PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN
PENGEMBANGAN SPAM
KONSTRUKSI SISTEM NOMOR
TANGGAL
:
:
18/PRT/M/2007
6 JUNI 2007
PENYEDIAAN AIR MINUM
DAFTAR ISI
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman pelaksanaan dalam penyelenggaraan SPAM
meliputi:
a. Pendahuluan, meliputi ruang lingkup, acuan normatif, istilah dan
definisi.
b. Tahapan pelaksanaan konstruksi SPAM perpipaan; meliputi
persiapan pelaksanaan konstruksi, pelaksanaan konstruksi dan
pengawasan, uji coba, uji coba instalasi pengolahan air
(commisioning test), masa pemeliharaan, dan serah terima
pekerjaan.
c. Pelaksana kegiatan konstruksi SPAM;
d. Kontrak dan pelaksanaan kontrak; dan
e. Konstruksi SPAM, meliputi pekerjaan sipil, pekerjaan perpipaan,
pekerjaan mekanikal, pekerjaan elektrikal, dan pengawasan.
2. Acuan Normatif
Landasan hukum yang memayungi kegiatan pelaksanaan konstruksi ini
antara lain:
Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan
Daerah;
Undang-undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
Undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi;
Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum;
Permen Kimpraswil No. 362 Tahun 2004 tentang sistem manajemen
mutu Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah;
SNI 15-2530-1991 tentang Metode Pengujian Kehalusan Semen
Portland;
4.2.2 Pengawasan
Pengawasan meliputi pengawasan pelaksanaan pembangunan atau
koordinasi administrasi teknis SPAM.
D. Kriteria Bahan
b. Bahan kimia
d. Suku cadang
Suku cadang harus memenuhi ketentuan yang berlaku serta dengan
jumlah yang mencukupi untuk kegiatan komisi.
a) Cek semua putaran valve dengan cara buka tutup, dapat dengan
menggunakan otomatis dan atau manual
b) Cek frekuensi generator, apakah sudah mencapai 50 Hz
c) Periksa voltage pada generator
d) Periksa tegangan generator dengan batasan 380–400 volt
(RS,RT, TS) dan untuk batasan tegangan 220 volt (RO, SO, TO)
e) Untuk energi yang berasal dari PLN, periksa voltage yang keluar
dari travo dengan batasan 380–400 volt (RS, RT, TS)
f) Kemudian pindahkan saklar yang akan menghidupkan pompa
g) Sebelum dihidupkan, periksa semua panel listrik yang terpusat,
apakah semua panel berfungsi dengan baik
h) Cek voltage disetiap panel apakah sesuai dengan batasan 380–
400 volt (RS, RT, TS) dan batasan tegangan 220 volt (RO,SO,
TO)
i) Hidupkan MCB, kemudian nyalakan pompa dengan posisi katup
dalam keadaaan tertutup
j) Setelah pompa di hidupkan, katup di buka, dan cek ampermeter di
panel, besaran ampermeter harus sesuai dengan data di motor
pompa besaran minimal 80% dari data motor pompa
k) Periksa putaran pompa di kopling apakah besarannya di pompa
dan di motor pompa sama
l) Presisikan posisi pompa dan motor pompa, agar beban motor
merata. Tes dapat dilakukan memutar motor dengan tangan
Prosedur pengerjaan:
1. periksa gambar-gambar pelaksanaan atau as built drawing dengan
pekerjaan sebenarnya di lapangan
2. lakukan pengujian sistem penyediaan air minum
3. lakukan serah terima pekerjaan antara pelaksana pekerjaan atau
kontraktor dengan pemberi tugas
4. buatlah berita acara serah terima pekerjaan
Serah terima pekerjaan dilaksanakan ketika berakhirnya masa
pemeliharaan dan semua dokumen dan informasi penting diberikan oleh
penyedia barang/jasa pemborongan kepada pengguna jasa. Setelah
serah terima pekerjaan dilakukan, maka seluruh aset menjadi hak penuh
6.1 Kontrak
A. Dokumen Kontrak
1. Kontrak dibuat dalam bahasa Indonesia serta tunduk kepada
peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
2. Dokumen kontrak harus diinterpretasikan dalam urutan kekuatan
hukum yang terdiri dari:
a. Surat Perjanjian;
b. Surat penunjukan penyedia jasa;
c. Surat Penawaran;
d. Adendum dokumen lelang (bila ada);
e. Syarat-syarat khusus kontrak;
f. Syarat-syarat umum kontrak;
g. Spesifikasi teknis;
h. Gambar-gambar;
i. Daftar kuantitas dan Harga
j. Dokumen lain yang tercantum dalam lampiran kontrak, Instruksi
kepada peserta lelang dan analisa harga satuan mata
pembayaran untama tidak menjadi bagian dari dokumen kontrak
3. Surat Perjanjian
Kerangka surat perjanjian terdiri dari:
a. Pembukaan (Komparisi), yang meliputi:
Judul kontrak;
Nomor kontrak;
Tanggal kontrak;
Kalimat kontrak;
Para pihak dalam kontrak;
Penandatanganan kontrak;
b. Isi, yang meliputi:
Pernyataan bahwa para pihak telah sepakat untuk
mengadakan kontrak;
C. Penandatanganan Kontrak
Setelah Surat Keputusan Penetapan Penyedian Barang/Jasa
diterbitkan, para pihak menandatangani kontrak pelaksanaan pekerjaan
apabila dananya telah cukup tersedia dalam dokumen anggaran,
dengan ketentuan sebagai berikut:
E. Jaminan
1. Jaminan Pelaksanaan
Penyedia jasa wajib menyerahakan jaminan pelaksanaan kepada
pengguna jasa selambat-lambatnya 14 (empat belas hari) kerja
setelah diterbitkannya SPPJ sebelum dilakukan penandatanganan
kontrak. Apabila penyedia jasa terlambat menyerahkan jaminan
pelaksanaan, maka dinyatakan gagal untuk menandatangani
kontrak dan pengguna jasa membatalkan SPPJ, mencairkan
jaminan penawaran dan penyedia jasa dikenakan sangsi dilarang
mengikuti pengadaan ajasa instansi pemerintah selama 2 (dua)
tahun. Besarnya jaminan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan
dokumen kontrak. Masa berlakunya jaminan pelaksanaan
sekurang-kurangnya sejak tanggal penandatanganan kontrak
sampai dengan 14 (empat belas) hari setelah tanggal penyerahan
akhir pekerjaan.
2. Jaminan uang muka
Pengguna jasa wajib membayar uang muka kepada penyedia jasa
sejumlah tertentu sesuai ketentuan dokumen kontrak, setelah
penyedia jasa menyerahkan jaminan uang muka yang bernilai
sekurang-kurangnya sama dengan uang muka. Masa berlakunya
jaminan uang muka sekurang-kurangnya sejak tanggal
permohonan pembayaran uang muka sampai dengan 14 (empat
belas) hari setelah tanggal penyerahan pertama pekerjaan.
3. Jaminan Pemeliharaan
Penyedia jasa dapat menyerahkan jaminan pemeliharaan kepada
pengguna jasa setelah pekerjaan dinyatakan selesai 100%
F. Asuransi
1. Penyedia jasa harus menyediakan atas nama pengguna jasa dan
penyedia jasa asuransi yang mencakup dari saat mulai
pelaksanaan pekerjaan sampai dengan akhir masa pemeliharaan,
yaitu:
a. Semua barang dan peralatan yang memepunyai resiko tinggi
terjadi kecelakaan, pelaksanaan pekerjaan, serta personil
untuk pelaksanaan pekerjaan atas segala resiko yaitu
kecelakaan, kerusakan-kerusakan, kehilangan, serta resiko
lain yang tidak dapat diduga;
b. Pihak ketiga sebagai akibat kecelakaan di tempat kerja;
c. Perlindungan terhadap kegagalan bangunan.
2. Besarnya masing-masing asuransi sesuai ketentuan dokumen
kontrak.
G. Perpajakan
1. Penyedia jasa harus mengetahui, memahami dan patuh terhadap
semua persturan perundang-undangan tentang pajak yang berlaku
di Indonesia dan sudah diperhitungkan dalam penawaran.
2. Perubahan peraturan perundang-undangan tentang pajak yang
terjadi setelah pembukaan penawaran harus dilakukan
penyesuaian.
H. Pembayaran
1. Uang muka
a. Setelah kontrak ditandatangani, penyedia jasa dapat
mengajukan permintaan pembayaran uang muka dengan nilai
I. Penyerahan Lapangan
1. Pengguna jasa wajib menyerahkan seluruh/sebagian lapangan
kepada penyedia jasa sebelum diterbitkannya surat perintah mulai
kerja.
2. Sebelum penyerahan lapangan, pengguna jasa bersama-sama
penyedia jasa melakukan pemeriksaan lapangan berikut
bangunan, bangunan pelengkap dan seluruh aset milik pengguna
jasa yang akan menjadi tanggungjawab penyedia jasa, untuk
dimanfaatkan, dijaga dan dipelihara.
3. Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam berita acara serah
terima lapangan yang ditandatangani kedua belah pihak.
L. Program Mutu
1. Program mutu harus disusun oleh penyedia jasa dan disetujui oleh
direksi lapangan pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak
dan dapat direvisi sesuai dengan kebutuhan.
2. Program mutu sekurang-kurangnya berisi:
a. Informasi mengenai pengadaan;
b. Organisasi proyek, pengguna jasa dan penyedia jasa;
c. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;
d. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;
e. Prosedur instruksi kerja;
f. Pelaksanaan kerja,
3. Prosedur pelaksanaan dari tiap-tiap jenis pekerjaan meliputi:
a. Standar pekerjaan;
b. Prosedur kerja;
c. Daftar inspeksi;
d. Persyaratan testing.
4. Prosedur instruksi kerja harus mencakup rincian minimal tentang:
a. Urutan kegiatan pelaksanaan;
b. Prosedur kerja untuk mengawali kegiatan;
P. Amandemen Kontrak
1. Amandemen kontrak harus segera dibuat bila terjadi perubahan
kontrak. Perubahan kontrak dapat terjadi apabila:
a. Perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal
yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga
mengubah lingkup pekerjaan
b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya
perubahan pekerjaan
c. Perubahan harga kontrak akibat adanya perubahan
pekerjaan.
2. Prosedur pembuatan amandemen kontrak dilakukan sebagai
berikut:
a. Pengguna jasa segera memberikan perintah tertulis kepada
penyedia jasa untuk melaksanakan perubahan kontrak, atau
penyedia jasa mengusulkan perubahan kontrak;
b. Penyedia jasa harus memberikan tanggapan atas perintah
perubahan dari pengguna jasa dan mengusulkan perubahan
harga (bila ada) selambat-lambatnya dalam kurun waktu 7
(tujuh) hari;
c. Atas usulan perubahan kontrak dilakukan negosiasi teknis
dan harga dan dibuat berita acara hasil negosiasi;
d. Berdasarkan berita acara hasil negosiasi dibuat amandemen
kontrak.
Q. Mobilisasi
1. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam
waktu 30 (tigapuluh) hari sejak diterbitkan SPMK.
2. Mobilisasi antara lain meliputi:
a. Mendatangkan peralatan-peralatan berat dan kendaraan-
kendaraan
R. Pelaksanaan Pekerjaan
Hal-hal yang perlu mendapat perhatian direksi pekerjaan dalam
pelaksanaan pekerjaan adalah sebagai berikut:
1. Itikad baik
a. Para pihak bertindak berdasarkan asas saling percaya
sesuai dengan hak dan kewajiban yang tercantum dalam
dokumen kontrak
b. Para pihak setuju untuk melaksanakan perjanjian dengan
jujur tanpa menonjolkan kepentingan masing-masing pihak.
Apabila selama kontrak salah satu pihak merasa dirugikan
maka diupayakan tindakan yang terbaik untuk mengatasi
keadaan tersebut.
2. Penggunaan dokumen kontrak dan informasi
Penyedia jasa tidak diperkenankan menggunakan dokumen
kontrak dan informasi yang ada kaitannya dengan kontrak di luar
keperluan dari pekerjaan yang tersebut dalam kontrak, kecuali
lebih dahulu mendapat ijin tertulis dari pengguna jasa.
3. Hak paten, hak cipta dan merek
Apabila penyedia jasa menggunakan hak apaten, hak cipta dan
merek dalam pelaksanaan pekerjaan, maka menjadi
tanggungjawab penyedia jasa sepenuhnya dan pengguna jasa
dibebaskan dari segala tuntutan oleh pihak ketiga atas
pelanggaran hak paten, hak cipta dan merek.
4. Gambar kerja
Penyedia jasa harus membuat gambar kerja sebelum pekerjaan
dilaksanakan dan harus mendapat persetujuan direksi teknis baik
untuk pelaksanaan pekerjaan sementara maupun permanen.
7. Konstruksi SPAM
7.5 Pengawasan
Pengawasan pelaksanaan pembangunan atau koordinasi administrasi
teknis SPAM dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Administrasi
a. buat presentase kemajuan pekerjaan mingguan, bulanan,
triwulan, tahunan, kemudian dibandingkan dengan perkiraan
kemajuan pekerjaan yang telah dibuat sebelumnya
b. buat revisi perkiraan kemajuan pekerjaan disesuaikan dengan
pekerjaan yang telah dapat diselesaikan sebelumnya
c. buat evaluasi kemajuan atau keterlambatan pelaksanaan
pekerjaan
d. laporkan masalah-masalah yang dihadapi yang tidak dapat
diselesaikan oleh pelaksana supervisi di lapangan yang dapat
menyebabkan keterlambatan pelaksanaan pekerjaan ke tingkat
yang lebih pantas
e. adakan rapat evaluasi hasil pekerjaan baik dengan pelaksana
pekerjaan, pemberi pekerjaan dan instansi terkait lainnya secara
periodik
f. adakan rapat pembahasan penyelesaian masalah yang dihadapi
baik di lapangan maupun yang berhubungan dengan instansi lain
g. untuk pekerjaan yang dananya disediakan dari bantuan Luar
Negeri, pengawas harus memberi laporan tertulis mengenai
kemajuan atau keterlambatan pelaksanaan pekerjaan berikut
masalah yang dihadapi baik teknis maupun non teknis kepada
negara pemberi bantuan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 6 Juni 2007
DJOKO KIRMANTO