I. Pengertian
Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
komunikan melalui media tertentu untuk menghasilkan efek atau tujuan
dengan mengharapkan feedback atau umpan balik.
Komunikasi merupakan alat kontak sosial yang penting dalam membina
hubungan antar individu. Namun ketidaktepatan penerapan komunikasi dapat
menimbulkan kesalahan presepsi dan mengganggu hubungan saling percaya
antar individu. Penerapan komunikasi yang tepat dapat meningkatkan
hubungan saling percaya, namun penerapan yang tidak efektif dapat
mengganggu hubungan antara pasien, dokter dan Rumah Sakit yang akan
berdampak pada ketidakpuasan pasien.
Tujuan dari panduan hambatan komunikasi ini adalah sebagai acuan dalam
mengatasi hambatan-hambatan yang muncul dalam melakukan komunikasi
dengan pasien dan atau keluarga secara khusus dan masyarakat secara umum
agar tercapainya pelayanan prima di Rumah Sakit Budi Mulia Bitung.
b. Hambatan Bahasa/Budaya
Perlu diingat, tidak semua orang mampu berbahasa Indonesia dengan
baik dan benar. Hal ini tentu saja menjadi hambatan tersendiri dalam
berkomunikasi. Bahasa Indonesia sendiri memiliki dialek dan aksen
yang berbeda-beda di bagi setiap suku bangsa. Hal ini juga menjadi
kendala dalam berkomunikasi.
Kendala berkomunikasi yang berhubungan dengan bahasa dan
budaya adalah keterbatasan kemampuan berbahasa Indonesia. Untuk
penggunaan bahasa daerah asli Indonesia.
Adapun kendala dalam komunikasi dengan pasien yang berasal
dari luar negeri, dimana mereka berbahasa asing dan tidak bisa
berbahsa Indonesia.
c. Hambatan Mekanis
Dalam berkomunikasi bisa terjadi gangguan yang berasal dari pihak
luar, yaitu suasana yang tidak mendukung (seperti suara ribut),
ruangan yang tidak nyaman (seperti ruangan yang panas), dan
lainnya.
d. Hambatan fisik
Keterbatasan fisik penerima informasi menjadi kendala tersendiri
bagi pemberi informasi dalam memberikan informasi.
Beberapa keterbatasan fisik yang menjadi hambatan dalam
memberikan informasi adalah sebagai berikut:
1) Tuna rungu adalah keterbatasan seseorang dalam mendengar.
2) Tuna netra adalah keterbatasan seseorang dalam melihat.
3) Tuna wicara adalah keterbatasan seseorang dalam berbicara.
e. Hambatan psikologis
Emosi yang tidak stabil pada seseorang tentu saja mempengaruhi
seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Seseorang yang sedang
emosional tentunya akan cenderung lebih sulit menerima informasi
yang disampaikan.
f. Hambatan usia
Kemampuan menerima informasi erat kaitannya dengan usia
seseorang. Penyampaian informasi kepada seorang dengan usia 10
tahun, tentu saja berbeda dengan penyampaian informasi kepada
seseorang dengan usia 55 tahun.
Seseorang yang masuk dalam kategori anak-anak (belum
menikah, dengan usia kurang dari 18 tahun) tentu saja perlu
pendampingan dari keluarga atau kerabat yang sudah dewasa dalam
komunikasi. Seseorang yang sudah lanjut usia, dimana terdapat
keterbatasan fisik tentunya perlu kesabaran lebih dalam pemberian
informasi.
IV. Upaya – upaya Penanganan Hambatan
a. Hambatan Tingkat Pendidikan
Setiap pasien yang mendapat pelayanan kesehatan wajib
mengisi pendidikan terakhir pada formulir data sosial pasien. Dari
informasi ini pemberi informasi dapat mengambil strategi dalam
penyampaian informasi.
Pemberi informasi harus tetap menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar. Pengaturan intonasi dan artikulasi juga harus
tetap diperhatikan dalam berkomunikasi dengan penerima informasi
dari segala tingkat pendidikan.
Perhatikan penggunaan istilah-istilah dunia kedokteran dalam
menyampaikan informasi yang dapat disesuaikan dengan tingkat
pendidikan penerima informasi.
Keterbatasan tingkat pendidikan menyebabkan beberapa
populasi tidak bisa membaca dan menulis. Tentu saja hal ini menjadi
perhatian khusus bagi pemberi informasi. Komunikasi dengan
populasi yang tidak bisa membaca atau menulis hanya bisa dilakukan
secara lisan (melalui percakapan), sehingga penggunaan media yang
menggunakan tulisan tentunya tidak dapat digunakan sama sekali
c. Hambatan Mekanis
Tempat berkomunikasi tentu saja harus dibuat senyaman
mungkin agar tidak mendapatkan gangguan dari luar, sehingga
penyampaian informasi dapat tersampaikan dengan optimal.
Beberapa informasi yang disampaikan ada yang bersifat rahasia,
maka penggunaan ruangan tertutup perlu disiapkan dalam
penyampaian informasi terutama informasi yang berkaitan dengan
tindakan kedokteran.
Suasana yang nyaman juga harus dibangun dalam
berkomunikasi berkaitan dengan tempat dan ruangan berkomunikasi.
Menjaga kebersihan dan kerapian tempat yang digunakan untuk
berkomunikasi tentu saja dapat membuat komunikasi menjadi lebih
optimal.
d. Hambatan Fisik
Hambatan Tuna Netra
Untuk memberikan informasi kepada populasi ini,
pemberi informasi tetap bisa menggunakan cara wawancara
lisan tanpa sama sekali menggunakan media tulisan atau
gambar. Tentu saja pemberi informasi harus lebih banyak
berbicara dalam memberikan informasi.
Populasi tuna netra yang didampingi oleh keluarga
atau kerabat tentu sangat membantu dalam penyampaian
informasi. Keluarga atau kerabat yang mendampingi
populasi ini dapat membantu dalam mendapat informasi
dari populasi ini, atau memberikan informasi kepada
populasi ini.
Beri pendamping kepada populasi ini untuk
membantu populasi ini bermobilitas jika populasi ini tidak
membawa pendamping.
Hambatan Psikologis
Pemberi informasi harus bisa mengkaji keadaan
emosional penerima informasi sebelum melakukan
komunikasi. Pemberi informasi harus dengan sopan dan
lebih sabar menyampaikan informasi kepada seseorang
yang emosinya sedang tidak stabil untuk berkomunikasi.
Hambatan Usia
Pendampingan anggota keluarga dan kerabat dewasa
untuk populasi anak-anak sangat diperlukan, terutama
dalam komunikasi yang berkaitan dengan penyampaian
informasi kedokteran. Hal ini erat kaitannya dengan
perlindungan terhadap anak_anak yang masih menjadi
tanggung jawab orang tua. Setiap pasien anak-anak harus
didampingi oleh orang tua atau kerabat dewasa yang
bertanggung jawab ketika ada informasi yang akan
disampaikan.
Untuk populasi lansia yang memiliki keterbatasan
fisik dapat dibantu dengan beberapa alat bantu. Pasien
lansia yang memiliki keterbatasan motorik dapat dibantu
bengan kursi roda untuk mobilisasinya. Penanganan
gangguan pendengaran, pengelihatan dan berbicara pada
populasi lansia dapat dilihat pada hambatan fisik yang
sudah dijelaskan sebelumnya.
V. Dokumentasi
1. Data Sosial Pasien.
Terdapat beberapa informasi yang bisa digunakan untuk mengatasi
beberapa hambatan seperti pendidikan terakhir, suku,
kewarganegaraan, dan pekerjaan.
2. Foto beberapa ruangan yang digunakan untuk berkomunikasi.