karena peningkatan kegiatan transaksi yang dirasakan sudah melebihi kapasitas


manual, maka BEJ memutuskan untuk mengotomatisasikan kegiatan transaksi di bursa.
Jika sebelumnya di lantai bursa telihat dua deret antrian ( sebuah untuk antrian beli dan
yang lainnya untuk antrian jual) yang cukup panjang untuk masing-masing sekuritas dan
semua kegiatan transaksi dicatat di papan tulis, maka setelah otomatisasi, sekarang yang
terlihat dilantai bursa adalah jaringan komputer-komputer yang digunakan oleh broker.

Jakarta automated tranding system (JATS)

Sistem otomatis menggunakan jaringan komputer yang digunakan oleh


broker untuk perdagangan sekuritas di Bursa Efek Jakarta dan mulai di operasikan
pada hari senin 22 mei 1925. Sistem manual hanya mampu menangani sebanyak
3800 transaksi tiap harinya. Dengan JATS, sistem ini mampu manangani 50.000
transaksi tiap harinya. Sebelum JATS dioperasikan, dengan sistem manual, rata-rata
volume perdagangan tiap harinya adalah sebesar 14,8 juta lembar dalam 1606
transaksi dengan nilai Rp 46 milyard untuk transaksi reguler. Untuk transaksi yang
non reguler, rata-rata volume perdagangan sebelum JATS adalah sebanyak 19,3 juta
lembar dalam 134 transaksi dengan nilai Rp 61 milyard. Sebagai perbandingan,
setelah JATS dioperasikan, rat-rata volume perdagangan tiap harinya adalah sebesar
18 juta lembar dalam 2268 transaksi dengan nilai Rp 58 milyard untuk transaksi
reguler. Untuk transaksi yang non reguler, rata-rata volume perdagangan setelah
JATS adalah sebanyak 24,7 juta lembar dalam 222 transaksi dengan nilai Rp 82
milyard. JATS sebagai suatu sistem yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat
lunak. Komponen-komponen utama dari JATS adalah:
• Pusat komputer pengolah data yang disebut juga dengan istilah trading
engine yang mempunyai tugas untuk menerima, memproses order dari komputer
broker, mengirim informasi kekomputer broker (terminal komputer ini disebut juga
dengan istilah traders workstation) dan mempertemukan order penjualan dan
pembelian.
• Gateway berupa komputer-komputer yang menghubungkan komputer-
komputer broker dengan trading engine. JATS menyediakan beberapa gateway
khusus untuk hubungan dengan broker dilantai bursa, didistrik pusat perdagangan
jalan sudirman, didaerah lain masih dalam area Jakarta dan untuk yang diluar
Jakarta. Traders work station yang terdiri dari sejumlah terminal untuk masing-
masing broker dilantai bursa. Broker menggunakan traders wrokstations untuk
melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Meletakkan order pembelian dan penjualan,
b) Mengamati aktivitas pasar seperti harga, volume, indeks pasar, dan porsi
kepemilikan asing,
c) Mengamati status dari order,
d) Membaca status dari transaksi yang sudahh selesai,
e) Menerima informasi tentang kegiatan-kegiatan persahaan bersangkkutan,
f) Menerima berita dan pengumuman yang disebarkan oleh BEJ
g) Meletakkan pemberitahuan untuk membeli atau menjual sekuritas,
h) Melaporkan hasil transaksi non reguler.
Dengan demikian sbenarnya sasaran dari penerapan sistem JATS ini adalah sebagai
beriut:
• Meningkatkan kapasitass untuk mengantisipasi pertumbuhan pasar yang
dimassa mendatang diperkirakan sistem manual sudah tidak memadai (sistem
manual hanya dapat menampung 3,800 transaksi perhari sedang JATS mampu
menangani 5,000 transaksi perhari).
• Meningkatkan integritas (keterkaitas satu pihak dengan pihak yang lainnya)
dan likuiditas (kecepatan transaksi sekuritas diselesaikan)
• Meningkatkan pamor passar modal dengan meletakan BEJ setara dengan
pasar-pasar modal lain di dunia. JATS di anggap sebagai salah satu sistem komputer
pasar modal yang tercanggih didunia.
Jumlah IPO pada tahun 1995 sampai bulan agustus 1997 adalah sejumlah 62
perusahaan.

