Anda di halaman 1dari 11

Makalah

Ilmu Kesehatan Masyarakat

“KEBIJAKAN KESEHATAN”

DOSEN PEMBIMBING

A.M. FADHIL HAYAT, S.KM, M.Kes

DISUSUN OLEH KELOMPOK 3


KELAS B :

TATMAINNAH AINUN HAQ. MH (17.054)


MUHAMMAD HASBI (17.041)
MUH. IKRAM. S (17.042)
MUHAMMAD KHAEDAR KURNIAWAN (17.043)
MUHAMMAD RAFLI (17.044)
NURHIDAYAT ILHAM M. (17,046)

AKADEMI TEKNIK ELEKTROMEDIK MUHAMMADIYAH


MAKASSAR
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul ”KEBIJAKAN
KESEHATAN ” dengan baik. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi kita semua.

Makassar, 16 November 2017

Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari pembangunan kesehatan. Intinya
sistem kesehatan merupakan seluruh aktifitas yang mempunyai tujuan utama untuk
mempromosikan, mengembalikan dan memelihara kesehatan. Sistem kesehatan memberi
manfaat kepada mayarakat dengan distribusi yang adil. Sistem kesehatan tidak hanya menilai
dan berfokus pada tingkat manfaat yang diberikan, tetapi juga bagaimana manfaat itu
didistribusikan.
Perencanaan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah
kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang
tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah
praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan akan menjadi efektif jika
perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi
atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang
perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang
terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk
mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa
yang akan datang.
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang
bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru
dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau
anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving
dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan kebijakan kesehatan?
2. Bagaimana perumusan masalah kebijakan?
3. Bagaimana merencanakan kebijakan kesehatan?
4. Bagaimana kebijakan kesehatan di Indonesia?
5. Bagaiman program kesehatan pemerintah?
6. Apa dasar-dasar kebijakan kesehatan di Indonesia?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dari kebijakan kesehatan.
2. Untuk mengetahui perumusan masalah kesehatan.
3. Untuk mengetahui perencanaan kebijakan kesehatan.
4. Untuk mengetahui kebijakan kesehatan di Indonesia.
5. Untuk mengetahui program kesehatan pemerintah.
6. Untuk mengetahui dasar-dasar kebijakan kesehatan di Indonesia

D. Manfaat Penulisan
1. Mahasiswa (i) dapat mengetahui dan memahami pengertian dari kebijakan
kesehatan .
2. Mahasiswa (i) dapat mengetahui dan memahami perumusan masalah
kesehatan.
3. Mahasiswa (i) dapat mengetahui dan memahami perencanaan kebijakan
kesehatan.
4. Mahasiswa (i) dapat mengetahui dan memahami kebijakan kesehatan di
Indonesia.
5. Mahasiswa (i) dapat mengetahui dam memahami program kesehatan
pemerintah.
6. Mahasiswa (i) dapat mengetahui dan memahami dasar-dasar kebijakan
kesehatan di Indonesia.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebijakan Kesehatan


Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang
bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru
dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau
anggota masyarakat dalam berperilaku. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving
dan proaktif. Berbeda dengan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation).
Kebijakan adalah rangkaian dan asas yang menjadi garis besar dan dasar rencana
dalam pelaksanaan suatu pekerjaan kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang organisasi,
atau pemerintah); pernyataan cita-cita, tujuan, prinsip, atau maksud sebagai garis pedoman
untuk manajemen dalam usaha mencapai sasaran tertentu.
Kebijakan berbeda makna dengan Kebijaksanaan. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia kebijaksanaan adalah kepandaian seseorang menggunakan akal budinya (berdasar
pengalaman dan pangetahuannya); atau kecakapan bertindak apabila menghadapi kesulitan.
Kebijaksanaan berkenaan dengan suatu keputusan yang memperbolehkan sesuatu
yang sebenarnya dilarang berdasarkan alasan-alasan tertentu seperti pertimbangan
kemanusiaan, keadaan gawat dll. Kebijaksanaan selalu mengandung makna melanggar segala
sesuatu yang pernah ditetapkan karena alasan tertentu.
Menurut UU RI No. 23, tahun 1991, tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan
sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
secara soial dan ekonomi (RI, 1992).
Pengertian ini cenderung tidak berbeda dengan yang dikembangkan oleh WHO, yaitu:
kesehatan adalah suatu keadaan yang sempurna yang mencakup fisik, mental, kesejahteraan
dan bukan hanya terbebasnya dari penyakit atau kecacatan. Menurut UU No. 36, tahun 2009
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan kesehatan membahas tentang penggarisan kebijaksanaan pengambilan
keputusan, kepemimpinan, public relation, penggerakan peran serta masyarakat dalam
pengelolaan program – program kesehatan.

