Menurut WHO tahun 2014 Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang cepat baik secara fisik, psikologis dan intelektual. remaja juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi sehingga mereka memiliki rasa penasaran dan tantangan yang besar untuk melakukan sesutu yang cenderung beresiko tanpa mempertimbangkannya dengan matang. Masa remaja juga sering dikaitkan dengan munculnya tanda-tanda pubertas hingga mencapai kematangan seksual. Tanda-tanda yang sering dikaitkan dengan masa pubertas pada remaja adalah dimana terjadi menstruasi pertama (menarche) pada remaja wanita dan mimpi basah pada remaja laki-laki (Hurlock 2004). Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus disertai dengan pengelupasan (deskuamasi) endometrium ( proverawati & Misaroh, 2009). Menstruasi pertama (Menarche) merupakan peristiwa terpenting yang terjadi pada masa masa remaja (Llewellyn-jones,2005). Yeung,Tang dan Lee (2005) menyatakan bahwa menstruasi pertama (menarch) merupakan simbol transisi dari anak-anak menuju dewasa. Menarch biasanya terjadi pada rentang usia sepuluh tahun sampai enam belas tahun atau pada masa remaja sampai awal masa reproduksi. Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18 % dari jumlah penduduk. Di dunia diperkirakan jumlah remaja mencapai 1,2 milyar atau 18% dari jumlah penduduk dunia (WHO, 2014). Dari penelitian yang telah dilakukan oleh SDKI tahun 2012 menginformasikan bahwa remaja wanita mengalami menstruasi pertama kali 29 persen responden pada umur 13 tahun, 24 persen pada umur 14 tahun dan 23 persen pada umur 12 tahun dan 7 persen wanita mengalami menstruasi pertama kali pada umur 10-11 tahun dan hanya 0,5 persen remaja yang belum menstruasi. Dari data keseluruhan yaitu 89 persen wanita mengalami menstruasi pada umur 12-15 tahun. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Lembaga Demografi Indonesia yang menunjukkan bahwa 84 persen responden mengalami menstruasi pertama kali pada umur 12-15 tahun. Dari hasil survey ini menyarankan bahwa remaja wanita perlu dibekali pedidikan kesehatan reproduksi agar mereka mendapatkan informasi yang cukup saat menjelang pertama kali menstruasi. Kecemasan (ansietas) adalah keadaan suasana perasaan (mood) yang tindai dengan gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang masa depan. Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Perasaan cemas dapat terjai pada remaja yang akan mneghadapi menstruasi yang pertama (menarche). Menurut penelitian Sasongko (2009) dari 60 responden terdapat 18,33 persen siswi mengalami tingkat kecemasan ringan, 55 persen mengalami tingkat kecemasan sedang dan 26,67 persen mengalami kecemasan berat dalam menghadapi menstruasi yang pertama (menarche). Menurut penelitian di Hawaii yang meneliti tentang persepsi yang dirasakan saat pertama kali mengalami menstruasi pada anak kelas 8 dan 10 dengan menggunakan kuisioner mereka mendapatkan hasil bahwa 80 persen sudah mengalami menstruasi dan mereka mengatakan ketidaknyamanan,cemas, rasa ketakutan dan malu adalah reaksi yang utama saat pertama kali mereka mengalami menstruasi. Kebanyakan remaja mempunyai anggapann yang negatif tentang menstruasi pertama (menarche) dan merespon mestruasi yang pertama (menarche). Informasi tentang terjadinya menstruasi yang pertama (menarche) mereka dapatkan dari ibunya saat pertama kali mengalami menstruasi mereka juga pertama kali memberitahukan kepada ibunya. Hasil penelitian yang dilakukan oleh SDKI tahun 2012 tentang kesehatan reproduksi remaja menunjukkan bahwa pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi belum memadai. Hal yang dikhawatirkan adalah ketika mereka tidak saling terbuka dengan ibunya maka informasi yang mereka dapatkan tentang menstruasi yang pertama (menarche) akan sangat minimum. Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan penjelasan kepada perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menumbuhkan pengertian dan kesadaran mengenai perilaku hidup sehat (syatriani,2012). Datangnya menstruasi yang pertama (menarche) dapat menimbulkan reaksi yang negatif dan positif. Reaksi positif yang timbul apabila remaja putri tidak siap menghadapi menarche adalah cemas, sedih, bingung, takut, merasa tidak bebas beraktifitas dan menganggap bahwa menarche sebagai beban baru dalam hidupnya. Oleh karena itu diperlukan inovasi promosi kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang kesehatan reproduksi (Lutfyia,2016). Kecemasan pada remaja putri dalam menghadapi menstruasi yang pertama (menarche) dapat terjadi karena kurangnya informasi tentang menstruasi . untuk mengurangi kecemasan tersebut salah satunya dalah dengan meningkatkan pengetahuan remaja putri tentang menstruasi sejak dini dengan cara pemberian informasi kesehatan reproduksi remaja (KRR) khususnya tentang menstruasi. Selain itu berdasarkan pasal 137 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan, pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja memperoleh edukasi, pesan dan layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung jawab (Depkes,2009). Ini berarti pemerintah harus bertanggung jawab untuk mengontrol kualitas dan kuantitas pesan yang berkaitan dengan kesehatan remaja. Salah satu upaya kesehatan anak yang ditetapkan melalui instruksi presiden yaitu Pelayanan Kesehatan Remaja (PKPR) di puskesmas. Dalam upaya promosi kesehatan remaja ini peneliti memilih menggunakan media video. Media video adalah media untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata digunakan untuk menyerap informasi itu. Media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar (mufarokah, 2009). Menurut Dwyer, video mampu merebut 94 persen saluran masuknya pesan atau informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk membuat orang pada umunya meningat 50 persen dari apa yang mereka lihat dan dengar dari suatu tayangan program. Pesan yang disampaikan melalui media video ini dapat mempengaruhi emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil cepat yang tidak dimiliki oleh media lain. Dengan media video siswi dapat memahami pesan pembelajaran yang dimana berisi tentang pndidikan kesehatan tentang (menarche) dengan lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara utuh sehingga dengan sendirina informasi akan tersimpan dalam memori. Alasan kenapa peneliti menggunakan media video dalam menyampaikan pendidikan kesehatan pada siswi sekolah dasar adalah sebagai berikut : kebanyakan siswi sekolah dasar lebih tertarik menonton video dari pada mereka diberikan penyuluhan secara verbalitas, membantu pemahaman dan ingatan tentang isi materi bagi siswa yang lemah dalam membaca. 1.2.Rumusan Masalah Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang menarche dengan metode video terhadap peningkatan pengetahuan tentang menarche pada siswi kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban 1.3.Tujuan 1.3.1. Tujuan Umum Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menarche dengan metode video terhadap kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban. 1.3.2. Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi aspek fisik kesiapan menghadapi menstruasi yang pertama (menarche) pada siswi kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban 2. Mengidentifikasi aspek kognitif pemahaman siswi kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban tentang menstruasi yang petama (menarche) 1.4.Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu keperawatan maternitas dan pendidikan lebih lanjut pada remaja untuk mempersiapkan menghadapi menstruasi yang pertama (menarche) 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat digunakan seorang perawat untuk mengedukasi klien remaja yang akan menghadapi menstruasi. 2. Siswi kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban mengetahui tentang menarch dan lebih mempersiapakn dirinya untuk menghadapi menarche tersebut. Daftar Pustaka Badan Pusat Statistik, Banad Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Survey Demografi Dan Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta : BPS,BKKBN, Dan Kemenkes tersedia di : http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/SDKI-2012-Remaja-Indonesia.pdf
B. Havens, I. Swenson.Mestruasional Perceptions And Prepration Among Female
Adolescents.
Kementrian kesehatan republik indonesia. Data dan informasi profil kesehatan
indonesia tahun 2016 Tersedia di : http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan- indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf
Lutfiya indah 2016. Analisis kesiapan siswi sekolah daar dalam menghadapi menarch. Surabaya : jurnal biometrika dan kependudukan fakultas kesehatan masyarakat universitas airlangga.
Perestroika,Agustin & Budi C 2014.Pengaruh Penyuluhan terhadap kecemasan
menghadapi menarche pada remaja putri kelas VII SMP N 2 Punggelan Banjarnegara.Surakarta: jurnal kebidanan universitas sebelas maret surakarta.
Proverati, A.2009. Menarche,menstruasi pertama penuh makna.Yogyakarta:Nuha
Medika
Pusat ata dan infromasi kementrian kesehatan indonesia.infodatin : Situasi kesehatan
reproduksi remaja.
Sasongko B 2009. Tingkat Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Menarche.
Banyuwangi : Skripsi Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi