studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok dan struktur pada perilaku
yakni perorangan, kelompok dan struktur. Dari pernyataan di atas, perilaku organisasi
dapat didefinisikan sebagai studi mengenai apa yang dilakukan orang-orang dalam
suatu organisasi dan bagaimana perilaku yang mempengaruhi kinerja dari organisasi
tersebut.
individu atau mikro. Ketiga disiplin yang lain mengkontribusi pemahaman terhadap
makro.
6
7
nasional. Dalam suatu negara mungkin terdapat berbagai suku yang mempunyai
berbeda dengan organisasi lainnya. Inilah yang disebut dengan budaya organisasi.
Dengan demikian, budaya organisasi adalah budaya yang diterapkan pada lingkup
organisasi tertentu.
suatu pola asumsi dasar yang ditemukan dan dikembangkan oleh suatu kelompok
tertentu karena mempelajari dan menguasai masalah adaptasi eksternal dan integrasi
internal yang telah bekerja dengan cukup baik untuk dipertimbangkan secara layak
dan karena itu diajarkan pada anggota baru sebagai cara yang dipersepsikan, berpikir,
sebuah kumpulan orang yang terorganisasi yang berbagi tujuan, keyakinan dan nilai-
nilai yang sama dan dapat diukur dalam bentuk pengaruhnya pada motivasi.
tersusun terhadap sejumlah orang untuk mencapai tujuan tertentu. Dan Bernard
Menurut Robbins & Judge (2009,p5), organisasi adalah sebuah unit sosial
yang dikoordinasi secara sadar, terdiri dari dua orang atau lebih dan berfungsi dalam
8
suatu dasar yang relatif terus menerus guna mencapai satu atau serangkaian tujuan
bersama.
secara sadar ingin mencapai tujuan bersama, maka organisasi bersifat dinamis dan
merupakan cikal bakal dari tumbuhnya budaya organisasi yang dikembangkan oleh
sendiri yang mana jika pimpinan memberikan suatu contoh kebiasaan buruk seperti
tidak disiplin, acuh tak acuh terhadap pegawai, tidak pernah melakukan kontrol
meniru perilaku yang demikian. Walaupun tidak semuanya demikian, paling tidak
segala perilaku pemimpin akan menjadi cermin bagi pegawai untuk bersikap dan
Pada tingkatan yang lebih dalam dan kurang terlihat, budaya merujuk kepada
nilai-nilai yang dianut bersama oleh orang dan kelompok dan akan terus bertahan
sepanjang waktu dan mungkin sampai pada anggota kelompok itu sudah berubah.
Sementara itu, pada tingkatan yang lebih terlihat budaya menggambarkan pola atau
9
anggota organisasi yang pada dasarnya berlatar belakang berbeda. Sehingga dengan
Dalam konteks yang seperti di atas, budaya organisasi mengacu ke suatu sistem
bersama yang dianut oleh anggotanya, yang membedakan organisasi itu dari
organisasi-organisasi lain.
menyatakan bahwa budaya terdiri dari Mental Program bersama yang mensyaratkan
kita melihat budaya dalam perilaku sehari-hari, tetapi dikontrol oleh Mental Program
yang ditanamkan sangat dalam. Budaya bukan hanya perilaku di permukaan, tetapi
organisasi yang memuat keyakinan, norma-norma, dan nilai bersama yang menjadi
nilai dan keyakinan bersama yang diambil dari pola kebiasaan dan falsafah dasar
dipakai sebagai pedoman cara berpikir dan bertindak dalam upaya mencapai tujuan
bersama.
sebagainya yang dikembangkan dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan
anggota organisasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru serta
diterapkan dalam aktivitas organisasi sehingga mempengaruhi pola pikir, sikap, dan
serangkaian nilai (perusahaan) yang muncul dalam bentuk perilaku kolektif korporasi
sehingga organisasi mempunyai kepribadian dan jati diri sendiri. Oleh karena itu,
budaya organisasi adalah suatu sistem yang diyakini bersama yang berasal dari
organisasi yaitu:
bertindak dari para anggota yang tampak teramati. Ketika anggota organisasi
3. Nilai-nilai dominan (dominant values): adanya nilai-nilai inti yang dianut bersama
oleh seluruh anggota organisasi, misalnya tentang kualitas produk yang tinggi,
organisasi.
overall “feeling”) yang tergambarkan dan disampaikan melalui kondisi tata ruang,
12
organisasi, yaitu:
3. Budaya mempermudah timbulnya komitmen pada sesuatu yang lebih luas daripada
dengan memberikan standar yang tepat mengenai apa yang harus dikatakan dan
1. Identitas organisasi
13
Budaya organisasi berisi satu set karakteristik yang melukiskan organisasi dan
2. Menyatukan organisasi
menjadi satu. Budaya organisasi menyediakan alat kontrol bagi aktifitas organisasi
dan perilaku anggota organisasi. Norma, nilai, dan kode etik budaya organisasi
3. Reduksi konflik
Pola pikir, asumsi, dan filsafat organisasi yang sama memperkecil perbedaan dan
5. Reduksi ketidakpastian
tersebut.
6. Menciptakan konsistensi
serta pola memproduksi dan melayani konsumen, pelanggan, nasabah atau klien
organisasi.
7. Motivasi
Budaya merupakan energi sosial yang membuat anggota organisasi untuk bertindak.
8. Kinerja organisasi
kinerja yang tinggi. Budaya organisasi yang kondusif menciptakan kepuasan kerja,
etos kerja, dan motivasi kerja karyawan. Semua faktor tersebut merupakan indikator
terciptanya kinerja tinggi dari karyawan yang akan menghasilkan kinerja organisasi
9. Keselamatan kerja
organisasi yang kuat mendorong motivasi kerja, konsistensi, efektivitas, dan efisiensi
perusahaan memiliki peran yang besar bagi awal terbentuknya budaya organisasi,
15
karena visi dan misi organisasi yang bersangkutan tidak terlepas pada bagaimana nilai
yang dianut pendiri tersebut. Pendiri organisasi tidak terkendala oleh kebiasaan atau
mempermudah pemaksaan oleh pendiri akan visinya pada semua anggota perusahaan.
Filosofi pendiri
perusahaan
Manajemen puncak
Sosialisasi
yang langka, Mckinsey bertanya kepada para eksekutif puncak, apa yang telah
dalam lingkungan organisasinya. Dengan adanya budaya organisasi yang jelas, maka
seseorang dapat mengerti aturan main yang harus dijalankan baik dalam mengerjakan
seseorang yang membuatnya mengerti apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Menurut Lowney (2005,p.295), ada tiga ciri khas budaya organisasi yang
1. Kuatnya budaya bukan hanya di atas kertas, melainkan secara nyata memandu
gerakan, tingkah laku, sikap yang elok, kekuatan, kesanggupan untuk berbuat baik.
Gaya kepemimpinan adalah perilaku dan strategi, sebagai hasil kombinasi dari
keterampilan, sifat, dan sikap yang sering diterapkan seorang pemimpin ketika
2.1.3.2 Kepemimpinan
kerja, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Untuk
mencapai semua itu seorang pemimpin harus mempunyai kemauan dan keterampilan
pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja
komunikasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Menurut Arep dan Tanjung
tertentu.
untuk menerjemahkan visi dan realitas. Dengan kata lain kepemimpinan berarti turut
melibatkan orang lain dan lebih mengutamakan visi di atas segalanya, baru kemudian
banyak orang lain melalui komunikasi untuk mencapai tujuan, cara mempengaruhi
orang dengan petunjuk atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain
tujuan, kemampuan untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan di antara
bawahan agar tujuan organisasional dapat tercapai. Dari definisi di atas, dapat
mengelola dan para manajer memimpin, tetapi kedua aktivitas tersebut tidak sama.
organisasi. Pemimpin juga memainkan suatu peranan kunci dalam menciptakan visi
Tabel 2.2
Pemimpin Manajer
19
Mengembangkan Mempertahankan
Memunculkan Mengawali
Sumber: W.G. Bennis, On Becoming a Leader (1989) dalam Kreitner dan Kinicki
(2005,p.301).
perubahan yang tertib dan pemimpin bersama manajer menjaga operasi agar tetap
melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai dengan yang diharapkan agar tercapai
pemimpin ini, terdapat beberapa hal yang biasanya dilakukan oleh pemimpin
20
melibatkan diri dalam komunikasi satu arah dengan bawahannya. Sedangkan perilaku
mendukung adalah sejauh mana seorang pemimpin tersebut melahirkan diri dalam
komunikasi dua arah seperti mendengar dan interaksi. Kedua kegiatan tersebut
merupakan hal yang biasa dilakukan oleh seorang pemimpin pada umumnya,
(2003,p.290), ciri-ciri utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:
1. Kecerdasan (Intelligence)
tingkat kecerdasan lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat berbeda.
2. Kedewasaan, Sosial, dan Hubungan sosial yang luas (Social Maturity and Mature)
Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang serta
Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi,
Seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat pengikut-
mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi pula. Menurut Siagian
beberapa sifat pemimpin yang berguna dan dapat dipertimbangkan adalah sebagai
berikut:
Seorang pemimpin yang menerima kewajiban untuk mencapai suatu tujuan berarti
2. Kemampuan “Perceptive”
dari suatu lingkungan. Setiap pimpinan harus mengenal tujuan organisasi sehingga
Objektif adalah kemampuan untuk melihat suatu peristiwa atau merupakan perluasan
Seorang pemimpin yang pintar adalah pemimpin yang mampu untuk menentukan hal
seorang pemimpin.
1. Pemimpin Formal
keputusan dan pengangkatan resmi untuk memangku suatu jabatan dalam struktur
organisasi dengan segala hak dan kewajiban yang berkaitan dengannya guna
2. Pemimpin informal
23
Arah yang dimaksud tertuang dalam strategi, taktik yang disusun dan dijalankan oleh
organisasi yang bersangkutan. Perumus, penentu strategi, dan taktik tersebut adalah
diambil, apakah pada kategori strategis, taktis, teknis atau operasional, kesemuanya
tergolong pada “penentu arah” dari perjalanan yang hendak ditempuh organisasi.
Kiranya menjadi jelas kemampuan para pejabat pimpinan sebagai penentu arah yang
hendak ditempuh masa depan merupakan saham yang teramat penting dalam
kehidupan organisasi.
Tidak ada organisasi yang akan mencapai tujuannya tanpa memelihara hubungan baik
dengan berbagai pihak luar organisasi yang bersangkutan. Sebagai wakil dan juru
bicara resmi organisasi, fungsi pimpinan tidak terbatas pada pemelihara hubungan
baik saja, tetapi harus membuahkan perolehan dukungan yang diperlukan oleh
saluran yang tepat. Pemelihara hubungan baik ke luar maupun ke dalam dilakukan
melalui proses komunikasi baik secara lisan maupun tertulis. Di samping itu, sistem
umpan balik diperlukan pula oleh sumber pesan dalam usaha untuk meningkatkan
Dalam kehidupan organisasional selalu saja ada situasi konflik yang harus diatasi
fungsi pimpinan sebagai mediator difokuskan pada penyelesaian situasi konflik yang
mungkin timbul dalam organisasi. Tidak ada pemimpin yang akan membiarkan
situasi konflik berlangsung dalam organisasi yang dipimpinnya dan akan segera
dan bahkan mungkin hilang dan organisasi yang dipimpinnya pun tidak akan
mencapai tujuannya.
kecenderungan berpikir dan bertindak dikalangan para anggota organisasi tidak hanya
sikap yang positif, tetapi mungkin pula sikap yang negatif. Adanya pembagian tugas,
sistem alokasi sumber daya, dana dan tenaga serta ditentukannya spesialisasi
negatif yang tidak boleh dibiarkan berlangsung terus. Dengan kata lain diperlukan
25
interogator terutama pada hirarki puncak organisasi interogator itu adalah pimpinan
berasal dari perbandingan antara kesenangan aktivitas dan suatu produk ataupun
dan emosional. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa, kepuasan adalah
emosional seseorang dalam menunjukkan rasa senang atau tidak senang atas sesuatu
melakukan sesuatu pekerjaan dan juga dapat diartikan sesuatu yang dilakukan untuk
mencapai tujuan. Demikian disimpulkan menurut penulis bahwa kerja adalah suatu
Menurut Lloyd Byars dan Leslie W. Rue (2006,p.246), kepuasan kerja adalah
gambaran umum sikap karyawan terhadap pekerjaannya. Ada 5 unsur utama dalam
4. Keuntungan moneter
(2003,p.295), kepuasan kerja merupakan suatu cara pandang seseorang baik yang
Menurut Mathis dan Jackson (2006,p.121), kepuasan kerja dalam arti yang
paling mendasar adalah keadaan emosional yang positif yang merupakan hasil dari
(2005,p.271), kepuasan kerja adalah suatu efektifitas atau respon emosional terhadap
terhadap pekerjaan seseorang dan apa yang anda pikirkan tentang pekerjaan anda.
Menurut Handoko (1992) dalam Soedjono (2005), kepuasan kerja atau job
dengan mana para karyawan memandang pekerjaannya. Hal ini tampak dalam sikap
karyawan yang tidak puas akan bersikap negatif terhadap pekerjaan dan bentuk yang
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja adalah
suatu perasaan positif tentang pekerjaan seseorang yang merupakan hasil dari sebuah
27
yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut.
Unsur lainnya adalah pola pikir karyawan terhadap pekerjaan dan kehidupan
status sosial, dan kegiatan sosial politik dapat mempengaruhi kepuasan kerja.
Merupakan faktor pemenuhan kebutuhan pegawai yang dianggap layak atau tidak.
Tetapi kunci yang menghubungkan upah dengan kepuasan bukanlah jumlah mutlak
yang dibayarkan, yang lebih penting adalah persepsi keadilan. Serupa pula karyawan
berusaha mendapatkan kebijakan dan praktik promosi lebih banyak, dan status sosial
keputusan promosi dibuat dalam cara yang adil (fair) kemungkinan besar akan
3. Promosi jabatan
kesempatan untuk memperoleh jenjang jabatan tertentu yang lebih tinggi dalam
4. Kepemimpinan (supervisi)
Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan,
atasan bisa dianggap sebagai seorang figur ayah, ibu, teman dan sekaligus atasannya.
Perilaku seorang atasan merupakan faktor determinan utama dari kepuasan kerja.
atasannya dan dengan pegawai lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya. Bagi kebanyakan karyawan, kerja juga mengisi kebutuhan akan sosial.
Oleh karena itu, bila mempunyai rekan sekerja yang ramah dan menyenangkan dapat
tingkat pemahaman ditunjukkan sebagai suatu proses positif dari sebuah interaksi
Kepuasan kerja seseorang dapat dipengaruhi oleh kelima faktor diatas, apabila
oleh jurnal yang ditulis oleh Mohammad Ashraf, R.A. Masum, dan M.H.R. Joarder
Perspective” (2008), yang menyatakan bahwa “Employees want to work under the
supervisor who has the ability to properly distribute the duties and responsibilities
among the employees, who can give right direction and who can create creative way
Robbins (2003,p.32), menunjukan empat tanggapan yang berbeda satu sama lain
1. Exit
2. Voice
3. Loyalty
eksternal dan mempercayai organisasi dan manajemen melakukan hal yang benar.
4. Neglect
Wexley dan Yulk (1977) dalam Yuli (2005), menyatakan bahwa teori-teori
tentang kepuasan kerja dapat dikelompokkan menjadi tiga macam teori, yaitu:
Teori ini pertama kali dipelopori oleh Porter yang menyatakan bahwa kepuasan kerja
seseorang dapat dilihat dengan menghitung selisih antara apa yang seharusnya
dengan kenyataan yang dirasakan (difference between how much of something there
should be and how much there is now). Artinya orang akan merasa puas apabila tidak
ada perbedaan dengan persepsinya atas kenyataan karena batas minimum telah
tercapai.
Teori ini pertama kali dikembangkan oleh Adam (1963). Prinsip teori ini adalah
orang akan merasa puas atau tidak puas tergantung apakah ia merasakan adanya
31
keadilan (equity) atau tidak atas situasi, diperoleh dengan cara memperbandingkan
dirinya dengan orang lain yang sekelas, sekantor maupun di tempat lain.
Teori ini menyatakan ada dua faktor yang dapat memberikan kepuasan dalam
a) Faktor sesuatu yang dapat memotivasi (motivation). Faktor ini antara lain adalah
faktor prestasi, faktor pengakuan atau penghargaan, faktor tanggung jawab, faktor
Faktor ini dapat berbentuk upah/gaji, hubungan antar pekerja, kondisi kerja,
Kepemimpinan (X2)
2.3 Hipotesis
sebagai berikut:
Hipotesis pertama
Hipotesis kedua
Hipotesis ketiga
Ho: Budaya organisasi dan kepemimpinan tidak berpengaruh terhadap kepuasan kerja
signifikan berpengaruh terhadap kinerja baik secara langsung maupun tidak langsung
ditemukan bahwa budaya organisasi memberikan pengaruh yang positif, kuat, dan
Menurut jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ramlan Ruvendi dengan skripsi
kepemimpinan pada kepuasan kerja juga signifikan dengan koefisien korelasi parsial
0,5495 dari 0,355 dan koefisien regresi. Dalam uji Analisis Varians (ANOVA) pada
persamaan regresi ganda menunjukkan bahwa F- nilai ini lebih besar dari F-tabel (F=
58,97>F-tabel= 3,098) atau nilai Probabilitas lebih kecil dari 0,05. Ini menunjukkan
bahwa ada korelasi yang signifikan dan pengaruh antara variabel imbalan semua