Jawab :
2. Bagaimana penerapan teori dienes dalam pembelajaran matematika dan apakah manfaat yg di
dapat jika kita menggunakan metode permainan dalam pembelajaran matematika?
Jawab :
3. Pada tahap bermain bebas, apa tujuan yang diharapkan berkaitkan dengan kemampuan siswa
setelah melalui tahapan bebas!
Jawab :
Yang diharapkan terkait kemampuan siswa yaitu siswa/anak mulai dan mampu
mengamati pola dan keteraturan yang tersedia pada konsep. Mereka akan memperhatikan
bahwa adanya aturan-aturan tertentu yang terdapat pada suatu konsep.
melalui permainan siswa diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana
struktur matematika itu. Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam
konsep tertentu, akan semakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena akan
memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajari itu.
Menurut Dienes, untuk membuat konsep abstrak, anak didik memerlukan suatu kegiatan
untuk mengumpulkan bermacam-macam pengalaman.
4. Dalam teori diens mengatakan harus menggunakan bentuk-bentuk konkret, jika tidak
dilakukan dg bntuk konkret bagaimana pengaruh terhadap perkembangan kognitif anak trsbt?
Jawab :
Pengaruh atau dampak yang terjadi terhadap peserta didik adalah kesalah pahaman
peserta didik dalam menerima konsep yang di ajarkan kepadanya, yang nantinya juga
menimbulkan keraguan dan kerancuan peserta didik dalam mengaplikasikan konsep
pembelajaran matematika. Peserta didik juga akan lebih sukar menyelesaikan setiap ilmu
matematika dengan persoalan yang lain dengan konsep yang sama sehingga perkembangan
peserta didik akan cenderung lambat.
5. Apakah teori dienes bisa diterapkan pada setiap kelas atau kelas tertentu saja?
Jawab :
Dalam penerapan teori mengajar Dienes, mungkin suatu tahap tidak cocok bagi
para siswa atau kegiatan-kegiatan untuk dua atau tiga tahap dapat digabung menjadi satu
kegiatan. Mungkin perlu dirancang kegiatan-kegiatan belajar khusus untuk setiap tahap
jika kita mengajar siswa-siswa SD kelas rendah. Model mengajar Dienes hendaknya
diperlakujan sbg pedoman, dan bukan sekumpulan aturan yang harus diikuti secara ketat.
6. Bagaimana penerapan tahap simbolisasi kepada siswa SD, sehingga mudah dipahami?
Jawab :
7. Apakah pada tahap 3 yaitu penelaah kesamaan sifat,dapat diterapkan kepada anak kelas
rendah?
Jawab :
Menurut kami, tahap 3 yaitu penelaahan kesamaan sifat bisa diterapkan pada anak
kelas rendah, karena tahap ini lebih memfokuskan terhadap mencari sifat yang sama antar
bentuk-bentuk dalam permainan ini. Jadi seharusnya tahap ini jadi tahap yang mudah
untuk peserta didik baik kelas tinggi maupun kelas rendah, guru perlu mengarahkan
peserta didik dengan menstranlasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain.
Peran guru di sini sangat berpengaruh terhadap keberhasilan model mengajar ini.
8. Apakah ada trik atau kemampuan khusus dari teori dienes agar guru dapat membuat siswa
tertarik dengan proses pembelajaran?
Jawab :
9. Kenapa tingkat kemampuan kognitif menjadi penting dalam proses belajar mengajar?
Jawab :
Karena didalam tingkat kemampuan kognitif terdapat beberapa penilaian kognitif dalam
proses belajar mengajar yang berisikan beberapa aspek yaitu
a. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge)
Kemampuan seseorang untuk mengingat, misalnya hasil belajar kognitif pada jenjang
kemampuan yaitu siswa dapat menghafal nama buah, nama benda, dll
b. Pemahaman ( comprehension )
Kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu, misalnya hasil
belajar kognitif pada jenjang pemahaman yaitu siswa dapat memahami yang
dijelaskan guru
c. Penerapan ( application )
Kemampuan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum.
Penerapan ini proses berpikir siswa dalam menerapkan pemahaman
d. Analisis ( analysis )
Kemampuan seseorang untuk merinci atau menguraikan suatu pemahamannnya.
Mampu memahami hubungan antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya
e. Sintesis (syntesis)
Kemampuan berpikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Suatu
proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur yang logis.
f. Penilaian/penghargaan/evaluasi
Kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu kondisi, nilai
maupun ide.
Dari ke-6 aspek tersebut, tujuan aspek kognitifnya ialah berorientasi pada
kemmpuan berfikir yang mencakup kemampuan intelektual yang lebih sederhana,
yaitu mengingat, sampai pada kemaampuan memecahkan masalah yang menuntut
siswa untuk menghubungkan dan menggabungkan beberapa ide, gagasan, metode
atau unsur yang dipelajar.
Aspek kognitif ini adalah sub-taksonomi yang mengungkapkan tentang kegiatan
mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tnggi yaitu evaluasi.