DISUSUN OLEH :
BEBY TALISA SALAFI G99162038
Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata
akan masuk kedalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila
pungtum lakrimal tidak menyinggung bola mata, maka air mata akan
keluar melalui margo palpebra yang disebut epifora. Epifora juga akan
terjadi akibat pengeluaran air mata yang berlebihan dari kelenjar
lakrimal.1
3. Anatomi Konjungtiva
Konjungtiva merupakan membran yang menutupi sklera dan
kelopak bagian belakang. Bermaca-macam obat mata dapat diserap
melalui konjungtiva ini. Konjungtiva mengandung kelenjar musin
yang di hasilkan oleh sel Goblet. Musin bersifat membasahi bola mata
terutama kornea.
Konjungtiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :
a. Konjungtiva tarsal yang menututpi tarsus, konjungtiva
tarsal sukar digerakkan dari tasus.
b. Konjungtiva bulbi menututpi sklera dan mudah di
gerakkan dari sklera di bawahnya.
c. Konjungtiva fornises atau forniks konjungtiva yang
merupakan tempat peralihan konjungtiva tarsal dengan
konjungtiva bulbi. Konjungtiva bulbi dan forniks
berhubungan dengan sangat longgar dengan jaringan di
bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak. 1
4. Anatomi Bola Mata
Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm.
Bola mata di bagian depan (kornea) mempunyai kelengkungan yang
lebih tajam sehingga terdapat bentuk dengan 2 kelengkungan yang
berbeda.
Gamber 3. Struktur bola mata potongan sagittal. (Sumber:
https://www.studyblue.com/notes/note/n/lecture-7-the-special-
senses/deck/17385832)
5. Anatomi Kornea
Kornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening
mata, bagian selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis
jaringan yang menutup bola mata sebelah depan dan terdiri dari atas
lapis :
a. Epitel
Tebalnya 50 μm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak
bertanduk yang saling tumpang tindih; satu lapis sel basal,
sel polygonal dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat
mitosis sel. Sel basal menghasilkan membran basal yang
melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan
mengakibatkan erosi rekuren. Epitel berasal dari ektoderm
permukaan.
b. Membran Bowman
Terletak di bawah membran basal epitel kornea yang
merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti
stroma dan berasal dari bagian depan stroma. Lapis ini
tidak mempunyai daya regenerasi.
c. Stroma
Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang
sejajar satu dengan lainnya, pada permukaan terlihat
anyaman yang teratur sedang di bagian perifer serat
kolagen ini bercabang.
d. Membran descement
Merupakan membran aseluler dan merupakan batas
belakang stroma kornea dihasilkan sel endotel dan
merupakan membran basalnya. Bersifat sangat elastik
dan berkembang seumur hidup, mempunyai tebal 40 μm.
e. Endotel
Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk
heksagonal, besar 20-40 μm. Endotel melekat pada
membran descement melalui hemidesmosom dan zonula
okluden. Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoris
terutama berasal dari saraf siliar longus, saraf nasosiliar,
saraf ke V saraf siliar longus berjalan suprakoroid, masuk
kedalam stroma kornea, menembus membran Bowman
melepaskan selubung Schwannya. 1
Lapis vaskular di dalam bola mata yang terdiri atas iris, badan
siliar dan koroid. Persarafan uvea didapatkan dari ganglion siliar yang
terletak antara bola mata dengan otot rektus lateral, 1 cm di depan
foramen optik, yang menerima 3 akar saraf di bagian posterior yaitu :
7. Anatomi Pupil
Pupil anak-anak berukuran kecil akibat belum berkembangnya
saraf simpatis. Orang dewasa ukuran pupil adalah sedang, dan pada
orang tua, pupil mengecil akibat rasa silau yang dibangkitkan oleh
lensa yang sklerosis. 1
Pupil waktu tidur kecil, hal ini dipakai sebagai ukuran tidur,
simulasi, koma dan tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat
dari :
a. Berkurangnya rangsangan simpatis
b. Kurangnya rangsangan hambatan miosis
1. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta. 2010
2. Saladin, K.S., Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function. 3rd ed.
New York: McGraw-Hill. 2003
3. Seeley, R.R., Stephens, T.D., Tate, P. Anatomy and Physiology. 7th ed. New York:
McGraw-Hill. 2006.
4. Riordan-Eva, P., Whitcher, J.P. Oftalmologi Umum Vaughan & Asbury. Ed. 17.
Jakarta: EGC, 28-32. 2009.
5. Anderson, D.M. Dorland’s Illustrated Medical Dictionary. 31st ed. Philadephia:
Saunders. 2007.
6. Leat, S.J., Yadav, N.K., Irving, E.L. Development of Visual Acuity and Contrast
Sensitivity in Children. J Optom 2: 19-26.2009.
7. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to System, Seventh Edition.
Canada: Brooks/Cole, Cengage Learning; 2010.
8. Tortora GJ, Derrickson B. Principles of Anatomy and Physiology, 11th Edition.
New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.; 2007.
9. Costanzo LS. Physiology, Fifth Edition. Philadelphia: Saunders; 2014.