Surabaya Market Information dan Auto Mated Remote Trading (S-MART)


Sistem otomatisasi menggunakan jaringan komputer yang digunakan oleh
broker untuk perdagangan sekuritas dibursa efek surabaya pada tanggal 19
september 1996 (di uumkan secara terbuka pada tanggal 10 maret 1997) BES
menerapkan sistem otomatisasi yang di sebut dengan Surabaya market information
dan auto mated remote trading (S-MART). Sistem S-MART semua di intgrasikan
dengan sistem JATS di BEJ dan sistem di KDEI (Keliring Deposit Efek Indonesia) untuk
penyelesaian transaksi. Adapun fasilitas yang diberikan oleh S-mart adalah:
1. Trader workplace, yaitu saran akses langsung secara elektronik oleh anggota
bursa atau broker atau WPPE (wakil perantara edagang efek) dari kantor mereka
masing-masing ( remote trading), sehingga tidak harus dilakukan dilantai bursa
(flooless trading). Fasilitas ini dapat dibagi lagiberdasar sekmentasi fasilitasnya
meliputi:
a) Pasar ke satu yang meliputi 2 sistem yaitu S-mart 500 untuk perdagangan
reguler, non reguler danderifatif (waran dan right) dan S-mart fis untuk perdagangan
obligasi.
b) Pasar ke 2 yang berupa sistem S-MART 100 untuk perdagangan odd lot.
2. S-MART Mail yaitu sarana surat elektronik (E-mail).
3. S-MART web yaitu fasilitas word-wide-web di internet yang menyediakan
informasi –informasi penting yang diperlukan.
4. S-MAR chat fasilitas komunikasi ercakapan interaktif antar anggota bursa
dengan pemakai internet lainnya.

 Periode keenam (mulai agustus 1997 sampai september 1998): kerisis moneter

Pada bulan agustus 1997 krisis moneter melanda negara-negara asia, termasuk
Indonesia, Malaysia, Thayland, korea selatan dan singapore. Tidak banyak perusahaan
yang melakukan IPO pada peiode krisis ini yaitu hanya 18 perusahaan.

Krisis moneter yang terjadi ini daripenerunan nilaimata uang negara-negara asia
tersebut relatif terhadap dolar amerika. Penurunan nilai mata uang iini disebabkan
karena spekulasi dari pedagang-pedagang valas, kurang percayanyan masyarakan
kepada mata uang negaranya sendiri dan tidak kalahpentingnya adalah kurang kuatnya
pondasi perekonomian.

Untuk mencegah permintaan permintaan dolar amerika yang berlebihan yang


mengakibatkan nilainya meningkat danmenurunnya nilai rupiah, BANK Indonesia
menaian suku bunga Sertifikat BANK Indonesia (SBI) diharapkan dengan suku bunga
deposito yang tinggidalam kurung (beberapa bank swasta menawarkan suku bunga
deposito dari 25% sampai dengan 50%) pemilik modal akan menanamkan modalnya
dideposito untuk mengurangi perminta terhadap dolar.

Tingginya suku bunga deposito berakibat negatif terhadap pasar modal. Investor
tidak lagi tertarik untuk menanamkan dananya dipasar modal, karena total retrun yang
diterima lebih kecil dibanding pendapatan dari bunga deposito. Akibat lebih lanjut,
harga-harga saham dipasar modal mengalami penurunan yang drastis. Indeks Harga
Saham Gabungan sejak bulan agustus sampai akhir tahun 1997 selalu menurun samapai
awal tahun 1998yaitu kemudian mulai membaik samapai bulan juli 1998, tetapi kembali
turun tajam di aawal september 1998. Periode ini juga dikatakan sebagai periode ujian
terberat yang dialami pasar modal indonesia.

Untuk mengurangi lesunya permintaan sekuritas di pasar modal Indonesia,


pemerintah berusaha meningkatkan aktifitas perdagangan lewat transaksi investor
asing. Pada tanggal 3 september 1997 pemerintah tidak memberlakukan lagi
pembatasan 49% pemilikan asing. Ini berarti bawah mulai tanggal tersebut, investor
asing boleh memiliki saham-saham yang jmlahnya tidak terbatas. Peraturan pemerintah
ini nampaknya belum membawah hasil yang ditunjukkan oleh kenyataan bahwa sampai
akhir september 1997, jumlah pemilik asing hanya mencapai 27% (Jurnal Pasar Modal,
september 1997). Pemerosotan pasar saham ditunjukkan oleh indeks harga saham
gabungannya (IHSG) yang turun dengan tajam. IHSG pada tanggal 8 juli 1997 tercatat
sebesar 750,83 poin dan turun sekitar 194,14 poin (25,86%) menjadi 546,69 poin di akhir
bulan yaitu tanggal 30 september 1997.

