Anda di halaman 1dari 6

1.4 PT.

Madukismo
1.4.1 Sejarah Perusahaan PT. Madukismo
Pada zaman pemerintah hindia belanda, kurang lebih ada 17 pabrik gula
di Daerah Istimewa Yogyakarta, pabrik yang dikuasai oleh pemerintah Hindia
Belanda, antara lain: PG Pandakan, PG Ganjuran, PG Gesikan, PG Kedaton, PG
Mlati, PG Cebongan, PG Medari, semua pabrik gula tersebut diusahakan oleh
pemerintah Hindia Belanda.
akan tetapi pada tahun 1942 seluruh pabrik dikuasai oleh pemerintah jepang,
walaupun pada saat itu hanya tinggal 12 pabrik saja yang beroperasi dan tidak
berlangsung lama dikarenakan dalam situasi perang. Setelah diproklamasikan
kemerdekaan Indonesia, pemerintah Indonesia mengambil alih semua pabrik gula
tersebut. Setelah kondisi pemerintahan di Indonesia mulai stabil, pabrik gula mulai
didirikan lagi. Prakarsa pendirian pabrik gula ini diawali dengan pembentukan P3G
(Panitia Pendirian Pabrik Gula) yang bekerjasama dengan Dewan Perwakilan
Daerah Istimewa Yogyakarta, yang kemudian dibentuk BPPP ( Badan Pelaksana
Perusahaan Perkebunan). Badan usaha ini menjadi perseroan terbatas yang didirikan
dengan akta notaris pembangunan dimulai pada tanggal 15 Juli 1955 dengan nama
PT. Madubaru oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diresmikan oleh Presiden
Soekarno pada tanggal 29 Juli 1958 sejak itu pabrik gula mulai beroperasi. PT.
Madubaru memiliki dua pabrik, yaitu Pabrik Gula ( PG ) dan Pabrik Spritus ( PS )
Madukismo. Pabrik gula mulai beroperasi pada tahun 1959, sedangkan pabrik
spritus mulai beroperasi pada tahun1960. Kontraktor utama perusahaan ini adalah
Machine Fabrick Sangerhausen dari Jerman Timur. Kepemilikan saham PT. Madu
Baru pada awal berdirinya sebesar 75% dipegang oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan 25 % dipegang oleh pemerintah Indonesia. Unit-unit usahanya
adalah pabrik gula dan pabrik alkohol spiritus madukismo, manajemen perusahaan
dikelola oleh PT. Rajawali Nusantara Indonesia (BUMN di lingkungan DEPKU)
dengan kontrak awal hingga 10 tahun, pada kontrak kedua dilakukan pada tanggal 1
april 1994 hingga 31 maret 2004 sekarang PG MADUBARU masih dikelola oleh
PT Rajawali, tetapi kepemilikan saham sekarang 65% dimiliki oleh pihak Sri Sultan
HamengkuBuwono X dan 35% milik pemerintah RI.
Setelah pemerintahan berjalan normal kembali Sri Sultan hamengku Buwono IX
memprakarsai kembali pembangunan pabrik gula dengan tujuan:
1. Menampung kembali buruh yag kehilangan pekerjaan.
2. Menambah kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
3. Menambah pendapatan pemerintah pusat dan daerah
Kronologi perubahan status PT. Madubaru adalah sebagai berikut:
1. Tahun 1952-1962 : Perusahaan Swasta
2. Tahun 1963-1965
Adanya kebijakan pemerintah Indonesia yang mengambil alih semua perusahaan
perkebunan di Indonesia, maka PT. Madubaru bergabung dengan Perusahaan
Negara dibawah Badan Pimpinan Umum Perusahaan Perkebunan Negara ( BPU-
PPN).
3.Tahun 1966-awal 1984
Pada tahun 1966 BPU-PPN dibubarkan dan PT. Madubaru kembali menjadi
perusahaan swasta dengan Sri Sultan Hamengku Buwono sebagai presiden direktur.
4. Tahun 1984-sekarang
Mulai tanggal 4 maret 1984 pengelolaan PT. Madubaru diserahkan pada PT.
Rajawali Nusantara Indonesia, berdasarkan kontrak manajemen 10 tahun pertama.
Sampai saat ini saham PT. Madu Baru sebesar 65% dipegang oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono dan 35% dipegang oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan
keputusan Menteri BUMN No. KEP-01/MBU/2003 tanggal 4 Februari tahun 2003
dan telah diundangkan dengan Peraturan Pemerintah No.03 tahun 2004 tanggal 14
Januari 2004 tentang penambahan penyertaan modal Negara Republik Indonesia
kedalam modal saham perusahaan PT. Rajawali Nusantara Indonesia sebesar 35%,
maka PT. Rajawali Nusantara Indonesia saat ini sebagai pemegang saham minorita
PT. Madubaru Yogyakarta.
Jenis tebu yang dipakai sebagai bahan baku adalah jenis BZ 132,PS 56,PS 58 dan
PS 30 sebelumya bahan baku diusahakan sendiri oleh perusahaan namun setelah
dikeluarkan INPRES NO. 9 Tahun 1975 maka bahan baku disediakan oleh petani
Tebu Rakyat Intesif (TRI). Jumlah tebu yang tersedia saat ini mencapai sekitar
500.000 ton dengan luas areal tanaman berkisar 6.000-7.000 ha yang tersebar
diwilayah Kabupaten Bantul, Sleman, Kulon Progo, Purworejo Dan Magelang.
Adapun kapasitas tebu yang diolah saat ini adalah sekitar 3500 ton/hari. Produk
utama yang dihasilkan adalah gula SHS (Superior Head Sugar) IA dengan jumlah
produksi berkisar antara 35.000-40.000 ton/tahun. produk tersebut sekarang telah
diganti dengan Gula Kristal Putih (GKP) I, produk sampingan yang dihasilkan
adalah alkohol murni (kadar 95%) dan spiritus bakar (kadar 94%).
Visi dan Misi dari PT Madukismo
Visi dari PT Madukismo adalah menjadi perusahaan agroindustri yang unggul di
Indonesia dengan petani sebagai mitra sejati.

