BAB I
PENDAHULUAN
perusahaan. Untuk melihat sehat tidaknya suatu perusahaan tidak hanya dapat dinilai
dari keadaan fisiknya saja, misalnya dilihat dari gedung, pembangunan atau ekspansi.
Faktor terpenting untuk dapat melihat perkembangan suatu perusahaan terletak dalam
unsur keuangannya, karena dari unsur tersebut juga dapat mengevaluasi apakah
kebijakan yang ditempuh suatu perusahaan sudah tepat atau belum, mengingat sudah
perekonomian sudah mulai masuk ke negara Indonesia, maka jika seorang manajer
mungkin saja akan terjadi kebangkrutan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.
Analisis keuangan pada dasarnya ingin melihat prospek dan risiko perusahaan.
Prospek bisa dilihat dari tingkat keuntungan (profitabilitas) dan risiko bisa dilihat dari
sangat penting untuk selalu berusaha agar perusahaannya dapat terus berjalan atau
dengan kata lain manajer tersebut dapat menjaga kelangsungan hidup perusahaannya
yang ditempuh dengan cara selalu memperhatikan dan mengadakan evaluasi terhadap
Salah satu alat yang dipakai untuk mengetahui kondisi keuangan, dalam hal ini
tingkat kesehatan suatu perusahaan adalah berwujud laporan keuangan yang disusun
pada setiap akhir periode yang berisi pertanggungjawaban dalam bidang keuangan
atas berjalannya suatu usaha. Laporan finansial merupakan hasil dari proses akuntansi
yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data finansial atau aktivitas
suatu perusahaan dengan pihak-pihak lain yang berkepentingan dengan data atau
Data finansial yang dimaksud adalah data yang tercermin dalam suatu laporan
terdiri dari Neraca, Laporan Rugi Laba serta laporan-laporan keuangan lainnya.
Dengan mengadakan analisa terhadap pos-pos neraca akan dapat diketahui atau akan
rugi labanya akan memberikan gambaran tentang hasil atau perkembangan usaha
analisis yang disebut analisis rasio keuangan. Untuk melakukan analisis rasio
yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi-laba saja, atau pada neraca dan
laporan rugi-laba. Setiap analisis keuangan bisa saja merumuskan rasio tertentu yang
maupun absolute yang menjelaskan hubungan tertentu antara angka yang satu dengan
angka yang lainnya dalam laporan keuangan (Alwi, 1994:107). Analisis laporan
keuangan akan memberikan hasil yang terbaik jika digunakan dalam suatu kombinasi
untuk menunjukan suatu perubahan kondisi keuangan atau kinerja operasional selama
periode tertentu, lebih lanjut dapat memberikan gambaran suatu trend dan pola
perubahan, yang pada akhirnya bisa memberikan indikasi adanya risiko dan peluang
perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang dimaksud adalah PT Ultrajaya Milk
Industry, Tbk guna menentukan rasio likuiditas, aktivitas, leverage dan profitabilitas
yang digunakan oleh perusahaan tersebut sebagai dasar dalam penilaian kinerja.
keuangan dalam analisis kinerja keuangan perbankan pada perusahaan go public yang
tercatat di BEJ pada tahun 2000. Alat analisis yang digunakan yaitu rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas, hasilnya menyimpulkan bahwa
4
pada perusahaan besar dan perusahaan kecil di Malaysia, Singapura dan Taiwan,
lebih rendah dari perusahaan kecil, lebih profitabel dari perusahaan kecil, dan tingkat
besar memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah dari perusahaan kecil dan tingkat
perusahaan besar memiliki tingkat likuiditas dan solvabilitas yang lebih kecil dari
Dalam hubungan dengan uraian tersebut diatas, akan dapat disajikan data
profil keuangan perusahaan (total aktiva, laba bersih dan penjualan) untuk 5 tahun
terakhir yang dapat disajikan pada tabel 1.1 yaitu sebagai berikut :
Tabel 1.1
Total Aktiva, Laba Bersih dan Penjualan
PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk
Tahun 2006 – 2010
Dari tabel diatas dapat dilihat dari tahun 2006 sampai 2010 total aktiva
tahun 2007 total aktiva meningkat sebesar Rp.1.362.829.538.011, tahun 2008 total
2.006.595.762.260.
Untuk penjualan dapat dilihat pada tahun 2006 sampai dengan 2010
Rp.1.404.945.733.980.
Sedangkan untuk laba bersih setelah pajak dilihat pada tahun 2006 sampai
2010 mengalami peningkatan. Pada tahun 2006 laba bersih setelah pajak sebesar
Rp.61.152.812.190, dan pada tahun 2010 laba bersih setelah pajak mengalami
dan untuk melakukan suatu penelitian dengan mengambil judul “Analisis Kinerja
maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah
Tbk?.”
keuangan PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk ditinjau dari likuiditas, aktivitas, leverage,
dan profitabilitas.
1. Manfaat Teoritis
dokumentasi ilmiah.
2. Manfaat Praktis
a. Dapat memberikan data dan informasi serta gambaran mengenai analisis kinerja
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini akan disajikan sejarah berdiri perusahaan dan bidang
usaha perusahaan.
8
BAB VI : PENUTUP
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keuangan bermunculan sebagai respon volatilitas harga dan nilai tukar yang sangat
dana dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan
nilai perusahaan dan kekayaan pemegang sahamnya, dengan mengakui bahwa hasil
tersebut.
10
Fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus
dilakukan oleh suatu perusahaan, utamanya seorang manajer atau direktur keuangan.
Menurut Martono dan Harjito (2008:3) ada tiga fungsi utama dalam
paling penting di antara ketiga bidang keputusan tersebut di atas. Hal ini karena
rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan untuk waktu-waktu yang akan
datang.
investasi tersebut dapat berupa hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan
Kita sering mendengar suatu ungkapan yang berbunyi “lebih mudah membangun
dari pada memelihara”. Ungkapan ini hampir berlaku bagi semua orang yang
memiliki suatu aset (aktiva). Apabila aset telah diperoleh dengan pendanaan yang
adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-
merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang meliputi dua laporan utama yakni
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu."
Ditinjau dari segi intern perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan untuk
berbagai tujuan. Data laporan keuangan terutama akan memberikan informasi bagi
manajemen sebagai bahan analisa dan bahan interprestasi untuk mengadakan evaluasi
posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan
perusahan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari
hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang
perusahaan pada suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang
13
dilaksanakan secara konsisten serta dibuat dan disajikan dalam bentuk neraca dan
selama jangka waktu yang diamati. Pada umumnya laporan keuangan itu sendiri dari
neraca dan perhitungan laba rugi serta laporan perubahan modal, dimana neraca
menunjukkan jumlah aktiva, hutang dan modal dari suatu perusahaan pada tanggal
tertentu, sedangkan pada laba rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh
Dari beberapa pendapat ahli ekonomi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan hasil akhir proses akuntansi yang menjelaskan atau
Pada prinsipnya kinerja dapat dilihat dari siapa yang melakukan penelitian itu
sendiri. Bagi manajemen, melihat kontribusi yang dapat diberikan oleh suatu bagian
tertentu bagi pencapaian tujuan secara keseluruhan. Sedangkan bagi pihak luar
manajemen kinerja merupakan alat untuk mengukur suatu prestasi yang dicapai oleh
organisasi dalam suatu periode tertentu yang merupakan pencerminan tingkat hasil
kator sebab akibat yang penting bagi organisasi, dari aktivita riil sampai aktivitas
keuangan, dari aktivitas operasional sampai aktivitas strategis, dari aktivitas jangka
pendek sampai aktivitas jangka panjang, dari aktivitas lokal sampai aktivitas global,
atau dari aktivitas bisnis sampai aktivitas korporasi. Para pengambil keputusan akan
perusahaan, namun tetap dalam satu rangkaian strategi yang saling terkait satu sama
lain.
Secara umum dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan adalah prestasi yang
dapat dicapai oleh perusahaan dibidang keuangan dalam suatu periode tertentu yang
menggambarkan kekuatan struktur keuangan suatu perusahaan dan sejauh mana asset
yang tersedia, perusahaan sanggup meraih keuntungan. Hal ini berkaitan erat dengan
15
sendiri.
diukur berdasarkan penghasilan bersih (laba) atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain
dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar
yang ditetapkan.”
tindakan evaluasi yang pada intinya adalah penilaian atas hasil usaha yang dilakukan
selama periode waktu tertentu. Hasil usaha tersebut dapat berupa barang atau jasa
perencanaan, (b) perbaikan proses, dan (c) perbaikan evaluasi. Hasil evaluasi
16
dihasilkan oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar
yang ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat diukur
dan menggambarkan kondisi empirik suatu perusahaan dari berbagai ukuran yang
disepakati.
Penilaian kinerja keuangan dibagi kedalam dua tahapan proses, yaitu (a) tahap
dasar variabel kunci ditentukan oleh tujuan organisasi, dan (b) tahap melekatkan
penilaian pada setiap variabel kunci. Tahap variabel kunci ditentukan oleh tujuan
Penilaian tingkat kinerja BUMN kesehatan BUMN, sampai saat ini dilakukan
keuangan adalah rangkaian aktivitas keuangan pada suatu periode tertentu dilaporkan
dalam laporan keuangan yang terdiri dari laba rugi dan neraca.
terdiri dari neraca dan laporan rugi laba, menunjukkan bahwa laporan rugi laba
menggambarkan keadaan pada saat akhir tahun tersebut atas perubahan kejadian dari
tahun sebelumnya.
di sana dapat dilihat sehat atau tidaknya suatu perusahaan. Menurut Keputusan
sebagai berikut :
b. cash ratio
e. collction period
f. sales to total
g. return on equity
18
h. return on assets
a. sangat sehat bila jumlah nilai yang dicapai lebih dari 41,2
b. sehat bila jumlah nilai yang dicapai dari 26,0 s/d 41,2
c. kurang sehat bila jumlah nilai yang dicapai lebih dari 12,4 s/d 26,0
tentang Metode Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara, sebagai
berikut :
1. Aspek Keuangan
EBIT + Penyusutan
ROI = x 100 %
Capital Employed
Current Asset
Current Ratio = x 100 %
Current Liabilitas
Total Pendapatan
TATO = x 100 %
Capital Imployed
keuangan dalam suatu perusahaan itu dalam keadaan sehat atau tidak. Hal ini dapat
dilakukan dengan membandingkan antara dua elemen yang ada atau disebut dengan
rasio. Dengan rasio itu kita dapat mengetahui tingkat likuiditas, aktivitas, leverage,
dan profitabilitas suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Peningkatan kinerja
harus selalu dikaitkan dengan penerapan prinsip efisiensi. Artinya, dalam upaya
sehingga hasilnya menggunakan sebagai sarana, daya dan dana yang dialokasikan
untuk menyelenggarakannya .
20
2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
c. C apabila = 10
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan. Dengan menggunakan laporan yang
21
relationship) antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
mengunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan
dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan
(berarti).”
Dari hasil definisi di atas, maka bila rasio diterjemahkan secara tepat, rasio
yang lebih mendalam. Analisis rasio dapat menyingkap hubungan dan sekaligus
tidak dapat dideteksi bila kita hanya melihat komponen-komponen rasio itu sendiri.
Namun demikian, fungsi rasio seringkali disalah artikan dan akibatnya manfaatnya
terlalu dibesar-besarkan.
22
analisis keuangan untuk mengetahui hubungan diantara pos-pos tertentu dalam neraca
maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan.”
Rasio keuangan dapat disajikan dalam dua cara. Yang pertama untuk
membuat perbandingan keadaan pada saat yang berbeda. Dan kedua untuk membuat
alat analisis yang berguna apabila dibandingkan dengan rasio standar. Terdapat dua
macam rasio standar yang lazim digunakan. Yang pertama adalah rasio yang sama
dari laporan keuangan tahun-tahun yang lampau. Yang kedua adalah rasio dari
perusahaan lain yang mempunyai karakteristik yang sama dengan perusahaan yang
dianalisis. Rasio standar kedua ini lazim disebut rata-rata rasio industri.
2. Rasio efisiensi
3. Rasio leverage
4. Rasio profitabilitas.”
Berdasarkan keempat rasio di atas, maka akan diuraikan satu persatu sebagai
berikut :
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera
dikonversikan ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai, serta
23
tingkat kepastian tentang jumlah kas yang dapat diperoleh. Kas merupakan suatu
aktiva yang likuid. Aktiva lain mungkin relatif likuid atau tidak likuid tergantung
seberapa capat aktiva ini dapat dikonversikan ke kas adalah surat berharga.
yaitu : a) Rasio lancar, b) Rasio kas, c) Rasio likuiditas absolut. Rumus dari ketiga
Aktiva Lancar
a) Rasio Lancar =
Pasiva Lancar
Aktiva Likuid
c) Rasio Aktiva likuid =
Pasiva Lancar
dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, dengan asumsi bahwa semua aktiva
lancar dikonversikan ke dalam kas. Quick rasio digunakan untuk mengukur hal
yang sama dalam perspektif waktu yang lebih singkat. Sedangkan absolute
2. Rasio Efisiensi
antara tingkat penjualan dengan investasi dalam beberapa aktiva. Asumsi yang
tersebut.
rata-rata antara awal dan akhir periode dalam analisis efisiensi persediaan akan
lebih baik.
Penjualan
a) Ratio penjualan terhadap aktiva =
Aktiva Likuid
Penjualan
b) Ratio penjualan terhadap piutang =
Piutang
Penjualan
c) Ratio penjualan terhadap persediaan =
Persediaan Barang
Penjualan
d) Ratio penjualan terhadap aktiva lancar =
Aktiva Lancar
25
Penjualan
e) Ratio penjualan terhadap aktiva tetap =
Aktiva Tetap
Penjualan
f) Ratio penjualan terhadap total aktiva =
Total Aktiva
3. Rasio Leverage
pengaruh bagi perusahaan karena utang mempunyai beban yang bersifat tetap.
penggunaan utang juga memberikan subsidi pajak atas bunga yang dapat
Total Aktiva
c) Ratio total aktiva tetap terhadap modal =
Modal
26
Aktiva Tetap
d) Ratio aktiva tetap terhadap modal =
Modal
Aktiva Lancar
e) Ratio aktiva lancar terhadap modal =
Modal
Persediaan Barang
f) Ratio persediaan terhadap modal =
Modal
Piutang
g) Ratio piutang terhadap modal =
Modal
Aktiva Likuid
h) Ratio aktiva likuid terhadap modal =
Modal
Dari kedelapan rasio diatas, dua rasio pertama mengukur kemampuan perusahaan
penggunaan leverage dari kewajiban yang tidak mempunyai beban bunga. Hal ini
dapat dilihat dari, misalnya perbedaan antara Total Assets dengan Net Worth yang
tinggi menunjukkan penggunaan leverage yang besar atau modal sendiri yang
kecil. Rasio Total Assets to Net Worth ini juga menunjukkan seberapa besar risiko
4. Rasio Profitabilitas
Return On Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta
27
oleh investor dalam pasar modal. Jika hasil yang diharapkan lebih besar dari pada
Return on Investment (ROI) yang diharapkan dengan tingkat return yang diminta
oleh investor dalam pasar modal. Jika hasil yang diharapkan lebih besar dari pada
Rasio profitabilitas tergantung dari informasi akuntansi yang diambil dari laporan
pendapatan menurut laporan rugi laba dengan nilai buku investasi. Rasio
profitabilitas ini, kemudian dapat dibandingkan rasio yang sama perusahaan pada
tahun lalu atau rasio rata-rata industri. Rasio profitablitas yang lazim digunakan
meliputi :
Laba Bersih
a) Rasio margin laba =
Penjualan
Laba Bersih
b) Ratio laba atas total harta =
Total Aktiva
Laba Bersih
c) Rasio laba atas ekuitas =
Modal
keuangan dalam analisis kinerja keuangan perbankan pada perusahaan go public yang
28
tercatat di BEJ pada tahun 2000. Alat analisis yang digunakan yaitu rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas, hasilnya menyimpulkan bahwa
pada perusahaan besar dan perusahaan kecil di Malaysia, Singapura dan Taiwan,
lebih rendah dari perusahaan kecil, lebih profitabel dari perusahaan kecil, dan tingkat
besar memiliki tingkat likuiditas yang lebih rendah dari perusahaan kecil dan tingkat
perusahaan besar memiliki tingkat likuiditas dan solvabilitas yang lebih kecil dari
analisis rasio keuangan. Dari hasil analisis yang telah dilakukan mengenai penilaian
kinerja perusahaan pada PT. Alis Jaya Ciptatama tahun 1998-2002 ditinjau dari
analisis rasio keuangan dapat ditarik kesimpulan bahwa secara keseluruhan kinerja
PT. Alis Jaya Citatama dinilai kurang baik. Hal ini disebabkan adanya rasio aktivitas
dan profitabilitas yang kurang maksimal meskipun rasio likuiditas dan leverage
Retno Tri Setyowati (2008) meneliti tentang analisis rasio keuangan untuk
menilai kinerja perusahaan consumer goods. Analisis yang digunakan yaitu rasio
29
bahwa analisis rasio keuangan yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kinerja
sehat sekali. Ringkasan penelitian terdahulu sebagaimana yang diuraikan di atas dapat
Variabel
No Nama Penelitian/
Judul Hasil Temuan
. (Tahun) Metode
Analisis
semua aktivitas perusahaan. Laporan keuangan terdiri atas neraca dan laporan laba
rugi. Laporan keuangan yang telah ada akan dianalisis untuk mengetahui kinerja
keuangan suatu perusahaan. Analisis yang dilakukan dapat berupa analisis rasio
keuangan. Analisis rasio keuangan terdiri atas beberapa rasio, misalnya perputaran
aktiva dan rasio profitabilitas seperti yang telah dibahas sebelumnya oleh penulis.
Hasil dari rasio ini akan memperlihatkan kinerja perusahaan apakah perusahaan
mampu menghasilkan laba yang maksimal tiap tahun, dan apakah aktiva yang
kelangsungan perusahaan.
Adapun kerangka pikir penelitian ini dapat digambarkan dalam skema sebagai
berikut :
PT Ultrajaya Milk
Industry, Tbk
Rasio Keuangan
Kinerja Keuangan
Perusahaan
2.9 Hipotesis
diajukan adalah diduga bahwa pengukuran kinerja PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk
32
BAB III
METODE PENELITIAN
tempat penelitian pada PT. Ultrajaya Milk Industry, Tbk. Sedangkan waktu yang
diperkirakan kurang lebih tiga bulan lamanya mulai dari bulan Pebruari sampai
Adapun teknik pengumpulan data yang penulis gunakan adalah dengan cara
penelitian kepustakaan (library research), yaitu metode atau teknik penelitian yang
mempunyai hubungan dengan pembahasan skripsi ini. Dan dalam memperoleh data
perusahaan penulis mendatangi PIPM (Pusat Informasi Pasar Modal) yang terletak di
Jl. A. P. Pettarani.
dalam penulisan ini adalah data kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka-angka
33
yang dapat dihitung, yang diperoleh dari buku laporan perkembangan penjualan
perusahaan yang akan diteliti yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melalui pengamatan dan dengan
b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen perusahaan dan informasi
1. Observasi, yaitu dengan pengamatan langsung pada obyek yang diteliti dengan
mencatat keterangan atau hal-hal yang berguna bagi penyusunan data untuk
dianalisis.
catatan-catatan perusahaan yang ada mengenai neraca, laporan rugi laba, jumlah
Net Working Capital yaitu untuk menghitung berapa kelebihan aktiva lancar di
b. Current Ratio
Aktiva lancar
Current Ratio ¿
Utang lancar
Acid Test Ratio (Quick Ratio) yaitu untuk menghitung kemampuan perusahaan
lebih likuid.
Aktiva lancar−Persediaan
Acid Test Ratio (Quick Ratio)¿
Utang lancar
2. Rasio Aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
penagihan piutang. Semakin besar angka yang dihasilkan maka akan semakin
baik pengelolaan piutang, dalam hal ini penagihan piutang dilakukan dengan
cepat.
Penjualan
Receivable Turnover ¿
Piutang rata−rata
perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena dianggap bahwa kegiatan penjualan berjalan dengan cepat.
Perputaran Total Aktiva (Total Asset Turnover) yaitu mengukur perputaran dari
Penjualan Bersih
Total Asset Turnover ¿ = ... kali
Total Aktiva
digunakan adalah :
Ratio Total Utang (Debt Ratio) yaitu pengukuran jumlah aktiva perusahaan
yang dibiayai oleh utang atau modal yang berasal dari kreditur.
Total Utang
Debt Ratio ¿
Total Aktiva
b. Ratio utang jangka panjang dengan modal sendiri (The Debt-Equity Ratio)
Ratio utang jangka panjang dengan modal sendiri (The Debt-Equity Ratio) yaitu
c. Ratio utang jangka panjang dengan modal jangka panjang (The Debt To Total
Capitalization)
Ratio utang jangka panjang dengan modal jangka panjang (The Debt To Total
Capitalization) yaitu untuk mengukur berapa bagian utang jangka panjang yang
asset maupun laba rugi modal sendiri. Adapun rumus yang digunakan :
Gross Profit Margin yaitu mengukur tingkat laba kotor dibandingkan dengan
volume penjualan.
Laba kotor
Gross Profit Margin ¿ x 100%
Penjualan
Net Profit Margin yaitu mengukur laba bersih sesudah pajak dibandingkan
berikut ini :
38
Rasio Leverage
a. Ratio Total Utang Pengukuran jumlah Total utang Rasio
¿
(Debt Ratio) aktiva perusahaan yang Total aktiva
dibiayai oleh utang
atau modal yang
berasal dari kreditur.
b. The Debt-Equity Menghitung Rasio
Ratio perbandingan antara
39
BAB IV
PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk adalah sebuah perusahaan yang berawal dari
sebuah perusahaan keluarga yang bergerak di bidang industri susu, minuman, dan
makanan dalam kemasan aseptic yang tahan lama dengan merek-merek terkenal
seperti Ultra Milk untuk produk susu, Buavita untuk jus buah segar dan The Kotak
untuk minuman the segar. Perusahaan ini didirikan berdasarkan akta No. 8 tanggal 2
November 1971 junco Akta Perubahan No. 71 tanggal 29 Desember 1971 yang
dibuat dihadapan Komar Andasasmita SH, Notaris di Bandung. Susu yang di-
produksinya dikenal dengan nama UHT (Ultra High Temperatur) yang merupakan
sistem pembuatan susu melalui sistem sterilisasi (sterilid milk) sehingga dapat tahan
lama.
industri minuman yang diproses dengan teknologi UHT. Kini lebih dari 20 tahun
UHT (Ultra High Temperature) dan dikemas dalam kemasan karton Tetrapack
41
seperti minuman susu, sari buah, teh, minuman tradisional dan minuman untuk
kesehatan. Perseroan juga memproduksi teh celup (tea bags) dan konsentrat buah-
memproduksi rupa-rupa mentega (butter), susu bubuk (powder milk), dan susu kental
manis (sweet condensed milk), sedangkan produk keju (cheese) yang sejak tahun
1985 diproduksi berdasarkan lisensi dari Kraft Inc., USA, sejak bulan April 1994
memproduksi Milo ready to drink. Selain itu Perseroan menjalin kerjasama dengan
Karft Inc., USA, dengan mendirikan perusahaan patungan PT. Kraft Ultra Jaya
yakni bahan-bahan yang diproses itu tidak memakai bahan pengawet sedikitpun
untuk dapat membuat tahan lama, dapat disimpan tanpa menjadi rusak. Semua itu
disebabkan oleh proses sterilisasi dengan pemanasan uap air selama 3 – 4 detik
temperatur 140 derajat celcius dengan kertas pak pengemasnya yang telah
untuk produksi untuk didapatkan dari Swedia begitu juga halnya dengan kertas pak
yang merupakan hak patent dari Tetra Pak Internasional yang berpusat di Swedia.
diatas tanah seluas lebih dari 12 hektar yang terletak dijalan Raya Cimareme No. 131,
42
Padalarang, Kabupaten Bandung. Lokasi ini sangat strategis karena terletak di daerah
Juni 1978 bagian pemasaran dipindahkan ke Jakarta, di Jalan Raya Bekasi km. 26,
Jakarta Timur.
Susu murni yang diperlukan Perseroan yang diperoleh dari para peternak sapi
yang tergabung dalam Koperasi Peternak Bandung Selatan (KPBS) dan Koperasi
Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU), sedangkan buah-buahan segar seperti jambu,
mangga, nenas, sirsak, dan lain-lain, diperoleh dari petani buah yang tergabung dalam
koperasi Unit Desa yang berada di Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Buah-buahan lain seperti jeruk (orange), leci (Leychee), dan anggur (grape)
masih diperoleh secara impor dalam bentuk konsentrat (concentrate). Demikian pula
bahan pengemas aseptic masih diimpor dari Tetra Pak Pacific, Singapore.
Pada saat ini memiliki 1100 orang karyawan yang ditempatkan dibagian
produksi, dibagian distribusi dan pemasaran dan sisanya dibagian administrasi dan
maupun di luar negri, sehingga menjadi tenaga-tenaga yang terampil dan terlatih.
43
Agar kegiatan perusahaan dapat berjalan lancar dan tujuan perusahaan dapat
tercapai, maka diperlukan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
jelas.
Skema 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan
PT Ultrajaya Milk Industry, Tbk
Dewan Komisaris
Presiden Direktur
R&D
Adapun uraian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian adalah
sebagai berikut :
1. Dewan Komisaris
2. Presiden Direktur
perusahaan.
Saham.
d. Menetapkan tujuan yang dicapai oleh perusahaan dan membuat rencana kerja.
4. Direktur Operasional
keseluruhan kegiatan pabrik dan pemasaran dan menetapkan sasaran yang akan
menetapkan jasa biaya pengiriman sesuai dengan input yang telah diberikan
masing-masing bagian.
2) M. Pabrikasi
b. Memeriksa laporan barang masuk dan keluar yang dibuat oleh staff
perusahaan.
pembukuan perusahaan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Gitosudarmo, Indriyo, dan Basri 2002, Manajemen Keuangan, edisi keempat, cetakan
pertama, penerbit : BPFE, Yogyakarta
http://idx.co.id
Husnan Suad dan Enny Pudjiastuti, 2004, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, edisi
pertama, cetakan pertama, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit : UPP
AMP YKPN, Yogyakarta
Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan, edisi pertama, cetakan pertama, Penerbit :
Rajawali Pers, Jakarta
Mabruroh, 2004, Manfaat dan Pengaruh Rasio Keuangan dalam Analisis Kinerja
Keuangan Perbankan. Benefit. Vol. 8, Mo. 1 : 37 – 51
Martono dan Agus Harjito, 2001, Manejemen Keuangan, edisi pertama, cetakan
pertama, Penerbit : Ekonisia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta
Retno, Tri Setyowati, 2008. Analisis Rasio Keuangan untuk Menilai Kinerja.
Sutrisno, 2008, Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, edisi pertama,
cetakan ketiga, Penerbit : Ekonesia, Yogyakarta.
Syafri Harahap Sofyan, 2007, Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, edisi pertama,
cetakan ketiga, Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Zarkasyi, Moh, Wahyudin, 2008, Good Corporate Governance, Pada Badan Usaha
Manufaktur, Perbankan, dan Jasa Keuangan Lainnya, cetakan kesatu,
Penerbit : Alfabeta, Bandung