B. Perumusan Masalah Kebijakan


Masalah kebijakan adalah nilai kebutuhan atau kesempatan yang belum terpenuhi,
tetapi dapat di identifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik. Tingkat permasalahan
tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang dipandang paling penting.
Menurut Dunn (1988) beberapa karakteristik masalah pokok dari masalah kebijakan,
adalah :
1. Interdepensi (saling ketergantungan)
Interdepensi yaitu kebijakan suatu bidang seringkali mempengaruhi
masalah kebijakan lainnya. Kondisi ini menunjukkan adanya sistem masalah.
Sistem masalah ini membutuhkan pendekatan holistik, satu masalah dengan yang
lain tidak dapat di pisahkan dan diukur sendirian.
2. Subjektif
Subjektif yaitu kondisi eksternal yang menimbulkan masalah
diindentifikasi, diklasifikasi dan dievaluasi secara selektif. Contoh: Populasi udara
secara objektif dapat diukur (data). Data ini menimbulkan penafsiran yang
beragam (Gangguan kesehatan, lingkungan, iklim, dll). Muncul situasi
problematis, bukan problem itu sendiri.
3. Artifisial
Artifisial yaitu pada saat diperlukan perubahan situasi problematis,
sehingga dapat menimbulkan masalah kebijakan.
4. Dinamis
Dinamis yaitu masalah dan pemecahannya berada pada suasana perubahan
yang terus menerus. Pemecahan masalah justru dapat memunculkan masalah baru,
yang membutuhkan pemecahan masalah lanjutan.
5. Tidak terduga
Tidak terduga yaitu masalah yang muncul di luar jangkauan kebijakan dan
sistem masalah kebijakan.

Terjadinya masalah-masalah tersebut dilatarbelakangi oleh beberapa faktor,


yaitu:
1. Faktor Sosial Ekonomi
Pendidikan rendah, penghasilan rendah sehingga menyebabkan kurangnya
kesadaran dalam pemeliharaan kesehatan.
2. Gaya hidup dan perilaku masyaralat
Kebiasaan yang merugikan kebiasaan adat istiadat yang tidak menunjang
kesehatan.
3. Lingkungan masyarakat (peran masyarakat)
4. Sistem pelayanan kesehatan
Cakupan pelayanan kesehatan yang belum menyeluruh, sarana dan
prasarana yang kurang menunjang, keterbatasan tenaga dan penyebaran tenaga
kesehatan yang belum merata, upaya pelayanan masih bersifat kuratif.

C. Perencanaan Kebijakan Kesehatan


Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan.
Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagian dari sistem administrasi
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berhasil menempatkan
pekerjaan perencanaan sebagai bagian dari sistem administrasi secara
keseluruhan. Sesungguhnya, perencanaan pada dasarnya merupakan salah satu
dari fungsi administrasi yang amat penting. Pekerjaan administrasi yang tidak
didukung oleh perencanaan, bukan merupakan pekerjaan administrasi yang baik.

2. Dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan


Suatu perencanaan yang baik adalah yang dilakukan secara terus-menerus
dan berkesinambungan. Perencanaan yang dilakukan hanya sekali bukanlah
perencanaan yang dianjurkan. Ada hubungan yang berkelanjutan antara
perencanaan dengan berbagai fungsi administrasi lain yang dikenal. Disebutkan
perencanaan penting untuk pelaksanaan, yang apabila hasilnya telah dinilai,
dilanjutkan lagi dengan perencanaan. Demikian seterusnya sehingga terbentuk
suatu spiral yang tidak mengenal titik akhir.
3. Berorientasi pada masa depan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang berorientasi pada masa depan.
Artinya, hasil dari pekerjaan perencanaan tersebut, apabila dapat dilaksanakan,
akan mendatangkan berbagai kebaikan tidak hanya pada saat ini, tetapi juga pada
masa yang akan datang.

4. Mampu menyelesaikan masalah


Suatu perencanaan yang baik adalah yamg mampu menyelesaikan
berbagai masalah dan ataupun tantangan yang dihadapi. Penyelesaian masalah dan
ataupun tantangan yang dimaksudkan disini tentu harus disesuaikan dengan
kemampuan. Dalam arti penyelesaian masalah dan ataupun tantangan tersebut
dilakukan secara bertahap, yang harus tercermin pada tahapan perencanaan yang
akan dilakukan.
5. Mempunyai tujuan
Suatu perencanaan yang baik adalah yang mempunyai tujuan yang
dicantumkan secara jelas. Tujuan yang dimaksudkandi sini biasanya dibedakan
atas dua macam, yakni tujuan umum yang berisikan uraian secara garis besar,
serta tujuan khusus yang berisikan uraian lebih spesifik.

6. Bersifat mampu kelola


Suatu perencanaan yang baik adalah yang bersifat mampu kelola, dalam
arti bersifat wajar, logis, obyektif, jelas, runtun, fleksibel serta telah disesuaikan
dengan sumber daya. Perencanaan yang disusun tidak logis serta tidak runtun,
apalagi yang tidak sesuai dengan sumber daya bukanlah perencanaan yang baik.

D. Kebijakan Kesehatan di Indonesia


Kebijakan pemerintah dalam hal kesehatan terdiri atas visi, misi, strategi dan program
kesehatan. Masing-masing memiliki peran untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang
sehat. Kebijakan pemerintah tersebut antara lain:
1. Pemantapan kerjasama lintas sektor.
2. Peningkatan perilaku, kemandirian masyarakat, dan kemitraan swasta.
3. Peningkatan kesehatan lingkungan.
4. Peningkatan upaya kesehatan.
5. Peningkatan sumber daya kesehatan.
6. Peningkatan kebijakan dan menejemen pembangunan kesehatan.
7. Peningkatan perlindungan kesehatan masyarakat terhadap penggunaan obat,
makanan dan alat kesehatan yang illegal.
8. Peningkatan IPTEK kesehatan.

E. Program Kesehatan Pemerintah


Pemerintah dalam menjamin kesehatan masyarakat adalah dengan memberikan
pelayanan kesehatan yang merata, dan bisa dijangkau dengan mudah oleh masyarakat.
Pelayanan kesehatan tersebut dilakukan oleh puskesmas yang memiliki usaha-usaha
kesehatan pokok yaitu:
1. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular
2. Kesehatan ibu dan anak
3. Hygiene sanitasi lingkungan
4. Usaha kesehatan sekolah
5. Usaha kesehatan gigi
6. Usaha kesehatan mata
7. Usaha kesehatan jiwa
8. Pendidikan kesehatan masyarakat
9. Usaha kesehatan gizi
10. Pemeriksaan, pengobatan dan perawatan
11. Perawatan kesehatan masyarakat
12. Keluarga berencana
13. Rehabilitasi
14. Usaha-usaha farmasi
15. Laboratorium
16. Statistik kesehatan
17. Administrasi usaha kesehatan masyarakat

F. Dasar-Dasar Kebijakan kesehatan di Indonesia


Amandemen UUD 1945 dan TAP No. VII / MPR / 2001 merupakan visi Indonesia
untuk bertanggung jawab dalam hal kesehatan warga negaranya, menjaga hak asasi manusia
dalam kesehatan, dan menjadikannya sebagai jaminan sosial.
Kesehatan merupakan aspek penting dalam kehidupan karena tidak ada kegiatan yang
dapat dilaksanakan secara maksimal yang dapat dilakukan oleh orang sakit. Oleh karena itu
cerminan negara sejahtera diukur dalam bentuk HDI (Human Development Indeks) atau
pembangunan manusia yang mencakup kesehatan, pendidikan, ekonomi. Jika HDI tinggi
maka ketiga cakupan tadi akan berada pada tingkat yang tinggi pula. Yang diukur dalam
kesehatan salah satunya adalah usia harapan hidup. Usia harapan hidup berbanding lurus
dengan pendidikan dan ekonomi. Maksudnya adalah jika ekonomi dan pendididkan
seseorang tinggi maka harapan hidupnya pun akan tinggi pula. Seperti yang terjadi di
Kalimantan Selatan sendiri harapan hidup warganya masih kalah dengan provinsi
tetangganya yakni Kalimantan Tengah. Menurut perkiraan angka harapan hidup yang rendah
ini disebabkan karena masih tingginya angka kematian ibu dan bayi.
Menurut HR. Blum derajat kesehatan seseorang dipengaruhi oleh empat faktor dari
yang paling dominan :
1. Perilaku
2. Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan
4. Genetik

Perilaku menjadi faktor yang paling mendasar sebab perilaku melekat pada
individu dan memiliki kemungkinan untuk menyebarkannya atau ditiru oleh orang
lain. Misalnya orang tua yang memiliki perilaku hidup yang tidak sehat akan ditiru
oleh anak-anaknya. Meskipun pelayanan yang diberikan pemerintah telah bagus tetapi
jika perilaku masyarakat tidak berubah maka derajat kesehatan tetap tidak akan
meningkat karena tidak ada kemandirian dari individu atau masyarkat untuk
meningkatkan dan menjaga kesehatannya sendiri.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang
bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tata nilai baru
dalam masyarakat,. Kebijakan akan menjadi rujukan utama para anggota organisasi atau
anggota masyarakat dalam berperilaku.
Masalah kebijakan adalah nilai kebutuhan atau kesempatan yang belum terpenuhi,
tetapi dapat di identifikasikan dan dicapai melalui tindakan publik. Tingkat permasalahan
tergantung pada nilai dan kebutuhan apa yang dipandang paling penting.
Perencanaan yang baik, mempunyai beberapa ciri-ciri yang harus diperhatikan.
Menurut Azwar (1996) ciri-ciri tersebut secara sederhana antara lain : bagian dari sistem
administrasi, dilaksanakan secara terus-menerus dan berkesinambungan, berorientasi pada
masa depan, mampu menyelesaikan masalah, mempunyai tujuan, dan bersifat mampu kelola.

B. Saran
Seharusnya untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan nasional didukung oleh
kerjasama dengan semangat kemitraan antar semua pelaku pembangunan, baik pemerintah
secara lintas sektor, pemerintah pusat dan daerah, badan legislatif dan yudikatif, serta
masyarakat, termasuk swasta. Dengan demikian, penyelenggaraan pembangunan kesehatan
dapat dilaksanakan dengan berhasil guna dan berdaya guna.
Dalam menanggulangi permasalahan sistem kesehatan nasional, pemerintah
hendaknya berusaha meningkatkan berbagai program kesehatan yang telah dicanangkan
dengan melihat kekurangan yang ada sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://husnhy.blogspot.com/2013/11/makalah-analisis-kebijakan-
kesehatan.html.
http://festivialee.blogspot.com/2013/05/ikm-administrasi-kebijakan-
kesehatan.html
http://milikyusry.blogspot.com/2013/04/makalah-kebijakan-
kesehatan.html.
https://ml.scribd.com/doc/40148940/kebijakan-kesehatan.
http://veronikare.blogspot.com/p/analisis-kebijakan-kesehatan.html.
http://kadek-suwartana.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai