PENDAHULUAN
Asam laktat pertama kali diisolasi dari susu asam pada abad ke-18. Pada
tahun 1918, para ilmuwan mengamati kasus di mana asidosis metabolik memiliki
kaitan dengan aliran darah yang menurun disertai syok. Di tahun 1970-an dan 80-
klinis asidosis laktat seperti yang kita ketahui saat ini. Kondisi klinis dan
fisiologis dari asidosis metabolik sendiri telah diketahui selama hampir satu abad,
namun saat ini kita menemukan sebuah pendekatan yang baru untuk diagnosis dan
Pencarian penanda yang akurat atau suatu set penanda untuk diagnosis,
prognosis dan pengobatan masih terus berlangsung. Estimasi nilai serum laktat
Ada bukti untuk mendukung penggunaan kadar laktat darah sebagai titik akhir
resusitasi. Peningkatan kadar asam laktat yang tinggi dalam serum dapat
dan benar. Interfensi dilakukan dengan identifikasi awal dan tindakan resusitasi
(Lamichhane, 2011).
dirawat di ICU. Sistem skoring yang umum dipergunakan antara lain Acute
1
Physiologic and Chronic Health Evaluation (APACHE), Mortality Probability
Model (MPM), Simplified Acute Physiology Score (SAPS) dan Sequential Organ
mungkin tidak tersedia di semua Intensive Care Unit (ICU) di Indonesia. Selain
pembiayaan bagi pasien-pasien yang dirawat di ICU. Oleh karena itu dibutuhkan
parameter lain yang lebih umum diperiksa yang dapat menggantikan sistem
skoring tersebut. Saat ini ada berbagai parameter independen yang telah diteliti
untuk memprediksi mortalitas pasien yang dirawat di ICU seperti pH, defisit basa,
laktat, anion gap, strong ion difference (SID) dan strong ion gap (SIG).Salah satu
parameter yang sekarang banyak diteliti dan diduga dapat memprediksi mortalitas
tidak dapat digunakan sebagai acuan. Untuk itu diperlukan suatu penanda untuk
peningkatan kadar laktat dalam darah diduga dapat dijadikan penanda adanya
penting pada pasien dengan syok, sepsis, asma, pasca operasi, cedera otak, gagal
hati, cedera paru akut (acute lung injury), dan keracunan (Agrawal, 2004).
2
oksigen jaringan tidak dipenuhi oleh pengiriman oksigen jaringan. Penurunan
dan hipoksia jaringan biasanya tidak terjadi. Ketika fungsi jantung terbatas
mekanisme kompensasi ini gagal dan hipoksia jaringan terjadi dengan cepat.
Banyak studi eksperimental dan klinis telah menunjukkan bahwa tingkat laktat
berhubungan dengan peningkatan angka mortalitas. Husein et al. pada tahun 1999
melaporkan kadar laktat pada pasien dengan asidosis metabolik setelah dirawat 24
jam di ruang perawatan intensif sebesar > 2,2 mmol/L memiliki angka mortalitas
sampai dengan 58%. Kadar laktat yang diukur pada 24 jam setelah pasien masuk
mengeluarkan laktat. Dalam kondisi yang stabil dan normal disertai dengan
oksigenasi pada jaringan yang baik, energi sel dapat lebih banyak diekstraksi
secara aerobik melalui siklus asam sitrat dan rantai transpor elektron. Dalam hal
ini, sel-sel mengubah piruvat menjadi asetil CoA melalui dekarboksilasi oksidatif.
Sebaliknya, ketika tubuh mengalami perfusi jaringan yang tidak memadai. Maka
Produksi laktat terjadi pada semua jaringan, seperti otot rangka, otak, sel
darah merah, dan ginjal. Bahkan pada kondisi basal dan dalam kondisi kaya
3
oksigen yang normal. Laktat pada subyek manusia normal dikeluarkan sangat
cepat hingga 320 mmol/L dalam 24 jam, kebanyakan dimetabolisme oleh hati dan
rekonversi laktat kembali menjadi piruvat. Tindakan ini membuat tingkat basal
laktat di bawah 1 mmol/L pada darah arteri dan vena. Latihan yang berat, kejang,
dan menggigil adalah contoh dari kondisi umum yang juga dapat menyebabkan
asidosis laktat. Dalam kasus ini, tubuh membersihkan laktat dengan cepat dan
mungkin berguna sebagai penanda metabolisme sel yang terganggu. Seperti pada
sepsis, trauma, penurunan volume, kehilangan darah, syok septik, dan sindrom
inflamasi sistemik. Mengetahui nilai kadar laktat, terutama pada stadium awal,
trauma dan pasien kritis. Studi oleh Abramson et al. penelitian prospektif pada 76
klirens laktat lebih dari 48 jam. Dari 27 pasien yang nilai laktatnya kembali
pasien yang tidak berhasil mengeluarkan kelebihan laktatnya dalam 48 jam yang
Kadar awal laktat sangat berkorelasi dengan mortalitas. Ketika nilai kadar
laktat kurang dari 2,5 mg/dL, 5,4% (95% confidence interval [CI], 4,5-6,2%) dari
4
pasien akan meninggal, dengan perubahan kadar laktat 2,5 mg/dL menjadi 4,0
mg/dL, angka kematian menjadi 6,4% (95% CI, 5,1-7,8%), dengan kadar laktat
4,0 mg/dL atau lebih besar, angka kematian meningkat menjadi 18,8% (95% CI,
Coma Scale (GCS), denyut jantung, dan tekanan darah, laktat awal tetap
disesuaikan 1,0, 1,5 (95% CI, 1.1 -2,0) dan 3,8 (95% CI, 2,8-5,3), untuk kadar
laktat kurang dari 2,5 mg/dL, 2,5 mg/dL berubah menjadi 4,0 mg/dL, dan 4,0
Di antara pasien dengan kadar laktat awal yang tinggi (≥ 4.0 mg/dL),
laktat kliren yang lebih rendah pada 6 jam pertama memprediksi peningkatan
risiko kematian dengan akurasi yang baik dan independen. Untuk laktat kliren dari
60% atau lebih, 30% sampai 59%, dan kurang dari 30%, odds ratio yang
disesuaikan untuk kematian adalah 1.0, 3.5 (95% CI 1,2-10,4), dan 4,3 (95% CI,
dan laktat klirens pada 6 jam pertama secara independen dapat memprediksi
Laktat adalah biomarker yang sering digunakan pada kasus trauma dan
akumulasi piruvat yang merupakan prekursor laktat. Sebaliknya, pada sepsis ada
5
Mengenai konsekuensi metabolik syok dan manajemen hemodinamik, ada
alat monitoring sederhana lainnya seperti pemeriksaan kadar laktat dan nilai
defisit basa yang dapat digunakan pada kasus penyakit kritis. Ketika diukur saat
masuk dan pada hari-hari pertama perawatan ICU, variabel ini menjadi penanda
Meskipun asidosis laktat telah menarik studi yang cukup banyak pada
pasien sakit kritis, asidosis metabolik dapat dihasilkan dari berbagai kondisi.
Meskipun literatur yang ada tidak menunjukkan hubungan yang kuat antara jenis
yang signifikan , terutama pada pasien dengan sakit kritis. Studi sebelumnya yang
kritis telah berfokus pada kedua etiologi spesifik ( misalnya laktat ) atau asidosis
tanda dari proses penyakit yang mendasari. Asidosis metabolik umum pada pasien
septik dan sakit kritis. Asidosis mungkin diakibatkan dari patofisiologi yang
mendasarinya, tapi mungkin juga hasil dari cara bagaimana pasien dikelola.
Tingkat keparahan asidosis metabolik dikaitkan dengan hasil klinis yang buruk.
Namun belum jelas apakah ada atau tidak hubungan kausal antara asidosis dan
6
Asidosis metabolik merupakan temuan biokimia yang umum pada pasien
dengan sakit kritis. Pentingnya prognostik kondisi ini terbukti dalam banyak
tingkat keparahan asidosis. Metoda yang paling umum untuk mengukur asidosis
metabolik adalah defisit basa. Meskipun defisit basa adalah ukuran yang akurat
kondisi asam pada jaringan, hiperkloremia dan asam lemah. Tidak umum untuk
tiga etiologi tersebut muncul berdampingan pada pasien sakit kritis. Selanjutnya,
Efek ini bervariasi sesuai dengan tingkat keparahan asidosis . Asidosis ringan
miokard . Jika asidemia lebih parah, depresi miokard mendominasi dan hipotensi
produksi oksida nitrat (NO) meningkat dan dianggap salah satu mekanisme utama
2010).
Asidosis metabolik kompleks umum terjadi pada pasien septik dan sakit
kritis . Selanjutnya, tingkat keparahan dikaitkan dengan hasil klinis yang buruk
dan disfungsi organ . Efek nyata dari asidosis metabolik pada fungsi organ dan
7
fungsi kardiovaskular . Pengobatan asidosis metabolik didasarkan pada kontrol
terhadap proses yang mendasari dan dukungan untuk disfungsi organ yang terjadi
(Maciel, 2010).
B. Rumusan Masalah
permasalah penelitian sebagai berikut : Apakah kadar asam laktat awal dapat
dijadikan sebagai parameter untuk prediktor mortalitas pada pasien sepsis yang
C. Pertanyaan Penelitian
Apakah kadar asam laktat awal memiliki nilai prediktor mortalitas yang
kuat dan dapat digunakan sebagai parameter untuk memprediksi mortalitas pada
pasien sepsis yang dirawat di ruang ICU RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui apakah kadar asam laktat awal pada pasien sepsis
mempunyai nilai prediktif untuk mortalitas pasien sepsis yang dirawat di ICU
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat praktis
8
pasien sepsis memiliki luaran yang lebih baik dengan penggunaan kadar
2. Manfaat akademik
F. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1. Penelitian tentang kadar asam laktat sebagai prediktor mortalitas.
9
masuk ICU. 2.0 mM memiliki OR
kematian 2.1 (1.3-
Yang diteliti: 3.5, p = 0.01).
Kematian di RS. Laktat antara 0.75-
1.0 mM memiliki OR
= 2.0 (p < 0.0001).
Laktat > 2.0 mM
memiliki OR = 3.7
(1.9-7.0, p < 0.0001).
3. Smith et 148 Pasien di ICU Prospektif Laktat masuk > 1.5
al., 2001 Kadar laktat mMol berhubungan
darah arteri pada dengan kematian
saat masuk ICU. dalam 28 hari (p <
Serial: 24 jam 0.0001). Area under
kemudian. ROC curve = 0.78.
Yang diteliti:
Kematian 28
hari di RS.
4. Suistomaa 98 Pasien di ICU. Prospektif, Nilai puncak median
et al., Kadar laktat Observasional laktat pada kelompok
2000 darah arteri pada meninggal adalah 5.3
saat masuk ICU. mM (IQR, 1.9-7.5)
Serial: setiap 2 vs. 1.9 mM (IQR,
jam dalam 24 1.3-2.9) untuk yang
jam pertama. hidup, p = 0.003.
Yang diteliti: Hiperlaktatemia saat
Kematian di RS. masuk ICU
berhubungan dengan
kematian lebih tinggi
dibandingkan
hiperlaktatemia yang
terjadi setelah masuk
10
perawatan (29.0% vs.
5.9%, p = 0.003).
Hiperlaktatemia (> 6
jam) berhubungan
dengan mortalitas
lebih tinggi (36.8%
vs. 0%, p = 0.008).
5. Nguyen et 111 Pasien dengan Prospektif, Kliren laktat kurang
al., 2004 severe sepsis Observasional dari 10% dalam 6
atau syok septik jam berhubungan
(> 18 tahun). dengan angka
Kadar laktat saat kematian 60 hari
masuk ke IGD yang lebih tinggi,
Serial: dalam 6 dibandingkan kliren
jam. laktat yang lebih dari
Yang diteliti: 10% (p = 0.007).
Kematian 60 Sens. 44.7% and
hari di RS. spec. 84.4%.
6. Jansen et 394 Pasien ICU Prospektif, Koreksi laktat dalam
al., 2009 dengan sepsis, Observasional 24 jam pertama
perdarahan, atau berkaitan dengan
kondisi lain penurunan mortalitas
rendah oksigen. yang signifikan pada
Laktat arteri saat kelompok sepsis (p =
masuk ICU. 0.003), tapi tidak
Serial: 12 & 24. bermakna pada
Yang diteliti: kelompok yang lain,
Kematian di RS (p = 0.42).
11
7. Lee et al., 126 Pasien dengan Prospektif, Tidak didapatkan
2008 severe sepsis Observasional perbedaan signifikan
atau syok septik kematian yang
(≥ 20 tahun). didapatkan antara
Kadar laktat pasien dengan
arteri pada saat peningkatan laktat
masuk IGD. dibanding laktat
Serial: 4 jam. normal, selama pH
Yang diteliti: masih berada dalam
Kematian di RS batas normal.
pemeriksaan kadar asam laktat sebagai prediktor mortalitas pada pasien sepsis
12