Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN HAMBATAN KOMUNIKASI

I. Pengertian
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek atau tujuan
dengan mengharapkan feedback atau umpan balik.
Komunikasi merupakan alat kontak sosial yang penting dalam membina
hubungan antar individu. Namun ketidaktepatan penerapan komunikasi dapat
menimbulkan kesalahan presepsi dan mengganggu hubungan saling percaya
antar individu. Penerapan komunikasi yang tepat dapat meningkatkan
hubungan saling percaya, namun penerapan yang tidak efektif dapat
mengganggu hubungan antara pasien, dokter dan Rumah Sakit yang akan
berdampak pada ketidakpuasan pasien.
Tujuan dari panduan hambatan komunikasi ini adalah sebagai acuan dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam melakukan komunikasi
dengan pasien dan atau keluarga secara khusus dan masyarakat secara umum
agar tercapainya pelayanan prima di Rumah Sakit Budi Mulia Bitung.

II. Ruang Lingkup


Komunikasi dapat dikategorikan menjadi 3 kelompok:
a. Komunikasi antar pribadi
Komunikasi yang dilakukan antar pribadi agar diantara pribadi-pribadi
tersebut mencapai suatu kesamaan pengertian, sehingga tercapai tujuan
bersama.
b. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok adalah suatu komunikasi yang terjadi di dalam
suatu kelompok, sehingga komunikasi menjadi lebih luas
c. Komunikasi masa
Komunikasi masa adalah suatu komunikasi yang dilakukan dengan
menggunakan alat baik itu media cetak maupun media elektronik.

III. Tata Laksana


1. Unsur-unsur Komunikasi
Unsur – unsur dalam komunikasi meliputi :
a. Sumber/komunikator (dokter, perawat, admission, administrasi
Rawat Inap, Kasir, dll)
Sumber/komunikator (yang menyampaikan informasi): adalah orang
yang menyampaikan isi informasi kepada penerima. Hal-hal yang
menjadi tanggung jawab pemberi informasi adalah mengirim pesan
dengan jelas, memilih media yang sesuai, dan meminta kejelasan
apakah pesan tersebut sudah di terima dengan baik.
Komunikator yang baik adalah menguasai materi, pengetahuannya
luas dan dalam tentang informasi yang disampaikan, cara berbicara
yang jelas dan menjadi pendengar yang baik saat dikonfirmasi oleh
si penerima pesan (komunikan)
b. Isi pesan
Panjang pendeknya,pesan dan kelengkapannya perlu disesuaikan
dengan tujuan komunikasi, media penyampaian, penerimanya.
c. Media/saluran (Elektronic, Lisan, dan Tulisan).
Media berperan sebagai jalan atau saluran yang dilalui isi pernyataan
yang disampaikan pengirim atau umpan balik yang disampaikan
penerima. Berita dapat berupa berita lisan, tertulis, atau keduanya
sekaligus. Pada kesempatan tertentu, media dapat tidak digunakan
oleh pengirim yaitu saat komunikasi berlangsung atau tatap muka
dengan efek yang mungkin terjadi berupa perubahan sikap.
Media yang dapat digunakan: Melalui telepon, menggunakan lembar
lipat, buklet, vcd, (peraga).
d. Penerima/komunikan (pasien, keluarga pasien, perawat, dokter,
Admission, Administrasi, dsb).
Penerima berfungsi sebagai penerima berita. Dalam komunikasi,
peran pengirim dan penerima bergantian sepanjang pembicaraan.
Tanggung jawab penerima adalah berkonsentrasi untuk menerima
pesan dengan baik dan memberikan umpan balik kepada pengirim.
Umpan balik sangat penting sehingga proses komunikasi
berlangsung dua arah.

2. Hambatan dalam komunikasi


Dalam praktek berkomunikasi kita akan mengalami berbagai macam
hambatan-hambatan sehingga tujuan atau pesan dari maksud informasi
yang dikomunikasikan itu tidak dapat diterima dengan baik oleh si
penerima informasi tersebut.
Adapun hambatan-hambatan yang sering terjadi dalam suatu komunikasi
antara lain:
a. Hambatan Tingkat Pendidikan
Hambatan ini erat kaitannya kemampuannya menerima informasi,
misal: seseorang yang hanya lulusan SD tentunya akan sulit mengerti
pembicaraan seseorang dokter yang berbicara menggunakan
bahasa/istilah kedokteran. Keterbatasan tingkat pendidikan juga
menyebabkan beberapa orang tidak bisa membaca dan menulis.

b. Hambatan Bahasa/Budaya
Perlu diingat, tidak semua orang mampu berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Hal ini tentu saja menjadi hambatan tersendiri dalam
berkomunikasi. Bahasa Indonesia sendiri memiliki dialek dan aksen
yang berbeda-beda di bagi setiap suku bangsa. Hal ini juga menjadi
kendala dalam berkomunikasi.
Kendala berkomunikasi yang berhubungan dengan bahasa dan
budaya adalah keterbatasan kemampuan berbahasa Indonesia. Untuk
penggunaan bahasa daerah asli Indonesia.
Adapun kendala dalam komunikasi dengan pasien yang berasal
dari luar negeri, dimana mereka berbahasa asing dan tidak bisa
berbahsa Indonesia.

c. Hambatan Mekanis
Dalam berkomunikasi bisa terjadi gangguan yang berasal dari pihak
luar, yaitu suasana yang tidak mendukung (seperti suara ribut),
ruangan yang tidak nyaman (seperti ruangan yang panas), dan
lainnya.

d. Hambatan fisik
Keterbatasan fisik penerima informasi menjadi kendala tersendiri
bagi pemberi informasi dalam memberikan informasi.
Beberapa keterbatasan fisik yang menjadi hambatan dalam
memberikan informasi adalah sebagai berikut:
1) Tuna rungu adalah keterbatasan seseorang dalam mendengar.
2) Tuna netra adalah keterbatasan seseorang dalam melihat.
3) Tuna wicara adalah keterbatasan seseorang dalam berbicara.

e. Hambatan psikologis
Emosi yang tidak stabil pada seseorang tentu saja mempengaruhi
seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Seseorang yang sedang
emosional tentunya akan cenderung lebih sulit menerima informasi
yang disampaikan.

f. Hambatan usia
Kemampuan menerima informasi erat kaitannya dengan usia
seseorang. Penyampaian informasi kepada seorang dengan usia 10
tahun, tentu saja berbeda dengan penyampaian informasi kepada
seseorang dengan usia 55 tahun.
Seseorang yang masuk dalam kategori anak-anak (belum
menikah, dengan usia kurang dari 18 tahun) tentu saja perlu
pendampingan dari keluarga atau kerabat yang sudah dewasa dalam
komunikasi. Seseorang yang sudah lanjut usia, dimana terdapat
keterbatasan fisik tentunya perlu kesabaran lebih dalam pemberian
informasi.
IV. Upaya – upaya Penanganan Hambatan
a. Hambatan Tingkat Pendidikan
Setiap pasien yang mendapat pelayanan kesehatan wajib
mengisi pendidikan terakhir pada formulir data sosial pasien. Dari
informasi ini pemberi informasi dapat mengambil strategi dalam
penyampaian informasi.
Pemberi informasi harus tetap menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Pengaturan intonasi dan artikulasi juga harus
tetap diperhatikan dalam berkomunikasi dengan penerima informasi
dari segala tingkat pendidikan.
Perhatikan penggunaan istilah-istilah dunia kedokteran dalam
menyampaikan informasi yang dapat disesuaikan dengan tingkat
pendidikan penerima informasi.
Keterbatasan tingkat pendidikan menyebabkan beberapa
populasi tidak bisa membaca dan menulis. Tentu saja hal ini menjadi
perhatian khusus bagi pemberi informasi. Komunikasi dengan
populasi yang tidak bisa membaca atau menulis hanya bisa dilakukan
secara lisan (melalui percakapan), sehingga penggunaan media yang
menggunakan tulisan tentunya tidak dapat digunakan sama sekali

b. Hambatan Bahasa dan Budaya


Pada data sosial pasien terdapat poin pengisian suku bangsa
dan status kewarganegaraan yang bisa menjadi acuan awal dalam
pemberian informasi yang berhubungan dengan hambatan bahasa
dan budaya.
Secara lisan, pemberi informasi dapat mengetahui apakah
terdapat kendala bahasa dan budaya penerima informasi. Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku bangsa memiliki dialek yang berbeda-
beda, bahkan ada yang memiliki keterbatasan dalam berbahasa
Indonesia. Pemberi informasi harus tetap menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar. Pengaturan intonasi dan artikulasi
juga harus tetap diperhatikan dalam berkomunikasi dengan penerima
informasi dari berbagai populasi suku bangsa asli Indonesia. Untuk
penerima informasi yang hanya bisa berbahasa daerah asalnya
tentunya perlu mendapatkan perhatuan khusus. Pemberi informasi
dapat meminta bantuan darai pihak keluarga atau kerabat penerima
informasi, atau staf dan karyawan RS Budi Mulia Bitung yang bisa
dan mengerti bahasa daerah yang digunakan penerima informasi.
Penerima informasi yang berkewarganegaraan asing (WNA)
tentu saja memiliki keterbatasan berbahasa Indonesia atau bahkan
sama sekali tidak memiliki kemampuan berbahasa Indonesia. Jika
WNA tersebut membawa keluarga atau kerabat yang bisa mengerti
dan memahami bahasa yang digunakan, hal ini tentu saja sangat
membantu dalam berkomunikasi. Beberapa staf dan karyawan RS
Budi Mulia Bitung memiliki kemampuan berbahasa Inggris yang
dapat membantu dalam menyampaikan informasi kepada penerima
informasi yang memiliki kemampuan berbahasa inggris. Jika
terdapat WNA yang tidak bisa menggunakan bahasa Inggris.
Kepentingan pribadi penerima informasi bisa menjadi
hambatan dalam penyampaian informasi oleh pemberi informasi.
Pemberi informasi harus bisa memutuskan prioritas kebutuhan
informasi yang akan disampaikan, apakah informasi tersebut tidak
bisa ditunda atau masih bisa ditunda.
Pemberian informasi yang tidak bisa ditunda untuk
disampaikan, pemberi informasi dengan sopan dapat meminta waktu
khusus dari penerima informasi untuk menyampaikan informasi
tersebut. Untuk informasi yang dapat ditunda untuk disampaikan,
pemberi informasi bisa memberikan waktu kepada penerima
informasi untuk menyelesaikan kepentingan pribadinya terlabih
dahulu.

c. Hambatan Mekanis
Tempat berkomunikasi tentu saja harus dibuat senyaman
mungkin agar tidak mendapatkan gangguan dari luar, sehingga
penyampaian informasi dapat tersampaikan dengan optimal.
Beberapa informasi yang disampaikan ada yang bersifat rahasia,
maka penggunaan ruangan tertutup perlu disiapkan dalam
penyampaian informasi terutama informasi yang berkaitan dengan
tindakan kedokteran.
Suasana yang nyaman juga harus dibangun dalam
berkomunikasi berkaitan dengan tempat dan ruangan berkomunikasi.
Menjaga kebersihan dan kerapian tempat yang digunakan untuk
berkomunikasi tentu saja dapat membuat komunikasi menjadi lebih
optimal.

d. Hambatan Fisik
 Hambatan Tuna Netra
Untuk memberikan informasi kepada populasi ini,
pemberi informasi tetap bisa menggunakan cara wawancara
lisan tanpa sama sekali menggunakan media tulisan atau
gambar. Tentu saja pemberi informasi harus lebih banyak
berbicara dalam memberikan informasi.
Populasi tuna netra yang didampingi oleh keluarga
atau kerabat tentu sangat membantu dalam penyampaian
informasi. Keluarga atau kerabat yang mendampingi
populasi ini dapat membantu dalam mendapat informasi
dari populasi ini, atau memberikan informasi kepada
populasi ini.
Beri pendamping kepada populasi ini untuk
membantu populasi ini bermobilitas jika populasi ini tidak
membawa pendamping.

 Hambatan Tuna Rungu


Untuk memberikan informasi kepada populasi ini,
pemberi informasi bisa menggunakan beberapa bahasa
isyarat sederhana dengan penggunaan mimik wajah
(terutama mulut) yang lebih jelas. Pemberi informasi tidak
bisa menggunakan bahas lisan kepada populasi ini.
Penggunaan media tulisan dan gambar juga sangat
membantu dalam memberikan informasi kepada populasi
ini.
Populasi tuna rungu yang didampingi oleh keluarga
atau kerabat tentu sangat membantu dalam penyampaian
informasi. Keluarga atau kerabat yang mendampingi
populasi ini dapat membantu dalam mendapat informasi
dari populasi ini, atau memberikan informasi kepada
populasi ini.
Beri pendamping kepada populasi ini untuk
membantu populasi ini bermobilitas jika populasi ini tidak
membawa pendamping.

 Pasien tuna wicara


Untuk memberikan informasi kepada populasi ini,
pemberi informasi tetap bisa menggunakan bahasa lisan
dengan tetap menjaga intonasi dan artikulasi yang baik.
Pemberi informasi juga bisa menggunakan beberapa bahasa
isyarat sederhana dengan penggunaan mimik wajah
( terutama mulut ) yang lebih jelas dan gerak gerik bahasa
tubuh. Penggunaan media tulisan dan gambar juga sangat
membantu dalam memberikan informasi kepada populasi
ini.
Populasi tuna wicara yang didampingi oleh keluarga
atau kerabat tentu sangat membantu dalam penyampaian
informasi. Keluarga atau kerabat yang mendampingi
populasi ini dapat membantu dalam mendapat informasi
dari populasi ini, atau memberikan informasi kepada
populasi ini.
Beri pendamping kepada populasi ini untuk
membantu populasi ini bermobilitas jika populasi ini tidak
membawa pendamping.

 Hambatan Psikologis
Pemberi informasi harus bisa mengkaji keadaan
emosional penerima informasi sebelum melakukan
komunikasi. Pemberi informasi harus dengan sopan dan
lebih sabar menyampaikan informasi kepada seseorang
yang emosinya sedang tidak stabil untuk berkomunikasi.

 Hambatan Usia
Pendampingan anggota keluarga dan kerabat dewasa
untuk populasi anak-anak sangat diperlukan, terutama
dalam komunikasi yang berkaitan dengan penyampaian
informasi kedokteran. Hal ini erat kaitannya dengan
perlindungan terhadap anak_anak yang masih menjadi
tanggung jawab orang tua. Setiap pasien anak-anak harus
didampingi oleh orang tua atau kerabat dewasa yang
bertanggung jawab ketika ada informasi yang akan
disampaikan.
Untuk populasi lansia yang memiliki keterbatasan
fisik dapat dibantu dengan beberapa alat bantu. Pasien
lansia yang memiliki keterbatasan motorik dapat dibantu
bengan kursi roda untuk mobilisasinya. Penanganan
gangguan pendengaran, pengelihatan dan berbicara pada
populasi lansia dapat dilihat pada hambatan fisik yang
sudah dijelaskan sebelumnya.

Secara umum, upaya-upaya dalam mengatasi hambatan berkomunikasi


dapat ditanggulangi dengan cara sebagai berikut :
1. Tetap mengedepankan etika berkomunikasi
- Menggunakan bahasa yang baik dan sopan
- Menjaga artikulasi dan intonasi dalam setiap komunikasi
2. Komunikasi harus dilakukan secara sistematis
- Gunakan sapaan sopan saat memulai komunikasi
- Pahami situasi penerima informasi, yang berkaitan dengan
hambatah-hambatan yang ada.
- Berikan informasi sesuai dengan kemampuan penerima informasi
dengan cara dan sarana yang diperlukan.
- Ucapkan terimakasih pada akhir komunikasi.
3. Mengevaluasi arti atau maksud informasi yang disampaikan
- Bertanya lebih lanjut pada penerima informasi mengenai
pamahamannya mengenai informasi yang disampaikan
- Memastikan penerima informasi benar-benar mengerti dengan
informasi yang disampaikan
Contoh: Perawat bertanya pada pasien “Apakah sudah mengerti,
Pak?”
- Pemberi informasi memastikan ada atau tidaknya informasi yang
masih ingin diketahui oleh penerima informasi
Contoh: “Apa ada hal lain yang kurang jelas, Bu?”

V. Dokumentasi
1. Data Sosial Pasien.
Terdapat beberapa informasi yang bisa digunakan untuk mengatasi
beberapa hambatan seperti pendidikan terakhir, suku,
kewarganegaraan, dan pekerjaan.
2. Foto beberapa ruangan yang digunakan untuk berkomunikasi.

Anda mungkin juga menyukai