Misi dari PT Madukismo adalah sebagai berikut :


1. Menghasilkan gula dan ethanol yang berkualitas untuk memenuhi permintaan
masyarakat dan industri di Indonesia.
2. Menghasilkan produk dengan memanfaatkan teknologi maju yang ramah lingkungan,
dikelola secara profesional dan inovatif, memberikan pelayanan yang prima kepada
pelanggan serta mengutamakan kemitraan dengan petani.
3. Mengembangkan produk atau bisnis baru yang mendukung bisnis inti.
4. Menempatkan karyawan dan stake holders lainnya sebagai bagian terpenting dalam
proses penciptaan keunggulan perusahaan dan pencapaian stake holder values.
1.4.2 Lokasi Industri
Lokasi pembangunan pabrik gula tersebut berada di desa Tirtonirmolo Kecamatan
Kasihan Kabupaten Bantul daerah Istimewa yogyakarta.
Dasar pemilikan lokasi ini adalah sebagai berikut:
1. Letak pabrik dengan pusat kota dan sarana transportasi sehingga memudahkan dalam
penyaluran hasil produksi dan pengadaan bahan baku serta bahan pembantu untuk
pabrik gula maupun spritus.
2.Daerah sekitar pabrik merupakan kawasan persawahan, sehingga menguntungkan dan
baik untuk tanaman tebu sebagai bahan produksi gula.
3. Tenaga kerja mudah dicari dan di dapat, karena sebagai perusahaan padat karya PT.
Madubaru banyak menampung tenaga kerja dari daerah sekitar saja.
1.4.3 Struktur Organisasi PG Madukismo

Struktur Organisasi dari PG Madubaru adalah sebagai berikut:


1. Direksi
2. Administrasi
3. Kepala Bagian Keuangan
4. Kepegawaian
Ketenaga kerjaan di PT Madukismo diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu
karyawan tetap dan karyawan tidak tetap.
a. Karyawan tetap
Karyawan tetap pada umumnya menempati manajerial namun ada juga yang langsung
kerja ke lapangan misal masinis dan mandor. Karyawan tetap ada yang bekerja
sepanjang tahun mereka digaji setiap bulan, ada yang bekerja pada musim giling saja
dan mendapati gaji setiap bulan pada musim giling tersebut. Penggolongan karyawan
seperti penggolongan Pegawai Negeri Sipil, karyawan pada golongan lebih rendah
dapat naik ke golongan lebih tinggi setiap masa tertentu jika dinilai berprestasi dam
mempunyai kinerja yang baik.
b. Karyawan tidak tetap
Karyawan tidak tetap terdiri dari karyawan musiman, karyawan harian, dan karyawan
borongan yang bekerja pada musim giling saja. Kebanyakan karyawan tidak tetap
bekerja pada bagian produksi, mengenai pengupah berdasarkan pada jumlah hari
kerjanya. Mereka bekerja biasanya tidak membutuhkan keahlian khusus untuk
karyawan borongan mempunyai ikatan kontrak yang telah disepakati berasama pihak
perusahaan. Mereka umumnya ditempatkan pada bagian yang di borongkan misal
pengangkutan.

1.4.4 Pemasaran PT. Madukismo

Distribusi gula, alcohol, dan spirtus Gula : Untuk tahun 1998 s/d sekarang gula
PG.madukismo dijual bebas, gula milik madukismo dijual sendiri oleh Pg. madukismo.
Gudang gula di PG. madukismo ada 2 buah :

Gudang gula A dengan kapasitas 150.000 ku

Gudang gula B dengan kapasitas 50.000 ku

Alcohol dan Spirtus :

Alcohol dan Spirtus pemasarannya diatur sendiri oleh perusahaan melalui


distributor ada yang berasal dari : Jakarta, Tegal, Semarang, Solo, Srabaya, Yogyakarta.
Cara penjualan ada 2 cara yaitu :

Tunai Kredit max 2 bulan Harga jual untuk alcohol dan spirtus ditetapkan surat
keputusan ASED (Asosiasi Spirtus Etanol dan Derefatnya) No. 10/KU-ASED/VII/98
Tanggal 2 Juli 1998 sehingga harga perliternya yaitu :

Anda mungkin juga menyukai