Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Menurut WHO tahun 2014 Remaja adalah penduduk dalam rentang usia
10-19 tahun, menurut Menteri Kesehatan RI Nomor 25 tahun 2014 remaja adalah
penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana
terjadinya pertumbuhan dan perkembangan yang cepat baik secara fisik,
psikologis dan intelektual. remaja juga memiliki rasa keingintahuan yang tinggi
sehingga mereka memiliki rasa penasaran dan tantangan yang besar untuk
melakukan sesutu yang cenderung beresiko tanpa mempertimbangkannya dengan
matang. Masa remaja juga sering dikaitkan dengan munculnya tanda-tanda
pubertas hingga mencapai kematangan seksual. Tanda-tanda yang sering
dikaitkan dengan masa pubertas pada remaja adalah dimana terjadi menstruasi
pertama (menarche) pada remaja wanita dan mimpi basah pada remaja laki-laki
(Hurlock 2004). Menstruasi adalah perdarahan periodik dan siklik dari uterus
disertai dengan pengelupasan (deskuamasi) endometrium ( proverawati &
Misaroh, 2009). Menstruasi pertama (Menarche) merupakan peristiwa terpenting
yang terjadi pada masa masa remaja (Llewellyn-jones,2005). Yeung,Tang dan
Lee (2005) menyatakan bahwa menstruasi pertama (menarch) merupakan simbol
transisi dari anak-anak menuju dewasa. Menarch biasanya terjadi pada rentang
usia sepuluh tahun sampai enam belas tahun atau pada masa remaja sampai awal
masa reproduksi.
Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut Sensus
Penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta atau sekitar 18 % dari jumlah penduduk. Di
dunia diperkirakan jumlah remaja mencapai 1,2 milyar atau 18% dari jumlah
penduduk dunia (WHO, 2014). Dari penelitian yang telah dilakukan oleh SDKI
tahun 2012 menginformasikan bahwa remaja wanita mengalami menstruasi
pertama kali 29 persen responden pada umur 13 tahun, 24 persen pada umur 14
tahun dan 23 persen pada umur 12 tahun dan 7 persen wanita mengalami
menstruasi pertama kali pada umur 10-11 tahun dan hanya 0,5 persen remaja
yang belum menstruasi. Dari data keseluruhan yaitu 89 persen wanita mengalami
menstruasi pada umur 12-15 tahun. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian
yang pernah dilakukan oleh Lembaga Demografi Indonesia yang menunjukkan
bahwa 84 persen responden mengalami menstruasi pertama kali pada umur 12-15
tahun. Dari hasil survey ini menyarankan bahwa remaja wanita perlu dibekali
pedidikan kesehatan reproduksi agar mereka mendapatkan informasi yang cukup
saat menjelang pertama kali menstruasi.
Kecemasan (ansietas) adalah keadaan suasana perasaan (mood) yang
tindai dengan gejala jasmaniah seperti ketegangan fisik dan kekhawatiran tentang
masa depan. Kecemasan adalah suatu keadaan khawatir yang mengeluhkan
bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi. Perasaan cemas dapat terjai pada remaja
yang akan mneghadapi menstruasi yang pertama (menarche). Menurut penelitian
Sasongko (2009) dari 60 responden terdapat 18,33 persen siswi mengalami
tingkat kecemasan ringan, 55 persen mengalami tingkat kecemasan sedang dan
26,67 persen mengalami kecemasan berat dalam menghadapi menstruasi yang
pertama (menarche). Menurut penelitian di Hawaii yang meneliti tentang
persepsi yang dirasakan saat pertama kali mengalami menstruasi pada anak kelas
8 dan 10 dengan menggunakan kuisioner mereka mendapatkan hasil bahwa 80
persen sudah mengalami menstruasi dan mereka mengatakan
ketidaknyamanan,cemas, rasa ketakutan dan malu adalah reaksi yang utama saat
pertama kali mereka mengalami menstruasi. Kebanyakan remaja mempunyai
anggapann yang negatif tentang menstruasi pertama (menarche) dan merespon
mestruasi yang pertama (menarche). Informasi tentang terjadinya menstruasi
yang pertama (menarche) mereka dapatkan dari ibunya saat pertama kali
mengalami menstruasi mereka juga pertama kali memberitahukan kepada ibunya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh SDKI tahun 2012 tentang kesehatan
reproduksi remaja menunjukkan bahwa pengetahuan remaja mengenai kesehatan
reproduksi belum memadai. Hal yang dikhawatirkan adalah ketika mereka tidak
saling terbuka dengan ibunya maka informasi yang mereka dapatkan tentang
menstruasi yang pertama (menarche) akan sangat minimum.
Pendidikan kesehatan merupakan upaya memberikan penjelasan kepada
perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menumbuhkan pengertian dan
kesadaran mengenai perilaku hidup sehat (syatriani,2012). Datangnya menstruasi
yang pertama (menarche) dapat menimbulkan reaksi yang negatif dan positif.
Reaksi positif yang timbul apabila remaja putri tidak siap menghadapi menarche
adalah cemas, sedih, bingung, takut, merasa tidak bebas beraktifitas dan
menganggap bahwa menarche sebagai beban baru dalam hidupnya. Oleh karena
itu diperlukan inovasi promosi kesehatan agar dapat meningkatkan pengetahuan
remaja putri tentang kesehatan reproduksi (Lutfyia,2016). Kecemasan pada
remaja putri dalam menghadapi menstruasi yang pertama (menarche) dapat
terjadi karena kurangnya informasi tentang menstruasi . untuk mengurangi
kecemasan tersebut salah satunya dalah dengan meningkatkan pengetahuan
remaja putri tentang menstruasi sejak dini dengan cara pemberian informasi
kesehatan reproduksi remaja (KRR) khususnya tentang menstruasi. Selain itu
berdasarkan pasal 137 Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan,
pemerintah berkewajiban menjamin agar remaja memperoleh edukasi, pesan dan
layanan mengenai kesehatan remaja agar mampu hidup sehat dan bertanggung
jawab (Depkes,2009). Ini berarti pemerintah harus bertanggung jawab untuk
mengontrol kualitas dan kuantitas pesan yang berkaitan dengan kesehatan
remaja. Salah satu upaya kesehatan anak yang ditetapkan melalui instruksi
presiden yaitu Pelayanan Kesehatan Remaja (PKPR) di puskesmas. Dalam upaya
promosi kesehatan remaja ini peneliti memilih menggunakan media video. Media
video adalah media untuk menyajikan informasi dalam bentuk yang
menyenangkan, menarik, mudah dimengerti dan jelas. Informasi akan mudah
dimengerti karena sebanyak mungkin indera, terutama telinga dan mata
digunakan untuk menyerap informasi itu. Media dalam proses belajar mengajar
cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau elektronis untuk
menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal.
Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga
dapat memperlancar dan meningkatkan proses hasil belajar (mufarokah, 2009).
Menurut Dwyer, video mampu merebut 94 persen saluran masuknya pesan atau
informasi kedalam jiwa manusia melalui mata dan telinga serta mampu untuk
membuat orang pada umunya meningat 50 persen dari apa yang mereka lihat dan
dengar dari suatu tayangan program. Pesan yang disampaikan melalui media
video ini dapat mempengaruhi emosi yang kuat dan juga dapat mencapai hasil
cepat yang tidak dimiliki oleh media lain. Dengan media video siswi dapat
memahami pesan pembelajaran yang dimana berisi tentang pndidikan kesehatan
tentang (menarche) dengan lebih bermakna dan informasi dapat diterima secara
utuh sehingga dengan sendirina informasi akan tersimpan dalam memori. Alasan
kenapa peneliti menggunakan media video dalam menyampaikan pendidikan
kesehatan pada siswi sekolah dasar adalah sebagai berikut : kebanyakan siswi
sekolah dasar lebih tertarik menonton video dari pada mereka diberikan
penyuluhan secara verbalitas, membantu pemahaman dan ingatan tentang isi
materi bagi siswa yang lemah dalam membaca.
1.2.Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang menarche dengan
metode video terhadap peningkatan pengetahuan tentang menarche pada siswi
kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban
1.3.Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang menarche dengan
metode video terhadap kesiapan menghadapi menarche pada siswi kelas V SDN
Kebonsari 1 Tuban.
1.3.2. Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi aspek fisik kesiapan menghadapi menstruasi yang
pertama (menarche) pada siswi kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban
2. Mengidentifikasi aspek kognitif pemahaman siswi kelas V SDN
Kebonsari 1 Tuban tentang menstruasi yang petama (menarche)
1.4.Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan ilmu
keperawatan maternitas dan pendidikan lebih lanjut pada remaja untuk
mempersiapkan menghadapi menstruasi yang pertama (menarche)
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian ini dapat digunakan seorang perawat untuk mengedukasi
klien remaja yang akan menghadapi menstruasi.
2. Siswi kelas V SDN Kebonsari 1 Tuban mengetahui tentang menarch dan
lebih mempersiapakn dirinya untuk menghadapi menarche tersebut.
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik, Banad Kependudukan Dan Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Survey Demografi Dan
Kesehatan Indonesia 2012 Kesehatan Reproduksi Remaja. Jakarta :
BPS,BKKBN, Dan Kemenkes tersedia di :
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/SDKI-2012-Remaja-Indonesia.pdf

B. Havens, I. Swenson.Mestruasional Perceptions And Prepration Among Female


Adolescents.

Kementrian kesehatan republik indonesia. Data dan informasi profil kesehatan


indonesia tahun 2016 Tersedia di :
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf

Lutfiya indah 2016. Analisis kesiapan siswi sekolah daar dalam menghadapi
menarch. Surabaya : jurnal biometrika dan kependudukan fakultas kesehatan
masyarakat universitas airlangga.

Perestroika,Agustin & Budi C 2014.Pengaruh Penyuluhan terhadap kecemasan


menghadapi menarche pada remaja putri kelas VII SMP N 2 Punggelan
Banjarnegara.Surakarta: jurnal kebidanan universitas sebelas maret surakarta.

Proverati, A.2009. Menarche,menstruasi pertama penuh makna.Yogyakarta:Nuha


Medika

Pusat ata dan infromasi kementrian kesehatan indonesia.infodatin : Situasi kesehatan


reproduksi remaja.

Sasongko B 2009. Tingkat Kecemasan Siswa Dalam Menghadapi Menarche.


Banyuwangi : Skripsi Universitas Bakti Indonesia Banyuwangi

Anda mungkin juga menyukai