Untuk memperbaiki kondisi ekonomi yang bergejolak ini pemerintah pada tanggal 1
november 1997 mengumumkan melikuidasi 16 bank swasta nasional. Pengumuman
yang cukupmengejutkan ini tidak cukup membantu memperbaiki lesuhnya pasar saham.
Bahkan IHSG untuk bulan November 1997 ini juga merosot dengan tajam. Titik rendah
IHSG untuk bulan ini terjadi pada tanggal 21 Nopember 1997 sebesar 391,26 poin yang
berarti turun sebesar 155,43 poin (28,43%) dari 30 september 1997 atau sebesar 359,57
poin (47,89%)sejak tanggal 8 juli 1997 dan IHSG terendah terjadi pada tanggal 28
september 1998, yaitu IHSG menembus titik dibawah 300 poin menjadi 278,95 poin.

 Periode ketujuh (mulai juli 2000): tanpa warkat

Perdagangan dengan warkatsudah dianggap tidak efisien lagi. Belum lagi banyak
warkat yang hilang sewaktu disimpan atau banyak juga warkat yang dipalsukan. Secara
administrastif penerbitan warkat juga akan menghambat proses penyelesaian transaksi.
Oleh karena alasan-alasan tersebut,maka pada bulan juli 2000, BEJ mulai menerapkan
perdagangan-perdagangan tanpa warkat (scripless tradings).

 Periode kedelapan (mulai oktober 1998- desember 2002): penyembuhan

Setelah mengalami penurunan drastis sampai akhir bulan September 1998 sampai
menembus di bawah 300 poin, IHSG dibulan oktober 1998 mulai mengalami
peningkatan menembus kembali di atas 300 poin. Pada tanggal 5 oktober 1998 IHSG
bernilai 311,96 poin.

Periode penyembuhn ini ditandai dengan naik turunnya IHSG berkisar 400 poin
sampai dengan 700 poin. IHSG mencapai nilai tertinggi sejak Oktober 1998 pada tanggal
14 juni 1999 dengan nilai 707,88 poin. Seperti halnya proses penyembuhan dari penyakit
yang berat, IHSG juga mengalami masa-masa mendebarkan. Kembali padatanggal 16
April 2001 IHSG turun sampai 365,82 poin dan setelah mengalami naik dan turun
kembali akhirnya pada akhir tahun sebelum natal tanggal 23 Desember 2002 IHSG
bernilai 420,90.

 Periode kesembilan (mulai Januari 2003-30 Oktober 2007): kebangkitan kembali


Tahun2003 dimasuki dengan penuh optimisme. IHSG dibuka pada awal tahun
tanggal 2 Januari 2003 dengan nilai 405,4. Mulai awal tahun ini IHSG mengalami
peningkatan. IHSG pada 2/01/2003 tercatat pada posisi penutupan 409,125. Pada bulan
Maret 2003,IHSG mengalami penurunan sedikit. Padatanggal 17 Maret 2003 IHSG turun
menjadi 394,92. Akan tetapi sejak itu IHSG mulai meningkat dengan signifikan pada
bulan-bulan dan tahun-tahun berikutnya. Tahun 2004 IHSG sudah menembus level 1000.
Diakhir tahun 2004 pada tanggal 30 desember 2004 IHSG ditutup pada nilai 1.000,23.
Di tahun 2005, tanggal 3 Januari 2005,IHSG dibuka pada nilai 1.038,82 poin dan di
akhiri tahun pada tanggal 29 desember 2005 IHSG ditutup pada nilai 1.162,63 poin.
Tahun 2006 IHSG dibuka (tangal 2 Januari 2006) pada level 1.171,709 poin. IHSG ditutup
akhir tahun 1,805.523. tahun 2007 IHSG dibuka kembali (tanggal 2 Januari 2006) pada
level 1.836,52 poin.IHSG menembus nilai di atas 2000 poin pada tanggal 26 April 2007
sebesar 2.016,033. Data terakhir buku ini direvisi, IHSG pada tanggal 22 Oktober 2007
sudah mencapai nilai 2.446.76.
Kenaikan IHSG terjadi terus menerus sejak tahun 2003. Sampai akhir tahun 2007
IHSG sudah meningkat lebih dari 470%. Pada periode ini pasar modal Indonesia
mengalami kondisi yang baik (bullish) dan merupakan salah satu pasar modal yang
paling berkembang di dunia. Walaupun demikian, sebenarnya pasar modal Indonesia
pernah mengalami kejatuhan yang cukup signifikan pada pertengahan juli 2007 hingga
pertengahan Agustus 2007 karena kasus subprime mortgage di Amerika Serikat. IHSG
kembali mengalami kenaikan. Kenaikan ini jga dipengaruhi atas turunnya suku bunga
Fed sebesar 0,5% menjadi 4,75% dari nilai sebelumnya yaitu 5,25%. Yang menyebabkan
pasar modal seluruh dunia kembali bergeliat.
 Periode kesepuluh (mulai oktober 2007): Bursa Efek Indonesia

Efektif mulai bulan November 2007, setelah diadakannya RUPSLB (Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa) yang diadakan pada 30 Oktober 2007. BEJ dan BES
bergabung menjadi BEI (Bursa Efek Indonesia).

J. Organisasi terkait di Pasar Modal


 Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri keuangan. Memiliki kewenangan untuk melakukan pembinaan,
pengaturan dan pengawasan Pasar Modal di Indonesia.
 Perusahaan memperoleh dana dari Pasar Modal dengan melaksanakan penawaran
umum atau investasi langsung, dan dikenal sebagai emiten.
 Self Regulatory Organizations (SRO), adalah organisasi yang memiliki kewenangan
untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan aktivitas usahanya.
 Bursa Efek, pihak yang menyelenggarakan dan menyedeiakan sarana untuk
mempertemukan penawaran jual dan beli dengan tujuan memperdagangkan efek
antara mereka. Ex : BEJ (Bursa Efek Jakarta), BES (Bursa Efek Surabaya)
 Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), pihak yang menyelenggarakan jasa kliring
dan penjaminan transaksi bursa agar terlaksana secara teratur, wajar, dan efisien. Ex
: PT. KPEI (PT. Kliring Penjaminan Efek Indonesia)
 Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP). Pihak yang menyelenggarakan
kegiatan kustodian sentral bagi Bank Kustodian, Perusahaan Efek, dan pihak lain. Ex :
PT. KSEI (PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia)
 Perusahaan Efek, perusahaan yang mempunyai aktifitassebagai Perantara
Perdagangan Efek, Penjamin Emisi Efek, Manajer Investasi, atau gbungan dari ketiga
kegiatan tersebut.
 Penasehat Investasi, pihak yang memberi nasehat kepada pihak lain mengenai
penjualan atau pembelian efek.
 Lembaga Penunjang Pasar Modal
 Biro Administasi Efek, pihak yang berdasarkan kontrak dengan emiten
melaksanakan pencatatan pemilikan efek dan pembagian hak yang berkaitan
dengan efek.
 Kustodian, pihak yang memberikan jasa penitipan efek dan harta lain
berkaitan dengan efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden,
bunga,dan hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili pemegang
rekening yang menjadi nasabahnya.
 Wali Amanat, pihak yang mewakili kepentingan pemegang efek bersifat uang.

K. Profesi Penunjang Pasar Modal


• Akuntan Publik
• Notaris
• Konsultan Hukum
• Perusahaan Penilai
DAFTAR PUSTAKA
Tandelilin, Eduardus. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:

Kanisius, 2010.

http://www.aberdeen-asset.com/tengoldenrulesid/article/jenis-jenis-reksadana.html

https://hatta2stat.wordpress.com/2011/05/19/varians/

https://www.academia.edu/12204543/GAMBARAN_UMUM_PASAR_MODAL_INDONESIA_T
ugas_ini_disusun_untuk_memenuhi_Mata_Kuliah_Manajemen_Investasi_Ilmu_Ekonomi_-
Ekonomi_Pembangunan?auto=download

Anda mungkin juga menyukai