Anda di halaman 1dari 5

Belajar Ilmu Nahwu dari Kitab al Jurumiyyah 1

‫ﺑﺴﻢ ﺍﷲ ﺍﻟﺮﲪﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ‬


(PELAJARAN PERTAMA) : DEFINISI KALIMAT

:‫ ﺭﲪﻪ ﺍﷲ‬- ‫ﻗﺎﻝ ﺍﳌﺆﻟﻒ‬


.‫ﻊ‬‫ﺿ‬‫ ﺑﺎﻟﻮ‬‫ ﺍﳌﹸﻔﻴﺪ‬‫ﻛﱠﺐ‬‫ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻔﻆﹸ ﺍﳌﹸﺮ‬:‫ﺍﻟﻜﻼﻡ‬
Berkata Penulis rahimahullah:
"Kalam adalah suatu susunan lafazh yang diletakan (oleh orang arab) yang dapat
memberikan faedah (yaitu dapat dipahami)."
--------------------------
Penjelasan:
Penulis memulai kitabnya dengan mendefinisikan kalam, karena tujuan dari ilmu nahwu
adalah agar lafazh yang kita ucapkan menjadi benar. Definisi kalam adalah: Suatu
susunan lafazh yang dapat memberikan faedah (yaitu dapat dipahami) yang diletakan
(oleh orang arab).
Dari definisi kalam diatas, maka susunan kalam harus terkumpul padanya empat
perkara:
1. Lafazh, yaitu suara yang terkandung padanya sebagian huruf-huruf hijaiyah. Adapun
tulisan atau isyarat, tidaklah dikatagorikan kalam menurut ahli ilmu nahwu.
Contoh:
Seseorang mengisyaratkan dengan meletakan jari telunjuknya didekat mulutnya
kepada orang lain pertanda suruh diam. Meskipun orang itu paham, maka isyarat ini
tidaklah dinamakan kalam menurut ahli ilmu nahwu, karena kalam harus berbentuk
lafazh yang diucapkan.
2. Murakkab, yaitu tersusun dari dua kalimat atau lebih. Jika hanya satu kalimat saja
maka tidak disebut kalam.
Contoh:

- ‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﻣ‬
- ‫ﺍﻟﹾﻘﹶﻠﹶﻢ‬
- ‫ﺮ‬‫ﻓﹾﺘ‬‫ﺍﻟﺪ‬

artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com
Belajar Ilmu Nahwu dari Kitab al Jurumiyyah 2

Ketiga kalimat diatas, tidaklah dikatakan kalam menurut ahli ilmu nahwu. Karena
hanya tersusun dari satu kalimat saja.
3. Mufid, yaitu ketika lafazh yang tersusun tersebut diucapkan, maka orang yang
mendengarnya dapat memahami perkataannya.
Contoh:

“‫ﺪ‬‫ﺎﻟ‬‫ ﺧ‬‫”ﺇﹺﻥﹾ ﻗﹶﺎﻡ‬


“Jika Khalid berdiri…”
Jika ada seseorang berbicara seperti itu kepada kita tanpa ada kalam selanjutnya, maka kita
yang mendengarnya belum bisa sempurna memahami perkataan dia, karena kita
tidak tahu apa maksud dari perkataan dia ini; “jika Khalid berdiri…”
Maka hal ini dalam ilmu nahwu tidak dinamakan kalam, meskipun dia tersusun dari
tiga kalimat.
4. Bil wadh'i, yaitu kalimat-kalimat yang diucapkan adalah bahasa arab. Adapun bahasa
turki, bahasa Barbar dan yang lainnya tidaklah dikatakan kalam menurut ahli ilmu
nahwu.
Contoh-contoh kalam:
Susunan kalam dalam bahasa arab terkadang tersusun dari:
a. Ism dan ism, contonya:

‫ﺱ‬‫ﺪ‬‫ﻨ‬‫ﻬ‬‫ ﻣ‬‫ﺪ‬‫ﻤ‬‫ﺤ‬‫ﻣ‬
“Muhamad seorang insinyur.”
b. Ism dan fi'il atau fi'il dan ism, contonya:

‫ﺎﻡ‬‫ﻨ‬‫ ﻳ‬‫ﺮ‬‫ﻋﻤ‬
"Umar sedang tidur."

‫ﺱ‬‫ﺭ‬‫ ﺍﻟﺪ‬‫ﺪ‬‫ﺎﻣ‬‫ ﺣ‬‫ﺐ‬‫ﻛﹶﺘ‬


“Hamid telah menulis pelajaran.”
c. Ism, fi'il dan huruh, contonya:

‫ﺔ‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬‫ﺪ‬‫ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺐ‬‫ ﺫﹶﻫ‬‫ﺪ‬‫ﻳ‬‫ﺯ‬


“Zaid telah pergi ke sekolah.”

artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com
Belajar Ilmu Nahwu dari Kitab al Jurumiyyah 3

PERHATIAN:
Dalam pelajaran kita ini, kita harus perhatikan istilah-istilah yang dipakai dalam ilmu
nahwu, sehingga tidak tercampur dengan istilah yang terdapat dalam bahasa kita yaitu
bahasa Indonesia, seperti istilah;
 “kalam” maka yang dimaksud dalam bahasa Indonesia adalah kalimat.
 “kalimat” maka yang yang dimaksud dalam bahasa Indonesia adalah kata.
Dalam pelajaran kita ini, kita menggunakan istilah ilmu nahwu, sehingga mohon
diperhatikan dengan baik-baik maknanya.
MACAM-MACAM KALIMAT

:‫ ﺭﲪﻪ ﺍﷲ‬- ‫ﻗﺎﻝ ﺍﳌﺆﻟﻒ‬


.‫ ﺟﺎﺀَ ﳌﹶﻌﲎ‬‫ﺮﻑ‬‫ ﻭﺣ‬،‫ ﻭﻓﻌﻞﹲ‬،‫ﺳﻢ‬‫ ﺍ‬:‫ﻪ ﺛﻼﺛﺔ‬‫ﻭﺃﻗﺴﺎﻣ‬
Berkata Penulis rahimahullah:
"Macamnya ada tiga; Ism, Fi'il dan Huruf yang datang memiliki makna."
--------------------------
Penjelasan:
Disini penulis menjelaskan bahwa kalimat-kalimat yang diucapkan orang arab tidaklah
keluar susunannya dari tiga hal ini; Ism, fi'il, dan huruf. Sebagaimana yang telah kita
contohkan sebelumnya.

‫ﺔ‬‫ﺳ‬‫ﺭ‬‫ﺪ‬‫ ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﻤ‬‫ﺪ‬‫ﻳ‬‫ ﺯ‬‫ﺐ‬‫ﺫﹶﻫ‬


 Lafazh ( َ‫ ) َذھَب‬ini adalah fi'il,
 Lafazh (‫ )زَ ْﯾ ٌد‬adalah Isim,
 Lafazh (‫ إ)ِﻟ َﻰ‬adalah huruf (dalam istilah bahsa arab),
 dan lafazh (‫ ) ْاﻟﻣَدْ رَ ﺳَ ِﺔ‬adalah isim.
Definisi dari tiga hal diatas:
 Isim adalah kalimat yang menunjukan suatu makna pada dirinya dan dia tidak terikat
dengan waktu. Dalam bahasa Indonesia artinya kata benda, baik benda hidup
maupun benda mati.
Contohnya: kalimat ( ٌ‫ )زَ ﯾْد‬zaid, ( ٌ‫ ) ﻣَدْ رَ ﺳَﺔ‬sekolah, ( ٌ‫ ) ُﻣﮭَﻧْ دِس‬insinyur.

artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com
Belajar Ilmu Nahwu dari Kitab al Jurumiyyah 4

 Fi'il adalah kalimat yang menunjukan suatu makna pada dirinya, namun dia terikat
dengan waktu, yaitu terkadang bermakna lampau dan terkadang bermakna "sedang"
atau "akan". Dalam bahasa Indonesia artinya kata kerja.
Contohnya: kalimat ( ‫ أ) َﻛَ َل‬sudah makan, (‫ ﯾ)َﺄ ْﻛُ ُل‬sedang makan, ( َ‫)ذھَب‬
َ telah pergi, ( ُ‫) ﯾ َْذھَب‬
sedang pergi.
 Huruf adalah suatu kalimat yang akan tampak sempurna maknanya apabila
disambung atau digabungkan dengan kata benda atau kata kerja.
Seperti huruf (‫ إ)ِﻟ َﻰ‬artinya "ke" dan huruf ( ْ‫ )ﻟ َم‬artinya "belum", tidaklah tampak
sempurna maknanya sampai dia disambung atau digabungkan dengan kata yang
lainnya, baik itu dengan kata benda atau kata kerja.
Contohnya:

‫ﺠﹺﺪ‬‫ﺴ‬‫ﺇﹺﻟﹶﻰ ﺍﻟﹾﻤ‬
 "ke masjid"

‫ﺟﹺﻊ‬‫ﺮ‬‫ ﻳ‬‫ﻟﹶﻢ‬
 "belum pulang"
PERINGATAN!
Perkataan penulis:

“‫ ﺟﺎﺀَ ﳌﹶﻌﲎ‬‫ﺮﻑ‬‫”ﻭﺣ‬
Artinya: “dan huruf yang datang memiliki makna”.
Kalimat ini mengeluarkan huruf-huruf yang tidak memiliki makna pada dirinya, seperti
huruf-huruf hijaiyah. Huruf-huruf hijaiyah tidak masuk dalam pembahasan kita.
Contoh-contoh:
 Ism: ( ٌ‫)ﺧَ ﺎﻟ ِﺪ‬, ( ٌ‫)ﺣِﺼَﺎن‬, (‫ﺷﺠَ ﺮَ ٌة‬
َ ), (‫َرْض‬
ٌ ‫)أ‬, ( ٌ‫)ﻛ ِﺘَﺎب‬
 Fi'il: ( َ‫) رَﺟَ ﻊ‬, ( ُ‫)ﻳ َﺮْﺟِﻊ‬, (َ ‫) ﻗَﺮَأ‬, ( ُ ‫ ﻳ) َﻘْ ﺮَأ‬, ( َ‫) ﻓَﺘَﺢ‬. ( ُ‫)ﻳ َﻔْ ﺘَﺢ‬
 Huruf: (‫ِﻦ‬
ْ ‫)ﻣ‬, ( ْ‫)ھَﻞ‬, ( ْ‫)ﻗ َﺪ‬, (‫)ﻻ‬,
َ (‫)ﻓ ِﻲ‬.
Bagaimana kita membedakan bahwa ini "ism" (kata benda) dan ini "fi'il" (kata kerja)?
Jawab : Semua ini akan datang penjelasannya pada pelajaran-pelajaran berikutnya.

artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com
Belajar Ilmu Nahwu dari Kitab al Jurumiyyah 5

Jadi, apa yang dituntut dari kita pada pelajaran hari ini?
Jawab : Yang dituntut dari kita adalah menghafal definisi kalam dan uraiannya,
menghafal definisi macam-macam kalimat, dan juga memahami istilah-istilah baru yang
telah disebutkan diatas. Semua istilah diatas akan terus terulang pada pelajaran-
pelajaran berikutnya. Oleh karena itu, memahami istilah-istilah yang kita pakai dalam
pelajaran ini sangat penting, sehingga tidak tercampur adukan dengan istilah yang ada
pada bahasa Indonesia, disebabkan karena terkadang tulisannya sama, namun makna
yang diinginkan dalam ilmu nahwu berbeda.
Demikianlah pelajaran kita yang pertama. Insya Allah kita akan lanjutkan pada
pertemuan berikutnya. Wallahu a'lam bish shawab.

[ ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri Al Jawy_03 Muharam 1435/6 Des 2013_
di darul Hadits Al Fiyusy_Harasahallah]

artikel : www.pelajaranforumkis.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai