A. Definisi
Luka bakar adalah luka yang disebabkan karena pengalihan energy dari suatu sumber
panas kepada tubuh. Panas dapat dipindahkan lewat hantaran atau radiasi
elektromagnetik. Luka bakar dapat dikelompokkan menjadi luka bakar termal, radiasi
atau kimia (Suzzane & Smeltzer, 2002).
Luka bakar adalah luka yang disebabkan oleh kontak dengan suhu tinggi seperti api, air
panas, listrik, bahan kimia, dan radiasi, selain itu juga dapat disebabkan oleh kontak
langsung dengan suhu yang rendah (frost bite) (Arif Mansjoer, 2000).
Luka bakar adalah luka yang timbul akibat kulit terpajan ke suhu tinggi, syok listrik,
atau bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas daerah
yang terbakar (Corwin, 2000).
B. Penyebab
Etiologi dari luka bakar (Guyton & Hall, 2007) :
1. Luka Bakar Suhu Tinggi (Thermal Burn)
a. Gas
b. Cairan
c. Bahan padat (Solid)
2. Luka Bakar Bahan Kimia (Chemical Burn)
3. Luka Bakar Sengatan Listrik (Electrical Burn)
4. Luka Bakar Radiasi (Radiasi Injury)
C. Klasifikasi
Untuk membantu mempermudah penilaian dalam memberikan terapi dan perawatan, luka
bakar dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Price, 2005) :
a. Berdasarkan penyebab :
1. Luka bakar karena api
2. Luka bakar karena air panas
3. Luka bakar karena bahan kimia
4. Luka bakar karena listrik
5. Luka bakar karena radiasi
6. Luka bakar karena suhu rendah (frost bite)
b. Berdasarkan kedalaman luka bakar (Suzzane &
Smeltzer, 2002) :
a. Luka Bakar Derajat I
- Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
- Kulit kering, hiperemi berupa eritema
- Tidak dijumpai bulae
- Nyeri karena ujung-ujung saraf sensorik teriritasi
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 5-10 hari
b. Luka Bakar Derajat II
- Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian dermis, berupa reaksi inflamasi
disertai proses eksudasi
- Dijumpai bulae
- Nyeri karena ujung-ujung saraf teriritasi
- Dasar luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi diatas kulit
normal
Luka bakar derajat II dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
Derajat II Dangkal (Superficial)
- Kerusakan mengenai bagian superficial dari dermis
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
masih utuh
- Penyembuhan terjadi spontan dalam waktu 10-14 hari
Derajat II Dalam (Deep)
- Kerusakan mengenai hampir seluruh bagian
dermis
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar
keringat, kelenjar sebasea sebagian besar masih
utuh
- Penyembuhan terjadi lebih lama, tergantung epitel yang tersisa. Biasanya
penyembuhan terjadi lebih dari sebulan.
c. Luka Bakar Derajat III
- Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan lapisan yang lebih dalam
- Organ-organ kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan
- Tidak dijumpai bulae
- Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat. Karena sering letaknya lebih
rendah dibandingkan kulit sekitar
- Terjadi koagulasi protein yang dikenal sebagai eskar
- Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi, oleh karena ujung-ujung saraf
sensorik mengalami kerusakan/kematian
- Penyembuhan terjadi lama karena tidak terjadi proses epitelisasi spontan dari
dasar luka
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Sudarth. (2006). Keperawatan Medikal Bedah jilid 8. jakarta: EGC
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Mansjoer, Arif. (2000). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Price, Sylvia A, dkk. (2005). Patofisiologi Konsep Klinis Penyakit Volume II. Jakarta: EGC.
St. John Ambulance. First aid: First on the Scene: Activity Book, Chapter
19.
Suzzane, C & Smeltzer. (2002). Keperawatan Medical Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC