Anda di halaman 1dari 164

362.

11
Ind
s

DEPARTEMEN KESEHATAN RI
2009
Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan
c 2008, Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen
Kesehatan RI

18 cm x 25 cm
xxii + 143 halaman
ISBN No. 978-979-9254-66-5

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang

Dilarang memperbanyak, mencetak dan menerbitkan sebagian atau


seluruh isi buku ini dengan cara dan bentuk apapun juga tanpa seizin
penulis dan penerbit

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI


362.11
Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat Jenderal
Bina Pelayanan Medik
s
.Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan -- Jakarta
: Departemen Kesehatan RI, 2009
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat


ALLAH SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat serta karunia-Nya
sehingga Pedoman, Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan dapat
tersusun dengan baik dan ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan
RI No. 1069/Menkes/SK/XII/2008.
Keputusan Menteri Kesehatan tentang Pedoman, Klasifikasi dan
Standar Rumah Sakit Pendidikan ditujukan bagi setiap rumah sakit yang
akan dan telah berfungsi sebagai tempat wahana pembelajaran bagi peserta
pendidikan kedokteran serta menjadi acuan bagi rumah sakit dalam proses
penyelenggaraan pendidikan kedokteran.
Kepada Kontributor, Tim Penyusun dan kepada semua pihak terkait yang
telah turut berpartisipasi dalam penyusunan buku ini, kami mengucapkan
terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas buah pikiran,
waktu, dan sumbang saran yang telah diberikan. Semoga segala upaya dan
kerja keras Saudara bermanfaat dalam upaya peningkatan mutu pendidikan
kedokteran di tanah air.

Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik,


EN K E SEH A
EM
TA
T
DEPAR

RAL
ENDE EDIK
TUR J M
DIREK LAYANAN
PE
BINA

Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS


NIP. 195208201978071001

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan i


Tim Penyusun

Dr. K. Mohamad Akib, Sp. Rad. MARS

Dr. Rochman Arif, M.Kes

Dr. Noor Sardono, M.Kes

Drg. Luki Hartanti, MpH

Dr. Ady Iswadi Thomas

Dr. Desriana Elizabeth Ginting

Dr. Indri Yogyaswari

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan iii


Kontributor :

Dr. Mulya A. Hasjmy, SpB. M.Kes


Prof. DR.Dr. Agus Purwadianto, Sp.F, SH, MA
Prof. DR.Dr. Budi Sampurna, Sp.F, SH
DR. Dr. Abidin Widjanarko, Sp.PD, KHOM
Dr. Agung Sutiyoso, SpOT (K), MM. MARS
Prof. DR.Dr. Akmal Taher, SpU (K)
Prof. DR.Dr. Cissy Prawira K, SpA (K)
Prof. Dr. Irawan Yusuf, PhD
DR.Dr. Melianna Zailani, MARS
Prof. Dr. Merdias Almatsier, SpS
DR.Dr. Nanan Sekarwana, Sp.A (K)
Dr. Ratna Rosita, MPHM
Dr. Sumaryono, Sp.PD (K)
Dr. Suryo Purhananto, M.Kes
DR. Dr. Sutoto Cokro, M.Kes
DR. Dr. Tjahjono D. Gondhowiardjo, Sp.M (K)
Dr. Tri Hesty, Sp.M
Dr. Untung Suseno, M.Kes
Prof. DR.Dr. Wiguno, Sp.PD (K)
Dr. Luwiharsih, MSc
Drg. Anwarul Amin, MARS
Fresley Hutapea, SH.MH.MARS
Drg. Luki Hartanti, MPH
Dr. Noor Sardono, M.Kes
Dr. Salwa Ahmad, MARS (alm)

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan v


DAFTAR ISI

Halaman
Kata Pengantar ............................................................................................i
Tim Penyusun ............................................................................................iii
Kontributor ..................................................................................................v
Daftar Isi ....................................................................................................vii
Sambutan Menteri Kesehatan....................................................................ix
Sambutan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik .................................xi
Sambutan Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
(ARSPI).....................................................................................................xiii
Sambutan Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia (AIPKI)………………………………………………......................xv
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1069/Menkes/SK/XI/2008 Tentang Pedoman Klasifikasi
dan Standar Rumah Sakit Pendidikan …………………………................xvii

BAB I Pendahuluan........................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................... 1
B. Landasan Hukum ................................................................ 2
C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan .................................. 4
D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia ................................ 5
E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit
Pendidikan ......................................................................... 5
BAB II Standar Rumah Sakit Pendidikan……................…….......... 7
BAB III Penyelenggaraan dan Pengorganisasian............................ 11
BAB IV Tata Cara Penetapan Rumah Sakit Pendidikan …….......... 15
A. Persyaratan ........................................................................ 15
B. Prosedur Pengajuan .......................................................... 15
C. Penilaian Kelayakan ........................................................... 16
D. Sertifikasi............................................................................. 18
BAB V Standar Rumah Sakit Pendidikan Utama ............................ 19
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan................... 19
B. Standar Manajemen dan Administrasi ….................…….....20
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik …………………........................................23
D. Standar Penunjang Pendidikan...........................................24
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas........................ 25
BAB VI Standar Rumah Sakit Pendidikan Afiliasi (Eksilensi.......... 29
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ........... ...... 29

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan vii


B. Standar Manajemen dan Administrasi ................................ 30
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk Program
Pendidikan Klinik ………………........................................... 33
D. Standar Penunjang Pendidikan ………………..................... 34
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ….................... 35
BAB VII Standar Rumah Sakit Pendidikan Satelit …........................ 39
A. Standar Visi, Misi, Komitmen, dan Persyaratan ................. 39
B. Standar Manajemen dan Administrasi …………................. 40
C. Standar Sumber Daya Manusia untuk
ProgramPendidikan Klinik……………………….................. 43
D. Standar Penunjang Pendidikan …………………................ 44
E. Standar Perancangan dan Pelaksanaan
ProgramPendidikan Klinik yang berkualitas ……............... 45
BAB VIII Parameter dan Indikator Penilaian Rumah Sakit
Pendidikan ............................................................................ 49
A. Rumah Sakit Pendidikan Utama ....................................... 49
B. Rumah Sakit Pendidikan Affiliasi........................................ 79
C. Rumah Sakit Pendidikan Satelit ....................................... 107
BAB IX Hasil Penilaian dan Status Akreditasi ............................... 139
BAB X Pemantauan dan Evaluasi ….............................................. 141
BAB XI Pembinaan dan Pengawasan ……………........................... 143
BAB XII Sanksi .................................................................................. 145
BAB XIII Pembiayaan…………………………………..…..................... 146
BAB XIV Ketentuan Peralihan……………………............................... 147
BAB XV Penutup………...………….................................................... 148
Referensi ………………........…………………………...........….….......... 149

viii Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


BH A
INN IK
E K A TUNGGAL

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SAMBUTAN MENTERI KESEHATAN


REPUBLIK INDONESIA

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Keberadaan Rumah Sakit Pendidikan mempunyai arti yang sangat


penting dan strategis dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan medik.
Hal ini mengingat misi Rumah Sakit Pendidikan disamping memberikan
pelayanan kesehatan, juga berfungsi sebagai wahana peningkatan
kompetensi calon dokter dan calon dokter spesialis. Tidak kalah penting juga
bahwa Rumah Sakit Pendidikan merupakan wahana penelitian serta
pengembangan teknologi kedokteran.

Rumah Sakit Pendidikan harus tampil lebih baik, lebih bermutu


karena merupakan etalase mutu pendidikan kedokteran kita. Upaya
peningkatan mutu pendidikan akan berdampak pada peningkatan mutu
pelayanan kesehatan yang pastinya akan dirasakan oleh seluruh
masyarakat Indonesia.

Sejalan dengan perkembangannya, Pemerintah telah membuat


beberapa regulasi serta pengaturan tentang pelaksanaan Rumah Sakit
Pendidikan diantaranya Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri Nomor 544/
Menkes/SKB/X/81; Nomor 0430a/U/1981; Nomor 324 A tentang 14 (empat
belas) Rumah Sakit Pemerintah yang Digunakan Sebagai Tempat
Pendidikan Calon Dokter dan Dokter Spesialis; Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 512/Menkes/PER/2007 pasal 6 ayat 2 bahwa penetapan
rumah sakit, standar rumah sakit pendidikan dan standar rumah sakit atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan
dengan Pedoman, Klasifikasi dan Standar RS Pendidikan.

Selanjutnya, saya mengharapkan agar buku ini dapat dipergunakan


dengan sebaik-baiknya dan menjadi acuan bagi semua pihak yang terkait
dalam penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sekaligus menyesuaikan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ix


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

dengan aturan yang ditetapkan melalui keputusan Menteri Kesehatan No


1069/Menkes/SK/XI/2008 sebelum disahkannya Undang Undang Rumah
Sakit yang saat ini masih dalam pembahasan di DPR. Kepada tim penyusun
dan para kontributor, saya ucapkan selamat dan penghargaan atas
dedikasinya dalam penyusunan buku Pedoman, Standar dan Klasifikasi
Rumah Sakit Pendidikan.

Jakarta, Agustus 2009


Menteri Kesehatan RI
E
R I K S EH
TE
AT
N
ME

AN

DR.Dr.Siti Fadillah Supari,SpJP (K)

x Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


DEPARTEMEN KESEHATAN RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK INDONESIA
SEHAT
Jl. HR. Rasuna Said Blok X5 Kavling 4-9 Kotak Pos 3097, 1196 Jakarta 12950 2010
Telepon : (021) 5201590 (Hunting) Faksimile : (021) 5261814, 5203872
Surat Elektronic : yanmed@ depkes.go.id,seyanmed@depkes.go.id

SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL BINA PELAYANAN MEDIK

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya kepada kita semua atas
ditetapkannya Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1069/Menkes/SK/XI/2008 tentang Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit
Pendidikan. Saya menyambut gembira atas upaya menerbitkan buku ini
yang merupakan penyempurnaan dari Standar Rumah Sakit Pendidikan
yang telah diterbitkan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun 2005.

Pesatnya perkembangan penyelenggaraan pendidikan kedokteran


dan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelayanan kesehatan
menuntut pelaksanaan pelayanan medik spesialistik yang bermutu,
transparan dan akuntabel di Rumah Sakit. Rumah Sakit Pendidikan dalam
penyelenggaraannya berfungsi ganda, yakni disamping berfungsi
memberikan pelayanan medik kepada masyarakat juga berfungsi sebagai
tempat pembelajaran klinik bagi calon dokter/dokter gigi dan dokter
spesialis/dokter gigi spesialis untuk meningkatkan kompetensi baik dari segi
keilmuan (knowledge), keahlian (skill) dan profesional attitude. Agar tercapai
tujuan tersebut di atas penyelenggaraan rumah sakit pendidikan harus
memenuhi standar sebagai rumah sakit pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini


merupakan acuan dalam pelaksanaan Standarisasi, Akreditasi serta
Sertifikasi bagi Rumah Sakit Pendidikan Utama, Rumah Sakit Pendidikan
Afiliasi dan Rumah Sakit Pendidikan Satelit dimana masing-masing standar
mengacu kepada standar Pendidikan Kedokteran yang ditetapkan oleh
World Federation of Medical Education (WFME), sehingga dalam
penyelenggaraannya sebagai Rumah Sakit Pendidikan diharapkan dapat
mendukung terlaksananya Standar Pendidikan Kedokteran agar
menghasilkan dokter/dokter gigi dan dokter spesialis/dokter gigi spesialis
yang berkualitas dan memiliki daya saing serta dapat memberikan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xi


perlindungan hukum bagi pemberi pelayanan, penerima pelayanan, peserta
didik, dan dosen pembimbing klinik.

Saya ucapkan selamat kepada semua pihak yang telah


menyumbangkan gagasan serta pemikiran dalam penyusunan buku ini.
Semoga buku ini dapat bermanfaat bagi kita semua dalam rangka
penyelenggaraan pendidikan kedokteran sekaligus peningkatan mutu
pelayanan kesehatan di tanah air.

Jakarta, Juni 2009

Direktur Jenderal Bina Pelayanan


E N K E S E HA
EM Medik

TA
T
DEPAR

N
RAL
ENDE EDIK
TUR J M
DIREK LAYANAN
PE
BINA

Farid W. Husain
NIP. 195003091979121001

xii Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA
The Indonesian Teaching Hospital Association
(ARSPI)

SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI RUMAH SAKIT PENDIDIKAN INDONESIA
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah SWT kami menyambut
gembira diterbitkannya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah
Sakit Pendidikan. Seperti kita ketahui bersama bahwa pendidikan
kedokteran tidak dapat dilepaskan dari masa kepaniteraan dan pengalaman
bekerja di Rumah Sakit sehingga keberadaan Rumah Sakit Pendidikan
merupakan bagian penting dari proses belajar mengajar dalam pendidikan
kedokteran. Era globalisasi menuntut peningkatan mutu dalam berbagai hal
termasuk dalam bidang pendidikan kedokteran. Mengingat Rumah Sakit
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pendidikan kedokteran maka
Rumah Sakit Pendidikan pun dituntut untuk senantiasa meningkatkan
mutunya antara lain melalui pemenuhan terhadap standar yang telah
ditetapkan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Menteri Kesehatan yang
atas nama Pemerintah telah berkenan menetapkan Pedoman dan Standar
Rumah Sakit Pendidikan. Keberadaan buku ini dapat digunakan sebagai
acuan Rumah Sakit dalam penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran
dan dapat membantu Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu
sesuai standar yang telah ditetapkan oleh Pemerintah.
Dengan diterbitkannya buku ini kami berharap seluruh anggota
Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan dapat menyesuaikan diri dengan
ketentuan-ketentuan yang tertera dalam buku pedoman dan standar ini.

Jakarta, Juli 2009


Ketua Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia

Dr.dr. Sutoto, M.Kes

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xiii


ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA
(INDONESIAN ASSOCIATION OF MEDICAL EDUCATION INSTITUTION)
AIPKI
ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN INDONESIA SEKRETARIAT : GEDUNG CHS LANTAI II, JL. SALEMBA RAYA 6, JAKARTA PUSAT
TELP : (021) 3100354, FAX : (021) 3907411

SAMBUTAN
KETUA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN KEDOKTERAN
INDONESIA

Rasa syukur kehadirat Allah SWT patutlah dipanjatkan dengan


terbitnya buku Pedoman, Klasifikasi dan Standarisasi Rumah Sakit
Pendidikan. Bagi institusi pendidikan dokter, Rumah Sakit Pendidikan
merupakan wahana bagi pelaksanaan tridarma pendidikan tinggi serta
pencapaian kompetensi dokter maupun dokter spesialis. Dengan demikian,
Rumah Sakit Pendidikan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pendidikan kedokteran. Sejak tahun 2006 KKI telah mensahkan standar
pendidikan profesi dan standar pendidikan kompetensi yang harus
dilaksanakan oleh semua institusi pendidikan dokter di Indonesia dalam
menjalankan fungsinya. Dalam standar pendidikan profesi persyaratan
Rumah Sakit Pendidikan merupakan persyaratan mutlak tidak saja dalam
hal keberadaannya, tetapi yang terpenting adalah kualitas pelayanan,
infrastruktur dan manajemen pengelolaannya sangat berkaitan dengan
kualitas pendidikan. Dengan terbitnya buku ini, maka jaminan akan
tersedianya wahana pendidikan untuk dokter dan dokter spesialis, serta
pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu kedokteran akan
tercapai.
Kami menyampaikan terima kasih kepada Menteri Kesehatan yang
berkenan menetapkan Pedoman dan Standar Rumah Sakit Pendidikan.
Terbitnya buku ini dapat digunakan sebagai acuan Rumah Sakit dalam
penyelenggaraan proses pendidikan kedokteran dan dapat membantu
Rumah Sakit Pendidikan dalam meningkatkan mutu pendidikan sesuai
dengan standar pendidikan profesi dokter.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xv


Kami berharap bahwa seluruh institusi pendidikan dokter
mengkordinasikan berbagai ketentuan dalam buku pedoman dan standar ini
dengan pihak Rumah Sakit yang dipergunakan sebagai wahana pendidikan
dokter maupun dokter spesialis.

Jakarta, 31 Juli 2009


Ketua Asosiasi Institusi Pendidikan
Kedokteran Indonesia

Prof. Dr. Irawan Yusuf. Ph.D

xvi Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


BH A
INN IK
E K A TUNGGAL

MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


NOMOR : 1069/MENKES/SK/XI/2008

TENTANG
PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan, pendidikan


dan penelitian kedokteran, keberadaan Institusi
Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan
Rumah Sakit Pendidikan dalam pelaksanaan program
pendidikan profesi dokter dan dokter spesialis
memegang peranan penting;

b. bahwa agar Rumah Sakit yang digunakan sebagai


tempat pelaksanaan program pendidikan profesi dokter
dan dokter spesialis memenuhi persyaratan, perlu
menetapkan Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah
Sakit Pendidikan dengan Keputusan Menteri;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang


Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3495);

2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4301);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang


Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437)
sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xvii


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2008


Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4431);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang


Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3637);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang


Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, Dan Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor
82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang


Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 4741);

8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang


Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan
Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia,
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Presiden Nomor 94 Tahun 2006;

9. P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah
Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan;
1045/Menkes/Per/XI/ 2006 tentang Organisasi Rumah
Sakit Di Lingkungan Departemen Kesehatan;

10.P e r a t u r a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
512/MENKES/PER/IV/ 2007 tentang Ijin Praktik dan
Pelaksanaan Praktik Kedokteran;

xviii Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

11. K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n N o m o r
1575/Menkes/PERXI/ 2005 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
1295/Menkes/Per/XII/07;

Memperhatikan : Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan


Nomor 544 Menkes/SKB/X/81, Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 0430 a/U/1981 dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 324.A Tahun 1981 tentang
Pembagian Tugas, Tanggung Jawab dan Penetapan
Prosedur sebagai Rumah Sakit Pemerintah yang
digunakan untuk Pendidikan Dokter;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

Kesatu : KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN TENTANG


PEDOMAN KLASIFIKASI DAN STANDAR RUMAH
SAKIT PENDIDIKAN

Kedua : Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit


Pendidikan dimaksud Diktum Kesatu sebagaimana
tercantum dalam Lampiran Keputusan ini.

Ketiga : Pedoman dimaksud Diktum Kedua agar digunakan oleh


Institusi, Lembaga dan Organisasi Profesi terkait
sebagai acuan klasifikasi dan penetapan status
akreditasi dalam rangka pembinaan Rumah Sakit
Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan xix


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Keempat : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 18 Nopember 2009

MENTERI KESEHATAN,
E
RI K SE H
TE

AT
N
ME

AN
Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp. JP (K)

xx Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran I
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Salah satu persyaratan Pendidikan Kedokteran adalah tersedianya
Rumah Sakit (RS) Pendidikan Utama dalam jaringan lahan praktek yang
kelayakannya dinilai oleh pakar pendidikan kedokteran sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan dalam Panduan Pendidikan Kedokteran (Dirjen
Dikti, 2002). Tahun 2003, dengan diberlakukannya Undang Undang Sistem
Pendidikan Nasional, maka semua pendidikan profesi harus
diselenggarakan oleh Institusi Pendidikan.
Pada tahun 2006, Konsil Kedokteran Indonesia telah mengesahkan
Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
serta Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,Dokter/Dokter Gigi Spesialis.
Dalam Standar tersebut juga dikatakan bahwa Institusi Pendidikan
Kedokteran harus menjamin tersedianya fasilitas pendidikan klinik bagi
mahasiswa yang terdiri dari RS Pendidikan dan Sarana Kesehatan lain yang
diperlukan.
Penetapan RS Pendidikan di Indonesia secara resmi dimulai dengan di
tetapkannya pembagian tugas, tanggung jawab, dan penetapan prosedur
sebagai RS Pemerintah yang digunakan untuk pendidikan kedokteran pada
tahun 1981 melalui SK Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dan Menteri Dalam Negeri. Dalam lampiran Surat Keputusan
tersebut, ditetapkan 14 RS Umum Pemerintah sebagai tempat pendidikan
calon dokter dan calon dokter spesialis. RS tersebut adalah:
1. RSU Dr.Pirngadi, Medan
2. RSUP Dr.Cipto Mangunkusumo, Jakarta
3. RSUP Dr.Hasan Sadikin, Bandung
4. RSUP Dr.Kariadi, Semarang
5. RSUP Dr.Sardjito, Yogjakarta
6. RSU Dr.Soetomo, Surabaya
7. RSU Ujung Pandang, Makasar
8. RSUP Palembang
9. RSU Gunung Wenang, Manado
10. RSU Persahabatan, Jakarta

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 1


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

11. RSU Surakarta, Solo


12. RSU Dr.Syaiful Anwar, Malang
13. RSUP Sanglah, Denpasar
14. RSUP Dr.M.Jamil, Padang
Masing-masing RS Pendidikan tersebut merupakan RS Pendidikan untuk
satu Institusi Pendidikan Kedokteran Negeri, kecuali untuk Institusi
Pendidikan Kedokteran Universitas Indonesia, yang pada saat itu sudah
mempunyai dua RS Pendidikan, yaitu RS Dr.Cipto Mangunkusumo dan RS
Persahabatan.
Saat ini penetapan RS Pendidikan disahkan melalui Surat Keputusan
Menteri Kesehatan, setelah melalui proses penilaian dan memenuhi kriteria
Standar RS Pendidikan yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik Departemen Kesehatan pada bulan Mei tahun 2005.
Pesatnya pertambahan Institusi Pendidikan Kedokteran baik
pemerintah maupun swasta, membutuhkan peningkatan jumlah RS
Pendidikan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan
dan Universitas Gajah Mada pada tahun 2003, dilaporkan terdapat 97 RS
yang berfungsi sebagai RS Pendidikan, namun dari data Asosiasi RS
Pendidikan Indonesia (ARSPI), hingga tahun 2009 tercatat hanya ada 39 RS
yang secara resmi mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan sebagai
RS Pendidikan, pada waktu yang sama terdapat 52 Institusi Pendidikan
Kedokteran. Selain itu juga terdapat 12 RS Gigi dan Mulut Pendidikan yang
telah mendapat SK Menteri Kesehatan.
Selama ini Standar RS Pendidikan yang diterbitkan Departemen
Kesehatan pada tahun 2005, merupakan dasar penetapan RS Pendidikan.
Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan RS Pendidikan terutama dalam
proses pembelajaran klinik bagi peserta didik pendidikan kedokteran
terutama dalam pencapaian kompetensi peserta didik, maka perlu disusun
Standar RS Pendidikan.

B. Landasan Hukum
Peraturan perundangan yang mendasari penyusunan pedoman ini meliputi :
1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 100, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3495);
2. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan

2 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Lembaran Negara Nomor 4301);


3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4437) sebagaimana diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4844);
4. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 3637);
6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, Dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara
Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4737);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 89,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4741);
8. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara
Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/ XI/ 2006
tentang Organisasi Rumah Sakit Di Lingkungan Departemen
Kesehatan;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 512/ MENKES/ PER/IV/2007
tentang Ijin Praktik dan Pelaksanaan Praktik Kedokteran

11. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/PER XI/2005


tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 3


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

sebagaimana diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor :


1295/Menkes/Per/XII/2007;

C. Pengertian Rumah Sakit Pendidikan

Dari berbagai definisi yang ada, pada prinsipnya pengertian RS


Pendidikan (“Teaching Hospital”) adalah Rumah Sakit yang juga digunakan
untuk pendidikan kedokteran. Hutchkinson & Wilkipedia Encyclopedia
mendefinisikan RS Pendidikan sebagai Rumah Sakit yang berhubungan
erat dengan Pendidikan Kedokteran dan berfungsi dalam pendidikan praktik
untuk mahasiswa kedokteran, “internship” dan residen atau peserta
pendidikan spesialis.
Selain istilah RS Pendidikan, dikenal juga istilah RS Universitas
(“University Hospital”). Medline,1997 mendefinisikan RS Universitas
sebagai Rumah Sakit yang dikelola oleh suatu universitas untuk pendidikan
mahasiswa kedokteran, program pendidikan pasca sarjana dan penelitian
klinis.
Di berbagai negara maju saat ini “Academic Health Center” (AHCs) atau
dikenal juga sebagai Academic Medical Center telah berkembang pesat.
Pada tahun 1993, di Amerika Serikat tercatat lebih dari 100 AHCs. AHCs
terdiri dari satu Intitusi Pendidikan Kedokteran yang terakreditasi, satu atau
lebih Rumah Sakit yang ber “Afiliasi”, serta satu atau lebih pendidikan yang
terkait dengan kesehatan seperti, keperawatan, kesehatan masyarakat,
tenaga kesehatan dan kedokteran gigi.
Memperhatikan uraian tersebut diatas dan berdasarkan fungsi Rumah
Sakit dalam proses pendidikan profesi kedokteran, dapat dirumuskan RS
Pendidikan di Indonesia adalah Rumah Sakit yang merupakan jejaring
Institusi Pendidikan Kedokteran dan digunakan sebagai wahana
pembelajaran klinik untuk memenuhi modul pendidikan dalam rangka
mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.

4 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

RS Pendidikan diharapkan memiliki kemampuan pelayanan yang lebih


dari Rumah Sakit non Pendidikan terutama meliputi:

a. Penjaminan mutu pelayanan dan keselamatan pasien serta kedokteran


berbasis bukti.

b. Penerapan Metode Penatalaksanaan Terapi terbaru.

c. Teknologi Kedokteran yang bertepat guna.

d. Hari rawat yang lebih pendek untuk penyakit yang sama.

e. Hasil pengobatan dan survival rate yang lebih baik.

f. Tersedianya konsultasi dari Staf Medis Pendidikan, selama 24 jam.

D. Rumah Sakit Pendidikan di Indonesia


Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
512/Menkes/Per/IV/2007 yang merupakan salah satu peraturan
pelaksanaan Undang undang nomor 29 tentang Praktik Kedokteran salah
satu kausulnya (pasal 6, ayat 2) menyatakan bahwa penetapan RS menjadi
RS Pendidikan, Standar RS Pendidikan dan Standar Rumah Sakit atau
sarana pelayanan kesehatan lainnya sebagai jejaring pendidikan ditetapkan
dengan Keputusan Menteri Kesehatan.
Serangkaian seminar, lokakarya dan pertemuan yang diprakarsai oleh
Departemen Kesehatan, Asosiasi Rumah Sakit Pendidikan Indonesia
(ARSPI), Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia (AIPKI), Konsil
Kedokteran Indonesia, Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia dan seluruh
“stake holder” pendidikan kedokteran di Indonesia, disepakati penetapan
Standar dan Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan yang lebih luas meliputi RS
Pendidikan Utama, RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi), RS Pendidikan Satelit

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 5


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

yang merupakan Rumah Sakit jejaring pendidikan.


Peningkatan RS Pendidikan Utama, maupun perluasan Jejaring
Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) dan Satelit sangat dibutuhkan sejalan semakin
meningkatnya jumlah Institusi Pendidikan Kedokteran dan jumlah peserta
didik, serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus maupun ketersediaan
sarana prasarana pendidikan dan peralatan kedokteran.
E. Tujuan Penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan
Tujuan penetapan Standar Rumah Sakit Pendidikan adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan;
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan
profesi kedokteran;
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan.

6 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran II
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB II
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Standar Rumah Sakit Pendidikan ini disusun mengacu pada standar


pendidikan kedokteran yang ditetapkan oleh World Federation of Medical
Education (WFME). Format ini juga digunakan dalam penyusunan Standar
Pendidikan Profesi Dokter /Dokter Gigi dan Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi Spesialis.

1. Kedudukan dan Peran Rumah Sakit Pendidikan


Dalam pelaksanaan program pendidikan dokter dan dokter spesialis,
yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan tiga komponen utama yang
memegang peranan penting dan saling mendukung, yaitu Institusi
Pendidikan Kedokteran, Kolegium Ilmu Kedokteran dan RS Pendidikan.
Kedudukan RS Pendidikan sebagai salah komponen yang sangat
menentukan keberhasilan proses pembelajaran klinik yang meliputi
pengetahuan (knowledge), kemampuan psikomotor (skill), dan perilaku
(attitude) sesuai kompetensi sebagaimana ditetapkan dalam modul
pendidikan berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
Seiring dengan kebutuhan pembelajaran klinik peserta didik terutama
dalam rangka menjamin mutu keluaran dan hasil peserta didik yang sesuai
dengan standar kompetensi, maka tidak semua Rumah Sakit dapat secara
serta merta menjadi RS Pendidikan. Rumah Sakit yang telah berdiri dan
operasional memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat bila
akan ditambah fungsinya sebagai RS Pendidikan haruslah memenuhi
kriteria sebagaimana ditentukan dalam Standar Rumah Sakit Pendidikan.
Untuk itu dalam rangka menjamin mutu pendidikan profesi kedokteran
sekaligus menjamin mutu pelayanan medik di RS Pendidikan, maka
dipandang perlu dilakukan Standarisasi Rumah Sakit Pendidikan.

2. Klasifikasi Rumah Sakit Pendidikan


Peningkatan jumlah peserta didik, pengembangan kapasitas,
keterbatasan fasilitas serta keterbatasan jumlah dan variasi kasus di RS
Pendidikan Utama menjadi masalah bagi Institusi Pendidikan Kedokteran
dalam menghasilkan tenaga medik yang berkualitas.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 7


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Konsep dasarnya adalah tiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus


memenuhi kecukupan tenaga pengajar, jumlah dan jenis variasi kasus. Oleh
karena itu setiap Institusi Pendidikan Kedokteran harus mempunyai minimal
satu RS Pendidikan Utama dan mempunyai beberapa RS Pendidikan Satelit
sebagai jejaring. Selain itu Institusi Pendidikan Kedokteran dapat memiliki
satu atau beberapa jejaring RS Afiliasi (Eksilensi) atau Rumah Sakit Umum
dengan unggulan tertentu sebagai wahana pembelajaran klinik peserta
didiknya.
Rumah Sakit Khusus (Afiliasi/Eksilensi) dapat mempunyai Rumah Sakit
Satelit berupa Rumah Sakit Khusus lainnya dan Rumah Sakit Umum yang
mempunyai pelayanan unggulan tertentu sebagai jejaringnya.
Berdasarkan hal tersebut maka disusun Standar RS Pendidikan menjadi
:
1. Standar RS Pendidikan Utama.
2. Standar RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi).
3. Standar RS Pendidikan Satelit.

Untuk setiap jenis RS Pendidikan ditetapkan Standar dengan masing-


masing kriterianya, mengacu pada World Federation of Medical Education
(WFME), sebagai berikut :
1. Standar Visi, Misi, Komitmen dan Persyaratan.
2. Standar Manajemen dan Administrasi.
3. Standar Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik.
4. Standar Penunjang Pendidikan.
5. Standar perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinis yang
berkualitas.
Standar dan parameter penilaiannya ini lebih merupakan standar input,
yang harus dipenuhi sebagai dasar penilaian kepatuhan institusi terhadap
standar yang telah ditetapkan dalam rangka penetapan sebagai RS
Pendidikan, setelah melalui persyaratan Akreditasi Rumah Sakit dari
Departemen Kesehatan RI.
Untuk akreditasi dan reakreditasi, penetapan parameter penilaian
sebaiknya merupakan bagian dari instrumen penilaian akreditasi pendidikan
kedokteran yang disusun bersama oleh para pemangku kepentingan
pendidikan profesi kedokteran. Menteri Kesehatan dapat menetapkan,

8 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

membatalkan, mencabut atau menunda pemberian Surat Keputusan


Rumah Sakit Pendidikan tergantung dari hasil akreditasi tersebut.
Untuk pendidikan profesi dokter/dokter gigi spesialis, Rumah Sakit
yang akan digunakan harus masuk dalam salah satu klasifikasi RS
Pendidikan dan sesuai dengan kebutuhan untuk pembelajaran klinik dalam
rangka pencapaian kompetensi berdasarkan standar pendidikan profesi
dokter/dokter gigi spesialis yang disusun oleh Kolegium Ilmu Kedokteran
Spesialis.
Dengan demikian RS Pendidikan Profesi Dokter Spesialis, dapat
merupakan RS Pendidikan Utama, RS Pendidikan Satelit ataupun RS
Pendidikan Khusus (Afiliasi/Eksilensi), dengan tambahan standar dan
kriteria yang ditetapkan oleh kolegiumnya di luar Standar RS Pendidikan
yang sudah ada.

3. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Standar RS Pendidikan ini adalah untuk Rumah Sakit
Umum dan Rumah Sakit Khusus yang digunakan oleh Institusi Pendidikan
Kedokteran sebagai wahana pendidikan kedokteran meliputi :
a. Visi, Misi, Komitmen dan persyaratan ;
b. Manajemen dan Administrasi ;
c. Sumber Daya Manusia untuk program pendidikan klinik ;
d. Penunjang pendidikan ;
e. Perancangan dan pelaksanaan program pendidikan klinik yang
berkualitas

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 9


Lampiran III
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN
Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB III
PENYELENGGARAAN DAN PENGORGANISASIAN

A. Penyelenggaraan.
Departemen Kesehatan RI merupakan instansi yang berwenang
menetapkan Standar Rumah Sakit Pendidikan yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran Pendidikan Kedokteran sebagaimana Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 512 (pasal 6 ayat (2). RS yang akan atau telah
difungsikan sebagai RS Pendidikan baik yang diselenggarakan oleh
Pemerintah, Pemerintah Daerah, BUMN/BUMD, TNI/POLRI, maupun
Swasta lainnya wajib memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Menteri
Kesehatan.
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya bertanggung jawab melaksanakan penetapan, pembinaan
dan pengawasan RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan RI. Untuk
pelaksanaan, penetapan, pengawasan dan pembinaan RS Pendidikan
Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik dibantu Tim Akreditasi RS
Pendidikan yang melibatkan pemangku kepentingan yang terkait yaitu
ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI.

B. Pengorganisasian

Penetapan RS Pendidikan, pengawasan dan pembinaan teknis


dilaksanakan oleh Tim Akreditasi RS Pendidikan meliputi Tim Pengarah
Akreditasi RS Pendidikan dan Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan.
1. Tim Pengarah.
Tim Pengarah terdiri dari Penanggung Jawab, Sekretaris dan Anggota
dengan susunan sebagai berikut :
Penanggung Jawab : Menteri Kesehatan
Ketua I : Sekretaris Jederal
Ketua II : Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik
Sekretaris I : Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Sekretaris II : Sekretaris Ditjen Bina Pelayanan Medik
Anggota : 1. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 11


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2. Konsil Kedokteran Indonesia


3. Ketua ARSPI
4. Ketua AIPKI
5. Ketua MKKI
6. Ketua KKI
Tugas Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan :

a. Melaksanakan koordinasi lintas sektor penyelenggaraan Penilaian


dan Pembinaan RS Pendidikan.
b. Menetapkan kebijakan strategis dalam rangka peningkatan mutu
pelayanan RS Pendidikan.
c. Melaporkan hasil kegiatan penetapan, pembinaan dan pengawasan
RS Pendidikan kepada Menteri Kesehatan.
d. Menetapkan besaran satuan biaya akreditasi, reakreditasi dan visitasi
RS Pendidikan.
e. Memberikan dukungan pelaksanaan tugas-tugas Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan.

2. Tim Pelaksana Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan.


Ketua : Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik
Sekretaris I : Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik
Spesialistik RS Pendidikan
Sekretaris II : Kepala Bagian Hukormas Ditjen Bina Yanmedik
Anggota : 1. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan Medik
Spesialistik Non Pendidikan
2. Kepala Sub Dit Bina Akreditasi RS
3. Kepala Sub Dit Bina Pelayanan
Spesialistik di RS Khusus
4. Kepala Sub Dit Bina Pelapisan Teknologi
Medik Spesialistik
5. Unsur ARSP
6. Unsur AIPKI
7. Unsur MMKI
8. Unsur KKI

12 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sekretariat : 1. Kepala Seksi Standarisasi


2. Kepala Seksi Bimbingan dan Evaluasi
3. Staf Sub Bag TU Direktorat Bina Yanmedik
Spesialistik
4. Staf Sub Direktorat Bina Yanmedik di RSU
Pendidikan

Tugas Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan:


a. Melaksanakan advokasi dan sosialisasi Pedoman Standar dan
Pelaksanaan Penilaian Rumah Sakit Pendidikan;
b. Menyusun rencana kerja penetapan, pembinaan dan
pengawasan Rumah Sakit Pendidikan;
c. Melaksanakan koordinasi dengan berbagai pihak terkait dalam
pelaksanaan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah
Sakit Pendidikan;
d. Melaksanakan penetapan, pembinaan dan pengawasan Rumah
Sakit Pendidikan;
e. Melaksanakan kajian pengembangan standar Rumah Sakit
Pendidikan;
f. Melaporkan pelaksanaan penetapan, pembinaan dan
pengawasan Rumah Sakit Pendidikan kepada Menteri
Kesehatan melalui Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 13


Lampiran IV
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN
Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB IV
TATA CARA PENETAPAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN

Penetapan RS Pendidikan adalah proses penilaian kelayakan rumah


sakit yang akan dijadikan wahana pembelajaran klinis peserta didik Institusi
Pendidikan Kedokteran guna menjamin terselenggaranya pelayanan medik
yang berkualitas sesuai kebutuhan modul untuk mencapai kompetensi
berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.

A. Persyaratan
1. Rumah Sakit telah mempunyai ijin pendirian yang dikeluarkan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau ijin operasional
yang dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan/atau ijin
penyelenggaraan Rumah Sakit yang masih berlaku.
2. Surat penetapan kelas (tipe) Rumah Sakit yang ditetapkan oleh
Menteri Kesehatan RI.
3. Pernyataan kesediaan Pemilik Rumah Sakit untuk menjadikan
Rumah Sakit menjadi RS Pendidikan dan sanggup menyediakan
anggaran, sarana dan prasarana pendukung untuk
penyelenggaraan fungsi pendidikan.
4. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi setempat.
5. Naskah Perjanjian Kerja Sama Rumah Sakit Pendidikan dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
6. Telah terakreditasi sesuai dengan klasifikasi Rumah Sakit.
7. Profil Rumah Sakit 3 (tiga) tahun terakhir.

B. Prosedur Pengajuan

1. Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan Rumah Sakit mengajukan S u r a t


Permohonan untuk ditetapkan sebagai RS Pendidikan,
ditujukan kepada Menteri Kesehatan RI cq Direktur
Jenderal Bina Pelayanan Medik Departemen K e s e h a t a n R I
dengan dilampirkan persyaratan sebagaimana dimaksud dalam
huruf A.
2. Surat Permohonan sebagaimana huruf B.1, tembusannya
Disampaikan kepada :
a. Direktur Bina Pelayanan Medik Spesialistik

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 15


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

b. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi setempat


c. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat

C. Penilaian Kelayakan
1. Pra Visitasi
a. Berkas Surat Permohonan yang telah diterima oleh Direktur
Bina Pelayanan Medik Spesialistik diserahkan kepada
Sekretariat Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan untuk
diperiksa kelengkapan administrasi persyaratan administrasi.
b. Berkas Surat Permohonan yang telah lengkap persyaratan
administrasinya dilaporkan kepada Sekretaris Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan untuk kemudian dibuat rancangan
surat balasan kepada Rumah Sakit.
c. Surat balasan yang ditandatangani oleh Direktur Bina
Pelayanan Medik Spesialistik selaku Ketua Tim Pelaksana
Akreditasi RS Pendidikan dikirimkan kepada Pemilik
RS/Pimpinan RS disertai Borang Penilaian RS Pendidikan
(Instrumen Self Assesment) RS Pendidikan sesuai dengan
klasifikasi.
d. Setelah menerima surat balasan Direktur Rumah Sakit
setempat membentuk Tim Persiapan Penilaian RS
Pendidikan yang terdiri dari unsur-unsur pemangku
kepentingan Rumah Sakit dan melakukan pengisian Borang
Penilaian RS Pendidikan.
e. Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah
Sakit dikirimkan kembali ke Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan.
f. Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan menelaah hasil
Borang Penilaian RS Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah
Sakit.
g. Hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan dapat
berupa ”rekomendasi layak atau belum layak visitasi” dan
rekomendasi tersebut di umpan balikkan kepada Rumah Sakit
bersangkutan dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan
Provinsi setempat dan/atau Dinas Kesehatan Kab/Kota
setempat.

16 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

h. Apabila umpan balik dari Tim Pelaksana Akreditasi RS


Pendidikan direkomendasikan ”dipertimbangkan belum layak
”visitasi” maka Rumah Sakit dapat mengajukan permohonan
fasilitasi atau pembinaan kepada Tim Pelaksana Akreditasi
RS Pendidikan.
2. Visitasi
a. Apabila hasil telaahan Tim Pelaksana Akreditasi RS
Pendidikan direkomendasikan ”layak visitasi” maka kepada
Rumah Sakit dijadualkan waktu kunjungan Tim Visitasi.
b. Sesuai jadwal yang ditentukan Tim Visitasi melaksanakan
kunjungan ke Rumah Sakit.
c. Tim Visitasi dalam melaksanakan kunjungan ke Rumah Sakit
melakukan pemeriksaan ulang dan pemeriksaan silang serta
wawancara dengan pihak terkait atas Borang Penilaian RS
Pendidikan yang telah diisi oleh Rumah Sakit, selanjutnya hasil
penilaian diisi ke dalam Instrumen Penilaian masing-masing
Standar dan Parameter.
d. Hasil penilaian masing-masing Standar, Indikator dan
Parameter kemudian direkapitulasi dalam Instrumen
Rekapitulasi Hasil Penilaian untuk menentukan nilai akhir
penilaian.
e. Hasil penilaian dapat menggambarkan hasil akhir katagori
penilaian : A, B atau C.
3. Penetapan
a. Apabila dari hasil penilaian Tim Visitasi dan kesimpulan
sementara masih terdapat hal-hal yang perlu disempurnakan
dan/atau diperbaiki oleh pihak Rumah Sakit, maka pihak
Rumah Sakit wajib menyempurnakan/ memperbaikinya dalam
waktu selambat-lambatnya 30 (tigapuluh) hari sejak dilakukan
visitasi.
b. Hasil penilaian akhir (sementara) berikut catatan-catatan
mengenai hal-hal yang perlu disempurnakan/diperbaiki
disampaikan oleh Tim Visitasi kepada pihak Rumah Sakit dan
dibuatkan Berita Acara Hasil Visitasi yang ditanda tangani oleh

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 17


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Tim Visitasi dan Pihak Rumah Sakit.


c. Tim Visitasi melaporkan Berita Acara Hasil Visitasi kepada
Ketua Tim Pelaksana Akreditasi.
d. Berdasarkan Berita Acara Hasil Visitasi dan laporan
perbaikan/penyempurnaan dari Rumah Sakit, Tim Visitasi
melaporkan kepada Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
untuk kemudian dilakukan proses penetapan.
e. Tim Akreditasi RS Pendidikan melaksanakan rapat penentuan
kelayakan Rumah Sakit sebagai RS Pendidikan berdasarkan
hasil visitasi.
F. Ketua Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan
menyampaikan rekomendasi penetapan RS Pendidikan
kepada Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik untuk
selanjutnya dilakukan proses Penetapan sebagai RS
Pendidikan.
g. Atas nama Menteri Kesehatan RI Direktur Jenderal Bina
Pelayanan Medik menetapkan Rumah Sakit pemohon sebagai
RS Pendidikan.

D. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan (Sertifikasi)


1. Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan diterbitkan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Terakreditasi A dengan masa berlaku 5 (tahun), ditanda
tangani oleh Menteri Kesehatan;
b. Terakreditasi B dengan masa berlaku 3 (tahun), ditanda
tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik atas
nama Menteri Kesehatan;
c. Terakreditasi C dengan masa berlaku 1 (satu) tahun, ditanda
tangani oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik.
2. Surat Keputusan dan Sertifikat Akreditasi RS Pendidikan
selanjutnya diserahkan kepada Pemilik Rumah Sakit/Pimpinan
Rumah Sakit.

18 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran V
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN
Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB V
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA

RS Pendidikan Utama adalah Rumah Sakit Jejaring Institusi Pendidikan


Kedokteran yang digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik peserta
didik untuk memenuhi seluruh atau sebagian besar modul pendidikan dalam
rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.
Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan
harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang tercapainya tujuan
pendidikan profesi kedokteran.

A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN.


Untuk menunjang proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai
dengan kebutuhan maka komitmen Rumah Sakit perlu ditunjukkan secara
jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan sesuai aturan
perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1. Terdapat visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara tertulis yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
2. Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Sama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan dan
daya tampung peserta didik.
3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
dalam hal pada seluruh proses pendidikan kedokteran di Rumah
Sakit tersebut.
4. Rumah Sakit kelas A atau B atau setara yang telah terakreditasi
minimal 12 pelayanan.
5. Rumah Sakit yang telah menjalankan fungsi pendidikan dan
telah memiliki SK penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS
Pendidikan.
6. RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan
spesialis dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan
kandungan) dan 11 pelayanan spesialis lainnya.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 19


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI.


Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi
RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan yang meliputi; koordinasi, kebijakan penyelenggaraan,
administrasi, pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi
kedokteran.
1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran.
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan
harus mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas
dan fungsi yang jelas.
Kriteria :

1.1 Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan


unsur Rumah Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran.
Badan ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang
berkedudukan di RS.
2.1 Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan


RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria :
2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum
dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1:5 yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan

20 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem


penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment
bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan
peserta didik).
2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan
prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan
dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
2.7. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat
menyurat.
Kriteria :
3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa masuk ke
RS.
3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,
pengaturan jadual dan administrasi).
3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai
yang tepat waktu.
3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 21


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).


3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun
(jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
Kriteria :
4.1. Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya
sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya
administrasi dan biaya overhead operasional, serta biaya tidak
langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan biaya
disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa.
4.2. Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh
koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.3. Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai Pendanaan Pendidikan
Kedokteran.
4.4. Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF
dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan


Administrasi Pendidikan
Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh

22 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai


dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
5.1. Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh sekretariat bersama
berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
5.2. Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan
peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK

Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih program pembelajaran klinik


sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab
bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring untuk


Pembelajaran Klinik
Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan/atau non
medis yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari
staf medis dan/atau non medis tersebut.
Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf institusi pendidikan yang
ditempatkan di RS Pendidikan harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau
lampirannya.
Kriteria :
1.1. Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang
ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan
diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
1.2. Terdapat pengangkatan sebagai SK Dosen/Dosen Luar Biasa
Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran untuk Staf Medik

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 23


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Fungsional yang melaksanakan tugas pendidikan dan penelitian


kedokteran.
1.3. Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS
Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan
tugas sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik di RS
Pendidikan untuk semua Staf Medik Fungsional yang terlibat
dalam Pendidikan Kedokteran, tercakup di dalamnya kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kewajiban baik paruh/purna waktu.
1.4. Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan Pembimbing bagi
peserta didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan
kewenangannya.
1.5. Terdapat tim penilai/supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran yang
berperan dalam menilai kinerja tenaga pendidik pada
pembelajaran klinik dengan kriteria yang jelas yang dilakukan
secara berkala minimal satu tahun sekali.
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk
menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: kompetensi,
komitmen, disiplin dan proses pengembangan diri.
Kriteria :
2.1. Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga
pendidik.
2.2. Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian di Rumah Sakit dan Badan
Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN

RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan


yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien
yang berinteraksi dengan peserta didik.

24 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Kriteria :
1. Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
penyediaan sarana, prasarana dan peralatan untuk pendidikan
antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran serta realisasinya.
2. Sarana, prasarana dan alat yang dibutuhkan untuk
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran,
ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi
informasi, sistem dokumentasi, skill lab dan audiovisual.
3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.
4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS

Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik


memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan
bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan,
memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur
dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.

1. Perhatian RS terhadap Pembelajaran:


Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari RS dalam penyelenggaraan pembelajaran
kilinik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 25


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Kriteria :
1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-
masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan)
tersebut dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan
Institusi Pendidikan Kedokteran terkait.

1.3 Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang


terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik mengenai
tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau
pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data wawancara
staf.
2. Program Pendidikan Klinik
Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas sesuai modul pendidikan, sehingga mahasiswa dan
pembimbing dapat memahami proses pembelajaran klinik dan pencapaian
kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
Kriteria :
2.1. Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
2.2. Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.3. Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan

26 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based


medicine).
2.4. Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu
sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
2.5. Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan
dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
· Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku
panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara
merata oleh staf administrasi pendidikan.
· Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program
.
pendidikan kedokteran.
Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian kegiatan
pembelajaran dengan panduan.
2.6. Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik,
yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi
sistem supervisi peserta didik.
3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis
Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan
memperhatikan proses pembelajaran klinik yang efektif dan efisien sehingga
dapat dicapai kompetensi sesuai standar pendidikan profesi kedokteran.
Kriteria :
3.1. Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual
pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan
masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
3.2. Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF.
3.3. Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk
pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 27


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

3.4. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik,


peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf
medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan
pendidikan dan bimbingan peserta didik.
· Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal
(cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen
penelitian yang telah dilakukan.
· Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan
terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan data

. bagi penelitian.
Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat
jalan oleh tiap bagian/subbagian.
4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran
RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran
terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama-
sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses
evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Kriteria :
4.1. RS Pendidikan melakukan evaluasi program pendidikan klinik
secara berkala, secara tersendiri dan bersama badan koordinasi
pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
· Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya
jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah
dilakukan di akhir pendidikan setiap bagian.
· Terselenggaranya rapat evaluasi badan koordinasi pendidikan

. setiap enam bulan sekali.


Terselenggaranya evaluasi supervisi pendidikan klinik setiap
semester/modul pendidikan

4.2. Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf


pendidik RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran
yang mempunyai kompetensi sebagai penilai secara
komprehensif meliputi ranah pengetahuan psikomotor dan efektif.
Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh
Bagian/Departemen/SMF.

28 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran VI
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB VI

STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI


(EKSILENSI)

RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) adalah Rumah Sakit Khusus atau


Rumah Sakit Umum dengan unggulan tertentu yang menjadi pusat rujukan
pelayanan medik tertentu yang merupakan jejaring Institusi Pendidikan
Kedokteran dan digunakan sebagai wahana pembelajaran klinik untuk
memenuhi modul pendidikan tertentu secara utuh dalam rangka mencapai
kompetensi berdasarkan Standar Pendidikan Profesi Kedokteran.
A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN

Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS


Pendidikan Afiiliasi harus memiliki visi dan misi yang jelas, yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan atas
proses pembelajaran dan pelatihan yang sesuai. Komitmen Rumah Sakit
perlu ditunjukkan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan)
dan sesuai aturan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1.1. Terdapat rumusan visi, misi, dan tujuan Rumah Sakit secara
tertulis yang menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi
kedokteran.
1.2. Terdapat dokumen kesepakatan bersama (MOU) Direktur RS
Pendidikan dengan Kepala Bagian yang terkait dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran meliputi aspek medikolegal,
sumber daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana,
manajemen pendidikan, dan daya tampung peserta didik.
1.3. Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
dalam hal seluruh proses pendidikan kedokteran.
1.4. Rumah Sakit mempunyai pusat layanan unggulan atau bidang
pelayanan khusus yang telah terakreditasi untuk pendidikan
bidang ilmu terkait.
1.5. Memiliki SK Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan
Afiliasi/Eksilensi.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 29


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1.6 Mempunyai minimal 1 disiplin ilmu yang merupakan pusat


unggulan atau kekhususan.
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI

Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi


RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi,
pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran.

1. Koordinasi pendidikan profesi kedokteran


Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan
harus mempunyai badan koordinasi pendidikan yang terdiri atas unsur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas
dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1.1. Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran beranggotakan unsur
RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan
ini akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang
berkedudukan di RS.
1.2. Uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria :
2.1. Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
2.2. Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1: 5 yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan

30 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.


2.3. Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem
penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pelayanan beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment
bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan
peserta didik).
2.4. Adanya kebijakan RS yang mengatur batasan kewenangan
prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
2.5. Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
2.6. Kebijakan, pedoman dan prosedur tertulis telah disosialisasikan
dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
2.7. Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
harus menjadi acuan pokok bagi staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.

3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat
menyurat.
Kriteria :
3.1. Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
3.2. Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3. Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 31


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

pengaturan jadual dan administrasi).


3.4. Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai
yang tepat waktu.
3.5. Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data dasar peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
3.6. Adanya laporan kemajuan pendidikan secara berkala setiap tahun
(jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik kepada RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
4.Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
Kriteria :

4.1 Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh


sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung,
seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis
pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, serta
biaya tidak langsung seperti biaya akomodatif. Besarnya satuan
biaya disesuaikan dengan besarnya SPP Mahasiswa.
4.2 Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh
koordinator pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.3 Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran.
4.4 Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF
dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

32 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan


Administrasi Pendidikan.
Badan koordinasi pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai
dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.

5.2 Terdapat data umpan balik dan dokumentasi staf pengajar dan
peserta, analisis umpan balik, dan tindak lanjut.
C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK

Penyiapan tenaga pendidikan dan pelatih dan program pembelajaran


Klinik sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung
jawab bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidikan dan Monitoring


Untuk Pembelajaran Klinik.
Kebijakan mengenai penugasan staf medis dan / atau non medis yang
diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan tentang
kualifikasi, tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf
medis dan / atau non medis tersebut, harus tercantum dalam ikatan
kerjasama atau lampirannya.
Kriteria :
1.1 Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang
ditetapkan bersama oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang
akan diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
1.2 Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan
Direktur RS Pendidikan dan mendapat persetujuan dari Institusi

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 33


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Pendidikan Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan


jabatan akademiknya.
1.3 Terdapat SK pengangkatan/penugasan staf medik fungsional yang
ditetapkan Direktur RS Pendidikan yang melaksanakan tugas
kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak
paruh/purna waktu.
1.4 Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai
tugas, tanggung jawab serta kewenangannya.
1.5 Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang
menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria
yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik
Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk
prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin dan
proses pengembangan diri.
Kriteria :
2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga
pendidik.
2.2 Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS dan Badan Koordinasi
Pendidikan/ Sekretariat Bersama.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN

RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan


yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien
yang berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :
1. Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas
fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala

34 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta


realisasinya.
2. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem
informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan
audiovisual.
3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.
4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.

E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS.

Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik


memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan
bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan,
memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur
dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.

1. Perhatian RS (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran


Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam
pendidikan.
Kriteria :
1.1 RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-
masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 35


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses


pendidikan (log book).
1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran. Rancangan program pendidikan (buku panduan)
dibuat oleh RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi
Pendidikan Kedokteran terkait.
1.3 Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang
terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data
wawancara staf.

2. Program Pendidikan Klinik


Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran,
sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian
pembelajarannya.
Kriteria :
2.1 Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
2.2 Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.3 Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).

36 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2.4 Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu


sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
2.5 Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan
dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.
· Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian buku
panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran secara
merata oleh staf administrasi pendidikan.
· Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program

. pendidikan kedokteran.
Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian
kegiatan pembelajaran dengan panduan.
2.6 Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik,
yang dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi
sistem supervisi peserta didik.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis


Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan
dengan memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien
sehingga mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan.
Kriteria :
3.1 Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual
pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator pendidikan
masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
3.2 Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
3.3 Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian,
termasuk pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/
pelatihan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 37


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik,


peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang
dilakukan staf medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam
pelaksanaan pendidikan dan bimbingan peserta didik.
· Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal
(cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen
penelitian yang telah dilakukan.
· Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan
terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan
data bagi penelitian.
· Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan rawat
jalan oleh tiap bagian/subbagian.

4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran


RS Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik
secara bersama-sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan
dalam proses evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Kriteria:
4.1 Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/tanya
jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan
di akhir pendidikan setiap bagian dan terselenggaranya rapat
evaluasi badan koordinasi pendidikan setiap enam bulan sekali,
termasuk didalamnya evaluasi proses supervisi klinik.

4.2 Mekanisme penilaian peserta didik ditetapkan oleh bagian,


mengacu pada sistem yang berlaku di Institusi Pendidikan
Kedokteran dan Kolegium terkait.

38 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran VII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB VII
STANDAR RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT

RS Pendidikan Satelit adalah RS jejaring Institusi Pendidikan


Kedokteran dan jejaring RS Pendidikan Utama yang digunakan sebagai
wahana pembelajaran klinik peserta didik untuk memenuhi sebagian modul
pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar
Pendidikan Profesi Kedokteran.

A. STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN

Agar dapat berfungsi menjadi RS Pendidikan secara efektif, RS Pendidikan


harus memiliki visi dan misi yang jelas dan menunjang tercapainya tujuan
pendidikan profesi kedokteran yang didasarkan pada proses pembelajaran
dan pelatihan yang sesuai dengan modul pendidikan. Komitmen RS harus
dinyatakan secara jelas (administratif dan pelaksanaan pendidikan) dan
sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
Kriteria :
1. RS Pendidikan mempunyai visi, misi dan tujuan Rumah Sakit yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran,
termasuk penelitian dan pelayanan.
2. Terdapat kesepakatan bersama atau piagam kerjasama tertulis
antara RS Pendidikan Satelit, Institusi Pendidikan Kedokteran dan
RS Pendidikan utama terkait yang masih berlaku dalam kurun
waktu tertentu meliputi aspek medikolegal, Sumber Daya Manusia
(SDM), pembiayaan, sarana prasarana, manajemen pendidikan
dan daya tampung peserta didik yang ditandatangani oleh pihak
RS Pendidikan Satelit, pihak Institusi Pendidikan Kedokteran dan
pihak RS Pendidikan Utama.
3. Kesepakatan bersama harus bersifat saling mengikat dalam hal
seluruh proses pendidikan profesi Dokter/Dokter Gigi,
Dokter/Dokter Gigi Spesialis dalam bidang tertentu.
4. RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan.
5. RS yang telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK
penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan Satelit.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 39


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

6. RS Satelit mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit


dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 4 pelayanan
penunjang lainnya .
7. Terikat kerjasama pembinaan dengan RS Pendidikan Utama.
B. STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
Manajemen dan administrasi merupakan bagian dari operasionalisasi
RS Pendidikan, mencakup efektifitas dan efisiensi pelaksanaan proses
pendidikan. Meliputi koordinasi, kebijakan penyelenggaraan, administrasi,
pembiayaan, evaluasi dan penjaminan mutu pendidikan profesi kedokteran.
1. Koordinasi Pendidikan Profesi Kedokteran
Untuk kelancaran proses manajemen dan administrasi pendidikan harus
mempunyai Badan Koordinasi Pendidikan, yang terdiri atas unsur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang memiliki uraian tugas
dan fungsi yang jelas.
Kriteria :
1.1 Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah
Sakit dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan
diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di
Rumah Sakit.
1.2 SK bersama Direktur RS Pendidikan Satelit , RS Pendidikan Utama
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai uraian
tugas, tanggung jawab, hak, wewenang, dan masa tugas Kepala
Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan.
2. Kebijakan Penyelenggaraan Pendidikan
RS Pendidikan memiliki kebijakan, peraturan dan ketetapan tertulis
mengenai pendidikan sehingga dapat menjamin terselenggaranya
pendidikan yang berkualitas tinggi.
Kriteria:
2.1 Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Nota kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan
RS Pendidikan yang bersangkutan.

40 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

2.2 Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan


kepada ketetapan rasio pendidikan dengan peserta didik maksimal
1: 5.
2.3 Adanya peraturan tentang sistem penyelenggaraan pendidikan,
penelitian dan pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya
termasuk reward dan punishment bagi semua pihak yang terlibat
(staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).

2.4 Adanya kebijakan yang mengatur batasan kewenangan prosedur


medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
2.5
Terdapat kebijakan, peraturan pelaksana dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.

2.6 Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut telah


di sosialisasikan dengan baik pada pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik.

2.7 Kebijakan/ketentuan/ pedoman dan prosedur tertulis yang harus


menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam melaksanakan
tugas sehari- hari.

3. Administrasi Pendidikan
RS Pendidikan memiliki pengelolaan administrasi pendidikan yang
berkaitan dengan penjadualan, administrasi nilai, umpan balik dan surat
menyurat.
Kriteria :
3.1 Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, tujuan Bagian/Departemen/SMF yang dituju, daftar nama
dan jumlah peserta didik yang akan masuk.
3.2 Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian (nama, kegiatan, waktu, penanggung jawab ruangan)
dan dilaksanakan sesuai jadual.
3.3 Terdapat satu orang staf administrasi untuk tiap bagian yang
bertanggung jawab mengelola surat-menyurat, pengaturan jadwal,

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 41


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

persiapan tempat dan alat, data dasar, pelaporan nilai, dan laporan
tahunan progress report pendidikan.
3.4 Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang
tepat waktu.
3.5 Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
3.6 Terdapat laporan kemajuan pendidikan setiap tahun (jumlah
peserta didik dan tingkat kelulusan) dari bidang pendidikan
kedokteran RS Pendidikan kepada Direktur RS, Kepala Bagian
terkait, dan Dekan fakultas kedokteran.
4. Pembiayaan Pendidikan
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran mengelola sistem
pembiayaan pendidikan yang mendukung efektifitas, efisiensi dan mutu
pendidikan.
Kriteria :
4.1 Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
sekretariat bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran yangmeliputi biaya pendidikan langsung,
seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis
pakai, biaya administrasi dan biaya overhead operasional, dan
biaya tidak langsung seperti biaya pemeliharaan sarana dan
prasarana.
4.2 Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh
Bagian/Departemen/SMF dan disetujui oleh Direktur RS, dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
4.3 Terdapat nota kesepakatan antara Direktur RS, Kepala Bagian,
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengenai
pendanaan pendidikan kedokteran.
4.4 Terdapat laporan tahunan anggaran biaya pendidikan kedokteran
yang disahkan oleh Direktur RS, Kepala Bagian terkait, dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

42 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

5. Evaluasi dan Penjaminan Mutu Sistem Manajemen dan


Administrasi Pendidikan
Badan Koordinasi Pendidikan melakukan evaluasi secara menyeluruh
terhadap semua proses manajemen dan administrasi pendidikan sesuai
dengan sistem penjaminan mutu yang telah ditetapkan sebelumnya.
Kriteria :
5.1 Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
tahun yang dilakukan oleh tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
5.1 Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta didik.

C. STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK.
Penyiapan tenaga pendidik dan pelatih program pembelajaran klinik
sesuai dengan konteks pelayanan medis di RS menjadi tanggung jawab
bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

1. Peraturan Rekruitmen Tenaga Pendidik dan Monitoring untuk


Pembelajaran Klinik
Adanya kebijakan mengenai penugasan staf medis dan atau non medis
yang diprogramkan sebagai tenaga pendidik merupakan kebijakan
kategori,tanggung jawab, kewenangan, hak, paruh/purna waktu dari staf
medis dan atau non medis.

Tugas, tanggung jawab dan kewenangan staf RS Pendidikan Utama dan


staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang ditempatkan di RS Pendidikan
Satelit harus tercantum dalam ikatan kerjasama atau lampirannya.
Kriteria :
1.1 Terdapat tata cara perekrutan dan kriteria kompetensi yang
ditetapkan bersama oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran bagi Staf Medik Fungsional yang akan
diangkat sebagai Dokter Pendidik Klinik/Dosen Klinik.
1.2 Terdapat staf medis fungsional Rumah Sakit yang ditetapkan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 43


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Direktur RS dan mendapat persetujuan dari Institusi Pendidikan


Kedokteran untuk diangkat sebagai dosen dengan jabatan
akademiknya.
1.3 Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan staf medik fungsional
yang ditetapkan Direktur RS bagi yang melaksanakan tugas
kependidikan profesi kedokteran tercakup di dalamnya kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, dan hak
paruh/purna waktu.
1.4 Terdapat staf medis fungsional yang di tetapkan Direktur RS
sebagai supervisor klinik dan pembimbing disertai tugas, tanggung
jawab serta kewenangannya.
Terdapat panitia evaluasi dalam masing-masing bagian yang
1.5 menilai kinerja pendidik pada pembelajaran klinik dengan kriteria
yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.

2. Sistem Monitoring dan Evaluasi Tenaga Pendidik


Sistem monitoring dan evaluasi tenaga pendidikan bertujuan untuk
menilai prestasi atau kinerja tenaga pendidik antara lain: komitmen, disiplin
dan proses pengembangan diri.
Kriteria:

2.1 Terdapat presensi pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga


pendidik.

2.2 Pembuatan data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan oleh


bagian Pendidikan dan Pelatihan RS Pendidikan.
D. STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
RS Pendidikan harus menyediakan sarana, prasarana dan peralatan
yang memadai untuk pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan modul
pendidikan termasuk ketersediaan jumlah dan variasi kasus atau pasien
yang berinteraksi dengan peserta didik.
Kriteria :

1. Terdapat dokumen kesepakatan mengenai penyediaan fasilitas


fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS Pendidikan, Kepala

44 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Bagian, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta


realisasinya.
2. Sarana ruang belajar, ruang diskusi, perpustakaan, sistem
informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, skill lab dan
audiovisual.
3. Ada fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat dan aman bagi
peserta didik yang memenuhi standar sarana, prasarana
penunjang dan pendukung.dengan materi pembelajaran peserta
didik.
4. Terdapat jumlah dan variasi kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
5. Terdapat sarana proses pembelajaran dan penelitian.
E. STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
Peran RS Pendidikan dalam menyediakan pengalaman belajar klinik
memegang peran penting dalam pencapaian kompetensi. RS Pendidikan
bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran perlu
merencanakan program pembelajaran klinik yang telah disesuaikan dengan
konteks pelayanan medis.
Program pendidikan klinik akan berhasil bila semua unsur dibagian yang
bersangkutan memiliki perhatian dan komitmen terhadap pendidikan,
memiliki target pembelajaran yang jelas, memiliki kegiatan yang terstruktur
dan berimbang serta memiliki sistem evaluasi yang jelas dan objektif.

1. Perhatian Rumah Sakit (Bagian atau SMF) terhadap pembelajaran:


Agar mampu melaksanakan pembelajaran klinik dengan baik maka perlu
adanya wujud perhatian dari Rumah Sakit (Bagian atau SMF) di dalam
pendidikan.
Kriteria :
1.1 Rumah Sakit harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas
staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 45


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1.2 Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang


disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Rancangan program pendidikan (buku panduan) dibuat oleh RS
Pendidikan bersama-sama dengan Institusi Pendidikan
Kedokteran terkait.
1.3 Rumah Sakit (Bagian/Departemen/SMF) dan staf medisnya yang
terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan. Umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, data
wawancara staf.

2. Program Pendidikan Klinik


Program pendidikan klinik harus memiliki target pencapaian
pembelajaran yang jelas yang ditugaskan dalam panduan, pembelajaran,
sehingga mahasiswa dan pembimbing dapat selalu memantau pencapaian
pembelajarannya.
Kriteria :
2.1 Rumah Sakit memberikan program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
2.2 Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
2.3 Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).
2.4 Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu
sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
2.5 Program pendidikan klinik dan pedomannya diketahui dan
dipahami dengan baik pada tingkat pengelola dan pelaksana.

46 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

·Pengarsipan, penggandaan, dan pendistribusian


buku panduan penyelenggaraan pendidikan kedokteran
secara merata oleh staf administrasi pendidikan.
·Setiap staf pendidik memiliki buku panduan program
.pendidikan kedokteran.
Penggunaan log book untuk memantau kesesuaian
kegiatan pembelajaran dengan panduan.

2.6 Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya


keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik.

3. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Klinis


Pelaksanaan kegiatan klinik harus sesuai dengan perencanaan dengan
memperhatikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien sehingga
mampu mencapai tujuan/ kualitas yang ditetapkan.
Kriteria :

3.1 Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan porsi


seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
yang berbasis bukti (evidence based medicine). Proporsi jadual
pendidikan kedokteran disusun oleh koordinator masing-masing
Bagian/Departemen/SMF

3.2 Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur


peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.

3.3 Terdapat koordinasi antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan


Kedokteran dalam bidang pendidikan dan penelitian, termasuk
pengiriman staf pendidik untuk mengikuti seminar/ pelatihan.

3.4 Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran untuk peserta didik,


peserta didik dapat dilibatkan dalam penelitian yang dilakukan staf
medis sehingga dapat di jadikan acuan dalam pelaksanaan
pendidikan dan bimbingan peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 47


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

·Tersedianya fasilitas riset berupa internet, langganan jurnal


(cetak dan elektronik), text-book, serta daftar dan dokumen
penelitian yang telah dilakukan.
·Pengarsipan rekam medis secara sistematis dan
terkomputerisasi sehingga memudahkan pengaksesan
.data bagi penelitian.
Pembuatan data dasar kasus pasien rawat inap dan
rawat jalan oleh tiap bagian/subbagian.

4. Evaluasi Program dan hasil Pembelajaran


RS Pendidikan bersama- sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran
terkait harus melakukan evaluasi pencapaian peserta didik secara bersama -
sama. Efektifitas dan perbaikan program direncanakan dalam proses
evaluasi program yang dilakukan bersama oleh RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Kriteria :

4.1 Terselenggaranya mekanisme umpan balik (kuisioner/Tanya


jawab) bagi peserta didik mengenai program yang telah dilakukan
di akhir pendidikan setiap bagian.

4.2 Sistem penilaian peserta didik ditetapkan oleh badan koordinasi


pendidikan, mengacu pada ketetapan bagian.

48 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran VIII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB VIII
PARAMETER DAN INDIKATOR PENILAIAN RUMAH SAKIT
PENDIDIKAN

Dalam rangka mengukur suatu Rumah Sakit telah memenuhi Standar RS


Pendidikan, maka diperlukan tolak ukur setiap standar sesuai dengan
klasifikasinya. Oleh karena itu indikator obyektif perlu ditetapkan. Indikator ini
digunakan oleh surveyor dalam melakukan visitasi dalam rangka akreditasi
maupun reakreditasi RS Pendidikan. Berdasarkan Indikator ini dilakukan
pengukuran setiap standar dengan indikator skor nilai dan akan
menghasilkan suatu nilai yang akan dimasukan dalam Borang Penilaian.

A. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN UTAMA


STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN
PARAMETER
RS kelas A atau B telah terakreditasi minimal 12 pelayanan

SKOR INDIKATOR

0 RS kelas A tetapi belum terakreditasi 16 pelayanan atau B tetapi


belum terakreditasi 12 pelayanan.
RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS kelas B
1 sudah terakreditasi 12 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi
sudah habis masa berlakunya.
2 RS kelas A sudah terakreditasi 16 pelayanan atau RS Kelas B
sudah terakreditasi 12 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi masih
berlaku.
PARAMETER
Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang
0 tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 49


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

1 Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang


tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya
2 tujuan pendidikan profesi kedokteran.

PARAMETER
Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi aspek
medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana
prasarana, dan manajemen pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, meliputi
0 aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana
prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran Institusi Pendidikan
1 Kedokteran, tetapi belum secara utuh mencakup aspek
medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan, sarana
prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
2 Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh
mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.

PARAMETER
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS Pendidikan
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran harus bersifat
saling mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS
tersebut.
SKOR INDIKATOR
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
0 Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran
di RS tersebut.

50 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS


1 Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS
tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
2 Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
PARAMETER
RS Pendidikan Utama minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis
dasar (penyakit dalam, anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan
11 pelayanan spesialistik lainnya (antara lain : Radiologi, Anestesi,
Patologi Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri,
Gigi dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik).

SKOR INDIKATOR

RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam,


anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan belum ada 11
0 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi
Klinik, Kulit dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi
dan Mulut, Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik).

RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam,


anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan
1 spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit
dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut,
Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang sebagian atau
seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang paruh
waktu.
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (penyakit dalam,
anak, bedah, kebidanan dan kandungan) dan 11 pelayanan
2 spesialistik lainnya (Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Kulit
dan Kelamin, THT, Mata, Neurologi, Psikiatri, Gigi dan Mulut,
Patologi Anatomi dan Rehabilitasi Medik) yang dilaksanakan
dilayani oleh dokter spesialis yang purna waktu.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 51


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah memiliki SK
Penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum
0 mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Penetapan sebagai RS Pendidikan.

RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah


1 mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis
masa berlakunya.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah
2 mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Penetapan sebagai RS Pendidikan yang masih berlaku.

STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI

PARAMETER
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.Badan ini akan
diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.

SKOR INDIKATOR

0 Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan


unsur RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
1 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi
belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.

Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS


2 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada
Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.

52 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang
ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran

SKOR INDIKATOR
Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan
0 masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan
yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang
dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi
1 Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak,
wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan
2 Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan
Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

PARAMETER
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan
RS Pendidikan yang bersangkutan.

SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum
dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan
0
Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.

Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang


1 penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 53


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang


penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana yang
2 tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi
Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang
bersangkutan.
PARAMETER
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta
didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal
0
1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5
1 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1
2 : 5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

PARAMETER

Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan


Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem
penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment
bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan
peserta didik).

54 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan
0 penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).

Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara


Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pendidikan penelitian dan
1 pelayanan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
2 tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan
penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
PARAMETER
Adanya kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan
Prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan
0 kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
Adanya kebijakan tidak tertulis Rumah Sakit yang mengatur
1 batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan
2 kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 55


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan
peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat
dalam pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
0 Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua
unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
1
pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan
oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
2
pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan
dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.

PARAMETER
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah
disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait
dengan pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua
staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian.
SKOR INDIKATOR
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan
0
pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf
medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
1
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan

56 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur


tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
2 klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian
serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang
terkait.
PARAMETER
Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus
menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
SKOR INDIKATOR
Kebijakan/ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
0 belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
1 baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.

Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut


2 sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
PARAMETER
Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa
masuk ke Rumah Sakit.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
0 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 57


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi


tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
1 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh
Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan
sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
2 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh
Institusi Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan
sebelum mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
PARAMETER
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung
jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
0
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
1 penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai
jadual.
Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
2 program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.

PARAMETER
Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung
jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan
peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual
dan administrasi).

58 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
0 proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
1 proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
2 bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
Terdapat sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat
waktu.

SKOR INDIKATOR
0 Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang
tepat waktu.

Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai tetapi tidak


1
tepat waktu.

2 Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat


waktu.
PARAMETER
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).

SKOR INDIKATOR
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
0 dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 59


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di


1 dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) tetapi tidak lengkap.
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk
2 didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) yang lengkap.
PARAMETER
Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah
mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari
pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

SKOR INDIKATOR
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun
0 (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar
tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap
Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap
tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar
1
tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap
Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah
2 mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian)
dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya
sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya
administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak
langsung seperti pemeliharaan sarana.

60 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun
0 Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung
maupun biaya tidak langsung.

Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun


1 Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung
dan belum termasuk biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun
Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
2 Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung,
seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan
habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya
dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.
PARAMETER
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala
Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
0 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/ Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan


pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
1 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian /Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 61


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan


pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
2 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/ Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran di Rumah Sakit.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan
0 Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan
pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS Pendidikan
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan
1 Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan
pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan
dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
2 Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran
dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
PARAMETER
Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang
dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh Direktur RS Pendidikan
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan
tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian serta disahkan oleh
0 Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.

62 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan yang


1 dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
2 yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan bersama oleh
Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi
Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik
0 yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator
tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara


1 temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan
indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap


enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
2 berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
PARAMETER
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan
balik, dan tindak lanjut.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis
0 umpan balik, dan tindak lanjut.
Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta,
1 analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 63


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta,


2 analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK


PROGRAM PENDIDIKAN KLINIK

PARAMETER
Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik
Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai,
Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama
antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
0 (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
1
(Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik), tetapi belum
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
2 (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,
Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen
luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan
akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan
Surat Keputusan.

64 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada satupun Staf Medik Fungsional yang menjadi
Tenaga Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/ Supervisor
0
Klinik) diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Ada sebagian Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
Pengajar (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
1 diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Seluruh Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat
2
sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran
berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan Surat Keputusan.
PARAMETER
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan
sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas
Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik
Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS
tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS
sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas
0 Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf
Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS
tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung
jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu
Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf
1 Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan
Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional,
tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 65


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan


kewajiban paruh/purna waktu.

Ada SK Pengangkatan/Penugasan Direktur RS sebagai Staf


Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan 2
2 Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik Fungsional
yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup
secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung
jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
PARAMETER
Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta
didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
SKOR INDIKATOR
Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS
0 Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi
peserta didik.
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS
1 Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi
peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas,
tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi
2 peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab
dan kewenangannya secara tertulis.
PARAMETER
Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan
kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
0
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

66 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS


1 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum
ada kriteria penilaian yang jelas.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
2 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan kriteria
yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
PARAMETER
Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan
oleh tenaga pendidik.
SKOR INDIKATOR

0 Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang


dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran tetapi tidak lengkap dalam pembelajar-
1
an yang dilakukan oleh tenaga pendidik .

Ada presensi / kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran


2 yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
PARAMETER
Terdapat data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
koordinasi Sekretaris Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan
Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan maupun di
0 bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat
Bersama Pendidikan.

Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan


1 di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS. Sekretaris Bagian
di RS dan di bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran/
Sekretariat Bersama Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 67


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah


2 koordinasi Sekretaris Bagian di RS dan di bawah Badan
Koordinasi Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama
Pendidikan.
STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN
PARAMETER
Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta
realisasinya.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan
mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
0 antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
1 penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tetapi belum terealisasi.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
2 penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
dan sudah terealisasi.
PARAMETER
Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan
pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi,
perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi,
sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan
0 pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual.

68 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang


penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan
1 pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap.
Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain:
2 ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem
informasi Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem
dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
PARAMETER
Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan
kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana
bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
0 keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas
pendukung.
Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat
1 keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas
pendukung.
Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
2 keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas
pendukung.
PARAMETER
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai
0 dengan materi pembelajaran peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 69


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang


1 mencukupi materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang
2 sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
PARAMETER
Terdapat sarana penelitian dan pengembangan di bidang
kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di
0 bidang kedokteran.

Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang


1
kedokteran di bagian-bagian tertentu.
Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran
2 di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu.
STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM
PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS

PARAMETER
RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses
aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan
terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam
proses pendidikan (log book).
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses
0 aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan
terdapat notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam
proses pendidikan (log book).
RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak
1 melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait
melalui proses aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan

70 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

tersebut, tidak ada notulensi pertemuan rutin, dan tidak ada


catatan kehadiran dalam proses pendidikan (log book).
RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-
masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktifitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat
2
notulensi pertemuan rutin dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
PARAMETER
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran
0 yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF
1 terkait tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF terkait
2 yang telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam program
pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan
pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta
data wawancara staf.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 71


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam
0 proses pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif
dalam proses pelaksanaan pendidikan.
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses
pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, tetapi
1 tidak ada umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga
pendidik dengan menggunakan log book untuk memantau
pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik serta data
wawancara staf.
Seluruh Bagian/Departemen/SMF yang terkait dalam proses
pelaksanaan pendidikan di RS Pendidikan terlibat aktif, dilihat
2 dengan adanya umpan balik dari peserta didik mengenai tenaga
pendidik, dengan menggunaan log book untuk memantau 2
pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta data
wawancara staf.
PARAMETER
RS Pendidikan mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan
tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan
tertuang dalam buku panduan.
SKOR INDIKATOR
RS Pendidikan belum mempunyai program pendidikan klinik
yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
0 Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
RS Pendidikan telah mempunyai program pendidikan klinik
1 yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi

72 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar


Kompetensi Dokter /Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
1 tetapi belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit,
batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.

RS Pendidikan telah memberikan/mempunyai program


pendidikan klinik yang terstruktur yang ditetapkan bersama
Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu pada Standar
Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi
2
Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/ Dokter Gigi,
Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan
jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku
panduan.
PARAMETER
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta
0 didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
1 bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum
disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
2 bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui
oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik.
PARAMETER
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak
0 menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti
( evidance based medicine)

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 73


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum


secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan
1
kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine)

Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara


2 menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran
berbasis bukti (evidance based medicine).
PARAMETER
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali
yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang
0
ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan pertemuan ilmiah ditetapkan oleh
1 Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau
kurang dari 4 kali dalam 1` bulan.
Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu
2 minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh
setiap staf edukatif dan setiap bagian memiliki minimal satu sebagai
arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
0 tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis
dan dibukukan, tetapi belum di miliki oleh setiap staf edukatif dan
1 setiap bagian belum memiliki arsip dan masukan dalam
pelaksanaan kegiatan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis
dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh setiap
2
staf edukatif dan setiap bagian memiliki minimal satu sebagai
arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.

74 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit
0 termasuk didalamnya keselamatan pasien.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk
didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum
1 didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik
dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan,
monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk
didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung
sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para
2
pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam
perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta
didik.
PARAMETER
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan
Koordinasi Pendidikan dan telah dilaksanakan masing-masing
Bagian/Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning
dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh
0
koordinator pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/
SMF.
Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan
skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh
1 koordinator pendidikan tetapi belum dilaksanakan diseluruh
Bagian/Departemen/SMF.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 75


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang


yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning
2 dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine)
disusun oleh koordinator pendidikan dan telah dilaksanakan
masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta
didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang
disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/Prosedur
0 Peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
Yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku
1 panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua
Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
2 peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan
peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program
Studi.
PARAMETER
Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
SKOR INDIKATOR
0 Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.

Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi


Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran
1 tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama
Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran.

76 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi


2 Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran
yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian
antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat Pedoman serta fasilitas pendukung mengenai kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang
melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta
didik.

SKOR INDIKATOR
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian
0 yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan
peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
1 Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai
bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak disertai
fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan oleh
Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik sebagai
bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai fasilitas
2 pendukung yang memadai untuk penelitian seperti Internet,
langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang telah
dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data base
pasien rawat inap/rawat jalan.
PARAMETER
Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara
berkala secara tersendiri, maupun bersama Badan Koordinasi
Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam satu tahun.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara
berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi
0 Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 77


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala


1 dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi
tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala
melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan
kuesioner bagi peserta didik di akhir pendidikan disetiap bagian,
2
secara tersendiri melalui rapat evaluasi Badan Koordinasi
Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-
tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu tahun.
PARAMETER
Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik
RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang
mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif
meliputi ranah pengetahuan, psikomotor dan afektif. Sistem
penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF

SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
0 Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara
secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik


Rumah Sakit Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik
secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
1 dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF,
tetapi belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
Kedokteran.

Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf


pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi
2 Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik
secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

78 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

B. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN AFILIASI (EKSILENSI)


STANDAR VISI, MISI, KOMITMEN DAN PERSYARATAN

PARAMETER
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu dan telah
terakreditasi.
SKOR INDIKATOR
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu belum
0 terakreditasi.
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah
1 terakreditasi tetapi Sertifikat Akreditasi sudah habis masa
berlakunya.
RS Kelas A atau B dengan pelayanan unggulan tertentu sudah
2
terakreditasi dengan Sertifikat Akreditasi masih berlaku.
PARAMETER
Terdapat visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis yang
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis tidak
0
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis kurang
1
menunjang tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.

2 Visi, misi, dan tujuan RS Pendidikan secara tertulis menunjang


tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
PARAMETER
Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 79


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
0 meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.

Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS


1 Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber
daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen
pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
2 Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran, yang secara utuh
mencakup aspek medikolegal, sumber daya manusia,
pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
PARAMETER
Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
SKOR INDIKATOR
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
0 yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran
di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
1 Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran hanya mengikat
sebagian proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS dengan
2 Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran mengikat seluruh
proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.

PARAMETER
RS memiliki pelayanan spesialistik atau sub spesialistik tertentu
yang menjadi unggulan dan sudah terakreditasi.

80 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
RS memiliki pelayanan spesialistik sudah terakreditasi dan
0 pelayanan sub spesialistik tertentu yang menjadi unggulan
masih belum terakreditasi.
RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub
spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi
1
dengan Sertifikat yang telah habis masa berlakunya.
RS memiliki pelayanan spesialistik dan pelayanan sub
2 spesialistik tertentu yang menjadi unggulan sudah terakreditasi
dengan Sertifikat yang belum habis masa berlakunya.
PARAMETER
RS telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK
penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum
0 mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Penetapan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan telah mempunyai
1 Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan
sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis masa
berlakunya.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai
2 Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan
sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku.
STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
PARAMETER
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur Rumah
Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini akan diwakili
oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit.
SKOR INDIKATOR

0 Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan


unsur Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 81


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur


Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran akan tetapi
1 belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di Rumah
Sakit.
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
2 dan Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah ada Sekretariat
Bersama yang berkedudukan di Rumah Sakit.
PARAMETER
Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang
ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan
masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan
0 yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang
dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi
1 Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak,
wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan
2 Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan
Bersama antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran dengan
RS Pendidikan yang bersangkutan.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum
0 dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.

82 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang


1 penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan.
Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang
penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana
2 tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi
Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang
bersangkutan.
PARAMETER
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada
rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan
bersama antara Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta
didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal
0
1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5
1 yang ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 :
2
5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Direktur RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Adanya peraturan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang sistem
penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian beserta
berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and punishment
bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan
peserta didik).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 83


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan
0
penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan
1 pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur
penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua
pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta
didik).
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang
sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian
2 beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and
punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf
nonmedis dan peserta didik).
PARAMETER
Adanya kebijakan RS Pendidikan yang mengatur batasan
kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan RS Pendidikan yang mengatur batasan
0 kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh
peserta didik.
Adanya kebijakan tidak tertulis RS Pendidikan yang mengatur
1 batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tertulis RS Pendidikan yang mengatur
2 batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.

84 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Adanya kebijakan tertulis RS Pendidikan yang mengatur batasan
kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta
didik.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
0 Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua
unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
1 pelaksanaan dan peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan
oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
2 Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
pelaksanaan dan peraturan teknis, telah disepakati, dan
dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
PARAMETER
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah
disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
SKOR INDIKATOR
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan
0 pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua
staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan
dan penelitian.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik,
1 yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian,
tetapi belum semua pihak memahaminya.Sudah ada sosialisasi

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 85


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis kepada


pelaksana yang terkait dengan pendidikan klinik, yang
merupakan acuan pokok bagi semua staf medis dalam
melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian
serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua pihak yang
terkait.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
2 klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua
PARAMETER
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus
menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
SKOR INDIKATOR
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
0 belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
1 dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
2 sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
PARAMETER
Adanya jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada RS Pendidikan sebelum mahasiswa
masuk ke Rumah Sakit.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
0 tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh

86 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum


mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
1 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh
Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
2 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh
Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
PARAMETER
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung
jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
0 program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
1 tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan sesuai
jadual.
Ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
2 tiap Bagian/ Departemen/ SMF(nama, kegiatan, waktu,
penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
PARAMETER
Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses
pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai,
pengaturan jadual dan administrasi).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 87


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
0 bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak ada selalu staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
1 bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
2 bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai yang
tepat waktu.
SKOR INDIKATOR

0 Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang


tepat waktu.

1 Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak


tepat waktu.

2 Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat


waktu.
PARAMETER
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).

SKOR INDIKATOR
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
0 dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar).

88 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di


1 dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) tetapi tidak lengkap
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk
2 didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) yang lengkap.

PARAMETER
Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah
mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari
pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF kepada RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun
0 (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF
kepada RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap
tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar
1 tunggu ujian) dari pelaksana didik di tiap
Bagian/Departemen/SMF kepada RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah
mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian)
2 dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada
RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya
sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya
administrasi dan biaya overhead operasional, biaya tidak langsung
seperti pemeliharaan sarana.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 89


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR

Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun


0 Sekretariat Bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung
maupun biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun
Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan
1
Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan belum
termasuk biaya tidak langsung.

Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun


Sekretariat Bersama antara RS dan Institusi Pendidikan
Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya
2
sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai,
biaya administrasi serta biaya operasional lainnya dan biaya
tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.

PARAMETER
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala
Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS
Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
0
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
1 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan.

90 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan


pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
2 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS Pendidikan, dan Pimpinan Instusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS
0 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan
Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan
pendidikan kedokteran.
Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS Pendidikan,
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan
1
Kepala Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan
pendidikan kedokteran.
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS Pendidikan
dan Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
2 Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran
dan biaya pendidikan kedokteran di RS.
PARAMETER
Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Instusi Pendidikan
Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan
tahunan anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian serta
0 disahkan oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 91


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang


1 dibuat oleh Kepala Bagian tetapi tidak disahkan oleh Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
2 anggaran biaya yang dibuat oleh Kepala Bagian dan disahkan
bersama oleh Direktur RS Pendidikan dengan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi
Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik
0 yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator
tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara
1 temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan
indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi
Pendidikan.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
2 enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
PARAMETER
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan
balik, dan tindak lanjut
SKOR INDIKATOR
Tidak ada data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis
0
umpan balik, dan tindak lanjut.

Ada data umpan balik sebagian staf pengajar dan peserta,


1 analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

92 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada data umpan balik seluruh staf pengajar dan peserta, analisis
2 umpan balik, dan tindak lanjut.

STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK
PARAMETER
Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
(Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan
bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
0 (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment tetapi belum ada kriteria kompetensi
bagi Staf Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga
1 Pengajar (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik)
yang ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
2 (Penilai, Pendidik, Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,
pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen
luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan
akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan Surat Keputusan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 93


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada satupun staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
0 diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Ada sebagian staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
1 Pengajar (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Seluruh staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar
2 (Penilai, pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat
sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran
berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan Surat Keputusan
PARAMETER
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan
sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas
Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik
Fungsional yang terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS
tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS
Pendidikan sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan
tugas Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf
0 Medik Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS
tercakup di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung
jawab, kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan
sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas
1 Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik
Fungsional, tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya
kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak
dan kewajiban paruh/purna waktu.

94 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS Pendidikan


sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas
2 Kependidikan Profesi Kedokteran di RS untuk semua Staf Medik
Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah
tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori,
tanggung jawab, kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna
waktu.
PARAMETER
Terdapat staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi peserta
didik disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
0 Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi
peserta didik.
Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
Pendidikan sebagai supervisor klinik dan pembimbing bagi
1
peserta didik akan tetapi belum disertai kejelasan tugas,
tanggung jawab dan kewenangannya secara tertulis.
Ada staf medis fungsional yang ditetapkan Direktur RS
2 Pendidikan sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi
peserta didik dan telah disertai kejelasan tugas, tanggung jawab
dan kewenangannya secara tertulis.
PARAMETER
Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan
kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
0 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
1 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran namun belum
ada kriteria penilaian yang jelas.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 95


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS


Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran dengan kriteria
2
yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
PARAMETER
Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan
oleh tenaga pendidik.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang
0
dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam
1 pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran
2 yang dilakukan oleh tenaga pendidik .

PARAMETER
Terdapat data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan dan Badan Koordinasi
Pendidikan Kedokteran/Sekretariat Bersama Pendidikan.

SKOR INDIKATOR
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian RS Pendidikan maupun di
0 bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat
Bersama Pendidikan.
Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan
di bawah koordinasi Sekretaris Bagian di RS Pendidikan dan di
1
bawah Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat
Bersama Pendidikan.
Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
2 koordinasi Sekretaris Bagian di RS Pendidikan dan di bawah
Badan Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat
Bersama Pendidikan.

96 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PENUNJANG PENDIDIKAN


PARAMETER
Terdapat dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur RS
Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran serta
realisasinya.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan
0 mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
antara Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran serta realisasinya.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
1 penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tetapi belum terealisasi.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
2 penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur
RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
dan sudah terealisasi.
PARAMETER
Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan
pendidikan, antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi,
perpustakaan, sistem informasi RS, teknologi informasi, sistem
dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan
0 pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan
phantom dan audiovisual.
Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan
1
pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab, peralatan
phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 97


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang


penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain:
2 ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem
informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual.
PARAMETER
Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan
kenyaman bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana
bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
0 keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas
pendukung.
Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat
keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
1 standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas
pendukung.
Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
2
standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas
pendukung.
PARAMETER
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai
0 dengan materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang
1
mencukupi materi pembelajaran peserta didik
Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang
2 sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.

98 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Terdapat sarana penelitian dan pengembangan di bidang
kedokteran.
SKOR INDIKATOR

0 Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang


kedokteran.
Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang
1
kedokteran di bagian-bagian tertentu.

2 Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran


di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu.

STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS

PARAMETER
RS Pendidikan harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh
masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses
aktifitas staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan
terdapat notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam
proses pendidikan (log book).

SKOR INDIKATOR
RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-
masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas
0 staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak
melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait
1 melalui proses aktivitas staf medis, tidak ada notulensi
pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 99


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-


2 masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui aktivitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
PARAMETER
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran
yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
0
disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF
1 tetapi belum mendapat persetujuan oleh Direktur RS Pendidikan
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
2 telah disetujui oleh Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait
dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan
pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta
data wawancara staf.
SKOR INDIKATOR
Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang
0 terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan.

100 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait


dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari
1 peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan
log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan
peserta didik serta data wawancara staf.

Seluruh Bagian/Departemen/SMF di RS Pendidikan yang terkait


dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
2 pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik
dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan
menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga
pendidik dengan peserta didik, serta data wawancara staf.
PARAMETER
RS mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur yang
ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan mengacu
pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter
Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter Gigi,
Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan
jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku
panduan.
SKOR INDIKATOR
RS belum mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
0 Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
RS telah mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur
yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan
mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi,
1 Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan
pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang
dalam buku panduan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 101


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

RS telah memberikan/mempunyai program pendidikan klinik


yang terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
2 Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
PARAMETER
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
SKOR INDIKATOR

0 Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta


didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
1 bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum
disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
2 bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui
oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik.
PARAMETER
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak
0 menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti
(evidence based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum
1 secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan
kedokteran berbasis bukti (evidence based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara
2 menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran
berbasis bukti (evidence based medicine).

102 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggusekali
yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang
0 ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan pertemuan ilmiah ditetapkan oleh
1 Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu.
Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu
2
minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh
setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai
arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
0 tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis
dan dibukukan dimana buku program tersebut belum dimiliki
oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian belum memiliki
1 minimal satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan
kegiatan.
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki
2 oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu
sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
PARAMETER
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 103


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit
0 termasuk didalamnya keselamatan pasien.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk
didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum
1 didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik
dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan,
monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk
didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung
2 sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para
pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam
perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta
didik.
PARAMETER
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan
Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning
0 dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh Badan
Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/
SMF.
Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan
skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh
1 Badan Koordinasi Pendidikan tetapi belum dilaksanakan
diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF.
Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang
yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning
2 dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine)
disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah
dilaksanakan di masing-masing Bagian/Departemen/SMF.

104 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur peserta
didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik yang
disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
0 peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
1
peserta didik yang tetapi belum secara jelas tercantum dalam
buku panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala
Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
2 peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan
peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program
Studi.
PARAMETER
Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.

SKOR INDIKATOR
0 Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Pedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran
1 tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama
Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran
2 yang telah dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama
Penelitian antara RS Pendidikan dan Institusi Pendidikan
Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 105


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Terdapat pedoman serta fasilitas pendukung mengenai kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang
melibatkan peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta
didik.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian
0 yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan
peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan
1 oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik
sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak
disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik
sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai
2 fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti
Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang
telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data
base pasien rawat inap/rawat jalan.
PARAMETER
Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala
secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF maupun bersama
Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam
satu tahun.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara
0 berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi
Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala
1 dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi
tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan.

2 Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala


melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan

106 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian,


secara tersendiri memalui rapat evaluasi Badan Koordinasi
Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-
tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikkan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu tahun.
PARAMETER
Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik
RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang
mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif
meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif. Sistem
penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
0 Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara
secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik RS
Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara
1 secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF,
belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
Kedokteran.
Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi
2 Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik
secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan,
Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh
Bagian/Departemen/SMF.
C. RUMAH SAKIT PENDIDIKAN SATELIT STANDAR VISI, MISI,
KOMITMEN DAN PERSYARATAN

PARAMETER
RS telah terakreditasi minimal 5 pelayanan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 107


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
0 RS belum terakreditasi 5 pelayanan.
RS sudah terakreditasi 5 pelayanan tetapi Sertifikat Akreditasi
1
sudah habis masa berlakunya.
2 RS sudah terakreditasi 5 pelayanan dan Sertifikat Akreditasi
masih berlaku.
PARAMETER
Terdapat visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis tidak menunjang
0 tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis kurang menunjang
1 tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran.
Visi, misi, dan tujuan RS secara tertulis menunjang tercapainya
2 tujuan pendidikan profesi kedokteran.
PARAMETER
Terdapat dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
SKOR INDIKATOR
0 Tidak ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
meliputi aspek medikolegal, sumber daya manusia, pembiayaan,
sarana prasarana, dan manajemen pendidikan.
Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
1 tetapi belum secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber
daya manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen
pendidikan.

108 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada dokumen Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS


Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran,
2 yang secara utuh mencakup aspek medikolegal, sumber daya
manusia, pembiayaan, sarana prasarana, dan manajemen
pendidikan.
PARAMETER
Kesepakatan bersama tersebut harus bersifat saling mengikat
seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut.
SKOR INDIKATOR
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
0 Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
yang ada tidak mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran
di RS tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
1
hanya mengikat sebagian proses pendidikan kedokteran di RS
tersebut.
Kesepakatan Perjanjian Kerjasama antara Direktur RS
2 Pendidikan dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
mengikat seluruh proses pendidikan kedokteran di RS tersebut
PARAMETER
RS Pendidikan Satelit minimal mempunyai 4 pelayanan spesialis
dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan Kandungan)
dan 4 pelayanan spesialistik lainnya.
SKOR INDIKATOR
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan
spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan
0
Kandungan) dan belum ada 4 pelayanan spesialistik lainnya
(Radiologi, Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik).
RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan
spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan
1 Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi,
Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik) yang sebagian
atau seluruhnya baru dilaksanakan oleh dokter spesialis yang
paruh waktu

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 109


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

RS mempunyai 4 pelayanan spesialis dasar (4 pelayanan


spesialis dasar (Penyakit Dalam, Anak, Bedah, Kebidanan dan
2 Kandungan) dan 4 pelayanan spesialistik lainnya (Radiologi,
Anestesi, Patologi Klinik, Rehabilitasi Medik) yang dilaksanakan
oleh dokter spesialis purna waktu.
PARAMETER
RS telah menjalankan fungsi pendidikan telah memiliki SK
penetapan Menteri Kesehatan sebagai RS Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi belum
0 mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
Penetapan sebagai RS Pendidikan.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan tetapi sudah
mempunyai Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang
1 Penetapan sebagai RS Pendidikan akan tetapi sudah habis
masa berlakunya.
RS telah menjalankan fungsi pendidikan dan sudah mempunyai
2 Surat Keputusan Menteri Kesehatan tentang Penetapan
sebagai RS Pendidikan Kedokteran yang masih berlaku.
PARAMETER
RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama.
SKOR INDIKATOR
RS belum memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan
0
Utama.
1 RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan Utama
namun sudah habis masa berlaku.
RS memiliki perjanjian kerjasama dengan RS Pendidikan
2 Utama dan masih berlaku.
STANDAR MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
PARAMETER
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran. Badan ini
akan diwakili oleh suatu Sekretariat Bersama yang berkedudukan di
RS.

110 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Belum ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan
0 unsur RS Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan
Kedokteran
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
1 Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran akan
tetapi belum ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di
RS.
Ada Badan Koordinasi Pendidikan beranggotakan unsur RS
2 Pendidikan dan unsur Institusi Pendidikan Kedokteran dan telah
ada Sekretariat Bersama yang berkedudukan di RS.
PARAMETER
Ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan masa
tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan yang
ditetapkan melalui keputusan bersama antara Direktur RS
Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran
SKOR INDIKATOR
Belum ada uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang dan
0 masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi Pendidikan
yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara Direktur RS
Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada sebagian uraian tugas, tanggung jawab, hak, wewenang
dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan Koordinasi
1 Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan Bersama antara
Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS Pendidikan Utama
dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada secara lengkap uraian tugas, tanggung jawab, hak,
wewenang dan masa tugas Kepala Bagian dan Badan
2 Koordinasi Pendidikan yang ditetapkan melalui Keputusan
Bersama antara Direktur RS Pendidikan Satelit, Direktur RS
Pendidikan Utama dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 111


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Adanya kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum dalam
Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan penerimaan peserta didik yang tercantum
0 dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Ada kebijakan tidak tertulis yang telah dilaksanakan tentang
penerimaan peserta didik sebagaimana yang tercantum dalam
1 Perjanjian Kerjasama antara Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan RS Pendidikan yang bersangkutan.
Ada kebijakan tertulis yang telah dilaksanakan tentang
penerimaan peserta didik yang tercantum sebagaimana
2 tercantum dalam Perjanjian Kerjasama antara Institusi
Pendidikan Kedokteran dengan RS Pendidikan yang
bersangkutan.
PARAMETER
Adanya kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan pada
rasio pendidik dengan peserta didik maksimal 1 : 5 yang ditetapkan
bersama antara Direktur RS dengan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan mengenai daya tampung peserta
didasarkan pada rasio pendidik dengan peserta didik maksimal
0 1 : 5 yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
1 pada rasio pendidik dengan peserta didik yang melebihi 1 : 5
yang ditetapkan bersama antara Pimpinan RS dengan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada kebijakan mengenai daya tampung peserta didasarkan
2 pada rasio pendidik dengan peserta didik yang tidak melebihi 1 :
5 sebagaimana ditetapkan bersama antara Pimpinan RS
dengan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

112 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Adanya peraturan bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan pelayanan
pendidikan dan penelitian dan beserta berbagai unsur penunjangnya
termasuk reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat
(staf medis, staf nonmedis dan peserta didik).
SKOR INDIKATOR
Belum ada ketentuan yang disepakati bersama antara Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang
sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan penelitian
beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and
punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf
0 nonmedis dan peserta didik).Ada ketentuan tidak tertulis yang
disepakati bersama antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran tentang sistem penyelenggaraan
pelayanan pendidikan dan penelitian beserta berbagai unsur
penunjangnya termasuk reward and punishment bagi semua
pihak yang terlibat (staf medis, staf nonmedis dan peserta
didik).
Ada ketentuan tidak tertulis yang disepakati bersama antara
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
tentang sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikan dan
1 penelitian beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk
reward and punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf
medis, staf nonmedis dan peserta didik).
Ada ketentuan tertulis yang disepakati bersama antara Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang
2 sistem penyelenggaraan pelayanan pendidikandan penelitian
dan beserta berbagai unsur penunjangnya termasuk reward and
punishment bagi semua pihak yang terlibat (staf medis, staf
nonmedis dan peserta didik).
PARAMETER
Adanya kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan kewenangan
prosedur medis yang dapat dilakukan oleh peserta didik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 113


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan Rumah Sakit yang mengatur batasan
0 kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh
peserta didik.
Adanya kebijakan tidak tertulis Rumah Sakit yang mengatur
1 batasan kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan
oleh peserta didik.
Adanya kebijakan tertulis Rumah Sakit yang mengatur batasan
2
kewenangan prosedur medis yang dapat dilakukan oleh
peserta didik.
PARAMETER
Terdapat kebijakan, peraturan pelaksanaan dan peraturan teknis
yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi
0 Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan
peraturan teknis yang dilaksanakan oleh semua unsur yang
terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi
1 Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan
peraturan teknis tetapi belum dilaksanakan oleh semua unsur
yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS dan Pimpinan Institusi
2 Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan
peraturan teknis, telah disepakati, dan dilaksanakan oleh
semperatuua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
PARAMETER
Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan pelaksanaan dan
peraturan teknis yang disepakati oleh semua unsur yang terlibat
dalam pendidikan.

114 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Belum ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
0 pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati oleh semua
unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Sudah ada kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang peraturan
1
pelaksanaan dan peraturan teknis, tetapi belum dilaksanakan
oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
Terdapat kebijakan tertulis Direktur RS Pendidikan dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tentang Peraturan
2
pelaksanaan dan peraturan teknis yang disepakati dan
dilaksanakan oleh semua unsur yang terlibat dalam pendidikan.
PARAMETER
Kebijakan berupa pedoman dan prosedur tertulis telah
disosialisasikan dengan baik kepada pelaksana yang terkait dengan
pendidikan klinik, dan menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan penelitian.
SKOR INDIKATOR
Belum ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada seluruh pelaksana yang terkait dengan
0 pendidikan klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua
staf medis dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan
dan penelitian.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis
1 dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian, tetapi belum semua pihak memahaminya.
Sudah ada sosialisasi kebijakan berupa pedoman dan prosedur
tertulis kepada pelaksana yang terkait dengan pendidikan
klinik, yang merupakan acuan pokok bagi semua staf medis
2 dalam melaksanakan tugas pelayanan, pendidikan dan
penelitian serta telah dipahami dan dilaksanakan oleh semua
pihak yang terkait.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 115


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut harus
menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam pelaksanaan
tugas sehari-hari.
SKOR INDIKATOR
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
0 belum menjadi acuan pokok bagi semua staf medis dalam
pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
1 baru sebagian menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
Kebijakan /ketentuan/pedoman dan prosedur tertulis tersebut
2 sudah seluruhnya menjadi acuan pokok bagi semua staf medis
dalam pelaksanaan tugas sehari-hari.
PARAMETER
Adanya jadwal pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi tanggal
masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan jumlah
peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum mahasiswa
masuk ke Rumah Sakit.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
0 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Tidak selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan
1 jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
Selalu ada jadual pra-pelaksanaan pendidikan yang berisi
2
tanggal masuk, nama Bagian/Departemen/SMF yang dituju dan

116 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

jumlah peserta didik yang akan masuk yang dikirim oleh


Institusi Pendidikan Kedokteran kepada Rumah Sakit sebelum
mahasiswa masuk ke Rumah Sakit.
PARAMETER
Adanya jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai program di
tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan, waktu, penanggung
jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai jadual.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
0 program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.
Tidak selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
1 waktu, penanggung jawab ruangan) tetapi tidak dilaksanakan
sesuai jadual.
Selalu ada jadual pelaksanaan yang sifatnya tetap sesuai
program di tiap Bagian/Departemen/SMF (nama, kegiatan,
2
waktu, penanggung jawab ruangan) dan dilaksanakan sesuai
jadual.
PARAMETER
Adanya staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang bertanggung
jawab penuh untuk menangani kelengkapan proses pendidikan
peserta didik (alat bantu belajar, ruangan, nilai, pengaturan jadual
dan administrasi).
SKOR INDIKATOR
Tidak ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
0
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
Tidak selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang
bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
1
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 117


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Selalu ada staf sekretariat khusus (staf non edukatif) yang


2 bertanggung jawab penuh untuk menangani kelengkapan
proses pendidikan peserta didik (alat bantu belajar, ruangan,
nilai, pengaturan jadual dan administrasi).
PARAMETER
Terdapat sistem, alur pencatatan serta adanya pelaporan nilai
yang tepat waktu.
SKOR INDIKATOR
Belum ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang
0 tepat waktu
Ada sistem, alur pencatatan ada pelaporan nilai tetapi tidak
1 tepat waktu.
Ada sistem, alur pencatatan dan pelaporan nilai yang tepat
2 waktu.
PARAMETER
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk didalamnya
berisi data-base peserta didik (meliputi identitas, hasil belajar).
SKOR INDIKATOR
Belum ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
0 dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar).
Sudah ada sistem informasi pendidikan yang termasuk di
1 dalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) tetapi tidak lengkap.
Terdapat sistem informasi pendidikan yang termasuk
2 didalamnya berisi data-base peserta didik (meliputi identitas,
hasil belajar) yang lengkap.
PARAMETER
Adanya laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun (jumlah
mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian) dari
pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah
Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

118 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap tahun
0 (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu
ujian) dari pelaksana didik ditiap Bagian/Departemen/SMF
kepada Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Tidak selalu ada laporan kemajuan pendidikan berkala setiap
1 tahun (jumlah mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar
tunggu ujian) dari pelaksana didik ditiap
Bagian/Departemen/SMF kepada Rumah Sakit dan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Selalu ada laporan kemajuan berkala setiap tahun (jumlah
2 mengenai peserta didik, tingkat kelulusan, daftar tunggu ujian)
dari pelaksana didik di tiap Bagian/Departemen/SMF kepada
Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Adanya perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun oleh
Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi Pendidikan
Kedokteran yang meliputi biaya pendidikan langsung, seperti biaya
sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan habis pakai, biaya
administrasi dan biaya overhead operasional, dan biaya tidak
langsung seperti pemeliharaan sarana.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun
0 Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi
Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung
maupun biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun
Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi
1 Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung dan
belum termasuk biaya tidak langsung.
Ada perhitungan satuan biaya pendidikan yang disusun
Sekretariat Bersama antara Rumah Sakit dan Institusi
2 Pendidikan Kedokteran meliputi biaya pendidikan langsung,
seperti biaya sumber daya manusia pendidikan, biaya bahan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 119


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

habis pakai, biaya administrasi serta biaya operasional lainnya


dan biaya tidak langsung seperti pemeliharaan sarana.
PARAMETER
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing Kepala
Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur RS dan
Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
0 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
1 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat rencana anggaran biaya (RAB) penyelenggaraan
pendidikan kedokteran yang disusun setahun sekali oleh Badan
2 Koordinasi Pendidikan yang diusulkan oleh masing-masing
Kepala Bagian/Departemen/SMF untuk disetujui oleh Direktur
RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat kesepakatan bersama antara Direktur RS dan Institusi
Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran dan
biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan
Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
0
Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran di Rumah Sakit.

120 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada kesepakatan tidak tertulis antara Direktur RS dan Pimpinan


Institusi Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
1 Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran di Rumah Sakit.
Terdapat kebijakan bersama antara Direktur RS dan Institusi
Pendidikan Kedokteran atas masukan Kepala
2 Bagian/Departemen/SMF mengenai pendanaan pendidikan
kedokteran yang dituangkan dalam dokumen rencana anggaran
dan biaya pendidikan kedokteran di Rumah Sakit.
PARAMETER
Terdapat laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan disahkan oleh
Direktur RS, dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan
0 tahunan yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF
serta disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Ada laporan keuangan berkala tahunan anggaran biaya yang
1 dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF tetapi tidak
disahkan oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
Ada laporan keuangan berkala enam bulanan dan tahunan
yang dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF dan
2 disahkan bersama oleh Direktur RS dengan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
berdasarkan indikator tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi
Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Tidak terdapat dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik
0 yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan indikator
tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 121


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik secara


temporer yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama berdasarkan
1
indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan Koordinasi
Pendidikan.
Ada dokumen evaluasi pelaksanaan pendidikan klinik setiap
enam bulan sekali yang dilakukan oleh Sekretariat Bersama
2
berdasarkan indikator tim tertentu yang ditetapkan Badan
Koordinasi Pendidikan.
PARAMETER
Terdapat data umpan balik staf pengajar dan peserta, analisis umpan
balik, dan tindak lanjut.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada data umpan balik staff pengajar dan peserta, analisis
0 umpan balik, dan tindak lanjut.
Ada data umpan balik sebagian staff pengajar dan peserta,
1 analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

2 Ada data umpan balik seluruh staff pengajar dan peserta,


analisis umpan balik, dan tindak lanjut.

STANDAR SUMBER DAYA MANUSIA UNTUK PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK

PARAMETER
Adanya tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf Medik
Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar (Penilai,
Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang ditetapkan bersama
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf
Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
0 (Penilai, Pendidik,Pembimbing / Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

122 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf


Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
1 (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) tetapi belum
ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

Ada tata cara rekruitment dan kriteria kompetensi bagi Staf


Medik Fungsional yang akan diangkat sebagai Tenaga Pengajar
2 (Penilai, Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) yang
ditetapkan bersama Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

PARAMETER
Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar (Penilai,
Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat sebagai dosen
luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran berikut jabatan
akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran
dengan Surat Keputusan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada satupun Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga
0 Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.

Ada sebagian Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga


Pengajar (Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik)
1 diangkat sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan
Kedokteran berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran dengan Surat Keputusan.
Seluruh Staf Medik Fungsional yang menjadi Tenaga Pengajar
(Penilai,Pendidik,Pembimbing/Supervisor Klinik) diangkat
2 sebagai dosen luar biasa Institusi Pendidikan Kedokteran
berikut jabatan akademiknya dari Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran dengan Surat Keputusan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 123


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Terdapat SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai
Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan
Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang
terlibat dalam Pendidikan Kedokteran di RS tercakup di dalamnya
kebijakan tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kewajiban paruh/purna waktu.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS
sebagai Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas
0 Kependidikan Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik
Fungsional yang terlibat dalam pendidikan di RS tercakup di
dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, dan hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai
Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan
1 Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional,
tetapi belum tercakup secara jelas di dalamnya kebijakan
tentang kategori, tanggung jawab, kewenangan, hak dan
kewajiban paruh/purna waktu.
Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai
Staf Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan
2 Profesi Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional
yang terlibat dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara
jelas di dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.
PARAMETER

Ada SK Pengangkatan/Penugasan dari Direktur RS sebagai Staf


Medik Fungsional yang melaksanakan tugas Kependidikan Profesi
Kedokteran di RS bagi semua Staf Medik Fungsional yang terlibat
dalam pendidikan di RS dan sudah tercakup secara jelas di
dalamnya kebijakan tentang kategori, tanggung jawab,
kewenangan, hak dan kewajiban paruh/purna waktu.

124 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS
0
sebagai Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik.
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai
Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik akan tetapi
1 belum disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan
kewenangannya secara tertulis.
Ada Staf Medis Fungsional yang ditetapkan Direktur RS sebagai
Supervisor Klinik dan pembimbing bagi peserta didik dan telah
2
disertai kejelasan tugas, tanggung jawab dan kewenangannya
secara tertulis.
PARAMETER
Terdapat Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
menilai kinerja tenaga pendidik pada pembelajaran klinik dengan
kriteria yang jelas serta dilakukan secara berkala minimal satu tahun
sekali.
SKOR INDIKATOR

0 Tidak ada Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS


Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
1 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
menilai kinerja tenaga pendidik namun belum ada kriteria
penilaian yang jelas.
Ada Tim Penilai/Supervisor kinerja tenaga pendidik dari RS
2 Pendidikan dan Institusi Pendidikan Kedokteran yang berperan
menilai kinerja tenaga pendidik dengan kriteria yang jelas serta
dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali.
PARAMETER
Terdapat presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang dilakukan
oleh tenaga pendidik.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 125


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR

0 Tidak ada presensi/kehadiran dalam pembelajaran yang


dilakukan oleh tenaga pendidik.
Ada presensi/kehadiran (tetapi tidak lengkap) dalam
1
pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik .
Ada presensi/kehadiran secara lengkap dalam pembelajaran
2
yang dilakukan oleh tenaga pendidik.
PARAMETER
Terdapat data dasar pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan Badan Koordinasi
Pendidikan /Sekretariat Bersama Pendidikan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di
bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit maupun di
0
bawah Badan Koordinasi Pendidikan/ Sekretariat Bersama
Pendidikan.
Sebagian ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan
di bawah koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan Badan
1
Koordinasi Pendidikan Kedokteran / Sekretariat Bersama
Pendidikan.
Ada data base pengembangan diri tenaga pendidikan di bawah
2 koordinasi Sekretaris Bagian Rumah Sakit dan di bawah Badan
Koordinasi Pendidikan / Sekretariat Bersama Pendidikan.
PARAMETER
Terdapat dokumen kesepakatan yang mencantumkan penyediaan
sarana, prasarana dan peralatan yang memadai untuk pelaksanaan
pembelajaran sesuai dengan modul pendidikan yang ditandatangani
antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan
0 mengenai penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik
antara Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan
Kedokteran.

126 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai


penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur
1 RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran tetapi belum
terealisasi.
Ada dokumen yang mencantumkan kesepakatan mengenai
penyediaan fasilitas fisik untuk pendidikan klinik antara Direktur
2 RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran dan sudah
terealisasi.
PARAMETER
Adanya sarana, prasarana yang dapat menunjang penyelenggaraan
pendidikan antara lain: ruangan pembelajaran, ruang diskusi,
perpustakaan, sistem informasi Rumah Sakit, teknologi informasi,
sistem dokumentasi, skill lab, peralatan phantom dan audiovisual.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada sarana, prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan, antara lain: ruangan
0
pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual.
Sebagian ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan antara lain: ruangan
1 pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem informasi
Rumah Sakit, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual tetapi tidak lengkap.
Ada sarana dan prasarana yang dapat menunjang
penyelenggaraan pendidikan secara lengkap antara lain:
2 ruangan pembelajaran, ruang diskusi, perpustakaan, sistem
informasi RS, teknologi informasi, sistem dokumentasi, skill lab,
peralatan phantom dan audiovisual.
PARAMETER
Tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat keamanan dan
kenyamanan bagi peserta didik yang memenuhi standar sarana
bangunan, prasarana penunjang dan fasilitas pendukung.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 127


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
0 keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas
pendukung.
Tersedia fasilitas ruang jaga tetapi tidak memenuhi syarat
1 keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang fasilitas
pendukung.
Telah tersedia fasilitas ruang jaga yang memenuhi syarat
2 keamanan dan kenyamanan bagi peserta didik serta memenuhi
standar sarana bangunan, prasarana penunjang serta fasilitas
pendukung.
PARAMETER
Terdapat variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai dengan
materi pembelajaran peserta didik.
SKOR INDIKATOR
Tidak tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup yang sesuai
0
dengan materi pembelajaran peserta didik.

1 Tersedia variasi dan kasus dalam jumlah terbatas dan kurang


mencukupi materi pembelajaran peserta didik.
Tersedia variasi dan jumlah kasus yang cukup memadai yang
2 sesuai dengan materi pembelajaran peserta didik.
PARAMETER
Terdapat sarana penelitian dan pengembangan di bidang
kedokteran.
SKOR INDIKATOR
0 Tidak tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang
kedokteran.
1 Tersedia sarana penelitian dan pengembangan di bidang
kedokteran di bagian-bagian tertentu.
2 Ada sarana penelitian dan pengembangan di bidang kedokteran
di seluruh bagian dan/atau Lembaga Penelitian Terpadu.

128 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

STANDAR PERANCANGAN DAN PELAKSANAAN PROGRAM


PENDIDIKAN KLINIK YANG BERKUALITAS
PARAMETER
RS harus mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-
masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas staf
medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat notulensi
pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses pendidikan
(log book).
SKOR INDIKATOR
RS tidak mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-
masing Bagian/Departemen/SMF terkait melalui proses aktifitas
0 staf medis dalam penyusunan rancangan tersebut dan terdapat
notulensi pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
RS mempunyai perencanaan tetapi dalam penyusunannya tidak
melibatkan masing-masing Bagian/Departemen/SMF terkait
1
melalui proses aktifitas staf medis, tidak ada notulensi
pertemuan rutin, dan tidak ada catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
RS telah mempunyai perencanaan yang disusun oleh masing-
masing Bagian/SMF/Dep terkait melalui aktivitas staf medis
2
dalam penyusunan rancangan tersebut, dan terdapat notulensi
pertemuan rutin, dan catatan kehadiran dalam proses
pendidikan (log book).
PARAMETER
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang disetujui oleh
Direktur RS dan Pimpinan Institusi Pendidikan Kedokteran.

SKOR INDIKATOR

Tidak terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran


0 yang disusun oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF yang
disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Instusi Pendidikan
Kedokteran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 129


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang


disusun oleh masing-masing Kepala Bagian/Departemen/SMF
1
tetapi belum mendapat persetujuan Direktur RS dan Pimpinan
Institusi Pendidikan Kedokteran.
Terdapat buku panduan program pendidikan kedokteran yang
disusun/dibuat oleh Kepala Bagian/Departemen/SMF
2 bersama-sama dengan Institusi Pendidikan Kedokteran terkait
yang telah disetujui oleh Direktur RS dan Pimpinan Institusi
Pendidikan Kedokteran.

PARAMETER
Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait dalam
program pendidikan terlibat aktif dalam proses pelaksanaan
pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik dari peserta didik
mengenai tenaga pendidik, dengan menggunaan log book untuk
memantau pertemuan tenaga pendidik dengan peserta didik, serta
data wawancara staf.
SKOR INDIKATOR

Tidak seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang


0 terkait dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan.

Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait


dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
pelaksanaan pendidikan, tetapi tidak ada umpan balik dari
1 peserta didik mengenai tenaga pendidik dengan menggunakan
log book untuk memantau pertemuan tenaga pendidik dengan
peserta didik serta wawancara staf.

Seluruh Bagian/Departemen/SMF di Rumah Sakit yang terkait


dalam program pendidikan terlibat aktif dalam proses
2 pelaksanaan pendidikan, dilihat dengan adanya umpan balik
dari peserta didik mengenai tenaga pendidik, dengan
menggunaan log book untuk memantau pertemuan tenaga
pendidik dengan peserta didik serta data wawancara staf.

130 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Rumah Sakit mempunyai program pendidikan klinik yang terstruktur
yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan Kedokteran dan
mengacu pada Standar Pendidikan Profesi Dokter/Dokter Gigi,
Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar Kompetensi Dokter/Dokter
Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dengan tujuan pendidikan
jelas/konkrit, batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku
panduan.
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit belum mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
0 Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
1 Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
tetapi belum terlihat adanya tujuan pendidikan jelas/konkrit,
batas kompetensi tegas dan tertuang dalam buku panduan.
Rumah Sakit telah mempunyai program pendidikan klinik yang
terstruktur yang ditetapkan bersama Institusi Pendidikan
Kedokteran dan mengacu pada Standar Pendidikan Profesi
2 Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis dan Standar
Kompetensi Dokter/Dokter Gigi, Dokter/Dokter Gigi Spesialis
dengan tujuan pendidikan jelas/konkrit, batas kompetensi tegas
dan tertuang dalam buku panduan.
PARAMETER
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang bertujuan
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit tidak/belum memberlakukan tata tertib peserta
0
didik yang bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 131


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang


1 bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran tetapi belum
disosialisasikan dan dipatuhi oleh peserta didik.
Rumah Sakit memberlakukan tata tertib peserta didik yang
bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran, telah diketahui
2 oleh setiap peserta didik dan dipatuhi peserta didik.
PARAMETER
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya menggunakan
prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti (evidence based
medicine).
SKOR INDIKATOR
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya tidak
0 menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran berbasis bukti
( evidance based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya belum
1 secara menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan
kedokteran berbasis bukti ( evidance based medicine).
Rumah Sakit dalam pendidikan dan pelayanannya telah secara
2 menyeluruh menggunakan prinsip pengetahuan kedokteran
berbasis bukti (evidance based medicine).
PARAMETER
Terdapat kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin satu minggu sekali
yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin yang
0 ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.
Ada kegiatan pertemuan ilmiah ditetapkan oleh
1 Bagian/Departemen/SMF tetapi waktunya tidak menentu atau
kurang dari 4 kali dalam 1` bulan.
Ada kegiatan pertemuan ilmiah secara rutin minimal satu
2
minggu sekali yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

132 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

PARAMETER
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki oleh
setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu sebagai
arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
0 tertulis dan dibukukan.
Ada program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan, tertulis
dan dibukukan, tetapi buku program tersebut belum dimiliki oleh
1 setiap staf edukatif dan setiap Bagian belum memiliki minimal
satu sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
Terdapat program pendidikan klinik yang jelas dan ditetapkan,
tertulis dan dibukukan dimana buku program tersebut dimiliki
2 oleh setiap staf edukatif dan setiap Bagian memiliki minimal satu
sebagai arsip dan masukan dalam pelaksanaan kegiatan.
PARAMETER
Jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk didalamnya
keselamatan pasien harus didukung sepenuhnya oleh Institusi
Pendidikan Kedokteran, para pendidik dan para peserta didik, yang
dinyatakan dalam perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem
supervisi peserta didik.
SKOR INDIKATOR
0 Tidak ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit
termasuk didalamnya keselamatan pasien.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk
didalamnya keselamatan pasien tetapi pelaksanaannya belum
1 didukung oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para pendidik
dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam perencanaan,
monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta didik.
Ada program jaminan mutu pelayanan Rumah Sakit termasuk
2 didalamnya keselamatan pasien dan pelaksanaannya didukung
sepenuhnya oleh Institusi Pendidikan Kedokteran, para

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 133


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

pendidik dan para peserta didik, yang dinyatakan dalam


perencanaan, monitoring dan evaluasi sistem supervisi peserta
didik.
PARAMETER
Kegiatan pendidikan klinik yang dirancang memberikan proporsi
seimbang antara clinical reasoning dan pelatihan keterampilan
berbasis bukti (evidence based medicine) yang disusun oleh Badan
Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/SMF.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning
dan skill training bagi peserta didik yang disusun oleh Badan
0
Koordinasi Pendidikan masing-masing Bagian/ Departemen/
SMF.
Ada rancangan secara khusus proporsi clinical reasoning dan
1 skil training berbasis bukti bagi peserta didik yang disusun oleh
Badan Koordinasi Pendidikan tetapi belum dilaksanakan
diseluruh Bagian/ Departemen/ SMF.
Ada kegiatan pendidikan klinik yang secara khusus dirancang
yang memberikan proporsi seimbang antara clinical reasoning
2 dan skill training yang berbasis bukti (evidence based medicine)
disusun oleh Badan Koordinasi Pendidikan dan telah
dilaksanakan di seluruh Bagian/Departemen/SMF.
PARAMETER
Terdapat batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
0 peserta didik yang tercantum dalam buku panduan peserta didik
yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program Studi.
Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur
1 peserta didik tetapi belum secara jelas tercantum dalam buku
panduan peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua
Program Studi.

134 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada batasan kewenangan, penanganan kasus/prosedur


2 peserta didik yang tercantum secara jelas dalam buku panduan
peserta didik yang disusun oleh Kepala Bagian/Ketua Program
Studi.

PARAMETER
Terdapat kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
0
Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran.
Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi
1 Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran
tetapi belum dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kerjasama
Penelitian antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran.

Ada kebijakan bersama antara RS Pendidikan dan Institusi


2 Pendidikan Kedokteran dalam bidang penelitian kedokteran
yang telah dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Penelitian
antara RS dan Institusi Pendidikan Kedokteran.
PARAMETER
Terdapat pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian yang
dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik
sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
SKOR INDIKATOR
Tidak ada pedoman serta fasilitas mengenai kegiatan penelitian
0 yang dilakukan oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan
peserta didik sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik.
Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan
1 oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik
sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik tetapi tidak
disertai fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 135


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

Ada pedoman mengenai kegiatan penelitian yang dilakukan


oleh Staf Medik Fungsional yang melibatkan peserta didik
sebagai bagian dari pembelajaran peserta didik dan disertai
2 fasilitas pendukung yang memadai untuk penelitian seperti
Internet, langganan jurnal, text-book, dokumen penelitian yang
telah dilakukan, arsip rekam medis yang sistematis dan data
base pasien rawat inap/rawat jalan.
PARAMETER
Terdapat kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara
berkala, secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF bersama
Badan Koordinasi Pendidikan sekurang- kurangnya satu kali dalam
satu tahun.
SKOR INDIKATOR

Tidak ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara


0 berkala, secara tersendiri maupun oleh Badan Koordinasi
Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala
1 dan secara tersendiri oleh Bagian/Departemen/SMF tetapi
tidak melibatkan Badan Koordinasi Pendidikan.
Ada kegiatan evaluasi program pendidikan klinik secara berkala
melalui mekanisme umpan balik dengan menggunakan
2 kuesioner bagi peserta didik diakhir pendidikan disetiap bagian,
secara tersendiri melalui rapat evaluasi Badan Koordinasi
Pendidikan dan Supervisi Pendidikan Klinik setiap modul di tiap-
tiap bagian oleh Badan Koordinasi Pendidikan sekurang-
kurangnya satu kali dalam satu tahun.
PARAMETER
Peserta program pendidikan klinik dinilai bersama oleh staf pendidik
RS Pendidikan dan staf Institusi Pendidikan Kedokteran yang
mempunyai kompetensi sebagai penilai secara komprehensif
meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor dan Afektif. Sistem
penilaian peserta didik ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

136 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

SKOR INDIKATOR
Tidak ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
0 Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik secara
secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF.

Ada kegiatan penilaian yang dilakukan oleh staf pendidik RS


Pendidikan yang menilai kompetensi peserta didik secara
1 secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan, Psikomotor
dan Afektif yang ditetapkan oleh Bagian/Departemen/SMF,
tetapi belum/tidak melibatkan Staf Pendidik Institusi Pendidikan
Kedokteran.
Ada kegiatan penilaian bersama yang dilakukan oleh staf
pendidik RS Pendidikan dan Staf Pendidikan Institusi
2 Pendidikan Kedokteran yang menilai kompetensi peserta didik
secara secara komprehensif meliputi ranah Pengetahuan,
Psikomotor dan Afektif yang ditetapkan oleh
Bagian/Departemen/SMF.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 137


Lampiran IX
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN
Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB IX
HASIL PENILAIAN DAN STATUS AKREDITASI

Perhitungan hasil penilaian terhadap kepatuhan setiap standar adalah


sebagai berikut :

Jumlah hasil penilaian masing-


masing parameter sesuai skor
Hasil penilaian = --------------------------------------------------- X 100 %
Nilai Standar

Nilai standar adalah seluruh jumlah parameter dari masing-masing


standar dikalikan 2 (dua) atau Skor maksimal.

Adapun perhitungan hasil akhir penilaian kepatuhan terhadap seluruh


standar adalah sebagai berikut :

Jumlah Kumulatif Hasil Penilaian


Total Hasil = --------------------------------------------------- X 100 %
Penilaian Jumlah Nilai Standar

Hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit Pendidikan


Utama, Afiliasi (Eksilensi) atau Satelit didasarkan pada ketentuan
sebagai berikut :
1. Akreditasi A, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan
lebih dari 79 % sampai dengan 100 %;
2. Akreditasi B, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan
mencapai lebih dari 60 % sampai dengan 79 %.
3. Akreditasi C, bila nilai pencapaian Standar Rumah Sakit Pendidikan
mencapai lebih dari 33 % sampai dengan 60 %.
Rekomendasi hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah
Sakit Pendidikan adalah sebagai berikut :

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 139


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

No. Nilai Rekomendasi


1. > 79 % - 100 Sebagian besar atau seluruh standar telah
% dipenuhi.
Pada umumnya telah memenuhi standar,
2. 60 % - 79 %
tetapi masih memerlukan peningkatan
kepatuhan beberapa parameter standar.
3. 33 % - 60 % Perlu pembinaan untuk peningkatan
kepatuhan sebagian besar standar.

Berdasarkan hasil penilaian kelayakan Rumah Sakit sebagai Rumah Sakit


Pendidikan Utama, Afiliasi (Eksilensi) atau Satelit, maka status akreditasinya
dikatagorikan sebagai berikut :
1. Status Akreditasi A, telah mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS
Pendidikan untuk jangka waktu 5 (lima) tahun.
2. Status Akreditasi B, dapat diberikan Sertifikat Akreditasi RS
Pendidikan, namun dalam jangka waktu selambat lambatnya 3 (tiga)
tahun harus dilakukan penilaian kembali.
3. Status Akreditasi C, belum mendapatkan Sertifikat Akreditasi RS
Pendidikan dan dalam waktu 1 (satu) tahun harus dilakukan penilaian
kembali.

140 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran X
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB X
PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pemantauan dan evaluasi meliputi pemantauan terhadap kinerja Tim


Akreditasi RS Pendidikan serta pemantauan terhadap mutu pengelolaan
dan pelaksanaan RS Pendidikan. Untuk menjamin mutu pembelajaran
klinik peserta didik agar dapat mencapai Standar Kompetensi sesuai dengan
Standar Pendidikan Profesi Kedokteran, maka konsistensi RS Pendidikan
dalam kepatuhan pelaksanaan Standar RS Pendidikan harus terus menerus
dilakukan pemantauan dan evaluasi. RS Pendidikan yang belum memenuhi
kepatuhan minimal perlu dilakukan pembinaan secara berkala.
Pemantauan dan evaluasi mutu pengelolaan dan pelaksanaan
Rumah Sakit Pendidikan diseluruh Indonesia dilaksanakan oleh Tim
Akreditasi RS Pendidikan di Tingkat Pusat bersama-sama dengan Tim
Akreditasi RS Pendidikan Tingkat Provinsi yang dibentuk oleh Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi setempat. Sesuai kemampuan rentang kendali wilayah
dan kemampuan sumber daya manusia serta pembiayaan yang tersedia
Dinas Kesehatan Provinsi dapat melimpahkan tugas dan kewenangan
dalam pemantauan RS Pendidikan kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota di wilayahnya.
Pemantauan terhadap pelaksanaan Pedoman Standar RS
Pendidikan dilakukan meliputi input, proses dan output.
1. Input
a. Terbentuknya Tim Pengarah Akreditasi RS Pendidikan;
b. Terbentuknya Tim Pelaksana Akreditasi RS Pendidikan;
c. Tersedianya Buku Pedoman Standar RS Pendidikan;
d. Tersedianya anggaran untuk pelaksanaan kegiatan Tim Koordinasi
serta Tim Penilaian dan Pembinaan Akreditasi RS Pendidikan di
tingkat Pusat maupun Provinsi;
e. Tersedianya data dasar seluruh RS Pendidikan.
2. Proses
a. Terselenggaranya Penyusunan Rencana Kerja 5 tahunan dan
Rencana Tahunan.
b. Terselenggaranya kegiatan Akreditasi RS Pendidikan.
c. Terselenggaranya sosialisasi Pedoman Standar RS Pendidikan.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 141


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

d. Terselenggaranya pertemuan koordinasi RS Pendidikan.


e. Terselenggaranya Rapat Koordinasi lintas sektor terkait dengan RS
Pendidikan.

3. Output
a. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Utama yang telah terakreditasi
b. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Afiliasi (Eksilensi) yang telah
terakreditasi
c. Peningkatan jumlah RS Pendidikan Satelit yang telah terakreditasi

142 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran XI
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB XI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Departemen Kesehatan, Pemerintah Daerah


(Propinsi/Kabupaten/Kota) Konsil Kedokteran Indonesia, Asosiasi Rumah
Sakit Pendidikan Indonesia, Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran
Indonesia dan Majelis Kolegium Kedokteran Indonesia membina serta
mengawasi penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan sesuai dengan tugas
dan fungsinya masing-masing. Pembinaan dan Pengawasan Rumah Sakit
Pendidikan oleh Pemerintah Daerah dapat dilaksanakan dan
dikoordinasikan oleh Dinas Kesehatan Propinsi sesuai dengan tugas dan
kewenangannya.
A. Pembinaan.
Pembinaan terhadap penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan
diarahkan untuk :
1. Meningkatkan mutu pelayanan di RS Pendidikan;
2. Meningkatkan mutu pendidikan sesuai dengan standar pendidikan
profesi kedokteran;
3. Meningkatkan penelitian dan pengembangan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi Kedokteran di RS Pendidikan.
Pembinaan terhadap RS Pendidikan dilakukan melalui kegiatan
komunikasi, informasi, supervisi dan edukasi (penyuluhan, penataran,
dan pelatihan).
B. Pengawasan.
Pengawasan yang dilakukan oleh Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik dititik beratkan agar Rumah Sakit dapat senantiasa memberikan
perlindungan dan keselamatan baik terhadap pasien maupun kepada
tenaga medik pendidik, tenaga non medik pendidik, serta peserta didik
yang bekerja di Rumah Sakit Pendidikan. Oleh karena itu hal-hal yang
terkait dengan pengawasan yang penting dilaksanakan adalah sebagai
berikut :

1. Rumah Sakit yang menjalankan fungsi Rumah Sakit Pendidikan


wajib memiliki Sertifikat Rumah Sakit Pendidikan.
2. Rumah sakit pendidikan senantiasa wajib mematuhi semua standar
RS Pendidikan

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 143


MENTERI KESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA

3. Rumah Sakit Pendidikan berkewajiban menjalankan program


keselamatan pasien (patient safety).
4. Institusi Pendidikan Kedokteran yang mengirim peserta didik ke RS
Pendidikan wajib memberikan perlindungan hukum kepada peserta
didik dengan asuransi profesi.
5. Institusi pendidikan kedokteran wajib memberikan jabatan akademik
kepada dokter pendidik klinik / dosen klinik di RS Pendidikan.

Agar pengawasan dapat berhasil guna dan berdayaguna, hasil


pengawasan harus dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan untuk :

1. Mencari pemecahan masalah dan cara yang lebih baik dalam


penyelenggaraan Rumah Sakit Pendidikan
2. Menentukan layak atau tidak layaknya suatu Rumah Sakit
menyandang predikat Rumah Sakit Pendidikan.

Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik melakukan pembinaan dan


pengawasan terhadap RS Pendidikan yang dapat mengikutsertakan Kepala
Dinas Kesehatan Propinsi, ARSPI, AIPKI, MKKI, dan KKI sesuai tugas,
fungsi dan kewenangannya masing-masing.

144 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran XII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB XII
SANKSI

Rumah Sakit Pendidikan yang telah memperoleh Akreditasi dan Sertifikasi


apabila melakukan pelanggaran ketentuan yang diatur dalam Keputusan ini
dapat dikenakan sanksi berupa :

a. Teguran Tertulis kepada Pemilik Rumah Sakit dan tembusannya


disampaikan kepada Institusi Pendidikan Kedokteran yang terkait.
b. Penghentian sementara kegiatan Rumah Sakit Pendidikan.
c. Pencabutan Sertifikat Akreditasi Rumah Sakit Pendidikan sebelum habis
masa berlakunya.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 145


Lampiran XIII
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB XIII
PEMBIAYAAN

Pembiayaan untuk penyelenggaraan proses klasifikasi dan akreditasi


standar Rumah Sakit Pendidikan milik Pemerintah dibebankan kepada
APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota. Untuk Rumah Sakit-
Rumah Sakit TNI/POLRI, BUMN/BUMD, BHMN dan Rumah Sakit milik
Swasta dibebankan kepada anggaran yang ada pada
pemilik/penyelenggara Rumah Sakit sesuai dengan lingkup fungsi dan
tugasnya berdasarkan prosedur dan ketentuan yang berlaku
dilingkungannya masing-masing. Pembiayaan untuk pemantauan, evaluasi
dan pembinaan dibebankan kepada APBN Departemen Kesehatan RI serta
sumber dana lainnya yang tidak mengikat.

146 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


Lampiran XIV
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB XIV
KETENTUAN PERALIHAN

Seluruh Rumah Sakit yang pada saat ditetapkannya Keputusan ini


telah menyelenggarakan dan berfungsi sebagai Rumah Sakit yang
digunakan sebagai pembelajaran klinik peserta didik Pendidikan Dokter dan
Pendidikan Dokter Spesialis masih tetap dapat menjalankan fungsinya
sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan agar menyesuaikan pelaksanaannya
dengan ketentuan ini selambat-lambatnya 2 (dua) tahun sejak diterbitkannya
Keputusan ini.

Setetah selesai masa peralihan Rumah Sakit yang melaksanakan


fungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan tanpa memiliki akreditasi dan
sertifikasi dapat dikenakan sanksi berupa pencabutan ijin operasional
Rumah Sakit.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 147


Lampiran XV
Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor : 1069/ Menkes/ SK/
XI/ 2008
MENTERI KESEHATAN Tanggal : 18 November 2008
REPUBLIK INDONESIA

BAB XV
PENUTUP

Pedoman Klasiikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan ini dibuat


untuk mendorong peningkatan mutu Rumah Sakit yang digunakan oleh
Institusi Pendidikan Kedokteran sebagai wahana pembelajaran klinis bagi
peserta didiknya. Dengan demikian maka akan terjadi peningkatan mutu
pelayanan dan peningkatan kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar
Pendidikan Profesi Kedokteran. Meningkatnya pemanfaatan Rumah Sakit
menjadi RS Pendidikan sebagai wahana pembelajaran klinik pendidikan
profesi kedokteran akan meningkatkan daya tampung peserta pendidikan
sekaligus mutu pelayanan medik yang pada akhirnya akan meningkatkan
kualitas lulusan peserta didik sesuai Standar Pendidikan Profesi
Kedokteran.

Untuk kelancaran teknis penilaian standar, penetapan dan


pembinaan RS Pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan RS
Pendidikan sebagaimana ditetapkan dalam keputusan ini diatur dan
ditetapkan lebih lanjut teknis pelaksanaannya oleh Direktur Jenderal Bina
Pelayananan Medik Departemen Kesehatan RI.

K ES EHMENTERI KESEHATAN,
RI AT
TE

AN
MEN

Dr. dr. SITI FADILAH SUPARI, Sp.JP(K

148 Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan


REFERENSI :

1. Benbasat J, and Cohen R. Clinical Instruction and Cognitive


Development in Medical Students.Lancet.1982.
2. Bruckner H et al. Giving effective feedback to Medical students: a
workshop for Faculty and house staff.Medical teacher.1999.
3. Elstein A. Clinical Reasoning in Medicine. In: Clinical Reasoning in
Health Professional. Higgs J,Jones M Ieditor).1995.
4. Featherstone HJ, Beitman BD, and Irby DM. Distorted Learning
from Unusual Clinical Anecdotes. Medical Education.1984.
5. Gordon K, and Meyer. Five Microskills for Clinical Teaching.
Departement of Family Medicine , University of Washington.
Seattle. Washington.1999.
6. Irby DM. How Attending Physycians Make Instructional Decissions
When Conducting Teaching Rounds. Academic Medicine.1992.
7. Irby DM. Three Exemplary Models of Case-Base Teaching.
Academic Medicine.1994.
8. Miller GE. The Assestment of Clinical Skills/Competence/
Performance. Academic Medicine. 1990.
9. Neher JO, Gordon KC, Meyer B, and Stevens NA. A five-step
'Microskills' Models of Clinical Teaching. Journal of the American
Board of Family Practice. 1992.
10. Standar Rumah Sakit Pendidikan, Departemen Kesehatan RI,
Direktorat Jenderal Pelayanan Medik, Jakarta, 2005.

Pedoman Klasifikasi dan Standar Rumah Sakit Pendidikan 149

Anda mungkin juga menyukai