Anda di halaman 1dari 2

Nama : Asyam Syafiq Allam

NIM : 20170340028
Jadi disini ada sebuah Kasus Kejadian Tidak Diinginkan (KTD) yang terjadi pada

seorang dokter gigi yang bekerja di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Ada seorang anak

bernama Joshua datang bersama kedua orang tuanya dengan keluhan pembengkakan gusi yang

tak kunjung sembuh, Dokter pun menganjurkan untuk giginya dicabut. Disinilah terjadi sebuah

KTD oleh dokter tersebut, dimana Joshua yang seharusnya sembuh dan sehat kembali malah

kesehatannya menjadi lebih buruk dan akhirnya merenggut nyawa si anak.

Jika saya menjadi dokter tersebut, pasti saya juga akan melakukan hal yang sama

seperti dokter tersebut yaitu melakukan pencabutan. Mungkin juga bisa ditambahkan dengan

komunikasi dokter dengan orang tua pasien bahwa jika tidak dilakukan penanganan bisa

menjadi lebih parah. Salah satu bioetika seorang dokter adalah Non-Malicence yang artinya

adalah seorang dokter tidak boleh / dilarang untuk memperburuk keadaan pasien yang sudah

ada.

Namun jika terjadi kejadian seperti ini, pertama hal yang seharusnya dilakukan adalah

membuktikan bahwa tidak ada unsur kelalain saat pencabutan gigi. Setelah itu membuktikan

bahwa yang dilakukan oleh dokter tersebut sudah masuk dalam ranah Prosedur Standar

Pencabutan Gigi. Setelah itu mencari pihak yang dapat membenarkan bukti-bukti yang sudah

ada, pada kasus ini adalah pihak RSUP Fatmawati.

Dampak yang akan terjadi jika dokter tersebut melakukan tindakan tidak sesuai dengan

pembuktian pembelaan malpraktek medik adalah keadaan yang ada semakin buruk dan tidak

dapat diselesaikan dimana akhirnya dokter tersebut bisa saja susah dalam melakukan praktek

dikarenakan rumor-rumor yang beredar pada masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai