Anda di halaman 1dari 4

KELAS MANDIRI KELOMPOK :

KTEKNOLOGI PENGOLAHAN LIMBAH 1. Eka Safitri Sabir (15644010)

KELAS : VA 2. Patma Juliana (15644016)

KELOMPOK : 3B 3. Intan Megawati (15644021)

WAKTU : Senin, 13 November 2017 4. Fatimah Ayu (15644059)

PROSES PENGOLAHAN PENCEMARAN UDARA


BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Di mana masyarakat bermukim atau industri, di sanalah berbagai
jenis limbah akan dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan
dari berbagai aktivitas domestik lainnya (grey water). Salah satu jenis pencemaran yang
paling diperhatikan akhir-akhir ini adalah pencemaran udara. Pencemaran udara dapat
disebabkan oleh sumber alami maupun sebagai hasil aktivitas manusia. Apabila
pencemaran itu terus menerus terjadi, maka dikhawatirkan akan terjadi perubahan drastis
di bumi seperti global warming atau kabut tebal. Oleh karena itu perlu dilakukannya
pengendalian pencemaran udara.
Pengendalian pencemaran udara ini akan membawa dampak positif bagi lingkungan karena
hal tersebut akan menyebabkan kesehatan masyarakat yang lebih baik, kenyamanan hidup
lingkungan sekitar yang lebih tinggi, resiko yang lebih rendah, kerusakan materi yang
rendah, dan yang paling penting ialah kerusakan lingkungan yang rendah.

BAB II
PEMBAHASAN
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di
atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan
tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti.
Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan
manusia.
Dalam pengendalian pencemaran baik itu pencemaran terhadap tanah air, lingkungan
hidup dan udara perlu didukung oleh perangkat Undang-Undang, PP, Permenkes,
maupun Perda. Dengan adanya aturan yang jelas dari pemerintah maka diharapkan semua
tindakan yang dapat menimbulkan pencemaran dapat ditindak secara tegas. Hal ini
diharapkan agar nantinya seluruh lapisan masyarakat mengerti dan merasa takut bila
kegiatan yang dilaksanakan baik itu usaha atau kegiatan lain yang dapat menyebabkan
tercemarnya udara. Sebagai contoh kebijakan Pemerintah dalam hal membatasi
pencemaran udara telah disusun Undang-Undang maupun PP diantaranya adalah sebagai
berikut :
 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.
 PP Nomor 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara
 PP nomor 4 tahun 2001 tentang Pengendalian Kerusakan dan atau Pencemaran
Lingkungan Hidup yang berkaitan Dengan Kebakaran Hutan dan atau Lahan.
 PP Nomor 27 tahun 1999 tenatang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Dan masih banyak lagi aturan yang telah di terbitkan oleh pemerintah yang ada kaitannya
dengan Pencemaran Udara.
Limbah gas/asap adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Pabrik
mengeluarkan gas, asap, partikel, debu melalui udara dibantu angin memberikan jangkauan
pencemaran yang cukup luas. Gas, asap dan lain-laim berakumulasi/bercampur dengan
udara basah mengakibatkan partikel tambah berat dan malam hari turun bersama embun.
Secara alamiah udara mengandung unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dan lain-lain.
Penambahan gas kedalam udara melampaui kandungan alami akibat kegiatan manusia
akan menurunkan kualitas udara. Zat pencemar melalui udara diklasifikasikan menjadi dua
bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin terlihat
dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran
berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun
akibat langsung. Gas-gas ini antara lain SO2, NOX, CO, CO2, hidrokarbon dan lain-lain.
Pada umumnya jenis pencemar melalui udara terdiri dari bermacam-macam senyawa kimia
baik berupa limbah maupun bahan berbahaya yang tersimpan dalam pabrik. Limbah gas,
asap, dan debu melalui udara adalah :
1. Debu : berupa padatan halus
2. Karbon monoksida : gas tidak berwarna dan tidak berbau
3. Karbon dioksida : gas, tidak berwarna, tidak berbau
4. Oksida nitrogen : gas, berwarna dan berbau
5. Asap : campuran gas dan partikel berwarna hitam (CO2dan SO2)
6. Belerang dioksida : tidak berwarna dan berbau tajam
7. Soda api : kristal
8. Asam chlorida : berupa larutan dan uap
9. Asam sulfat : cairan kental
10. Amoniak : gas tidak berwarna, berbau
11. Timah hitam : gas tidak berwarna
12. Nitro karbon : gas tidak berwarna
13. Hidrogen fluorida : gas tidak berwarna
14. Nitrogen sulfida : gas, berbau
15. Chlor : gas, larutan dan berbau
16. Merkuri : tidak berwarna, larutan
Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan gas. Dasar
pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap ion, kolam
netralisasi dan pembersihan partikel. Pilihan peralatan dilakukan atas dasar faktor berikut
:
1. Jenis bahan pencemar (polutan)
2. Komposisi
3. Konsentrasi
4. Kecepatan air polutan
5. Daya racun polutan
6. Berat jenis
7. Rekativitas
8. Kondisi lingkungan
Teknologi pengendalian harus dikaji secara seksama agar penggunaan alat tidak berlebihan
dan kinerja yang diajukan oleh pembuat alat dapat dicapai dan memenuhi persyaratan
perlindungan lingkungan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan teknologi
pengendalian dan rancangan sistemnya adalah :
1. Watak gas buang atau efluen
2. Tingkat pengurangan limbah yang dibutuhkan
3. Teknologi komponen alat pengendalian pencemaran
4. Kemungkinan perolehan senyawa pencemar yang bernilai ekonomi
Pengendalian pencemaran udara dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu pengendalian pada
sumber pencemar dan pengenceran limbah gas. Pengendalian pada sumber pencemar
merupakan metode yang lebih efektif karena hal tersebut dapat mengurangi keseluruhan
limbah gas yang akan diproses dan yang pada akhirnya dibuang ke lingkungan. Didalam
sebuah pabrik kimia, pengendalian pencemaran udara terdiri dari dua bagian yaitu
penanggulangan emisi debu dan penanggulangan emisi senyawa pencemar. Alat-alat
pemisah debu bertujuan untuk memisahkan debu dari aliran gas buang. Debu dapat ditemui
dalam berbagai ukuran, bentuk, komposisi kimia, densitas, daya kohesi, dan sifat
higroskopik yang berbeda. Maka dari itu, pemilihan alat pemisah debu yang tepat berkaitan
dengan tujuan akhir pengolahan dan juga aspek ekonomis. Secara umum alat pemisah debu
dapat diklasifikasikan menurut prinsip kerjanya :
1. Pemisah Brown
2. Penapisan
3. Pengendap elektrostatik
4. Pengumpul sentrifugal
5. Pemisah inersia
6. Pengendapan dengan gravitasi
Di industri terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan gas secara
bersamaan (simultan). Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat
gas yang dapat terlarut dalam cairan. Beberapa metoda umum yang dapat digunakan untuk
pemisah secara simultan ialah :
1. Menara percik
2. Siklon basah
3. Pemisah venture
4. Tumbukan orifice plate
5. Menara dengan packing
6. Pencuci dengan pengintian
7. Pembentur turbulen

PERTANYAAN
1. Apa yang dimaksud dengan polutan? Berikan contohnya
2. Jelaskan faktor-faktor penyebab pencemaran udara
3. Sebutkan macam-macam partikel dari bahan-bahan polutan
4. Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen polutan udara
5. Sebutkan beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi polusi udara

JAWABAN
1. Polutan adalah zat atau bahan yang menyebabkan terjadinya polusi. Suatu zat disebut polutan jika
keberadaannya menimbulkan kerugian pada makhluk lain. Contohnya CO2 yang kadarnya
0,095% dapat merusak karena secara alami kadar CO2 di udara adalah 0,032%
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor penyebab polusi udara yang timbul dari udara itu. Faktor ini
disebabkan oleh hasil kegiatan, misalnya pembakaran bahan bakar, pemakaian zat kimia yang
disemprotkan ke udara
Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor penyebab polusi udara yang berasal dari dalam atau bagian komponen
udara, misalnya berupa debu yang berterbangan, debu dari gunung berapi, gas-gas vulkanik dan
proses pembusukan sampah
3. Partikel adalah bahan-bahan polutan udara yang berbentuk padat. Macam-macam partikel polutan
udara adalah:
a. Aerosol : partikel yang berhamburan dan melayang di udara
b. Debu : aerosol yang melayang-layang di udara berupa butiran padatan
c. Kabut : aerosol yang berupa butiran-butiran air di udara
d. Asap : aerosol campuran antara butiran padat dan cair yang berhamburan di udara
4. Komponen polutan udara terbagi atas 5 bagian, yaitu:
a. Karbon monoksida (CO), merupakan hasil pembakaran dari bahan fosil misalnya minyak
atau batubara oleh mesin-mesin penggerak transportasi
b. Nitrogen oksida (NO), merupakan hasil pembakaran dari gas buangan hasil pembakaran
kendaraan bermotor, generator pembangkit listrik atau bahan bakar gas alam
c. Gas SO2 dan gas SO3, berasal dari pembakaran batubara dan minyak. SO2 bertemu O2
membentuk SO3.
d. CFC (Chloro Fluoro Carbon), CFC yang dilepaskan oleh lemari es, plastik foam dan alat
penyemprotan seperti hair spray dan parfum. CFC bereaksi dengan ozon sehingga lapisan
ozon berkurang.
e. Timbal (Pb), senyawa timbal dicampur bensin dapat meningkatkan kerja kendaraan
bermotor. Gas keluarannya menimbulkan polusi. Polusi timbal dapat berasal dari makanan
kaleng dan pipa timbal.
5. Berikut beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengantisipasi pencemaran
udara:
a. Melakukan penghijauan atau hutan kota
b. Mengharuskan industri jauh dari pemukiman
c. Meneliti bahan bakar yang lebih ramah lingkungan
d. Membatasi jumlah kendaraan di perkotaan jika mungkin
e. Mengolah sampah tanpa pembakaran massal
f. Mengurangi penggunaan air conditioner atau CFC

Anda mungkin juga menyukai