Anda di halaman 1dari 13

MANAJEMEN STRATEGIK

“Analisis Lingkungan Internal”

OLEH:

KADEK UPAWITA CANDRA PERTIWI (1306305061)

NI MADE LINA AGUSTINI (1306305075)

LUH MAS GIA APRILIANI (1306305123)

PUTU RISKA AMANDA DEWI (1306305094)

PUTU INDAH AYU MULIANTARI (1306305208)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

1
A. LINGKUNGAN INTERNAL
Pengertian lingkungan internal
Definisi yang populer mengidentifikasi lingkungan sebagai segala sesuatu yang berada di
luar batas organisasi. Secara garis besar sebuah perusahaan akan dipengaruhi oleh lingkungan
perusahaan dimana lingkungan tersebut dapat dibagi kedalam dua bagian besar, yaitu lingkungan
eksternal dan lingkungan internal. Faktor internal mencakup kekuatan dan kelemahan di dalam
internal perusahaan itu sendiri. Penyusunan strategi perusahaan yang tepat harus memperhatikan
betul-betul apa kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya selain memperhatikan faktor eksternal.
Analisis lingkungan internal perusahaan merupakan analisis yang berguna dalam
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan suatu perusahaan atas dasar sumber daya dan
kapabilitas yang dimilikinya.

Lingkungan internal:
 Memiliki dua variabel yakni kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness).
 Mencakup semua unsur bisnis yang ada di dalam perusahaan seperti struktur organisasi
perusahaan, budaya perusahaan dan sumber daya.

Hal-hal yang terkait dengan Lingkungan Internal, yaitu:


1. Manusia
 Kompetensi: Memiliki karyawan atau guru yang memiliki kompetensi
(kemampuan) yang ia miliki. Serta memenuhi syarat-syarat rekuitmen.
 Place man : orang yang berkompeten ditempatkan sesuai dengan keinginan dan
kemampuannya.
Dengan syarat: Apabila memiliki karakteristik kepribadian yang congruent
dengan kepribadian yang sesuai maka akan sesuai.
 Promosi, kenaikan jabatan, orang yang berkompeten dan yakin memiliki kenaikan
prestasi yang lebih baik.
2. Kebijakan
 Visi dan misi yang di bentuk akan membuat kita lebih tau apa yang harus
dilakukan untuk mencapai tujuan dalam visi dan misi yang sudah kita bentuk.

2
 Aturan-aturan yang digunakan dalam menajalankan Visi dan Misi akan membuat
kita lebih tau mana yang harus boleh dilakukan atau tudak boleh dilakukan untuk
mencapai target yang mesti dicapai dalam pendidikan.
3. Kepemimpinan
 Kepemimpinan yang sentralistik atau otoriter, gaya kepemimpinan yang apapun
yang dilakukan karyawan tergantung dari keputusan pemimpin.
 Kepemimpinan yang lepas tangan, yang dimana pemimpin dalam suatu
melaksanakan kegiatan pekerjaannya sebagai pemimpin menyerahkan semua
pekerjaannya kepada karyawan atau bawahannya. Dengan melakukan fungsi
manajemen, seperti controlling(pengawasan) agar bahawan merasa dalam
melakukan suatu pekerjaan ada yang mengawasi dan mengontrolnya. Setelah itu
melakukan suatu evaluasi dalam pekerjaan suatu karyawan.
 Kepemimpinan yang demokratis, dimana dalam kepemimpinan ini dalam
mengambil suatu keputusan melibatkan bawahan atau karyawannya. Bawahan
diberi kebebasan dalam mengeluarkan pendapat dan keputusan.
 Kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, yang dimana dalam pelaksanaannya
lebih menekankan dalam tugas yang harus dikerjakan.
 Kepemimpinan yang people oriented, seorang pemimpin yang selalu
memperhatikan karyawannya serta selalu memberikan semangat kepada
bawahannya.

Pendekatan Dalam Pengamatan dan Analisis Internal (The Internal Assessment )


 Analisis PIMS adalah analisis yang mengidentifikasi faktor-faktor strategis utama yang
mempengaruhi 80% profitabilitas. Ukuran yang digunakan adalah Return On Investment
(ROI). Perusahaan dengan ROI yang tinggi mempunyai ciri-ciri:
1. Intensitas investasi rendah
2. Pangsa pasar tinggi
3. Kualitas produk relatif tinggi
4. Pemanfaatan kapasitas tinggi
5. Efektivitas operasi tinggi
6. Biaya langsung per unit relatif rendah terhadap persaingan

3
Para peneliti PIMS menyatakan bahwa faktor terpenting yang mempengaruhi
kinerja unit bisnis secara relatif terhadap pesaingnya adalah kualitas produk atau jasa.
 Analisis Rantai Nilai (Value Chain)
Sebuah rantai nilai adalah rangkaian kegiatan untuk operasi perusahaan dalam industri
yang spesifik. Unit bisnis adalah tingkat yang sesuai untuk pembangunan rantai nilai,
bukan tingkat divisi atau tingkat korporasi. Produk melewati semua rantai kegiatan dalam
rangka, dan pada setiap aktivitas nilai keuntungan beberapa produk. Rantai kegiatan
memberikan produk-produk nilai tambah dari jumlah nilai tambah dari semua kegiatan.
Hal ini penting untuk tidak mencampur konsep rantai nilai dengan biaya yang terjadi di
seluruh kegiatan. Rantai nilai mengkategorikan aktivitas umum nilai tambah dari sebuah
organisasi.
 Analisis Fungsional
Analisis Fungsional adalah analisis yang mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
fungsional. Analisis Fungsional meliputi analisis pemasaran, sumberdaya manusia,
keuangan, operasi, organisasi dan manajemen.

Tujuan Analisis Lingkungan Internal


Tujuan analisis lingkungan adalah untuk dapat mengerti dan memahami lingkungan
organisasi sehingga manajemen akan dapat melakukan reaksi secara tepat terhadap setiap
perubahan, selain itu agar manajemen mempunyai kemampuan merespon berbagai isu kritis
mengenai lingkungan yang mempunyai pengaruh yang cukup kuat terhadap perusahaan.

Lingkungan Internal, ialah lingkungan dalam perusahaan yang perlu diidentifikasi kekuatan dan
kelemahannya, yang meliputi:
1. Relationships among the functional areas of business
2. Management
3. Marketing
4. Finance/Acounting
5. Production/operation
6. Research and development
7. Computer information system

4
8. Human Resources
Disamping faktor-faktor di atas, faktor internal lainnya adalah budaya organisasi, yang meliputi:
1. Menjunjung nilai-nila luhur standar etka moral, ilmu pengetahuan, dan profesi.
2. Membantu pengembangan manusai secara optimal, baik dilingkungan pendidikan
maupun amsyarakat.
3. Mengembangkan ilmu secara bertangung jawab dan berkesinambngan serta menjadikan
budaya belajar (learning culture) da peningkatan mutu diri yang berkesinambungan
(continuous quality improvement) sebagai falsafah hidup.
4. Mengembangkan ilmu bagi kepentingan dan kesejahteraan umat manusia tanpa
membedakan agama dan suku bangsa.
5. Memperlakukan manusia sesuai dengan martabat dan harkatnya.

Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan
berdasarkan kondisi internal perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal
perusahaan sepenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat
diperbaiki.
Analisa internal menurut Porter yang dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan
perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan
melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu
margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.

Kegiatan utama merupakan aktivitas utama perusahaan, meliputi fungsi :


 Logistik Kedalam. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan,
penyimpanan, informasi mengenani : Gudang, persediaan atau jadwal pengiriman.
 Operasi. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan transformasi input produksi
menjadi produk akhir, yang meliputi : permesinan, perakitan, pengetesan, pengepakan,
dan pemeliharaan mesin/peralatan.
 Logistik Keluar. Aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan pengumpulan,
penyimpanan, dan distribusi produk ke konsumen.

5
 Pemasaran dan Penjualan. Menyediakan fasilitas sehingga konsumen dapat membeli
produk, dan mencakup pula kegiatan seperti : periklanan, penjualan, penentuan harga,
jalur distribusi, dan promosi.
 Pelayanan. Menyediakan pelayanan untuk memelihara dalam hal ini nilai dari produk
yang mencakup : instalasi, pelatihan, penyediaan suku cadang, perbaikan dan
pemeliharaan.

Fungsi penunjang merupakan aktivitas pendukung perusahaan yang meliputi :

 Pengadaan. Merupakan fungsi dari bagian pengadaan, yang mencakup semua prosedur
pembelian dengan pemasok, yang melibatkan antar perusahaan.
 Pengembangan Teknologi. Tidak hanya pengembangan teknologi dalam hal mesin dan
proses saja tetapi juga pengetahuan / keahlian, prosedur dan sistem.
 Manajemen Sumber Daya Manusia. Termasuk didalamnya semua aktivitas perekrutan,
pelatihan, pengembangan, dan penilaian karyawan.
 Infrastruktur Perusahaan. Meliputi manajemen secara umum, perencanaan dan
keuangan, pengendalian kualitas, dan sistem informasi. Infrastruktur perusahaan
mendukung semua aktivitas rantai nilai, yang dapat membantu perusahaan dalam
mencapai keunggulan bersaing.

Komponen utama untuk mencapai keunggulan bersaing adalah kompetensi inti


perusahaan yang mengandalkan asset atau skill. Prahalad menggambarkan kompetensi inti
sebagai akar pendukung sebuah pohon, dahannya adalah produk inti dan rantainya adalah bisnis.
Dengan kompetensi inti yang merepresentasikan kesatuan asset dan teknologi, perusahaan akan
mampu membentuk nilai optimal bagi konsumen maupun perusahaan, memposisikan diri secara
khas atas pesaing, kemampuan memperluas pasar, dan antisipasi proaktif terhadap perusahaan.

Langkah 1: Identifikasi faktor-faktor Strategik Intern


Apa saja faktor-faktor strategik itu, dimana dan dari mana berasal, mana yang perlu dievaluasi
secara teliti, karena merupakan kekuatan dan kelemahan dan sebagai landasan bagi strategi.

6
Faktor-faktor kekuatan dan kelemahan potensial itu menurut Robinson (1997:238-230),
mencakup:
a. Pemasaran
b. Keuangan dan Akunting
c. Produksi, Operasi dan Teknik
d. Personalia
e. Manajemen Mutu
f. Sistem Informasi
g. Organisasi dan Manajemen Umum
h. Layanan
i. Pengembangan Teknologi
j. Manajemen Sumberdaya Manusia
k. Logistik kedalam
Langkah 2-3 : Evaluasi Faktor-faktor Strategik Intern
a. Membandingkan kinerja dengan masa lalu
b. Perubahan dalam tahap-tahap evolusi organisaisi/perusahaan
c. Perbandingan dengan pesaing
d. Perbandingan dengan fakgtor-faktor kunci sukses dalam industri

Menganalisis dan Memilih Strategi (StrategyAnalysis and Choice)

 ST strategi yaitu menggunakan kekuatan untuk mengatasi tantangan eksternal.


 WT strategi merupakan taktik defensip yang langsung dimaksudkan untuk mengurangi
kelemahan dan menghindari tantangan lingkungan.
 Untuk menentukan dan memilih setrategi yang paling tepat perlu dilakukan analisis
situasi sebagai beriktut:

B. ANALISIS DAN DIAGNOSIS LINGKUNGAN


Beberapa alasan pokok tentang pentingnya analisis dan diagnosis lingkungan, adalah :
a. Faktor lingkungan merupakan pengaruh utama terhadap perubahan strategi.
b. Lingkungan berubah sangat cepat atau dinamis, sehingga para manajer perlu
menganalisis dan mendiagnosis perubahan lingkungan tersebut.
7
c. Para manajer perlu menyelidiki lingkungan untuk :
 menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang mengancam
pada strategi perusahaan saat sekarang dan pencapaian tujuan perusahaan.
 menentukan apakah faktor-faktor dalam lingkungan saat sekarang memberikan
kesempatan-kesempatan yang lebih besar untuk pencapaian tujuan dengan cara
menyesuaikan strategi perusahaan.
d. Perusahaan yang secara sistematis melakukan analisis lingkungan umumnya lebih
efektif dibandingkan dengan yang tidak melaklukannya.

Analisis dan diagnosis lingkungan memberikan waktu pada para penyusun strategi untuk
mengantispasi kesempatan-kesempatan dan merencanakan tanggapan atau reaksi terhadap
lingkungan tersebut. Hal ini dapat membantu perencana strategi untuk mengembangkan sistem
peringatan dini untuk menghindari ancaman atau mengembangkan strategi yang dapat mengubah
ancaman menjadi peluang perusahaan.
Christensen menyatakan bahwa identifikasi kesempatan-kesempatan dari risiko dalam
lingkungan perusahaan bertumbuh akan mengarahkan perusahaan untuk meningkatkan volume
penjualan pada pasar tertentu, untuk mengembangkan produk yang berhubungan dengan produk
aslinya, untuk memperluas daerah pemasaran, untuk integrasi vertikal, dan pada akhirnya untuk
diversifikasi produk line.

C. MENENTUKAN KEKUATAN (STRENGTHS) DAN KELEMAHAN


(WEAKNESSESS) ORGANISASI
Identifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi merupakan hasil pemindaian terhadap
lingkungan bisnis internal. Tentunya, untuk mendapatkan hasil analisis SWOT yang tepat,
penentuan kekuatan dan kelemahan tidak dapat dilakukan sembarangan. Selain validitas dan
reliabilitas data yang dimiliki, penggunaan metode dan tools yang tepat pun menjadi salah satu
constraint dalam menentukan kekuatan dan kelemahan organisasi.
Mengacu pada konsep 7S McKinsey Framework, organisasi dapat digambarkan
berdasarkan 7 (tujuh) komponen yang saling berhubungan satu sama lain, yaitu Strategy,
Structure, System, Shared Value, Skill, Staff, dan Style. mengelompokkan kekuatan dan
kelemahan organisasi dengan menggunakan berbagai tools manajemen yang ada, seperti:

8
 Value Chain Analysis
 Organization Culture Analysis
 Workload Analysis
 Competency Analysis
 IT Evaluation Analysis
 Financial Analysis
 dll

Pembanding tersebut dapat berupa standrad/best practise yang ada, membandingkan


kondisi internal perusahaan dengan kompetitor atau jika kedua hal tersebut tidak mungkin
dilakukan maka penentuan kekuatan dan kelemahan juga dapat dilakukan melalui expert
judgment, yaitu dengan meminta pendapat pakar/ahli dibidangnya. Misalkan untuk melihat
bagaimana kekuatan atau kelemahan perusahaan dari perspektif tata kelola perusahaan (Good
Corporate Governance), kita dapat menggunakan framework CGCG UGM – yang menggunakan
5 (lima) prinsip GCG untuk menilai tata kelola perusahaan, yaitu transparency,
accountability&responsibility, responsiveness, independency and fairness – untuk
mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan tata kelola perusahaan.
Selanjutnya identifikasi kekuatan dapat kita lakukan, dimana jika kondisi saat ini lebih
baik daripada kondisi yang terdapat pada standard/best practise, maka kita bisa katakan hal itu
sebagai sebuah kekuatan. Sebaliknya, jika kondisi perusahaan lebih buruk atau dibawah
standard/best practise atau kondisi organisasi kompetitor, maka kita bisa katakan hal itu sebagai
kelemahan. Kemudian dilakukan pemetaan kekuatan dan kelemahan dengan menggunakan 4
(empat) perspektif balanced scorecard yaitu keuangan (finance), pelanggan (customer), proses
internal (internal process) dan pertumbuhan dan pembelajaran (learning and growth).
Karena kelemahan identik dengan masalah, maka identifikasi kelemahan tidak bisa
dilakukan hanya dengan melihat gap seperti pada identifikasi kekuatan. Karena tidak tahu
apakah masalah yang kita identifikasi adalah masalah yang sebenarnya atau hanya masalah yang
nampak di permukaan saja. Agar mendapatkan akar permasalahan dari permasalahan tersebut,
maka digunakan tools fishbone diagram untuk mencari akar permasalah dari masalah yang
mucul.

9
TABEL IFAS
Faktor-faktor Strategi Internal Bobot Rating Bobot x Rating
Kekuatan
Kualitas SDM yang tinggi 0.2 4 0.8
Harga yang relatif kompetitif 0.2 3 0.6
Proses produksi yang menggunakan Hi-Tech 0.1 2 0.2
Struktur organisasi yang baik 0.1 1 0.1
Kelemahan
Brand awareness yang masih lemah 0.05 2 0.1
Jalur distribusi yang belum luas 0.05 3 0.15
Keadaan finansial perusahaan yang belum stabil 0.1 2 0.2
Jalur komunikasi belum baik 0.2 1 0.2
TOTAL 1

Internal Situation Analisys


Internal Strategic Factors Weighted Rating Weighted Score Comments
STRENGHT
1.
2.
3.
4.
Dst.
WEAKNESS
1.
2.
3.
4.
Dst.

10
D. KASUS
Kasus Internal Strategic Factors Analysis Summary/IFAS
PT Bank Mandiri Syariah

PT Bank Mandiri Syariah berdiri pada tanggal 25 Oktober 1999, namun baru
beroperasi pada tanggal 1 November 1999. Kelahiran Bank Syariah Mandiri merupakan
buah usaha bersama dari para perintis bank syariah di PT Bank Susila Bakti dan
Manajemen PT Bank Mandiri yang memandang pentingnya kehadiran bank syariah
dilingkungan PT Bank Mandiri (Persero). PT Bank Syariah Mandiri hadir sebagai bank
yang mengkombinasikan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani yang melandasi
operasinya. Harmoni antara idealisme usaha dan nilai-nilai rohani inilah yang menjadi
salah satu keunggulan PT Bank Syariah Mandiri sebagai alternatif jasa perbankan di
Indonesia.
Adapun visi dan misi dari PT Bank Mandiri Syariah adalah
- Visi : Memimpin pengembangan peradaban ekonomi yang mulia.
- Misi :
1) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata industri yang
berkesinambungan.
2) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran pembiayaan pada
segmen UMKM.
3) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang sehat.
4) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkungan.
5) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal

Analisislah kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknessess) organisasi !

E. ANALISIS KASUS
1. Kekuatan (strengths) dari PT Bank Mandiri Syariah, yaitu :
 Dewan Perusahaan, terdiri dari dewan komisaris dan dewan pengawas
 Sumber Daya Manusia BSM profesional dan sepenuhnya mengerti
operasional perbankan syariah

11
 Jaringan Pemasaran tersebar di 20 provinsi di tanah air
 Produk dan jasa yang ditawarkan sangat bervariasi
 Identitas Merek BSM melekat sebagai bank syariah yang adil dan
menentramkan
 Dukungan modal dari PT. Bank Mandiri yang besa
2. Kelemahan (weaknessess) dari PT Bank Mandiri Syariah, yaitu :
 Jabatan rangkap dalam struktur
 Sulit mendapatkan SDM yang berkompeten dalam bidang perbankan syariah
 Belum meratanya penyebaran kantor bank syariah mandiri di seluruh provinsi.
 Belum adanya pelayanan produk (ATM) bersama secara menyeluruh dengan
bank-bank lain di Indonesia
 Image di masyarakat BSM sebagai bank yang diperuntukkan hanya untuk
orang islam

12
DAFTAR PUSTAKA

http://purnamaward.blogspot.co.id/2014/03/lingkungan-internal-dan-analisis.html ( diakses pada


Jumat, 9 Oktober 2015)

http://ethikbagethik.blogspot.co.id/2012/06/analisis-lingkungan-internal.html (diakses pada


Jumat, 9 Oktober 2015)

http://hendramth.blogspot.co.id/2015/03/bab-vi.html ( diakses pada Jumat, 9 Oktober 2015)

https://hech61.wordpress.com/2010/10/26/apakah-swot-analysis-itu-mudah/( diakses pada Jumat,


9 Oktober 2015)

https://doktorrudy.wordpress.com/2010/10/21/tabel-efas-ifas/ ( diakses pada Jumat, 9 Oktober


2015)

http://research.amikom.ac.id/index.php/karyailmiahdosen/article/view/1215 ( diakses pada


Jumat, 9 Oktober 2015)

http://deviachrista.blogspot.com/2013/05/pengertian-rantai-nilai-analisis-
rantai.html#ixzz3o3jj0fkz ( diakses pada Jumat, 9 Oktober 2015)

13

Anda mungkin juga menyukai