Dari berbagai macam jenis usaha diatas, hanya usaha krepek misalkan yang tetap bertahan, bahkan
telah membentuk suatu kelompok yang masing-masing kelompok diberi nama yaitu Kelompok Mawar,
Aster dan Akasi. Kelompok-kelompok ini adalah salah satu binaan ITM dan telah mendapat bantuan modal
atau dana bergulir yang sasarannya untuk dimanfaatkan pengembangan usaha tersebut. Pengelolah usaha
industri rumah tangga di Kelurahan A, populasinya cukup tinggi yaitu 60 orang dengan empat jenis usaha
seperti nampak pada tabel diatas. Dari 60 orang, diambil 30 orang sebagai pengelolah krepek yang telah
membentuk 3 kelompok yang diberi nama : Kelompok Mawar, Aster dan Akasia sebagai sampel. Ketiga
kelompok ini merupakan pengelolah tetap dalam arti tidak berpidah-pindah pada jenis usaha yang lain.
MANAJEMEN USAHA
Sebagian besar pengelolaannya masih menggunakan cara-cara tradisional dan bersifat padat karya.
Proses produksinya rutin setiap hari, dan berlangsung antara 6 sampai 9 jam lebih per hari menghasilkan
250 bungkus perorang. Hasil produksinya dikemas dalam plastik, dan diberi label, biasanya mereka
mencantumkan nama kelompok usaha. Orientasi pemasarannya, menembus sampai ke pusat
perbelanjaan atau pertokoan. karena adanya kerja sama secara rutin memasok hasil produksi minimal 1
1
kali dalam seminggu. Ada beberapa alasan yang melatar belakangi tindakan untuk terjun dalam bidang
industri rumah tangga krepek, antara lain : Desakan ekonomi keluarga, ingin memanfaatkan waktu luang
untuk menghasilkan uang serta meneruskan usaha yang telah dirintis oleh orang tua atau keluarga
sebelumnya.
Sikap berani mengambil resiko umumnya terlalu nampak dalam arti mempertaruhkan usahanya
dalam sitauasi yang kurang pasti, yaitu antara lain mengambil kredit dan menginvestasikan melalui
perluasan usaha yang ada serta hasil produksi tidak harus bergantung pada permintaan atau pesanan.
Tetapi daya inovatif, dapat dilihat dari frekwensi cara/taktik yang berbeda dengan pengusaha yang lain
yaitu pengeloleh krepek memprioritaskan mutu, kebersihan dan cita rasa. Jika tidak, maka ini merupakan
ancaman bagi para pengelola industri rumah tangga khususnya pembuat krepek karena disamping kalah
bersaing dalam penguasaan teknologi dan modal juga tertinggal dalam daya inovasi. Jadi para pengelola
usaha tersebut harus peka melihat/membaca peluang ekonomi yang ada. Sebagian besar memiliki tingkat
pendidikan yang cukup, ketrampilan dan pengalaman yang baik, sehingga diharapkan dapat memacu
kreativitas untuk meningkatkan usaha, sehingga pada gilirannya siap bersaing dengan yang lain termasuk
perusahaan yang modern.
Sebagian besar mempunyai pendapatan sekitar Rp. 400.000,- sampai dengan Rp. 750.000,- per
bulan. Umumnya para ibu-ibu yang menjadi objek penelitian ini, tidak mempunyai kerja sampingan selain
ibu rumah tanggah, tetapi dapat memotivasi untuk lebih memanfaatkan kesempatan dan peluang ekonomi
berbasis kompetitif.
PENJELASAN atau URAIAN
1. Proses Pembuatan Krepek
a. Pengupasan kulit pisang.
Dilakukan secara hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan (patah) pada pisang karena
pisang yang diolah tersebut masih mentah dan juga mencegah luka sayatan terhadap tenaga kerja
karena alat yang digunakan adalah pisau.
b. Dicukur
Dilakukan juga secara hati-hati untuk menghindari terjadinya kerusakan pada pisang yang sedang
diproses. Fungsi pencukuran, untuk meratakan ketebalan setiap pisang yang diproses, sedangkan
alat yang digunakan adalah parut.
c. Perendaman.
Proses perendaman menggunakan air sumur sebanyak 5 liter selama 15 menit dengan komposisi
campuran : gula pasir 0,5 kg dan garam sebanyak 100 gram untuk menghasilkan 250 bungkus atau
per bungkusnya menggunakan gula 0,002 kg (2 gram) dan garam 0,4 gram. Media yang
digunakan sebagai alat untuk perendaman adalah loyang
d. Digoreng.
Proses pengerengan dilakukan selama kurang lebih 2 menit diatas api dengan menggunakan bahan
bakar kayu untuk satu kali penggorengan yang menghasilkan 20 bungkus dengan memanfaatkan
minyak kelapa 8 botol atau setara dengan 5 liter. Sisa minyak kelapa yang dimanfaatkan tadi masih
dapat digunakan sebanyak 4 kali proses penggorengan yang menghasilkan 80 bungkus krepek. Alat
yang digunakan dalam penggorengan ini adalah wajan, sodet dan sendok.
e. Didinginkan
Lama pendinginan = satu jam. Fungsinya, selain menghindari panas sebelum pengemasan juga
meneteskan sisa minyak kelapa yang terbawa serta atau terangkut oleh pisang krepek. Wadah yang
digunakan untuk mendinginkan krepek adalah meja yang didesain sedemikian rupa.
f. Pengemasan (Bungkus).
Yang digunakan dalam pengemasan ini adalah plastik ukuran 10 cm dan biasanya dalam satu roll
plastik tersebut menghasilkan 600 bungkus krepek. Kemudian disusun rapi dan teratur didalam box
karton sebagai penumpukan terakhir dan siap dipasarkan. Selanjutnya diperlihatkan foto sebagian
kegiatan proses pembuatan krepek.
2
2. Aliran Proses Pembuatan Krepek
Untuk lebih memperjelas proses pembuatan krepek pisang tersebut, dibawah ini ditampilkan pada
gambar aliran proses dan peta proses operasi seperti berikut ini :
0-1
Pengupasan
0-2
Pencukuran (Parut)
0-3
Perendaman
0-4
Penggorengan
0-5
Didinginkan
0-6
Pengepakan (Bungkus)
Penumpukan Terakhir
Gambar 1 : Aliran Proses Operasi Pembuatan Krepek
3
Selanjutnya, akan disajikan gambar peta aliran proses operasi pembuatan krepek :
Simbol Ket.
Penjelasan Jarak Waktu
Pengupasan Tenaga
Kulit Pisang Manusia
Pemarutan Tenaga
(dicukur) Manusia
Tenaga
Perendaman Manusia
Tenaga
Penggorengan Manusia
Tenaga
Didinginkan Manusia
Pengemasan Tenaga
atau Dibungkus Manusia
3. Analisis Data
Sebelum menganalisa data dengan menggunakan formulasi produktifitas tenaga kerja, maka akan
ditampilkan tabulasi jumlah waktu terpakai bagi setiap individu yang tergabung dalam tiga kelompok
wanita usaha krepek, selama satu hari kerja yang menghasilkan 250 bungkus perorang. Tiga kelompok
tersebut yaitu Kelompok Mawar, Kelompok Aster dan Kelompok Akasia. Untuk jelasnya, dapat dilihat
tabulasi data dalam bentuk tabel pada halaman selanjutnya.
Tabel 2. Jam Kerja Kelompok Wanita Mawar Dalam 1 (Satu) Hari Kerja
4
Tabel 3. Jam Kerja Kelompok Wanita Aster Dalam 1 (Satu) Hari Kerja
Melihat data pada tabel 2 sebaga hasil pengukuran waktu kerja, maka jumlah jam kerja Kelompok
Mawar dalam 1 (satu) hari kerja untuk memproduksi krepek sebanyak 250 bungkus/orang (Output) adalah
95,03 jam (Input). Dengan demikian, maka dapat dihitung tingkat produktifitas tenaga kerja Wanita
Kelompok Mawar adalah :
250
Pr oduktifita s Tenaga Kerja 26,31
95,03
Melihat data pada tabel 3 sebaga hasil pengukuran waktu kegiatan, maka jumlah jam kerja Kelompok
Aster dalam 1 (satu) hari kerja untuk memproduksi krepek sebanyak 250 bungkus/orang (Output) adalah
98,50 jam (Input). Dengan demikian, dapat dihitung tingkat produktifitas tenaga kerja Wanita Kelompok
Aster adalah :
250
Pr oduktifita s Tenaga Kerja 25,380
9,850
5
Melihat data pada tabel 3 sebaga hasil pengukuran waktu kegiatan, maka jumlah jam kerja Kelompok
Akasia dalam 1 (satu) hari kerja untuk memproduksi krepek sebanyak 250 bungkus/orang (Output) adalah
90,62 jam (Input). Dengan demikian, dapat dihitung tingkat produktifitas tenaga kerja Wanita Kelompok
Akasia adalah :
250
Pr oduktifita s Tenaga Kerja 27,587
9,062
Dari hasil analisa tingkat produktifitas tenaga kerja kelompok wanita yang tergabung dalam industri
rumah tangga pembuatan krepek pisang, maka selanjutnya dapat dihitung jumlah rata-rata waktu yang
termanfaatkan oleh ketiga kelompok tersebut dalam proses produksi krepek selama satu hari kerja untuk
menghasilkan 250 bungkus per orang, adalah :
_
9,503 9,85 9,062
X 3
9,471 Jam
Berdasarkan formulasi yang ada, maka selanjutnya total produktifitas tenaga kerja wanita dapat
dihitung yaitu perbandingan antara jumlah produksi yang diperoleh dalam periode tertentu dengan jumlah
tenaga kerja yang ada ditambah rata-rata waktu yang terpakai dalam memproses krepek. Dengan
demikian, maka produktifitas tenaga kerja nyata dari ketiga kelompok wanita/orang yang menjadi objek
penelitian, yaitu :
250
Pr oduktifita s T K Nyata (Total) Jam / Orang 6,333
30 9,471
Dari hasil analisa Tingkat Produktifitas Tenaga Kerja Nyata diatas, yaitu 6,333 jam/orang, maka
angka ini menunjukkan bahwa sesungguhnya inilah jam yang terpakai oleh setiap anggota kelompok untuk
memproses krepek sebanyak 250 bungkus dalam satu hari kerja. Ini berarti bahwa ada kecenderungan
peningkatan produktifitas kerja bagi setiap anggota kelompok. Karena dibawa waktu (jam) rata-rata yang
terpakai oleh kelompok Mawar, Aster dan Akasia yaitu 9,471 Jam/orang/hari.