Anda di halaman 1dari 17

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Dosen Pengampu : Inelda Yulita, S.Pd., M.Pd.

Disusun Oleh :

ROHIMATUL MUNAWWAROH

(150384204019)

Program Studi Pendidikan Kimia

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang

2018
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan pendidikan : SMA / MA / SMK

Mata pelajaran : Kimia

Kelas / Semester : XI / I

Materi pokok : Entalpi

Alokasi waktu : 3 x 45 Menit

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan:

1. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis entalpi reaksi dengan benar.


2. Siswa dapat menentukan kalor reaksi berdasarkan nilai kapasitas kalor kalorimeter sesuai
dengan data sekunder dengan benar.
3. Siswa dapat menentukan nilai H reaksi menggunakan data entalpi pembentukan standar
dengan benar
4. Siswa dapat menentukan nilai H reaksi menggunakan hukum Hess dengan benar.
5. Siswa dapat menentukan nilai H reaksi menggunakan energi ikatan dengan benar.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


KD Indikator Alokasi waktu
3.5 Menjelaskan jenis entalpi 1. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis
reaksi, hukum hess, dan entalpi reaksi dengan benar.
konsep energi ikatan 2. Siswa dapat menentukan kalor reaksi
berdasarkan nilai kapasitas kalor
kalorimeter sesuai dengan data
sekunder dengan benar.

4.5 Membandingkan 1. Siswa dapat menentukan nilai H


perubahan entalpi beberapa reaksi menggunakan data entalpi 80 menit
reaksi berdasarkan data hasil pembentukan standar dengan benar
percobaan 2. Siswa dapat menentukan nilai H
reaksi menggunakan hukum Hess
dengan benar.
3. Siswa dapat menentukan nilai H
reaksi menggunakan energi ikatan
dengan benar.
C. Materi Pembelajaran

1. Perubahan Entalpi Standar ( H0)

Keadaan standar pengukuran perubahan entalpi adalah pada suhu 298 K dan tekanan 1
atm. Keadaan standar ini perlu karena pengukuran pada suhu dan tekanan yang berbeda akan
menghasilkan harga perubahan entalpi yang berbeda. Beberapa jenis Perubahan entalpi standar

a. Perubahan Entalpi Pembentukan Standar (Hfo)

Perubahan entalpi pembentukan standar ( Standard Entalphy of Formation) merupakan


perubahan entalpi yang terjadi pada pembentukan 1 mol suatu senyawa dari unsur-unsurnya yang
paling stabil pada keadaan standar. Satuan perubahan entalpi pembentukan standar menurut
Sistem Internasional (SI) adalah kilojoule per mol (kJ/mol).

Contoh: :

Perubahan entalpi pembentukan standar dari kristal amonium klorida adalah -14,4 kJ/mol.
Persamaan termokimia dari pernyataan tersebut adalah,

N2(g) + 2H2(g) + Cl2(g)  2NH4Cl (s) Hf = - 28,8 Kj

b. Perubahan Entalpi Peruraian Standar (Hd)

Perubahan entalpi peruraian standar ( Standard Entalphy of Decomposition) Hd adalah


perubahan entalpi yang terjadi pada peruraian 1 mol suatu senyawa menjadi unsur-unsurnya
yang paling stabil pada keadaan standar.

Pada dasarnya perubahan entalpi peruaraian standar merupakan kebalikan dari perubahan
entalpi pembentukan standar, karena merupakan kebalikan maka harganyapun akan berlawanan
tandanya.

Contoh :
Jika Hfo H2O(g) = -240 kJ/mol, maka Hd H2O = + 240 kJ/mol dan persamaan
termokimianya adalah, 2H2O(l)  2H2(g) + O2(g) H = + 480 kJ

c. Perubahan Entalpi Pembakaran Standar (Hc)


Perubahan entalpi pembakaran standar (Standard Entalphy of Combustion) adalah
perubahan entalpi yang terjadi pada pembakaran 1 mol suatu zat secara sempurna. Pembakaran
merupakan reaksi suatu zat dengan oksigen, dengan demikian bila suatu zat dibakar sempurna
dan zat itu mengandung,

1). C + O2  CO2(g)

2). H + O2  H2O(g)

3). S + O2  SO2(g)

Contoh :

Jika diketahui Hc C = -393,5 kJ/mol, berapa kalor yang terjadi pada pembakaran 1 kg arang,
jika dianggap bahwa arang mengandung 48% karbon dan Ar C = 12.

Penyelesaian :

Diketahui :

Hc C = -393,5 kJ/mol

massa C = 48/100 x 1000 g = 48 g

Ditanya : q

Jawab:
Pada pembakaran 1 mol karbon dibebaskan kalor 393,5 kJ maka pada pembakaran karbon
sebanyak 48/12 mol karbon dihasilkan kalor sebanyak

q = 48/12 x 393,5 kJ

q = 1574,0 kJ

2. Penentuan Perubahan Entalpi

a) Kalorimetri

Perubahan entalpi merupakan perubahan kalor yang diukur pada tekanan tetap, maka
untuk menentukan perubahan entalpi dilakukan dengan cara yang sama dengan penentuan
perubahan kalor yang dilakukan pada tekanan tetap. Kalor merupakan bentuk energi yang terjadi
akibat adanya perubahan suhu, jadi perubahan kalor pada suatu reaksi dapat diukur melalui
pengukuran perubahan suhu yang terjadi. Jumlah kalor yang dilepas atau diserap oleh suatu
sistem sebanding dengan massa, kalor jenis zat dan perubahan suhunya. Hubungan antara ketiga
faktor tersebut dengan perubahan kalor dirumuskan dengan persamaan,

q = m x c x t

dimana,

q = perubahan kalor (Joule)

m = massa zat (gram)

c = kalor jenis zat (J g-1 K-1)

t = perubahan suhu (K)

Pengukuran perubahan kalor dapat dilakukan dengan menggunakan alat yang disebut
kalorimeter.

Kalorimeter sederhana dapat dibuat dari gelas atau wadah yang bersifat isolator (tidak
menyerap kalor) misalnya gelas styrofoam atau plastik. Dengan alat yang bersifat isolator
dianggap wadah tidak menyerap kalor yang terjadi pada suatu reaksi, atau perubahan kalor yang
terjadi selama reaksi dianggap tidak ada yang hilang.

Kalorimeter Bom (Boom Calorimeter) merupakan suatu kalorimeter yang dirancang


khusus sehingga sistem benar-benar dalam keadaan terisolasi. Umumnya digunakan untuk
menentukan perubahan entalpi dari reaksi-reaksi pembakaran yang melibatkan gas. Didalam
kalorimeter bom terdapat ruang khusus untuk berlangsungnya reaksi yang disekitarnya
diselubungi air sebagai penyerap kalor.

Sistem reaksi di dalam kalorimeter diusahakan benar-benar terisolasi sehingga kenaikan


atau penurunan suhu yang terjadi benar-benar hanya digunakan untuk menaikkan suhu air
didalam kalorimeter bom.
Meskipun sistem telah diusahakan terisolasi tetapi ada kemungkinan sistem masih dapat
menyerap atau melepaskan kalor ke lingkungan, yang dalam hal ini lingkungannya adalah
kalorimeter itu sendiri. Jika kalorimeter juga terlibat didalam pertukaran kalor, maka besarnya
kalor yang diserap atau dilepas oleh kalorimeter harus diperhitungkan . Kalor yang diserap atau
dilepas oleh kalorimeter disebut dengan kapasitas kalorimeter (C).

Contoh :
1. Didalam suatu kalorimeter bom direaksikan 0,16 g gas metana (CH4) dengan oksigen
berlebihan , sehingga terjadi reaksi,

CH4(g) + 2 O2(g) — CO2(g) + 2H2O (g)

Ternyata terjadi kenaikan suhu 1,56C. Jika diketahui kapasitas kalor kalorimeter adalah 958
J/C , massa air didalam kalorimeter adalah 1000 g dan kalor jenis air 4,18 J/g C. Tentukanlah
perubahan entalpi pembakaran pembakaran gas metana dalam kJ/mol! (Ar C = 16, H = 1).

Penyelesaian :

Kalor yang dilepas sistem sama dengan kalor yang diserap oleh air dalam kalorimeter dan oleh
kalorimeternya, maka:

qsistem = qair + q kalorimeter

Langkah 1: menentukan qair dan qkalorimeter

qair = mair x cair x  t

= 1000 g x 4,18 J/g C x 1,56 C

= 6520 J

qkal = Ckalorimeter x t

= 958 J/oC x 1,56C

= 1494 J

Langkah 2: menentukan qsistem


qsistem = (6520 + 1494) J

= 8014 J

= 8,014 kJ

Langkah 3: menentukan mol metana yang dibakar untuk mengetahui banyaknya kalor yang
dilepas setiap molnya.

Jumlah metana yang dibakar adalah 0,16 g CH4 = (0,16/16) mol

= 0,01 mol

maka untuk setiap mol CH4 akan dilepas kalor sebanyak

8,014 𝑘𝐽
q=0,01 𝑚𝑜𝑙

= 801,4 kJ/mol

Langkah 4: karena sistem melepas kalor maka perubahan entalpinya berharga negatif sehingga,

 Hc CH4 = - 801, 4 kJ/ mol

b) Hukum Hess.

Pengukuran perubahan entalpi suatu reaksi kadangkala tidak dapat ditentukan langsung
dengan kalorimeter, misalnya penentuan perubahan entalpi pembentukan standar (Hf0) CO.
Reaksi pembentukan CO adalah:

2C (s) + O2(g)  2CO(g)

Reaksi pembakaran karbon tidak mungkin hanya menghasilkan gas CO saja tanpa
disertai terbentuknya gas CO2, jadi bila dilakukan pengukuran perubahan entalpi dari reaksi
tersebut yang terukur tidak hanya reaksi pembentukan gas CO saja, tetapi juga terukur pula
perubahan entalpi dari reaksi :

C(s) + O2  CO2 (g)


Untuk mengatasi persoalan tersebut Henry Germain Hess (1840) melakukan serangkaian
percobaan dan didapat kesimpulan bahwa perubahan entalpi suatu reaksi merupakan fungsi
keadaan, artinya, bahwa perubahan entalpi suatu reaksi hanya tergantung pada keadaan awal
(zat-zat pereaksi) dan keadaan akhir (zat-zat hasil reaksi) dari suatu reaksi dan tidak tergantung
bagaimana jalanya reaksi. Pernyataan ini dikenal dengan Hukum Hess.

c) Energi Ikatan

Reaksi kimia pada dasarnya terdiri dari dua proses, yang pertama adalah pemutusan
ikatan-ikatan antar atom dari senyawa yang bereaksi, yang kedua adalah proses penggabungan
ikatan kembali dari atom-atom yang terlibat reaksi sehingga membentuk susunan baru. Proses
pemutusan ikatan merupakan proses yang memerlukan energi (kalor) sedangkan proses
penggabungan ikatan adalah proses yang membebaskan energi (kalor).

Kalor yang diperlukan untuk memutuskan ikatan oleh satu mol molekul gas menjadi
atom-atom atau gugus dalam keadaan gas disebut dengan energi ikatan.

1. Energi Dissosiasi Ikatan (D)

Energi dissosiasi ikatan merupakan energi yang diperlukan untuk memutuskan salah satu ikatan
1 mol suatu molekul gas menjadi gugus-gugus molekul gas.

Contoh:

CH4 (g)  CH3(g) + H(g) H = + 425 kJ/mol

CH3 (g)  CH2(g) + H(g) H = + 480 kJ/mol

Dari reaksi tersebut menunjukkan bahwa untuk memutuskan sebuah ikatan C–H dari
molekul CH4 menjadi gugus CH3 dan atom gas H diperlukan energi sebesar 425 kJ/mol, tetapi
pada pemutusan ikatan C–H pada gugus CH3 menjadi gugus CH2 dan sebuah atom gas H
diperlukan energi yang lebih besar, yaitu 480 kJ/mol. Jadi meskipun jenis ikatannya sama tetapi
dari gugus yang berbeda diperlukan energi yang berbeda pula.

2. Energi Ikatan Rata-rata


Energi ikatan rata-rata merupakan energi rata-rata yang diperlukan untuk memutus
sebuah ikatan dari seluruh ikatan suatu molekul gas menjadi atom-atom gas.

Contoh:

CH4 (g)  CH3(g) + H(g) H = + 425 kJ/mol

CH3 (g)  CH2(g) + H(g) H = + 480 kJ/mol

CH2 (g)  CH (g) + H (g) H = + 425 kJ/mol

CH (g)  C (g) + H (g) H = + 335 kJ/mol

Jika keempat reaksi tersebut dijumlahkan maka akan diperlukan energi 1664 kJ/mol,
maka dapat dirata-rata untuk setiap ikatan didapatkan harga +146 kJ/mol. Jadi energi
ikatan rata-rata dari ikatan C–H adalah 416 kJ/mol.

Energi ikatan rata-rata merupakan besaran yang cukup berarti untuk meramalkan
besarnya energi dari suatu reaksi yang sukar ditentukan melalui pengukuran langsung dengan
kalorimeter, meskipun terdapat penyimpangan-penyimpangan. Energi ikatan dapat sebagai
petunjuk kekuatan ikatan dan kesetabilan suatu molekul. Molekul dengan energi ikatan besar
berarti ikatan dalam molekul tersebut kuat yang bearti stabil. Molekul dengan energi ikatan kecil
berarti mudah terurai. Contoh : Energi ikatan HF : 567 kJ/mol dan HI : 299 kJ/mol. Fakta
menunjukkan bahwa gas HI lebih mudah terurai daripada gas HF.

D. Strategi Pembelajaran

Metode pembelajaran: diskusi kelompok, ceramah, penugasan

E. Media Pembelajaran

1. Visual

2. Audio

F. Sumber Pembelajaran

1. Alat : LCD, Laptop, Papan tulis, Spidol, Penghapus, Kertas dan sebagainya

2. Bahan : Buku, LKS, dan Powerpoint


3. Sumber belajar :

a. Sudarmo, Unggul. 2013. Kimia untuk SMA/MA Kelas XI Kurikulum 2013.


Erlangga: Jakarta.
b. Internet

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi Waktu


Pendahuluan 1. Memberi salam, memimpin doa, dan menanyakan 10 menit
kabar siswa.
2. Memeriksa kehadiran siswa
3. Apersepsi
Siswa meninjau kembali materi pada pertemuan
sebelumnya mengenai perubahan entalpi reaksi.
4. Guru menyampaikan materi yang akan dibahas yaitu
perubahan entalpi
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

Inti 1. Mengamati 50 menit


a. siswa memperhatikan penjelasan guru mengenai
perubahan entalpi standar, penentuan perubahan
entalpi, hukum hess, dan energy ikatan
2. Menanya
a. siswa dan guru melakukan tanya jawab
mengenai perubahan entalpi
3. Mengumpulkan data
a. Siswa dikondisikan untuk duduk berkelompok
sesuai dengan pembagian kelompok.
b. Setiap kelompok siswa menerima LKS yang
dibagikan oleh guru.
c. Siswa membaca dan menelaah LKS yang telah
diberikan oleh guru dengan materi yang sama
setiap kelompoknya, yaitu mengenai penentuan
perubahan entalpi
4. Mengasosiasi
a. Siswa mendiskusikan penentuan perubahan
entalpi.
b. Mengkomunikasikan
a. Setiap kelompok siswa menyampaikan hasil
diskusi kelompoknya secara lisan.
b. Guru memberikan kesempatan kepada kelompok
lain untuk bertanya.
c. Guru membimbing siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh kelompok lain.
d. Guru memberikan penguatan terhadap tim.
Penutup 1. Penegasan materi 20 menit
a. Guru memberikan penegasan materi yang telah
dipelajari.
b. Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan
materi pembelajaran.
2. Evaluasi
a. Guru memberikan evaluasi belajar tentang materi
yang telah dipelajari
3. Penugasan
Siswa diberi tugas untuk membaca dan
mengumpulkan data materi selanjutnya tentang Laju
Reaksi untuk dibahas pada pertemuan berikutnya
4. Refleksi
a. Guru mengakhiri dan menutup pembelajaran
dengan do’a.
H. Penilaian Hasil Pembelajaran

a. Penilaian kognitif : Tes tertulis


b. Penilaian afektif : sikap siswa selama pembelajaran berlangsung
c. Penilaian psikomotorik : keterampilan siswa selama melakukan diskusi dan
presentasi

Tanjungpinang, 20 Februari 2018

Mengetahui

Kepala SMA/MA/SMK Guru Mata Pelajaran

………………….. ……………………..
NIP/NIK. NIP/NIK.
Lampiran 1 Instrumen penilaian

1. Penilaian pengetahuan
No Soal Jawaban Skor
1 Tuliskan persamaan termokimia CH3OH(l) + 3/2 O2(g)  CO2(g) 25
dari pernyataan berikut. +2H2O(g)
a. Hfo CaCO3(s) = -1.207 kJ
mol-1
b. Hco CH3OH(l) = -638 kJ
mol-1

2 Didalam suatu kalorimeter bom qsistem = qair + q kalorimeter 25


direaksikan 0,16 g gas metana
Langkah 1: menentukan qair dan
(CH4) dengan oksigen berlebihan ,
sehingga terjadi reaksi, qkalorimeter
CH4(g) + 2 O2(g)  CO2(g) +
2H2O (g) qair = mair x cair x  t
Ternyata terjadi kenaikan suhu = 1000 g x 4,18 J/g C x 1,56 C
1,56C. Jika diketahui kapasitas
kalor kalorimeter adalah 958 J/C , = 6520 J
massa air didalam kalorimeter qkal = Ckalorimeter x t
adalah 1000 g dan kalor jenis air
4,18 J/g C. Tentukanlah perubahan = 958 J/oC x 1,56C
entalpi pembakaran pembakaran = 1494 J
gas metana dalam kJ/mol! (Ar C =
16, H = 1). Langkah 2: menentukan qsistem
qsistem = (6520 + 1494) J
= 8014 J
= 8,014 kJ
Langkah 3: menentukan mol metana
yang dibakar untuk mengetahui
banyaknya kalor yang dilepas setiap
molnya. Jumlah metana yang dibakar
adalah 0,16 g
CH4 = (0,16/16) mol = 0,01 mol
maka untuk setiap mol CH4 akan
dilepas kalor sebanyak
8,014 𝑘𝐽
q=0,01 𝑚𝑜𝑙 = 801,4 kJ/mol
Langkah 4: karena sistem melepas
kalor maka perubahan entalpinya
berharga negatif sehingga,
 Hc CH4 = - 801, 4 kJ/ mol

3 Diketahui: HCN(aq)  H+ (aq) + CN-(aq) H = 25


HCN(aq)  H+ (aq) + CN-(aq) H = +42,8 kJ
+42,8 kJ H+ (aq) + OH-(aq)  H2O(l) H = -53,2
H2O(l)  H+ (aq) + OH-(aq) kJ
H = +53,2 kJ
Hitunglah H dari reaksi: HCN(aq) + HCN(aq) + OH-(aq)  H2O(l) + CN-(aq)
OH-(aq)  H2O(l) + CN-(aq) H = -10,4 kJ

4 Diketahui: C2H4(g)  2 C(g) + 4H(g) Reaktan : 25


Hitunglah perubahan entalpi (H) C-C =2 x +384 = +696
reaksi tersebut dengan Produk:
menggunakan data energy ikatan C-C =2 x +384 = +696
rata-rata. H-H = 4 x 435,9 = +1.743,6
H = ∑reaktan - ∑produk
= 696- 2.439,6
= - 1.743,6 kJ

2. Penilaian sikap
Indikator :
1. Menunjukan sikap positif (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok.
2. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanakan
kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab.

Observasi :
Sikap ilmiah saat pembelajaran berlangsung

Aspek yang Dinilai Keterangan


Nama
No. Menerima Menghargai
Siswa Disiplin Tanggungjawab
Pendapat Pendapat
3. P
1.
e2.
n3.
dst..
i
laian Keterampilan
Indikator :
Mendiskusikan Lembar Kerja Siswa yang telah dibagikan oleh guru
Kinerja :
Mempresentasikan hasil diskusi dari LKS
Presentasi Kelompok
Aspek yang dinilai :

Aspek yang Dinilai Ket.


Nama Keterampilan Konstribusi
No. Penguasan Metode
Siswa Bertanya / dalam
Isi Penyajian
Menjawab Kelompok
1.
2.
3.
dst..
Lampiran 2

Lembar Kerja Siswa

(Jenis entalpi standar, kalorimetri, Hukum Hess, dan Energi Ikatan)

 Petunjuk belajar :
1. Bacalah rangkuman teori di bawah ini
2. Bacalah referensi lain yang relevan
3. Diskusikan topik masalah ini dengan temanmu
4. Isilah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini

 Setelah mempelajari Termokimia diharapkan siswa dapat :


1. Menjelaskan macam-macam perubahan entalpi
2. Menentukan perubahan entalpi reaksi dengan eksperimen, hukum Hess dan data energi
ikatan
3. Membandingkan kalor pembakaran berbagai bahan bakar dan dampaknya dalam
kehidupan sehari-hari.

 Rangkuman Materi
1. Jenis entalpi standar berdasarkan prosesnya adalah sebagai berikut:
a. Perubahan entalpi pembentukan standar (Hfo)
b. Perubahan entalpi penguraian standar (Hdo)
c. Perubahan entalpi pembakaran standar (Hco)
2. Penentuan entalpi reaksi dapat ditentukan melalui :
a. Percobaan / eksperimen ( kalorimetri )
Perubahan entalpi reaksi dapat ditentukan melalui pengukuran secara langsung di
laboratorium berdasarkan perubahan suhu reaksi karena suhu merupakan ukuran
panas (kalor). Jika reaksi dilakukan pada tekanan tetap maka kalor yang terlibat
dalam reaksi dinamakan entalpi reaksi (H reaksi).
1) Pengukuran kalor: Q = m c T
Ket. m= massa zat (gram), c= kalor jenis zat (J g-1 K-1), T=perubahan suhu (K)
2) Pengukuran tetapan kalorimeter
Kalorimeter adalah alat untuk mengukur kalor.
Qkalorimeter = Ck. T, dengan Ck adalah kapasitas kalor kalorimeter
b. Hukum Hess
Hukum Hess berkaitan dengan reaksi-reaksi yang dapat dilangsungkan menurut dua
atau lebih cara (lintasan). Hukum Hess ditemukan oleh G. Henry Hess pada tahun
1840 melalui beberapa percobaan. Bunyi hukum Hess : “kalor reaksi tidak
bergantung pada jalannya reaksi (tahapan reaksi), tetapi hanya bergantung pada
keadaan awal dan akhir”
Ada dua cara memperoleh zat D antara lain sebagai berikut:
1. Cara langsung
A + B  D H
2. Cara tidak langsung
A + B  C H
C + B  D H
A + B  D H
c. Energi Ikatan
Nilai energy ikatan rata-rata dapat digunakan untuk menghitung perubahan entalpi
suatu reaksi. Menurut Dalton, reaksi kimia tiada lain berupa penataan ulang atom-
atom. Artinya, dalam reaksi kimia terjadi pemutusan ikatan (pada pereaksi) dan
pembentukan kembali ikatan (pada hasil reaksi).
Untuk memutuskan ikatan diperlukan energi. Sebaliknya, untuk membentuk ikatan
dilepaskan energy. Selisih energy pemutusan dan pembentukan ikatan menyatakan
perubahan entalpi reaksi tersebut.
Hreaksi = ∑D(pemutusan ikatan) - ∑D(pembentukan ikatan)

Diskusikan pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan kelompokmu dan jawablah dengan


tepat!
1. Tuliskan persamaan termokimia dari pernyataan berikut.
c. Hfo CaCO3(s) = -1.207 kJ mol-1
d. Hco CH3OH(l) = -638 kJ mol-1

2. Didalam suatu kalorimeter bom direaksikan 0,16 g gas metana (CH4) dengan oksigen
berlebihan , sehingga terjadi reaksi,
CH4(g) + 2 O2(g) — CO2(g) + 2H2O (g)
Ternyata terjadi kenaikan suhu 1,56C. Jika diketahui kapasitas kalor kalorimeter adalah 958
J/C , massa air didalam kalorimeter adalah 1000 g dan kalor jenis air 4,18 J/g C.
Tentukanlah perubahan entalpi pembakaran pembakaran gas metana dalam kJ/mol! (Ar C =
16, H = 1).

3. Diketahui:
HCN(aq)  H+ (aq) + CN-(aq) H = +42,8 kJ
H2O(l)  H (aq) + OH (aq)
+ -
H = +53,2 kJ
Hitunglah H dari reaksi: HCN(aq) + OH-(aq)  H2O(l) + CN-(aq)

4. Diketahui: C2H4(g)  2 C(g) + 4H(g)


Hitunglah perubahan entalpi (H) reaksi tersebut dengan menggunakan data energy ikatan
rata-rata.

Anda mungkin juga menyukai