Jakarta, Januari2016
Direktur Pengendalian
pnyakit Tidak Menular
dr.Lily S. Sulistyowati,MM
NIK 195801131988032001
SAMBUTAN
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang
telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga buku
Pedoman Pengendalian PPOK di Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama ini selesai kami susun.
PPOK merupakan salah satu dari penyakit kronis dan
degeneratif yang menjadi bagian darimasalah kesehatan masyarakat di
Indonesia. Untuk mengendalikan penyakit tersebut diperlukan
berbagai upaya dan semua pihak. Diperlukan suatu buku pedoman
dalam pelaksanaan kegiatan Pencegahan dan Pengendalian PPOK di
masyarakat.
Buku ini disusun sebagai panduan bagi petugas
kesehatan dan diharapkan upaya ini dapat terus ditingkatkan
sehingga angka kesakitan dan kematian akibat penyakit ini dapat
terus diturunkan.
Kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-
besarnya kepada tim penyusun, editor, dan semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan buku ini semoga kontribusi yang
diberikan merupakan bagian dari amal baik dalam upaya
Pengendalian PPOK di Indonesia.
Buku ini masih perlu terus diperbaiki sesuai dengan
kemajuan ilmu dan teknologi dibidang kesehatan. Untuk itu kami
mengharapkan masukan dari semua pihak agar buku ini dapat
terus diperbaiki di kemudian hari.
Demikian, semoga buku ini dapat digunakan dengan sebaik-
baiknya dan memberi manfaat sebesar-besarnya.
PENANGGUNG JAWAB
DIREKTUR PENGENDALIAN PENYAKIT TIDAK MENULAR
TIM PENYUSUN
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
dr. Theresia Sandra Diah Ratih, MHA
Dr. Ekowati Rahajeng, SKM, M.Kes
Prof. dr. Faisal Yunus, Ph.D, Sp.P(K)
dr. Tria Damayanti, Ph.D, Sp.P(K)
dr. Ratnawati, Sp.P(K)
dr. Anna Uyainah, MARS, Sp.PD.KP
Dr. dr. Zulkifli Amin, Sp.PD.KP
dr. Monica Damayanti, M.Kes
Ora. Emma Viaza, Apt dr.
Nur Rahmat Ramadhan dr.
Erra Renjana
Dr. Hasnita, S.Pd, MPH Euis
Mariyani, SKM, M.Kes lr.
Candra Rudyanto, MPH Ns.
Riyanto, M.Kes, Sp.Kom dr.
Farina Andayani, M.Sc
dr. Tiara Pakasi, MA
dr. Agung Susanto, MARS
dr. Dian Meutia Sari, M.Epid
dr. Mauliate D.C Gultom
dr. lis Afandi
dr. Rezavitawanti
Nuraini, SKM, M.Sc
drg. Kadek Dyahantari Kurniawati
Editor :
Djarot Darsono, S.Pd, M.Epid
M. Sugeng Hidayat, SKM, MHP
DAFTAR lSI
Tabel3.1
Klasifikasi PPOK berdasarkan gejala, faktor risiko dan riwayat
eksaserbasi ......................................................................... 18
Tabel3.2
Klasifikasi PPOK-GOLD berdasarkan Spirometri Post
Bronkhodilator ................................................................................ 18
Tabel 3.3
Perbedaan Klinis Antara PPOK dan Asma ......................................... 21
Tabel3.4
Rekomendasi Pilihan Pertama Sesuai Klasifikasi PPOK ........... 24
Tabel 3.5
Alternatif Pilihan Pengobatan Sesuai Klasifikasi PPOK .......... 24
Tabel 3.6
Alternatif Lain Pengobatan Sesuai Klasifikasi PPOK ................ 24
Tabel3.7
Jenis Obat-obatan PPOK ............................................................ 25
Tabel 5.1
lndikator Program ................................................................................ 52
Tabel 5.3
Tindakan Keperawatan Komunitas Pencegahan Primer ........... 63
Tabel 6.1
Jenis Ketenagaan dan Peranan ........................................................70
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
- Hubungan PPOK Dengan Penyakit Penyerta (KOMORBID) 15
Gambar 7.1
- Diagram Alur Pencatatan dan Pelaporan 85
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPlRAN ................................................................................................. 89
Lampiran 1 : Pelayanan Obat Program Rujuk Balik ........................ 89
Lampiran 2 : Pengelolaan PPOK dl FKTP ......................................... 93
Lampiran 3 : Tatalaksana Pasien Gangguan Pernapasan Dengan
Gejala Utama Batuk dan Sesak........................................ 94
Lampiran 4 : Laporan Bulanan Kunjungan FKTP ............................ 101
Lampiran 5 : Asuhan Keperawatan lndividu Pelayanan Rawat Jalan
dan Gawat Darurat di Puskesmas..................................... 103
Lampiran 6 : Pengkajian Keperawatan lndividu ............................... 104
Lampiran 7 : Rencana Keperawatan................................................... 105
Lampiran 8 : lmplementasi dan Evaluasi keperawatan ........................ 106
Lampiran 9 : Pengkajian Keperawatan Kelompok ............................ 107
Lampiran 10 : Pengkajian Keperawatan Keluarga ............................... 109
Lampiran 11 : Laporan Bulanan Perkesmas di Puskesmas .............. 111
Lampiran 12 : Laporan Triwulan Perkesmas ..................................... 112
Lampiran 13 : Laporan Perkesmas .................................................... 113
Lampiran 14 : Registrasi Kohort Kelompok Binaan Perkesmas ........ 114
Lampiran 15 : Form Register Pelayanan Keperawatan pada lndividu
Pengunjung Puskesmas ............................................. 115
Lampiran 16 : Register Kohort Keluarga Binaan Perkesmas ........... 119
Lampiran 17 : Pencatatan dan Pelaporan Melalui Portal Web PTM.. 120
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan
penyakit yang sering ditemukan pada usia lanjut, dan
sering mengalami penyulit berupa gangguan pernapasan
yang berat, seringnya eksaserbasi, komorbid yang
dapat menyebabkan buruknya kualitas hidup dan
meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Menurut data
penyebab kematian menunjukkan bahwa penyakit tidak
Menular mendominasi
10 urutan teratas penyebab kematian pada semua
kelompok umur. Saat ini PPOK sebagai peringkat
keempat dalam kontribusi penyebab kematian dan
diprediksi akan meningkat menjadi peringkat ketiga pada
20 tahun kedepan, oleh karena sejalan dengan
meningkatnya jumlah perokok dan polusi udara sebagai
faktor risiko PPOK maka diperkirakan jumlah penyakit
tersebut akan meningkat.
WHO Global Report on NCO 2014, menunjukkan
bahwa pada tahun 2012 prosentase kematian akibat
penyakit tidak menular (PTM) menempati proporsi sebesar
68% dan lebih dari 40% kematian terjadi pada usia dibawah
70 tahun (kematian prematur). Penyakit Paru Kronik
termasuk di dalamnya asma dan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) menyumbang 10,7% dari seluruh penyebab
kematian. World Health Organization-South East Asia
Region (WHO-SEAR) tahun 2008, memperkirakan 1,4
juta orang meninggal karena penyakit paru kronik, yang
meliputi penyakit paru obstruktif kronik sebesar 86% dan
asma sebesar 7,8%.
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA. 2016 1
Data Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011,
menunjukkan prevalensi perokok usia 15 tahun keatas
sangat tinggi. Prevalensi perokok pria adalah 67,4%, dan
wanita 2,7%. Sementara dari beberapa survei diketahui,
78,4% orang dewasa terpapar asap rokok dalam rumah.
A. Kebijakan
Di Indonesia kasus kesakitan dan kematian akibat PTM
semakin meningkat setiap tahunnya. Sesunguhnya PTM
dapat dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya
seperti merokok, paparan oleh udara .yang tercemar gas
buang kendaraan, asap industri, dll. Merokok dapat
menyebabkan gangguan pernapasan kronik seperti PPOK
dan asma, penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke
dan kanker paru, dll. Beban biaya pengobatan yang
ditimbulkan oleh PTM semakin meningkat termasuk juga
hilangnya hari atau waktu produktivitas seseorang dalam
melakukan aktifitas sehari-hari.
Kebijakan pengendalian PTM mencakup :
1. Mengembangkan dan memperkuat program
pengendalian faktor risiko PPOK khususnya yang
didasari pada pendekatan pelayanan komprehensif,
terintegrasi dan didukung partisipasi, pemberdayaan
masyarakat dalam pengendalian PPOK
2. Mengembangkan dan memperkuat deteksi dini faktor
risiko PTM dalam penemuan tersangka PPOK
3. Meningkatkan dan memperkuat manajemen, dan
kualitas peralatan untuk deteksi dini faktor risiko PPOK
4. Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia
dalam pengendalian faktor risiko PPOK.
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
Dl FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA. 2016 9
5. Mengembangkan kegiatan layanan konseling Upaya
Berhenti Merokok pada pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan layanan rujukan berhenti merokok
6. Mengembangkan dan memperkuat sistem surveilans
epidemiologi faktor risiko PPOK berbasis FKTP
7. Mengembangkan dan memperkuat jaringan untuk
pengendalian faktor risiko PPOK
8. Meningkatkan advokasi, sosialisasi dan kemitraan
antar kementerian I lembaga dalam pengendalian
faktor risiko PPOK.
B. Strategi
Berdasarkan kebijakan tersebut diatas perlu strategi
penanggulangan PTM sebagai berikut:
1. Memobilisasi dan memberdayakan masyarakat dalam
pengendalian faktor risiko PPOK melalui program
yang berbasis masyarakat dalam pengendalian PPOK
2. Meningkatkan akses yang berkualitas kepada
masyarakat untuk deteksi dini dan tindak lanjut dini
faktor risiko PPOK
3. Mengembangkan dan meningkatkan kapasitas tenaga
kesehatan
4. Meningkatkan tatalaksana PPOK yang efektif dan
efisien.
5. Memperkuat jejaring kerja dan kemitraan pengendalian
PPOK.
12
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016
BAB Ill
PENGELOLAAN
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK
A. Pengertian
PPOK merupakan penyakit paru kronik yang umumnya
dapat dicegah dan diobatil ditandai dengan adanya
keterbatasan aliran udara dalam saluran napas yang
persisten dan progressif, yang berhubungan dengan
meningkatnya respon inflamasi kronik pada saluran napas dan
parenkim paru karena paparan partikel atau gas berbahaya.
Partikel/gas yang berbahaya yang tersering disebabkan
rokok.
Eksaserbasi dan komorbid pada PPOK berperan dalam
memperberat penyakitnya. Dampak darieksaserbasi
diantaranya: perburukan gejala, pengaruh pada aktivitas
sehari-hari, menurunkan status kesehatanl dapat
mengakibatkan perawatan Rumah Sakit dan memperlambat
kesembuhan. Untuk itu tatalaksana pada PPOK selain
mengobati juga melakukan pencegahan terjadinya
eksaserbasi agar dapat memperlambat progresifitas.
FAKTOR RISIKO dan KOMORBIDITAS
Beberapa faktor risiko yang dapat memicu terjadinya dan
berkembangnya PPOK antara lain: faktor genetik, paparan
partikel asap rokokl debu organik maupun non organik, polusi
udara dalam ruangan maupun udara luar ruangan, jenis
kelamin, usia, infeksi saluran nafas dan status ekonomi.
Komorbiditas PPOK yang sering ditemui adalah penyakit
kardiovaskular, osteoporosis, infeksi sistem pernapasanI
anxietas dan depresi I diabetes, dan bronkhiektasis.
PEOOIU.N PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA. 2015 13
B. Patofisiologi
PPOK merupakan gangguan obstruksi saluran napas
yang diakibatkan berbagai kondisi yaitu inflamasi
(peradangan) saluran nafas-parenkim paru-pembuluh darah
paru, perubahan struktur paru akibat peradangan tersebut,
dan gangguan/disfungsi bersihan mukus. Proses inflamasi
pada PPOK berbeda dengan asma baik penyebab terjadinya
inflamasi, respons inflamasi yang terjadi, sel-sel inflamasi
yang berperan, maupun kerusakan yang ditimbulkannya.
Hambatan (keterbatasan) aliran udara terutama
ekspirasi dengan kolaps dini saluran napas kecil adalah
khas gangguan pada PPOK, sehingga menyebabkan udara
ekspirasi tidak sepenuhnya keluar tetapi terperangkap dan
menimbulkan hiperinflasi paru. Kondisi hiperinflasi yang
bertambah (akut hiperinflasi pada kronik hiperinflasi) akibat
kegiatan (exercise) atau saat eksaserbasi akut, mempunyai
peran terhadap sesak napas yang bertambah pada kondisi
tersebut. lnflamasi (peradangan) sistemik yang terjadi
pada PPOK berkontribusi terhadap penyakit-penyakit/
gangguan lain yang timbul bersamaan, yang dikenal dengan
penyakit penyerta (komorbiditas) pada PPOK, yaitu penyakit
jantung iskemik (koroner), osteoporosis, glaukoma dan
katarak, kaheksia dan malnutrisi, anemia, disfungsi otot
perifer, dan sindrom metabolik.
1
-
Asap rokok
j,N
...f
-- ----
lnflamasi Paru
Gambar 3.1
Sumber : Buku Pedoman Tatalaksana PPOK, PDPI 2011
C. Manifestasi
Sebagian besar PPOK tidak terdiagnosis pada stadium awal
tetapi pada stadium lanjut. Pada stadium ini, kondisi pasien
semakin berat.
Kecurigaan PPOK dapat dikenali melalui:
>2
or
'S I 1 leading
(C) I (D) to hosp i ta l
I admission
:::1
I 0
! I 1( not leading
"'
"'. ----------------- I to hosp i tal
adm i ssion )
H
"' .ll
.Q
a (A) (B)
I
I
I
s
"'
t
I
I
I
I
I
CAT < 10 CAT lO
symptoms
Sumber : Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disea se- updated 2014
TABEL 3.1
Klasifikasi PPOK berdasarkan gejala,
faktor risiko dan riwayat eksaserbasi
Patient Cheracteriltlc Spirometric Exacerbations CAT mMRC
CleuifiCI!tlon per year
Low R isk Q-1
A GOLD 1-2 S1 < 10
less Symptoms
Low R isk
8 GOLD 1-2 S1 10 2
More Symptoms
Hlch Risk
c less Symptoms GOLD3-4 2 < 10 Q-1
Hl&h Risk 2
D GOLD3-4 2 10
More Symptoms
Sumber : Global Initiative for Chronic Obstruct ive Lung Disease- updated 2014
TABEL 3.2
Klasifikasi PPOK-GOLD berdasarkan Spirometri Post Bronkhodilator
-
Perkusi : hipersonor pada emfisema
Auskultasi :
0 Suara napas vesikuler normal, meningkat, atau
melemah
0 Terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas
biasa atau dengan ekspirasi paksa
0 Ekspirasi memanjang.
3. Pemeriksaan penunjang
a. Jalan 6 menit dapat dilakukan modifikasi cara evaluasi
fungsi paru atau analisis gas darah sebelum dan sesudah
pasien berjalan selama 6 menit atau 400 meter. Untuk di
Puskesmas dengan sarana yang terbatas, evaluasi
yang digunakan adalah keluhan Ieiah yang timbul atau
bertambah sesak
b. Pemeriksaan darah Hb, leukosit
c. Foto toraks
d. Faal paru dengan arus puncak respirasi bila
memungkinkan.
E. Diagnosis Banding
Beberapa penyakit pernapasan mempunyai gambaran
klinis yang menyerupai PPOK seperti asma, bronkiektasis,
atau TB paru yang luas, sindrom pasca TB paru, penyakit
interstisial paru, panbronkiolitis luas dan lainnya.
Dalam pelaksanaan di lapangan terutama fasilitas
layanan primer, sering tidak mudah membedakan PPOK
dengan asma, karena keduanya mempunyai gejala
pernapasan kronik, terdapat obstruksi saluran napas dan
gambaran toto toraks yang dapat normal.
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYA·IT PARU OBSTRUKSIKRONIK
20 01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA,2016
TABEL 3.3
Perbedaan Klinis Antara PPOK dan Asma
PPOK Asma
F. Komplikasi
PPOK merupakan penyakit progresif, faal paru
memburuk dari waktu ke waktu, bahkan dengan perawatan
yang terbaik. Gejala dan perubahan obstruksi saluran napas
harus dipantau untuk menentukan modifikasi terapi dan
komplikasi. Pada penilaian awal saat kunjungan harus
mencakup gejala, khususnya gejala baru atau perburukan
dan pemeriksaan fisik yang menunjang PPOK. Komplikasi
pada PPOK merupakan bentuk perjalanan penyakit yang
progresif dan tidak sepenuhnya reversibel, adapun komplikasi
PPOK sebagai berikut :
1. Gagal napas (gagal napas kronik, gagal napas akut
pada gagal napas kronik) gagal napas kronik ditandai
dengan hasil analisis gas darah P02 < 60 mmHg, dan
PC02 > 60 mmHg, serta pH normal.
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA. 2016 21
Penanganannya adalah sebagai berikut :
a. Jaga kesimbangan P02 dan PC02
b. Bronkodilator adekuat
c. Terapi oksigen adekuat terutama waktu aktivitas
atau waktu tidur, Antioksidan
d. Latihan pernapasan dengan pursed lips breathing.
Gagal napas akut pada gagal napas kronik ditandai oleh :
a. Sesak napas dengan atau tanpa sianosis
b. Sputum bertambah dan purulen
c. Demam
d. Kesadaran menurun.
2. lnfeksi berulang
Pada PPOK, produksi sputum yang berlebihan
menyebabkan terbentuk koloni kuman, hal ini
memudahkan terjadinya infeksi berulang, pada kondisi
kronik ini imunitas menjadi lebih rendah, ditandai dengan
menurunnya kadar limfosit darah.
3. Kor Pulmonal
PPOK yang ditandai oleh P pulmonal pada EKG,
hematokait > 50% dapat disertai gagal jantung kanan.
G. Tatalaksana
Talaksana PPOK terdiri dari beberapa aspek diantaranya :
1. Berhenti merokok, farmakoterapi, latihan fisik, terapi
oksigen, vaksinasi influenza dan pneumokok, antibiotik
untuk mengatasi eksaserbasi, Lung volume reduction
surgery /bronchoscopy Lung volume reduction surgery,
palliative care, end of life care, hospice care.
22 PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA. 2016
2. Terapi pemeliharaan dengan long-acting bronchodilators
merupakan terapi utama untuk menstabilkan PPOK,
mencegah progresifitas, dan mencegah eksaserbasi.
Golongan obat bronkhodilator mempunyai beberapa
keuntungan diantaranya: Mempertahankan kestabilan
fungsi paru, mengurangi gejala, mempertahankan
kemampuan aktivitas fisik, memperbaiki kualitas hidup,
dan mencegah eksaserbasi.
Combinationshort-acting betaz-
agonists+ anticholinergic in one
inhaler
Methylxanthines
Inhaled corticosteroids
Systemic corticosteroids
Phosphodiesterase-4 inhibitors
Sumber : G/oba/ lniriatlve for Chronic Obstructive Lung Disease- updated 2014
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA.2016 23
TABEL 3.4
Rekomendasi Pilihan Pertama Sesuai Klasifikasi PPOK
c:
I CS -+- LABA I CS-+- LABA
or and/or
LA !'VIA LA!'VIA
TABEL 3.5
Alternatif Pilihan Pengobatan Sesuai Klasifikasi PPOK
or
-
LA"""'A nd I AAA
or
LAI"VV A and POE4 - inh.
TABEL 3.6
Alternatif Lain Pengobatan Sesuai Klasifikasi PPOK
c:
Sumber :Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease- updated 2014
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
24 DlFASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016
TABEL 3.7
Jenis Obat-obatan PPOK
IDT */ ISK * Vial Lama kerja
Nebulizer
Obat Oral (mg)
(tJgr) (mg)
injeksi Uam)
Antikolinergik
Tiotropium 18 - 24
Formoterol 4,5-12 - - 12
Indacaterol 150-300 - - 24
Salmeterol 50-100 - - 12
Terapi kombinasi
Fenoterol +
lpratropium
200 + 20 - 4-8
Salbutamol +
75 + 15 2,5 + 0,5 - 4-8
lpratropium
Flu!ikason +
50/125 + 25 12
Salmeterol
Budesonid +
80/160 + 4,5 12
Formoterol
Metil xantin
bervariasi,
bisa
Teofilin LL *** - - 100-400
sampai 24
jam
Sumber :Global Initiative for Chronic Obstructive Lung Disease- updated 2014
A. Faktor Risiko
Faktor risiko merupakan langkah penting dalam
pencegahan dan tatalaksana PPOK. Meskipun saat ini
pemahaman faktor risiko PPOK dalam banyak hal masih belum
lengkap, diperlukan pemahaman interaksi dan hubungan antara
faktor risiko sehingga memerlukan investigasi lebih lanjut. Pada
dasarnya semua risiko PPOK merupakan hasil dari interaksi
lingkungan dan gen, misalnya 2 (dua) orang dengan riwayat
merokok yang sama, hanya satu yang berkembang menjadi
PPOK, karena perbedaan dalam predisposisi genetik untuk
penyakit ini, atau dalam beberapa lama mereka hidup.
Faktor risiko pada PPOK adalah faktor yang
mempengaruhi berkembangnya PPOK, melibatkan faktor
genetik pejamu dan atau individu, faktor perilaku individu dan
faktor lingkungan.
Faktor risiko PPOK meliputi:
1. Faktor genetik pejamu dan atau individu
a. Usia
b. Jenis kelamin
c. Defisiensi a-1 antitripsin
d. Gangguan pengeluaran hasil metabolisme
e. Gangguan bersihan mukosilier
f. Respons imunologis individu
g. Pertumbuhan dan perkembangan paru dikaitkan dengan
masa kehamilan, berat badan lahir dan pajanan masa
anak
h. Penyakit penyerta (komorbiditas)
i. Riwayat infeksi pernapasan berat sejak usia dini,
berulang dan tidak tuntas mempunyai risiko terjadinya
PPOK melalui penurunan faal paru
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA. 2016 37
j. Stress oksidatif, sebagai respons tubuh terhadap hasil
pajanan polutan.
2. Perilaku individu kebiasaan merokok
Sebatang rokok terdapat sekitar 4000 zat kimia
berbahaya keluar melalui asap rokok tersebut, antara lain
aseton (bahan cat), amenia (pembersih lantai), arsen (racun),
butane (bahan bakar ringan), kadmium (aki kendaraan),
karbon monoksida (asap knalpot), DDT (insektisida), hidrogen
sianida (gas beracun), methanol (bensin roket), naftalen
(kamper), toluene (pelarut industri), dan vinil klorida (plastik).
Asap rokok mampunyai prevalensi yang tinggi sebagai
panyebab gejala respirasi dan gangguan fungsi paru. Angka
kematian pada perokok mempunyai nilai yang cukup
bermakna dibanding dengan bukan perokok. Perokok dengan
pipa dan cerutu mempunyai morbiditas dan mortaliltas lebih
tinggi banding bukan perokok, tetapi masih rendah jika
dibanding dengan perokok sigaret.
Risiko PPOK pada perokok tergantung dari dosis rokok
yang dihisap, usia mulai merokok, jumlah batang rokok
pertahun dan lamanya merokok (lndeks Brinkman). Tidak
seluruh perokok mengalami PPOK, hal ini dipahami
mengingat faktor risiko pajanan bukan satu-satunya tetapi
faktor risiko lain dapat berkontribusi terhadap berkembangnya
PPOK. Perokok pasif atau dikenal sebagai environmental
tobacco smoke (ETS) dapat memberikan kontribusi timbulnya
gejala respirasi dan PPOK, oleh karena peningkatan jumlah
inhalasi partikel dan gas.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan:
a. Riwayat merokok.
0 Perokok aktif
0 Perokok Pasif
0 Mantan Perokok.
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
38 DlFASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016
b. Derajat berat merokok dengan lndeks Brinkman (IB)
yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok yang
dihisap sehari dikalikan lamanya merokok dalam tahun.
Perokok ringan : < 200.
Perokok sedang : 200 - 600.
Perokok berat : > 600.
ldentifikasi merokok sebagai faktor fisiko yang paling biasa
ditemui pada PPOK telah menyebabkan penggabungan
program upaya berhenti merokok sebagai elemen kunci
untuk pencegahan PPOK dan intervensi terhadap pasien
PPOK.
3. Faktor Lingkungan (polusi udara)
Polusi udara meliputi: polusi dalam ruangan (indoor
polution) seperti asap rokok orang lain, asap kompor, briket
batu bara, asap kayu bakar, asap obat nyamuk bakar. Polusi
di luar ruangan (outdoor polution), seperti gas buang
industri, gas buang kendaraan bermotor, debu jalanan, asap
kebakaran hutan, debu vulkanik gunung meletus. Polusi di
tempat kerja seperti bahan kimia, debu/zat iritasi, dan gas
beracun.
Peran outdoor polution masih dalam kajian tim ahli,
akan tetapi perannya lebih kecil dibandingkan asap rokok.
Sedangkan indoor polution yang disebabkan oleh bahan
bakar biomass (seperti kayu bakar, arang, dan lain-lain)
yang digunakan untuk keperluan rumah tangga merupakan
faktor risiko lainnya.
Pajanan asap rokok melibatkan perokok yang
menghirup asap rokok utama (mainstream smoke), dan
orang di sekelilingnya yang menghirup asap rokok orang
lain (AROL) berupa asap yang dihembuskan perokok dan
asap sampingan yang keluar dari ujung rokok yang dibakar.
PENCEGAHAN TERSIER
NO TUJUAN INTERENSI
1 Menurunkan Motivasi klien untuk mengungkapkan
faktor risiko program pengobatan atau tindakan
kekambuhan kesehatan yang diprogramkan
Bantu klien untuk identifikasi faktor
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016 65
risiko yang tidak mampu dirubah
Bantu klien untuk identifikasi cara
menurunkan faktor risiko
2 Mencegah Bantu klien untuk mempertahankan
hilangnya fungsi fungsi organ/ aspek yang tidak
organ/ aspek teganggu :
yang tidak Mencegah komplikasi fisik akibat
terganggu penyakit : latihan bernapas, ROM,
pemenuhan kebutuhan nutrisi dan
cairan yang adekuat
Terima klien sebagai individu
seutuhnya :
Anjurkan interaksi dgn orang lain
Bantu orang lain yang berarti bagi
klien untuk memahami penyakit klien
Bantu kemandirian klien semaksimal
mungkin
Bantu mengidentifikasi kebutuhan
yang perlu dirubah dalam keluarga
Ajarkan klien untuk membuat program
kemandirian dan evaluasi dampaknya
Monitor status kesehatan klien :
identifikasi perubahan-perubahan
pada kesehatan klien dan rujuk untuk
follow up sesuai kebutuhan
Bantu klien untuk mengatur diri sesuai
kondisi penyakitnya saat ini :
Terima klien sesuai level
perkembangan dan penyakitnya
Bantu klien untuk identifikasi
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
66 01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016
kebutuhan perubahan dalam pola
hidupnya -7 bantu klien
merencanakan dan melakukan
perubahan pola hidupnya
ldentifikasi kebutuhan perubahyan
lingkungan untuk mempercepat
kemandiriannya
Bantu klien untuk mengatur
perubahan konsep dirinya
3. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada : membantu pasien untuk memobilisasi
sekresi jalan napas melalui perkusi, vibrasi, dan postural
drainage. Kegiatan/langkah-langkah:
D Menentukan adakah kontraindikasi untuk dilakukan
fisioterapi dada misalnya: acute exaceroation COPD,
Pneumonia tanpa ada produksi sputum berlebihan,
osteoporosis, kanker paru, edema sereberal
D Lakukan fisioterapi dada minimal 2 jam setelah makan
D Jelaskan kepada pasien tentang tujuan dan prosedur
yang dilakukan selama fisioterapi dada
D Dekatkan dengan pasien peralatan yang diperlukan
misalnya : alat suction, tempat sputum, tisu
D Monitor status pernapasan dan jantung misalnya :
frekwensi, irama, suara napas, dan napas dalam
D Monitor jumlah dan karakter sekresi
D Menentukan bagian paru yang banyak menampung
sekresi
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016 67
0 Posisi bagian paru yang akan di drainage lebih di atas,
buat modifikasi untuk pasien yang tidak toleransi untuk
posisi yang diprogramkan. Misalnya pada pasien COPD,
injury kepala akut, masalah jantung dalam posisi
trendelenberg dapat meningkatkan napas pendek, tekanan
intracranial, dan stress
0 Gunakan bantal untuk menopang I mensupport posisi
pasien yang dirancang
0 Strike chest rllythmical/y and in rapid succession using
cuppedhands over area to be drainage for 3-5 minute,
hindarkan perkusi over spine, ginjal, mamae wanita, insisi
dan pada kerusakan tulang rusuk
0 Lakukan pneumatic, acoustical, elektrik perkusor dada
0 Secara cepat lakukan vibrasi dengan tangan, jaga bahu
dan lengan pada area aliran sambil pasien mengeluarkan
udara atau batuk 3-4 kali
0 lnstruksi pasien untuk membuang sekresi via napas
dalam
0 Anjurkan batuk selama dan setelah prosedur
0 Suction loosened secretions
0 Monitor toleransi pasien selama dan setelah prosedur
misalnya: pulse oximetry, tanda vital, tingkat kenyamanan.
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
68 01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016
BAB VI
MANAJEMEN PENGENDALIAN PPOK
A. Perencanaan
Dalam penyelenggaraan program pengendalian PPOK,
diperlukan perencanaan yang optimal termasuk kemampuan
mobilisasi sumber daya. Perencanaan merupakan suatu
kegiatan penyusunan rencana program pengendalian PPOK
secara sistematis melalui kajian rinci sesuai kondisi saat ini
dan prediksi masa mendatang berdasarkan fakta dan bukti.
Hasil dari perencanaan yang baik akan dapat menghasilkan
suatu kerangka kerja yang dapat dilaksanakan dan dipantau
secara terus-menerus dalam rangka perbaikan kinerja
program.
Salah satu keberhasilan program pengendalian PPOK
didukung melalui pembiayaan yang memadai. Oleh karena
itu, perencanaan harus disusun secara sinergis dengan
memperhatikan berbagai sumber anggaran, mulai dari
anggaran pemerintah dan berbagai sumber lainnya, sehingga
semua sumber dapat dimanfaatkan dan dimobilisasi secara
optimal melalui prinsip-prinsip keterpaduan dalam penyusunan
program dan anggaran.
Kebutuhan ketenagaan dan peralatan penunjang dalam
kegiatan pengendalian PPOK di masyarakat maupun pada
tatanan fasilitas pelayanan kesehatan perlu direncanakan
dengan baik, tentunya sangat didukung oleh kebijakan lokal
yang mengatur sirkulasi dinamika organisasi kerja dan
pembiayaan.
1. Tenaga Kesehatan
Penentuan jenis dan kualifikasi tenaga kesehatan yang
dibutuhkan pada fasilitas pelayanan kesehatan dalam
PEOOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
01 FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA.2016 69
kegiatan, tetap mengacu kepada Undang-undang tenaga
kesehatan no. 36 tahun 2014 dan Peraturan Menteri
Kesehatan No.75 tahun 2014 untuk tenaga kesehatan di
Puskesmas sesuai dengan kompetensinya.
a. Peran dan Tugas
Pengendalian PPOK dilakukan oleh tenaga kesehatan
yang kompeten/ terlatih sesuai dengan peran dan tugas.
Pembagian peran dan tugas dalam upaya pengendalian
PPOK merupakan bagian dari manajemen program
pengendalian PPOK sehingga target dan indikator
program dapat tercapai.
Untuk jelasnya dapat dilihat pada label 6.1 di bawah ini;
Tabel 6.1
Jenis Ketenagaan dan Peranan
No Tenaga Peranan
Melakukan pelayanan diagnostik dan
tatalaksana, tindakan medik dan
gawat darurat pada kasus akut PPOK,
kunjungan rumah, menerima dan
1 Dokter I dokter melakukan rujukan, melaksanakan
pelayanan primer penyuluhan kesehatan kepada
masyarakat, melakukan tugas lainnya
sesuai arahan kepala fasilitas
pelayanan kesehatan
Kemenkes Rl --------------------1
: • Sistem lnformasi Surveilans I
I I
1
I PTM berbasis FKTP
I I I
I I
I --------------------1
I
I
---------------------,
Dinas Kesehatan 1 • Sistem lnformasi Surveilans :
Provinsi I I
I PTM berbasis FKTP 1
I I
I I
L--------------------
I
I
I
+
Dinas Kesehatan
Kab/ Kota
I
/ I
/
/ I
/
/
+ r--------------------
• Sistem lnformasi Surveilans
¥
·---
FKTP PTM berbasis FKTP
UPT
• Formullir Pencatatan Kasus
• lntegrasi dengan SIKDA
Generik, p-Care, dan SE FR
Keterangan : PTM berbasis POSBINDU
--------------------J
-··-··- = Melaporkan
Gambar 7.1
PEDOMAN PROGRAM PENANGGULANGAN PENYAKIT PARU OBSTRUKSIKRONIK
Dl FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA, 2016 85
BAB VIII
PENUTUP
1 ipratropium bromid a
ih 20 meg/ puff
2 tiotropium
1 se rb ih 18 meg + handihaler
2 se rb ih 18 meg, reftll
1 aminofilin
1. tab 150 mg
2. tab 200 mg
2 budesonid
1. ih 80/4,5 meg
2. ih 160/4,5 meg
4 deksarnetason
1. tab 0,5 mg
5 fenoterol HBr
2. cairan ih 0, 1%
6 ipratropium bromida
1. ih 20 meg/puff
7 metilprednisolon
1. tab 4 mg
2. tab 8 mg
3. tab 16 mg
8 salbutarnol
90
1. tab 2 mg
2. tab 4 mg
3. lar ih 0,5%
4. sir 2 mg/5 mL
9 teofilin
1. tab 100 mg
2. tab 150 mg
3. tab SR 300 mg
10 terbutalin
1. tab 2,5 mg
11 kombinasi:
a. salmeterol 25 meg
b. flutikason 50 meg
propionat
1. ih 50 meg/puff
12 kombinasi:
a. salmeterol 50 meg
91
13 kombinasi:
a. salmeterol 50 meg
1. ih 250 meg/puff
26.2 ANTITUSIF
1 kodein
1 tab 10 mg
2 tab 15 mg
3 tab 20 mg
26.2 EKSPEKTORAN
1 n-asetil sistein
1 kaps 200 mg
92
LAMPIRAN 2 PENGELOLAAN PPOKdiFKTP
I
l l PASCA R UJUK AN EVA LUASI BERKA LA
,----;-;;==-:-:-'0:-:-:-:-;:.,-:-::-:-:::-:-:-=---,
tO ENTt F IK ASI K O IPLI KASI
DIAGNOSIS
DETEKSI EDUKASI Peni l aian fu ngsi paru • Komplikasi ak ut yang
DAN
DINI PENGOBATAN Mclanjutkan pengobata n dari spesia li s paru ata u • Pcnila ian komorbid l ain me ngancam n yawa :
Konseling spcsi a l i s pc n yakit da l am sepcrti pneu moni a, atau PPOK e ksaserbasi berat , P POK
Me n jaring [bcrhcnti Mcngatasi cksaserbasi aku t yang ringan pn e umoto raks, pen yak it dcnga n gaga! napas akut a tau
Rujuk Ruma h
tpasicn dcngan mcrokok harus jan tung, keganasa n , acme on chronic
Sa kit Review kondisi pasie n 4 m i nggu se tclah
cja l a PPOK ilakuka n
crhadap semua
tpc roko k
eksaserbasi
Pen ycsuaian terapi PPOK dan kcbutu han
penyakit paru kerja
I dentifikasi Kor
pulmona le, infcksi dan
. Komplikasi k:ronik:
PPOK eksascrbasi scdang,
rehabilitasi paru
maupun bekas P POK denga n gaga! napas
Pcnilaian kemampuan pas i c n untuk mcnghada pi pol i sitemi a
tpcroko k • ldcntifikasi kcbutuhan kronik, PPO K dcngan infcksi
lingkungan yang be rhu bun ga n dc nga n dcrajat
PPOK dan kual itas hidup PPOK oksigen berulang
PPOK denga n kor pulmonal
I I I
Bila ko ndi si pasi cn stabi l scla ma61
bul a n sd I ta hun , pc n gcl ol aan I Bila selama
I I
I
r- ---:-:- .!t: :-,
daoi di l ak uk a n di FKTP FKTP adak
Pcrlu d il akuk an untuk memncrtahankan PPOK stabil dan mcncc •ah cksasc rbasi
PEMANTAUAN tidak rcsoon den 'a n te raoi
PPOK Terkontrol
PPOK dengan cksaserbasi sedang/berat ya n g I
I
..(, [ ,----------------------- ke FKRTL
I rujuka n
Lakukan
I Lanjutkan Pe ngclolaa n di FKTP I I Lakukan Ruju kan urgent kc FKRTL I Lakukan rujukan seca ra be r kal a ke
FKRTL untuk menilai kondi s i
- ----"
\.0
w
LAMPIRAN 3
Tatalaksana Pasien Gangguan Pernapasan dengan Gejala Utama Batuk dan Sesak
Gejala Utama Gejala Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnosis/ Nasihat dan Tindakan
Tambahan Fisis p enunjang Klasifikasi
Batuk 2-3 • Berdahak Auskultasi • Periksa BTA SPS Tuberkulosis Paru • Bila TB, lakukan tatalaksana sesuai dg Buku
minggu atau lebih • Mungkin berdarah bervariasi Panduan Nasional Penang-gulangan TB
• Nyeri dada sesuai luas • Lakukan Konseling dan testing sukarela (KTS)
• Sesak napas lesi (bisa bila:
• Nafsu makan normal atau Ada faktor risiko HIV
menurun dengan - Daerah prevalensi HIV tinggi
• Berat badan menurun kelainan)
• Keringat malam Tatalaksana lebih lanjut lihat hal 108
• Suhu Subfebris
• Badan lesu
Batuk
dengan ..
Dapat disertai:
Mengi
Bervariasi dari
normal
• Spirometri As rna
• Ukur Arus ..
Tatalaksana Akut
Beri oksigen bila tersedia
karakteristik:
• Berulang . Sesak napas
Dada terasa
sampai
terdengar
Puncak
Ekspirasi
.
Beri bronkodilator
Bila berat beri kortikosteroid
atau hilang
timbul .. beratltertekan
Berdahak
mengi.
Di saat
(APE) Bila tidak membaik rujuk ke RS
• Ada
faktor
pencetus
. Riwayat atopi
Riwayat
keluarga
serangan bisa
ditemukan:
• Pemakaian
Tatalaksana jangka panjang
• Kunjungan ulang minimal sebulan sekali
• Obat pelega inhalasi kalau perlu
• Memburuk otot bantu
(Asma/ato
pada malam napas
pi)
hari • Meningk
atnya
Frekuen
si napas
• Terdengar
mengi
. Pusing/Sakit
kePendekatan Praktis
. Nyeri tekan di
tulang pipi dan
Foto
sinus
Sinusitis Kronik • lstirahat
• Banyak minum
. Kesehatan Parua
Aliran sekret di
tenggorokan
. dahi
Napas berbau
(halitosis/fetor
paranasal
is Berikan obat sesuai keluhan
• Analgetik antipiretik
terutama saat oris) • Dekongestan
bangun tidur • Rujuk untuk foto
sinus paranasalis
• Antibiotik
Batuk berdahak Sesak napas Dapat disertai: • Foto toraks Bronkitis Kronik • Banyak minum
selama minimal 3 • Ronki kering • Spirometri • lstirahat
bulan dalam • Ronki basah • Bronkodilator
minimal 2 tahun • Mengi • Mukolitik
berturut-turut I • Anti-inflamasi
I • Pada eksaserbasi
beri antibiotik jika
perlu
Batuk Dapat disertai: Suhu subfebris (<38 C) Tidak perlu Nasofaringiti • lstirahat
<2 minggu • Hidung tersumbat s viral akut • Banyak minum
• Sekret hidung jernih (Selesma/
• Meriang common Berikan obat sesuai keluhan
cold) • Analgetik- antipiretik
• Dekongestan
• Ekspektoran
• Nyeri menelan
• Demam
• Suhu >37 C
• Tonsil merah
Tidak perlu Tonsilitis
. Banyak minum
. dan membesar
. lstirahat
sekret I bercak putih
{detritus) . Analgetik antipiretik
Antibiotik bila ada detritus
Dapat disertai Beri obat sesuai keluhan:
• Hidung tersumbat • lngus belakang Tidak perlu Sinusitis Akut • lstirahat
• Pilek hidung (post-nasal • Banyak minum
• Pusing/Sakit drip)
kePendekatan Praktis • Nyeri tekan di Beri obat sesuai keluhan:
Kesehatan Parua tulang pipi dan • Analgetik antipiretik
• AIiran sekret di dahi • Dekongestan
tenggorokan • Napas berbau • Antibiotik bila perlu
terutama saat (halitosis/fetor • Anti inflamasi (steroid)
bangun tidur oris) Rujuk untuk Foto Sinus
Paranasalis (bila tiada
perbaikan dalam 2 minggu)
pindah ke algoritma
• Nyeri menelan • Suhu >37"C Tidak perlu Laringitis • lstirahat
• Suara serak/hilang • Frekuensi • Banyak minum
• Demam napas
• Berdahak meningkat(20- Beri obat sesuai keluhan:
• Dapat disertai stridor 29x/menit) • Analgetik antipiretik
• Bila stridor ditemukan • Laring kemerahan • Dekongestan
pada anak 5-15 tahun • Pikirk an difteri bila • Antibiotik bila perlu
maka pikirkan ke arah tonsil berselaput • Anti inftamasi (steroid)
difteri putih yang mudah • Bila ada stridor berikan
berdarah (pseudo kortikosteroid injeksi jika
membran) tersedia dan rujuk ke
fasilitas yang lebih tinggi
• Sesak napas • Suhu >37 C Tidak perlu Bronkitis akut • lstirahat
• Rasa berat di dada • Frekuensi • Banyak minum
• Mengi napas meningkat
• Demam (>24x/menit) Beri obat sesuai keluhan:
• Berdahak • Wheezing (mengi) • Antipiretik bila demam
• Ronki kering • Antibiotik bila dahak
berwama hijau/ kuning
(mukopurulen
• Bronkodilator bila perlu
• Kortikosteroid jika
sesak napas
• Sesak napas
• Demam tinggi
• Nyeri dada
• Frekuensi napas
>24x/menit
• Suhu > 38.5°C
• Pemeriksaan
Gram Sputum
• Pemeriksaan
Pneumonia
.
• Tirah baring
Banyak minum
• Dahak berwama • Frekuensi nadi darah tepi Beri obat sesuai keluhan:
• Pikirkan Avian Influenza
(AI) bila ada riwayat
cepat
(>100x/menit)
ditemukan
leukositosis . Parasetamol
Ekspektoran
kontak dengan unggas
yang sakiVmati
• Sianosis Uika berat) • Pada AI
• Auskultasi ronki basah pemeriksaan
darah tepi
..Beri antibiotik spektrum luas
Jika berat dirujuk ke RS
Batuk produktif Dapat disertai: • Jari tabuh Foto toraks Bronkiektasis • Oksigen bila sesak
dengan dahak tiga • Batuk darah • Ronki basah kasar • Bronkodilator
lapis (warna • Banyak dahak • Mengi • Mukolitik
kuning, hijau dan terutama pagi hari • Kortikosteroid bila berat
kecoklatan) • Jika eksaserbasi • Antibiotik bila
dapat disertai ada
demam eksaserbasi
• Mengi • Antipiretik bila ada demam
• Mungkin ada Bila tidak membaik rujuk ke
riwayat sinusitis, RS
TB
Batuk • Riwayat imunisasi • Di luar serangan Pemeriksaan Pertusis • lstirahat
dengan OPT yang tidak batuk tidak ada darah tepi dapat • Asupan gizi yang baik
karakteristik: lengkap atau tidak kelainan dijumpai • Banyak minum
• Setiap kejadian sama sekali • Pada waktu leukositosis • Berikan antibiotik
batuk • Riwayat kontak batuk dapat dengan golongan makrolid
berlangsung dengan pasien lain dijumpai : limfositosis (misal: eritromisin)
lama. yang memiliki gejala - muka merah • Beri antitusif bila
• Pada anak kecil, serupa - Ianda- batuk sangat hebat
dapat terjadi Ianda • Rujuk ke RS bila
wajah Sianosis sianosis atau keadaan
kemerahan • Dapat memburuk
karena ditemukan • Kunjungan ulang setiap
bendungan aliran perdarahan 3-7 hari.
darah subkonjungtiva
• Pada anak besar,
dapat terjadi
bunyi whoop di
akhir/sela
rangkaian batuk
Gejala Gejala Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnosis/ Nasihat dan
Utama Tambahan Fisis Penunjang Klasifikasi Tindakan
Sesak napas dengan
karakteristik: ..
Oapat disertai:
Mengi
Bervariasi dari normal
sampai terdengar
• Spirometri
• Ukur Arus
Asma Tatalaksana jangka panjang
• Kunjungan ulang
• Berulang
atau hilang ..
Sesa k napas
Berdahak
mengi. Di saat
serangan bisa
Puncak
Ekspirasi (APE)
minimal sebulan sekali
• Obat pelega inhalasi
timbul
• Ada . Riwayat atopi
Riwayat
ditemukan:
• Pemakaian otot
kalau perlu
T atalaksana Akut
faktor
pencetus
keluarga
(Asma/atopi)
bantu napas
• Meningkatnya .. Beri oksigen bila teRSedia
Beri bronkodilator
• Memburuk
pada malam
hari
Frekuensi napas
• Terdengar mengi
• Nadi dapat meningkat
. Bila berat beri kortikosteroid
Bila tidak membaik rujuk
ke RS
Sesak Napas
dengan
karakteristi:
• Batuk berdahak
yang makin
banyak
..
Dapat ditemukan:
Tampilan 'dada tong'
Pemakaian otot
• Spirometri
• Ukur Arus
Puncak
PPOK
..
Tatalaksana Akut:
Oksigen
Bronkodilator
• Terus
• Demam
menerus • Mengi . bantu napas
Frekuensi
Ekspirasi (APE)
• Foto toraks . Kortikosteroid jika berat
Mukolitik bila dahak
dan
berat
bertambah • Ada riwayat merokok
bila lama atau terpajan
napas
meningkat . Antitusif bila batuk
sulit dikeluarkan
beraktivitas
• Makin lama
makin berat
zat polutan/iritan
• Usia > 45 tahun .. Mengi
Ronki kering
Purse-lip breathing . sangat mengganggu
Antibiotik bila
(progresif)
(ekspirasi melalui eksaserbasi karena
mulut seperti orang
meniup) . Bila tidak
infeksi membaik rujuk
bakteri
ke RS
Rujuk ke RS untuk
diagnosis dan tatalaksana
jangka panjang
......
0
0
Sesak Napas Dapat disertai: • Dada cembung Foto toraks Pneumotoraks . Beri oksigen bila teRSedia
dengan
karakteristik:
• Biasanya
• Nyeri dada
•Sianosis
•Kesadaran menurun
disisi yang saki!
• Pada Pendekatan
Praktis Kesehatan
. Lakukan contra- ventif
Segera rujuk ke RS.
Sesak Napas
dengan
karakteristikmakin
.
Dapat disertai:
Nyeri dada
• Dada cembung disisi
yang saki!
• Pada Pendekatan
Foto toraks Efusi Pleura • Oksigen
• Punksi pleura jika
sesak napas berat
lama makin berat Praktis Kesehatan • Segera rujuk ke RS
Parupasi fremitus
melemah
• Pada perkusi redup
1 2 3 4 s 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0-7 8-28 1 bl < 1 1-4 5-9 10 -14 15 - 19 20 - 44 45 - 54 55 - 59 60 - 69 > 70 15
Hr Hr Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th
B l B l B l B l B l B l B l B l B l B l B l B l B l
PENYAKIT TUBERCULOSIS
AlS.O TB Paru, BTA (+) tanpa biakan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
0-7 8 - 28 1 bl - < 1 1- 4 5 -9 10 - 14 15-19 20 - 44 45 - 54 55 - 59 60 - 69 > 70 15
Hr Hr Th Th Th Th Th Th Th Th Th Th
8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L 8 L
lnfeksiAkut lain pada Saluran
Pernafasan Bagian Bawah
J20.9 Bronkitis akut I
J21.9 Bronkiolitis akut
JUMLAH
PenyakitSaluran
Pernafasan lainnva
J31.0 Rhinitis kronik I
J32.9 Sinusitis kronik
J33.9 Polip Nasal
-
J3S.O Tonsilitis kronik
J37.0 Laringitis kronik
JUMLAH
Penyakit Saluran
Pernafasan Bawah
Kronik
J42 Bronkitis kronik
J44 PPOK
I
J45 Asma !
J46 Status Asmatikus
I
JUMLAH
TOTAL JUMLAH
Keterangan :
B : Kunjungan baru
L : Kunjungan lama
LAMPIRAN 5 ASUHAN KEPERAWATAN INOIVIDU
PELAYANAN RAWAT )ALAN DAN GAWAT DARURAT 01 PUSKESMAS
104
LAMPIRAN 7 PERENCANAAN KEPERAWATAN
Fas.lit< sYank.es
NamaPera wa!
Nama lndividu/ Keluar a/ Kelompok
Penyakit/MasalahKesehatan
Tgl/ Ttd
Oiagnosa Keperawatan lmplementa si Evaluasi
No. Perawat
106
LAMPIRAN 9
3. Makanantambahan 3. Kepercayaanyangbertentangandengan
penanggulan anmasalah k esehatan
4 Vitamintambahan 4. Ke iatansosial(kerabaktl, arlsan,dll)
S. Pelayanan kesehatan
6. Lainnva
lingkungansekltartempattlngg:atanggota Fasllltasrekreaslyangtersedlauntuk
kelompok kelompok
1. Sumberair bersih 1. Taman
2. Oapurumum 2. Pantai
3. Tempat pembuangan sampah 3. Saranaolahraga
4. Sarana MCK (berapa ·umlahnya) 4. Lainnya
S. Saluranpembuan anlimbah
6. Lainnya
Keblasaan I Perila ku dalam kelompok
1. Pemeliharaankebersihandirl
2. Pengelolaanmakananbersih dansehat
M E NGETAHUI .
Nama Koordinator Tan al/ Tandatan an
LAMPIRAN 10
PENGKAJ!AN KEPERAWATAN KELUARGA
Fasl htas Yankes No. Reister
Nama Perawat yang mengkaji TanggalPengka'ian
1. DATA KELUARGA
Alamal
NamaKe ala K&
Rumah Telp a
eluar Jarakyankes t er dekat
Bahasasehari-hari
Agama& Suku AlatTransportasi
DATA ANGGOTA KELUARGA
Nama Hub dgn Umur JK Suku Pendidika n Pekerjaan Status Gizi CTB. TIV (TO, Stat uslmunisasi Alat Bantu/
KK Terakhlr Saatlni BB, BMI N, S, P) Dasar Protesa
LANJUTAN
Nama Penampilan Umum Status Kesehatan RiwayatPenyak•t/Aiergi Analisis Masalah Kesehatan
Saat ini l NOIVIOU
109
5. DATA PENGKAJ I AN I NDIVIDU YANG SAK I T
Nama lndividu yang kit Dia nosa Medik
Sumber Dana Kesehatan Ru"ukanDokter/RumahSaklt :
Keadaan Umum Sirltulasi/tairan Perkemlhan Pernapasan
Kesadaran : Edema Bunyi jantung:. Pola BAK ...x./hr,vol..ml/hr Siai'IOsis
GCS: Asites Akraldingin Hematuri Poliuria Sekret/Siym
TO : mm/Hg Tanda Perdarahan: Oliguria Disuria lramaireguler
x./men1t purpura/ hematom/ lnkontinensia Retensi Wheezing
'c petekie/ hematemesls/ NyerisaatBAK Ronki ..
.qmenit melena/epistaltsis " Tanda KemampuanBAK :Mandiri/ Otot bantu napas .....
Takiltardia Bradikardia Anemia : Puca t/ Bantu sebagian/tergantung• Alatbantunafas ..
Tubuhterabahangat Konjungtivapucat/Lidah Alat bantu: Tidak/'t'a " ..... Dispnea
Menggigit pucat/Bibirpucat/ Gunakan Obat :Tidak/Ya "... Se"k
Akral pucat • Kemampuan BAB :Mand1ri/ Stridor
Tanda Oehidrasi Bantusebagian/tergantung• Krepirasi
mata cekung/turgorkulit Alat bantu:Tidak/Ya" ...
berkurang/ bibir kering •
Pus1ng Kesemutan
Berkeringat Rasa Haus
Pengisiank.apiler> 2detik
Pencernaan Muskuloskeletal Neurosensori
Mual Muntah Kembung Tonusotot FungsiPenglihatan: fungsioerabaan :
NafsuMakan : Kontraktur Buram Kesemutanpada ...
Berkurang/Tidak" Fraktur Takbisametihat Kebaspada ..
SulitMenelan Nyeri otot/tulang• Alatbantu ..... Disorientasl Parese
D1sphagia BauNafas Drop Foot Lokasi ... . Visus ... Ha tusinasi Disartria
Kerusakangigi/gusi/lidah/ TremorJenis Fun1si oendengaran : Amnesia Paralisis
geraham/rahang/palatum• Malaise / fatique Kurangjelas Renekspatologis ...
Distensi Abdomen Atropi Tuh Kejang :sifat ....... lama ..
BisingUsus: .. Kekua t anotot .. Alatbantu frekwensi..
Konstipasi D1are .......qhr Posturtidaknormal .. Tinnitus FungslPenciuman
Hemoroid,grade ... RPS Atas :bebas/ terbatas/ Funui Perasa Mampu
Teraba Masa abdomen .. kelemahan/ kelumpuhan Mampu Terganuu
Stomatitis Warna .. (kanan/kiri)" Terganggu
Riwaya t obatpencahar .. RPS Bawah :bebas/terbatas/
Maag kelemahan/kelumpuhan Kulit
Konsistensi ... (kanan/kiri)" Jaringan parut Memar Laserasi Ulserasl Pus ...
DietKhusus: Tidak/'t'a " ... Berdirl : Mandiri/ Bantu Bulae/lepuh Perdarahan bawah Krustae
Kebiasaan makan-minum : sebagian/tergantung• Luka bakar Kulit ..... Derajat .. Perubahan warna ..
Mandiri/ Bantu sebagian/ Berjalan : Mandiri/Bantu Decubitus: grade .. Lokasi...
Tergantung• sebagian/tergantung•
Alergimakanan/mlnuman : Alat Bantu : Tidak/Ya " ......
Tidurdanlstirahat
Tidak/Ya " .. .. Nyeri : rldak/Ya " ...
Susah tidur
Alatbantu :Tidak/'t'a "...
Waktutidur ...
Bantuanobat, ...
MENGETAHUI
I Nama Koordinator Perkesmas I Tangal/ Tandatansan
110
LAMPIRAN 11
LAPORAN BULANAN PERKESMAS Dl PUSKESMAS
Puskesmas
ButanfTahun -'----- ------------
KemandirianklienKeluar a
JUMLAH
NO VARIABEL KET ERANGA N
1 ..lt.Knahtingkatkemandiriankeluargasebelumdibina
2 .lulnahtingkatkemandiriankeluargasetelahdlbina
NIP NIP
Penjelasan kolom diterangkan dalam Petunjuk Pengisian Laporan Bulanan Per1<esmas.
111
LAMPIRAN 12
...... """' " LAPORAN TRIWULAN PERKESMAS
...... T lanfThn
... ,
B. Pemtmaan Keluar
I "''"'"'
ar
e
G
N
Jum!M ke klar bilaan arl
JumWl klmi.Jn ke keklar bi'laan Ka
JumWllesusdal<vnkekl<WJl3_bi'laanperkodesasara'l de
r
A .Aimlah loasus Maternal Ris!V Rawan Keseha!Wl
ya
B Jumlal'lliasu Anak RISiiRawiWI Kese11a1an
ng
C .AimlahlrasusMasalahG0
di
lahbsusPen Menular
be
E .Aimlalllrasus US&alan;.rt RisW Rawan Ke$ehat<r'l ft
.klmlah loasus Pen Tldalt Menular an
JumlallkasusSasarandiklarKodeAsam de pe
G.t Kasus ... lal
0.2 Kasus . tla
G.J Kasus n
C. PemblnaanKelom
1 AamlalllrBbmPOkbila<r
2 J.imWllo.J . kekebm bi'lairl
3 J.Jmlltlleb'npok bi'lai:rl d spesft: Qsus berklt
3.1 Jumlitllebmpok.Sala
32 Armlatlkelom AnakSeloWI
3 3 Jumlctl kebmOOk Malemila$
4 JumiOtl kelom caon Jamaitl H
3.5 JumWl keklm Usialan' t
3.6 Jumlctl kelompodenQaO kasus Pen a!Ot Menular
3.7 Jumlah keiOm kde nkasus Pen aijt fidakMenular
3.8 Jurnlahkebmookbi'laan ...
MengetahUI,
Kepala Dinas....
Pengelola Program
NIP
NIP
Penjelasan kolom diterangkan dalam Petunjuk Pengisian Laporan Triwulan Perkesmas.
LAMPIRAN 13
Provinsi LAPORAN PERKESMAS
Bulan/Tahun
A.Perroinaanlndividu
\ Jumlahpas enrawaljalanyangdiberikanasuhan keperawatan
2 Jumlah nrawatll'la diberikanasuhan
B. Pembinaan Keluar
I"""
arget
akupan
1 Jumlahkeluarabinaan
2 Jumlallkunu ankekelua abinaan
3 Jumlahkasusda!am keluar a binaanperkodesasaran
A Jumlah kasus Maternal Risli/ Rawan Kesehatan
B Jumlah kasus Anak Ris!i/ Rawan Kesehalan
C JumlahkasusMasalahGizi
0 Jumlah kasus Pen akilMenular
E Jumlah KasusUsia Lan·ut Ristil Rawan Kesehalan
F Jumlahkasus Pen akitTidakMen1.1lar
G Jumlal'lkasusSasarandi luarKodeAsa 1de anF
G\ Kasus ...
G.2 Kasus .. .
GJ KasttS ..
C. Pembinaan Kelompok
1 Jumlahkelo tlinaan
2 Jumlahkun·u anke blnaan
3 Jumlallkelompokbinaandengan sffikkasussebagalberikut
3 1 Jumlah Ba ta
3.2 Jumlah AnakSekolah
3.3 JumlahkelompokMaterrutas
3.4 Jumlah kelom Ca\on Jamaah Ha i
3.5 Jumlah kelom kUsialan·ut
3.6 Jumlahkelompokdengan asusPen akitMenular
3.7 Jumlahkelom kden ankasusPen aKitTidakMenular
3.8 Jumlahkelompokbinaan ..
....... .... w
...
M
e Pe
n ng
g elol
NIP a
e Pr
t ogr
a am
h
u
i
,
K
e
p
a
l
a
D
i
n
a
s
N
I
P
Penjelas
an kolom
diterangk
an dalam
Petunjuk
Pengisian
laporan
Tahunan
Perkesm
as.
LAMPIRAN 14 REGISTER KOHORT KELOMPOK BINAAN PERKESMAS
Keterangan.
LAMPIRAN 15
Kode Puskesmas
Nama Puskesmas
---
K oordinator Perkesmas
......
......
lJ1
LAMPIRAN 16 REGISTER KOHORT KELUARGA BINAAN PERKESMAS
"'"'"""'""'
A B C 0 £ F G (T l{ • ( I l( • -ru •
g l )I trr .M l ( •
g.9 rll •
l( fl ll l •
Keterangan:
Kode Sasaran (kolom 11 s/d 17) : Diisi simbol checklist (v) untuk pilihan kode yalljj menggambarkan masalah kesehatan individu dalam keluarga, bisa satu atau lebih dari satu kode.
Penjelasan Kode Sasaran : A = MaternalRistil Rawan Kesehatan, 8 = Anak RistilRawan Kesehatan, C = Masalah Gi, 0 = Penyat Menular, E = Usia Lanju1Ristii Rawan Kesehatan, F = Penyat Tidak Menular , G = Masalah selain Kode A s.d. F
K-1 sld K-6 :Frekuensi kunjulljjan perkesmas kepada keluarga binaan. KM (Kolom 19, 21. 23, 25, 27, 29) : Diisi delljjan alljjka romawi yalljj renunjukkan tilljjkat kemandirian kuarga berdasarkan level KM-1, KM-11, KM-111 dan KM-IV.
Penjetasan lainnya diterangkan dalam Petunjuk Pengisian Register Kohort Keluarga Binaan Perkesmas.
LAMPIRAN 17
PENCATATAN DAN PELAPORAN ASMA DAN PPOK
MELALUI PORTAL WEB PTM
a. Pengumpulan Data
Pengumpulan Data merupakan aktivitas atau kegiatan untuk menghimpun atau
memperoleh fakta atau keterangan yang dikumpulkan dari suatu populasi untuk
menjelaskan karakteristik populasi tersebut. Pengumpulan data Surveilans PTM
berbasis FKTP adalah aktivitas input data dari catatan atau buku register terkait
PTM. Dimana dalam Aplikasi Surveilans PTM berbasis FKTP proses pendataan
dapat dilakukan pada menu Pengumpulan Data.
1. Data Pasien
2. Pendaftaran Dari Posbindu
3. Jumlah Kunjungan FKTP
118
1. Klik menu Pengumpulan
Data, kemudian pilih
menu Pendaftaran Dari
Posbindu. tunggu
sampai muncul halaman
List Data Pasien.
• _.•
Do<lgnos<l:
o ......
...
.....' .. "OCH- IJ <4 0
J.,tur'() ....-on,.. ,
4. Pada Diagnosa, ketik
o,..,_.
.
o ..... ...
k.Od• : , 11
C• J4llot•vn•
ton... ""'oo .,.,.
list pilihan Diagnosa
lCD X.
o Kurang Aktifitas
Fisik : Ya I Tidak
o
Kurang
Sayur dan
Buah : Ya
I Tidak o
Konsumsi
Alkohol:
Ya I Tidak
120
Faktor Risiko:
o Merokok : Ya I Tidak
5. Jika Ieiah selesai Klik TombolSimpan.Jika ingin
menunda, klik tombol Batat.
o IMT : Tinggi Badan (em) dan Berat Badan (kg)
o Lingkar Perut : (em)
o Tekanan Darah : Sistol (mmiHg) & Diastol (mmiHg)
o Gula Darah : Gula Darah Sewaktu & Gula Darah Puasa (mmiHg)
o Kolesterol : Kolesterol Total, Trigliserida, LDL, HDL (mgldl)
o Arus Puneak Ekspirasi (APE) : (Umenit)
o Kadar Alkohol Pernafasan : Negatif I Positif
o Tes Amfetamin Urin : Negatif I Positif
o Benjolan Payudara : Ya I Tidak
o Pap Smear : Ya I Tidak
o Positif IVA : Ya I Tidak
o Kreoterapi : Ya I Tidak
Diagnosa:
o Diagnosa 1 : Diisi jika ada.
o Diagnosa 2 : Diisi jika ada.
o Diagnosa 3 : Diisi jika ada.
o Diagnosa 4 : Diisi jika ada.
o Diagnosa 5 : Diisi jika ada.
o Pemeriksaan Penunjang : EKG, Radiologi, Darah lengkap, Urin rutin dan mikroskopik
o Dirujuk : Ya I Tidak
a. Jika Ya:
• Tanggal Rujukan : (Otomatis)
• Rumah Saki!: Pilih Rumah Saki!
• Diagnosa: Pilih list Penyakit
• Alasan Dirujuk : Diisi alasan dirujuk
• Penanganan yang sudah dilakukan: Diisi Penanganan yang sudah dilakukan
• Keterangan : Diisi data keterangan tambahan
b. Jika Tidak:
• Homeeare : Ya I Tidak
e) Melihat Riwayat & Tambah Data Rujukan dan Mencetak Lembar Rujukan
•
7. Mencetak Lembar Rujukan.
Pastikan berada pada halaman
Riwayat Rujukan (Langkah 1-4)
Lalu Pilih Nama Pasien dan klik
Tombol Print berwarna Biru.
.
·-
·-- - -
_,..:_,__
--=--
----
8. Tunggu sampai tampil jendela
popup baru dengan preview
lembar Rujukan. Klik Tombol
Cetak berwarna Biru disisi kiri
halaman untuk mencetak
Lembar Rujukan. Atau
sesuaikan format pracetak
ukuran kertas terlebih dahulu.
124
1. Klik Menu Pengumpulan Data
>> Jumlah Penduduk.
Fitur ini berfungsi untuk mempermudah input data dengan file offline menggunakan
aplikasi Excel, dengan aplikasi versi minimal Excel 2007, 2010 atau 2013
Upload Data
a. Pengolahan Data
Pengolahan data (data processing ) adalah manipulasi data kedalam bentuk
yang lebih berarti berupa informasi, sedangkan informasi adalah hasil dari kegiatan-
kegiatan pengolahan data yang memberikan bentuk yang lebih berarti dari suatu
kegiatan atau peristiwa. Pengolahan data terdiri dari tiga tahapan dasar yaitu Input,
Processing dan Output.
Pengolahan data pada Aplikasi Surveilans PTM FKTP adalah manipulasi data
individu pasien kasus PTM menjadi data agregat berupa rekapitulasi data surveilans
PTM FKTP yang dilakukan pada menu Pengo/ahan.
Dengan Aplikasi Surveilans PTM berbasis FKTP ini, proses Pengolahan dan
Analisa Data terjadi secara otomatis secara komputerisasi. Pengolahan dan Analisa
Data pada aplikasi ini terdiri dari : Rekapitulasi PTM berdasarkan lCD X, sebagai
berikut:
1. Klik Menu
Pengolahan >>
Rekapitulasi PTM.
127
2. Tunggu sampai tampil
halaman Rekapitulasi
PTM berdasarkan lCD
X. Lalu sesuaikan
Tahun dan Klik
Tombol Search untuk
mencari data yang
diinginkan. Klik tombol
Next disisi bawah
untuk melihat halaman
selanjutnya.
..
0
10000 D..aqnou
0
-E:; JOf )()() Dhl"J 'lOS a
.:,
0 Ot.l<FlOU
anU;& ''f' Fcbr u.uy .t.r t.h Ap11l J ul y AuQUU Se ph:n be r
··
T<l!ng...tl T.ogQN"A Te,...OQJIII'"It
HM&<
• vpulou..r.:tn 01 t.hJ$ 3 t allm arot.;ur Ccront alo P.a.pu:l
e.ano <A voo·1.»..arta Tenooara u rarct
'"""'' ··
kepulauJtn
-.......
-N r la i Propo r!;.r
· lrm; nfMl
S..r.ot
Su i ,....,I
lk<!OI.o
Surn<tleta
uu.r
Sar9... u h.r
......
j.lWill B•li ••oI "T'!ar,tiln
!>•·at n
SUia.v.5r
:S.•I;uVl
aLA<u
....
Sum.; te l'".ll
"'""
Lounpuno
" 41PUIA&Jan
ih•.ngk_,;t.
j.lW.ll
hr"gah
YOQV Wlo1l
......
N\JI..ll
l .. lQQM1ll
Nu..
TengQalil
l.11l n";t.nt;ll'\
TltllUI'"
1'\allnlAnliiVl
Su.awe•l
r@noo..-..
Coront"" o
......
P .llpU l
Papu
Be kung -lmur
J b K epul .,., •..a11m.nt an ._,.,.s, SulaW <!I SI
Riau Ttn'U '" BN ..
"' · '"'""
I -Nllai Proporsi
129
9 786022 35953 1
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan Rl
Tahun 2016