Anda di halaman 1dari 14

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS


VIII SMP NEGERI 7 LUBUKLINGGAU

Oleh: Ana Leria1), Linna Fitriani, M.Pd.2), Harmoko, M.Pd.3).


1
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau
2. d. 3.
Dosen Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau
Email: Analeria123@gmail.com

ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap
Hasil Belajar IPA Terpadu Siswa Kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review
Horay terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode eksperimen dan
desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah True Eksperiment Design
dengan desain kontrol Group Pretest-Posttest Design. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Sampel diambil secara acak,
sehingga didapatkan kelas VIII.1 sebagai kelas eksperimen dan VIII.5 sebagai kelas
kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dalam bentuk soal esai.
Berdasarkan hasil perhitungan uji-t pada tes akhir diperoleh sebesar 5,87 dengan
dk 77 dan sebesar 1,67 pada taraf kepercayaan 5%. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil belajar
IPA terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau.

Kata kunci: Course Review Horay, Hasil Belajar Biologi.

A. Pendahuluan
Pendidikan adalah suatu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis
dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan kebudayaan
kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu
terus menerus dilakukan sebagai antispasi kepentingan masa depan (Al-tabany,
2014:1) sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan formal yang secara sistematis,
telah menyediakan lingkungan pendidikan dan memungkinkan memberikan
kesempatan bagi siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para
siswa memperoleh pengalaman pendidikan. Demikian, mendorong pertumbuhan dan
perkembangan serta suatu perubahan pada diri siswa kearah tujuan pendidikan.
Pembelajaran kurang menarik dan semangat siswa untuk belajar pun kurang
aktif karena metodenya yang monoton juga model pembelajarannya masih
konvensional. Sehingga perlunya diadakan situasi pembelajaran yang menyenangkan
dan merangsang minat siswa untuk berantusias berperan aktif dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan
anak untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat berbagai
informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk
menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya ketika anak didik lulus
dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, tetapi mereka miskin aplikasi (Sanjaya,
2006:2).
Berdasarkan hasil observasi awal dengan guru di SMP Negeri 7 Lubuklinggau,
diperoleh hasil belajar IPA terpadu siswa kelas VIII pada ulangan semester dan
ulangan harian dari 250 jumlah seluruh siswa kelas VIII, siswa yang belum tuntas
mencapai 50,5% dan 49,5% siswa yang tuntas, adapun Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) mata pelajaran IPA terpadu kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau yaitu 75.
Hal ini disebabkan karena guru yang lebih aktif menyampaikan dan memberikan
materi, ada beberapa siswa yang aktif bertanya sedangkan sebagian besar dari siswa
lainnya hanya menerima materi yang disampaikan tanpa adanya kegiatan timbal
balik. Penggunaan model pembelajaran yang kurang bervariasi juga menjadi salah
satu penyebab rendahnya hasil belajar siswa.
Menurut Trianto (2007:1) pada pembelajaran suasana kelas cenderung teacher
center membuat siswa menjadi pasif dan pembelajaran tidak menyenangkan.
Berdasarkan hal tersebut, maka perlunya inovasi dalam kegiatan pembelajaran IPA
Terpadu pada siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau, untuk membuat hasil
belajar siswa agar lebih baik. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menggunakan model pembelajaran Course Review Horay agar guru dapat
menciptakan suasana pembelajaran dalam kelas lebih menyenangkan, sehingga
siswa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran kooperatif tipe Course
Review Horay ini, apabila siswa dapat menjawab maka diwajibkan untuk berteriak
‘horee’.
Model pembelajaran Course Review Horay ini berusaha menguji pemahaman
siswa dalam menjawab soal, dimana jawaban soal tersebut dituliskan pada kartu atau
kotak yang telah dilengkapi nomor. Siswa atau kelompok yang memberi jawaban
benar harus langsung berteriak ‘horee’. Kelebihan Course Review Horay menurut
Huda (2013:236) yaitu model pembelajaran strukturnya menarik dan dapat
mendorong siswa untuk terjun kedalamnya, metode yang tidak monoton karena
diselingi dengan hiburan sehingga suasana tidak menengangkan, semangat belajar
akan meningkat karena kegiatan pembelajaran berlangsung menyenangkan.
B. Landasan Teori
Model pembelajaran Course Review Horay menurut Kurniasih (2015:80) Model
pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa
yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak ‘horee!’ atau
yel-yel lainnya yang disepakati. Sintak course review horay menurut Kurniasih
(2015:80) yaitu:
1. Buat kelompok heterogen dengan anggota 4-5 orang.
2. Guru menyajikan atau menjelaskan materi pelajaran.
3. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab.
4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9 atau 16 atau 25
sesuai dengan kebutuhaan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera
masing-masing siswa.
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak
yang nomornya disebutkan oleh guru dan langsung didiskusikan, kalau benar
diisi tanda benar (√) dan kalau salah diberi tanda salah (x).
6. Siswa yang sudah mendapat tanda (√) harus berteriak hore atau yel-yel
lainnya.
7. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar hore yang diperoleh.
8. Penutup.

Menurut Huda, (2013:229) langkah-langkah model pembelajaran Course


Review Horay adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan Tanya
jawab.
3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.
4. Untuk menguji pemahaman, siswa diminta membuat kartu atau kotak sesuai
dengan kebutuhan. Kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan. Kartu atau
kotak tersebut kemudian diisi dengan kebutuhan. Kartu atau kotak tersebut
kemudian diisi dengan nomor yang ditentukan guru.
5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya di dalam
kartu atau kotak yang nomornya disebutkan oleh guru.
6. Setelah pembacaan soal secara acak dan jawaban siswa ditulis di dalam kartu
atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.
7. Bagi pertanyaan yang di jawab dengan benar, siswa memberi tanda ceklist (√)
dan langsung berteriak ‘horee’ atau menyayikan yel yel nya.
8. Nilai siswa di hitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak
horee.
9. Guru memberikan reward pada kelompok yang memperoleh nilai tertinggi
atau yang paling sering memperoleh ‘horee’

Menurut Huda (2013:236) Kelebihan dan kekurangan dari model


pembelajaran Course Review Horay yaitu:
a. Kelebihan model pembelajaran strukturnya yang menarik dan dapat
mendorong siswa untuk dapat terjun ke dalamnya.
b. Metode yang tidak menonton karena diselingi dengan hiburan, sehingga
suasana tidak menegangkan.
c. Semangat belajar yang meningkat karena suasana pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
d. Skill kerja sama antar siswa yang semakin terlatih.
Kekurangan dari model pembelajaran Course Review Horay yaitu:
a. Penyamarataan nilai antar siswa pasif dan aktif.
b. Adanya peluang untuk curang.
c. Berisiko menggangu suasana belajar kelas lain.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen murni (true eksperiment)
merupakan metode eksperimen yang mengikuti prosedur dan memenuhi syarat-
syarat eksperimen. Desain penelitian ini menggunakan desain yang berbentuk
pretest-post test control group design. Siswa dikelompokkan menjadi dua kelompok,
berdasarkan uraian di atas, maka desain penelitian dapat dilihat pada Tabel 1
Tabel 1
Control Group Pre-test Post-test Design
Group Pretest Treatment Posttest
Eksperimen O X1 O
Kontrol O X2 O
(Sugiyono (2012:76)
Keterangan:
E : kelompok eksperimen
K : kelompok kontrol
O1 dan O3 : tes pendahuluan (pretest)
O2 dan O4 : tes akhir (posttest)
X1 : perlakuan yang diberikan dengan menggunakan model Course
Review Horay
X2 : Pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional

Menurut Arikunto (2010:130), populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.


Berdasarkan definisi tersebut maka dalam penelitian ini yang menjadi populasi
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Sampel menurut
Arikunto (2010:174), adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
penelitian yang diambil dalam penelitian ini yaitu dua kelas. Cara pengambilannya
secara acak (cluster random sampling). Teknik pengumpulan data yang akan
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes. Tes merupakan himpunan
pertanyaan yang harus dijawab, harus ditanggapi, atau tugas yang harus
dilaksanakan oleh orang yang dites.

D. Hasil Penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Juli s/d 22 Agustus sebanyak 4 kali
pertemuan untuk masing-masing kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Pada
pertemuan pertama dilakukan tes awal (pre-test), pertemuan kedua memberikan
perlakuan (treatmen) sesuai, pertemuan ketiga pada diadakannya perlakuan
(treatmen) dengan melanjutkan materi, kemudian pertemuan keempat diadakannya
tes akhir (post-test).
1. Kemampuan Awal Siswa
Pelaksanaan tes awal (pre-test) yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa mengenai materi. Rekapitulasi hasil pre-test dapat dilihat pada tabel 2
sebagai berikut.
Tabel 2
Rekapitulasi Hasil Pre-test
Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai rata-rata 16 19
Nilai terbesar 40 37
Nilai terkecil 4 7
Rentang nilai 36 30
Simpangan baku 6,70 6,09
Jumlah Siswa 41 39

Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan simpangan baku pre-
test kelas eksperimen (16 dan 6,70), nilai rata-rata dan simpangan baku pre-test
kelas kontrol (19 dan 6,09), dengan nilai terkecil siswa pada kelas eksperimen dan
kelas kontrol masing-masing adalah (4 dan 7), nilai terbesar siswa pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol masing-masing adalah (40 dan 37), Untuk lebih
jelasnya rekapitulasi hasil tes awal (pre-test) dapat dilihat pada gambar 1.
40
30
20
10
Kelas Eksperimen
0
Kelas Kontrol

Gambar 4.1. Rekapitulasi Hasil Tes Awal (pre-test)


Gambar 1 menunjukkan bahwa nilai rata-rata ( ̅ ) kemampuan tes awal
materi pertumbuhan dan perkembangan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
tidak jauh berbeda.
a. Analisis Uji Normalitas Pre-test
Setelah perhitungan skor rata-rata dan simpangan baku dari hasil pre-test
selanjutnya diadakan uji normalitas untuk mengetahui normalnya suatu data.
Rumus yang digunakan adalah uji kecocokan chi kuadrat ( ) dengan taraf
kesalahan α = 0,05, jika ≤ maka dinyatakan data berdistribusi

normal. Untuk rekapitulasi hasil perhitungan uji normalitas dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3
Hasil Uji Normalitas Nilai Pre-test
Kelas X2 hitung Dk X2tabel Kesimpulan
Eksperimen 8,8482 5 11,070 Normal
Kontrol 10,6627 6 12,592 Normal

Berdasarkan tabel 3 menunjukan nilai X2hitung data pre-test untuk kelas


2 2
eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari nilai X tabel, karena X hitung < X2tabel
dapat disimpulkan bahwa data pre-test untuk masing–masing kelas menunjukan
kedua kelompok tersebut berdistribusi normal pada taraf α=5%. Kurva normal
yang menunjukan data pre-test kelas eksperimen berdistribusi normal pada gambar
2.
15
12,5501 13,1938
10

6,6994
5,5473 5

1,5662
0 0,1804
-3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00

Gambar 2 Kurva Normal Data Pre-test Kelas Eksperimen


Gambar 2 Z hitung menunjukkan pada (-1,87, -097, -0,07, 0,82, 1,72, 2,61),
sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan (5,5473, 12,5501, 13,1938, 6,6994, 1,5662,
0,1804). Dari hasil Z hitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva normal.
Kurva normal yang menunjukan data pre-test kelas kontrol berdistribusi
normal pada gambar 3.
15
12,2616
10 10,101
7,9365
5 4,4031
2,6364
1,014
0
-3,00 -2,00 -1,00 0,00 1,00 2,00 3,00

Gambar 4.3 Kurva Normal Data Pre-test Kelas Kontrol


Gambar 3 Zhitung menunjukkan pada (-2,22. -1,40, -0,57, 0,52, 1,07, 1,89,
2,71), sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan pada (2,6364, 7,9365, 12,2616,
10,1010, 4,4031, 1,0140). Dari hasil Zhitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva
normal.
b. Analisis Uji Homogenitas
Analisis Uji Homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data kedua kelas
sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Berdasarkan penghitungan
statistik tentang uji homogenitas varian dua kelompok data adalah homogen
dengan taraf kepercayaan α = 5%, Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas pre-test
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf α = 5% dapat dilihat tabel
4.
Tabel 4
Hasil Uji Homogenitas Nilai Pre-test
Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Pre-test 1,21 78 1,71 Homogen
Berdasarkan tabel 4 tersebut diperoleh bahwa perhitungan uji homogenitas
data tes awal dan tes akhir pre-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen
adalah karena < .
c. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok
data pre-test adalah normal dan homogen. Dengan demikian maka uji kesamaan
dua rata-rata antara kelas esperimen dan kelas kontrol untuk data pre-test dapat
menggunakan uji-t. Kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika - ttabel > thitung <
ttabel. Nilai ttabel menggunakan uji dua pihak dengan taraf signifikan α = 0,05 dak
dk = (n1 + n2). Hasil uji t untuk pre-test dapat dilihat pada tabel 4.4.
Tabel 5
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai Pre-test
Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan
Pre-test -2,09 78 2,00 H0 ditolak

Tabel 5 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan awal


siswa menunjukan bahwa - ttabel > thitung < ttabel, maka Ho ditolak, berarti rata-rata
nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai kemampuan yang tidak sama
dengan taraf kepercayaan α = 0,05, karena − > < (-2,00 > -
2,09 < 2,00).
2. Peningkatan Nilai Siswa
Pelaksanaan tes akhir post-test, tes ini dilakukan untuk melihat kemampuan
siswa setelah diberikan perlakuan. Peningkatan nilai siswa diperoleh melalui tes
akhir dari 10 soal esai. Skor hasil tes akhir pada kelompok eksperimen dan kontrol
dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6
Rekapitulasi Hasil Peningkatan
Uraian Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Nilai rata-rata 60,85 42,23
Nilai terbesar 85 80
Nilai terkecil 3 3
Rentang nilai 82 77
Simpangan baku 19,08 21,89
Jumlah Siswa 40 40
Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa nilai rata-rata dan simpangan baku post-test
kelas eksperimen (59,98 dan 19,07), nilai rata-rata dan simpangan baku kelas kontrol
(42,23 dan 21,89), dengan nilai terkecil siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol (3
dan 3), nilai terbesar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol (85 dan 80), jumlah
siswa dalam kelas eksperimen untuk post-test sebanyak 40 siswa, sedangkan untuk
kelas kontrol pada post-test sebanyak 40 siswa. Untuk lebih jelasnya rekapitulasi
hasil tes akhir (post-test) dapat dilihat pada Gambar 4.

100
80
60
40
20
0 Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol

Gambar 4. Rekapitulasi Hasil Tes Akhir (post-test)


d. Uji Normalitas Peningkatan Siswa
Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil post-test siswa
berdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan ketentuan penghitungan statistik
mengenai uji normalitas dengan taraf kepercayaan α = 5%. Jika ² < ²
artinya data distribusi normal. Hasil uji normalitas peningkatan kelas eksperimen
dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 7.
Tabel 7
Hasil Uji Normalitas Nilai Peningkatan
Kelas X2hitung Dk X2tabel Kesimpulan
Eksperimen 11,1251 6 12,592 Normal
Kontrol 9,8009 6 12,592 Normal

Tabel 4.6 menunjukan nilai X2hitung data peningkatan untuk kelas


eksperimen dan kelas kontrol lebih kecil dari nilai X2 tabel, karena X2hitung < X2tabel
dapat disimpulkan bahwa data post-test untuk masing–masing kelas menunjukan
kedua kelompok tersebut berdistribusi normal pada taraf kepercayaan α = 5%.
Kurva normal yang menunjukan data post-test kelas eksperimen berdistribusi normal
pada gambar 5.
20
16,432
15

10 9,132
6,944
5 5,828
3,404
0 0 0
-3,50 -3,00 -2,50 -2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00
-5

Gambar 5 thitung menunjukkan pada (-3,06, -2,43, -1,80, -1,17, -0,54, 0,09,
0,72), sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan pada (3,8560, 2,4640, 3,4040, 6,9440,
16,4320, 9,1320, 5,8280). Dari hasil thitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva
normal.
Kurva normal yang menunjukan data post-test kelas kontrol berdistribusi
normal pada gambar 6.
10

8
7,839
6,6027 6,9693
6
4,9491
4,3758 4
2,925
2,4063 2

0
-2,00 -1,50 -1,00 -0,50 0,00 0,50 1,00 1,50

Gambar 6. Kurva Normal Data Post-test Kelas Kontrol


Gambar 6 thitung menunjukkan pada (-1,81, -1,31, -0,81, -0,31, 0,20, 0,70, 1,20),
sedangkan Fh (Frekuensi) menunjukkan pada (2,4063, 4,3758, 6,6027, 7,8390,
6,9693, 4,9491, 2,9250). Dari hasil thitung dan Fh (Frekuensi) membentuk kurva
normal.
a. Uji Homogenitas
Uji homogenitas ini bertujuan untuk melihat apakah data pada kedua kelas
sampel mempunyai varian yang homogen atau tidak. Berdasarkan penghitungan
statistik tentang uji homogenitas varian dua kelompok data adalah homogen dengan
taraf kepercayaan α = 5%, Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas post-test untuk kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan taraf kepercayaan α = 5% dapat dilihat tabel 8.
Tabel 8
Hasil Uji Homogenitas Nilai peningkatan
Tes Fhitung Dk Ftabel Kesimpulan
Post-test 1,32 40;39 1,69 Homogen

Pada tabel 8 menunjukan bahwa varian kedua kelompok data post-test


homogen, karena Fhitung < Ftabel.
b. Uji Kesamaan Dua Rata-Rata
Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua kelompok data
post-test adalah normal dan homogen. Kriteria pengujiannya adalah Ha diterima
jika thitung  ttabel. Nilai ttabel menggunakan uji satu pihak dengan taraf signifikan α =
0.05 dan dk = (n1 + n2). Hasil uji untuk post-test dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 9.
Hasil Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Nilai peningkatan
Tes thitung Dk ttabel Kesimpulan
Post-test 5,87 77 1,67 thitung > ttabel
Ho ditolak
Pada tabel 9 menunjukkan bahwa hasil analisis uji-t mengenai kemampuan
akhir siswa menunjukan bahwa thitung > ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
berarti rata-rata peningkatan nilai kelas eksperimen lebih dari kelas kontrol dengan
taraf kepercayaan α = 0,05, karena thitung > ttabel yaitu thitung = 5,87 dan ttabel = 1,67.
Berdasarkan perhitungan tampak “Ada Pengaruh pada model pembelajaran
Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP
Negeri 7 Lubuklinggau tahun pelajaran 2016/2017”.

Pembahasan
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk melihat pengaruh model pembelajaran
Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA Biologi siswa kelas VIII SMP
Negeri 7 Lubuklinggau. Untuk mengetahui hal tersebut peneliti melakukan
penelitian kurang lebih selama satu bulan, peneliti ini memilih model pembelajaran
Course Review Horay dengan tujuan untuk melihat pengaruh model tersebut
terhadap hasil belajar IPA Biologi siswa SMP Negeri 7 Lubuklinggau. Dalam
pelaksanaan penelitian, pokok bahasan yang disampaikan pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol sama yaitu materi jaringan tumbuhan.
Pertemuan pertama diadakannya pretest, setelah diadakannya pretest,
berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti, terlihat bahwa kendala yang
ditemukan diantaranya masih kurangnya pengelolaan kelas yang menyebabkan
terkadang suasana kelas menjadi ribut saat pembelajaran berlangsung. Tetapi hal
tersebut tidak berlangsung lama karena peneliti berusaha mengontrol keadaan kelas
sehingga pembelajaran bisa berlangsung dengan teratur kembali hal ini sesuai yang
dilakukan oleh (Ramses, dkk. 2014:20). Sedangkan kelas kontrol diterapkan
pembelajaran konvensional dengan metode tanya jawab dan informasi. Dimana
pembelajaran ini merupakan pembelajaran yang kurang melibatkan siswa sehingga
siswa terlihat pasif dan guru lebih aktif dalam memberikan informasi, dalam hal ini
mengenai tentang pertumbuhan dan perkembangan.
Pertemuan ketiga, pada kelas eksperimen siswa telah terkondisikan dan mulai
beradaptasi dengan anggota kelompoknya masing-masing. Selain itu model
pembelajaran Course Review Horay memberikan kesempatan kepada siswa untuk
membentuk kelompok dan berdiskusi. Hal tersebut menyebabkan siswa terlatih
berpartisipasi dalam kelompoknya secara demokratis. Rusman (2012:27) yang
menyatakan bahwa “model pembelajaran dengan berkelompok dirancang untuk
melatih partisipasi dalam kelompok secara demokratis”. Keterlibatan guru dalam
permainan dapat membuat suasana belajar di kelas menjadi lebih hidup.
Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Arends dalam Trianto (2007:45)
yang menyatakan bahwa “pembicaraan antara guru dan para siswanya menjadi
banyak ikatan sosial sehingga kelas menjadi hidup” (Ramses, dkk. 2014:20)
Sedangkan kelas kontrol menggunakan perlakuan yang sama seperti pada
pertemuan sebelumnya, saat guru menjelaskan materi pelajaran terlihat hanya
beberapa siswa yang memperhatikan dan saat guru mengajukan tanya jawab, hanya
siswa yang pintar dan memperhatikan dapat menjawab beberapa pertanyaan yang
diajukan. Selain itu, siswa cenderung diam pada saat guru meminta siswa untuk
bertanya mengenai materi yang belum. dimengerti. Kegiatan ini cenderung lebih
berpusat pada guru, sehingga siswa menjadi pasif dalam belajar.
Pada kelas eksperimen siswa sudah paham dengan model pembelajaran
Course Review Horay, siswa sudah mulai fokus dalam mengikuti proses
pembelajaran. Terlihat dengan semakin sedikitnya jumlah siswa yang mengikuti
pelajaran sambil melakukan aktivitas lain yang tidak berkaitan dengan proses
pembelajaran. Dengan demikian proses belajar mengajar terlihat lebih hidup,
terlihat pada keaktifan siswa dalam bertanya maupun mengungkapkan pendapat
saat berdiskusi. Sedangkan pada kelas kontrol keadaan siswa masih sama seperti
keadaan sebelumnya, guru menjadi pusat pembelajaran, memberikan informasi dan
siswa hanya menangkap informasi yang disampaikan guru.
Pertemuan keempat dilakukan post-test. Post-test diberikan kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol dengan tujuan untuk mengetahui skor rata-rata
kemampuan akhir siswa setelah proses pembelajaran sebagai tolak ukur untuk
mengetahui pengaruh model pembelajaran Course Review Horay terhadap hasil
belajar IPA biologi siswa. Setelah melakukan post-test dan memeriksa hasilnya,
peneliti menemukan bahwa jawaban siswa kelas eksperimen lebih baik dari pada
siswa kelas kontrol. Pada kelas eksperimen dan kelas kontrol kemampuan akhirnya
meningkat tetapi peningkatan pada kelas kontrol tersebut tidak signifikan, bahkan
cenderung kecil. Model pembelajaran Course Review Horay diharapkan skill kerja
sama antar siswa semakin terlatih sehingga meningkatakan hasil belajar dan
suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan.
Hal ini sesuai dengan diungkapkan oleh Kurniasih (2015:80) model
pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa
yang dapat menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak ‘horee!’ atau
yel-yel lainnya yang disepakati. Jadi, model pembelajaran Course Review Horay
merupakan salah satu cara untuk membuat suasana kelas lebih menyenangkan
sehingga siswa tertarik untuk belajar. Adapun kelebihan dari model pembelajaran
Course Review Horay menurut Huda (2013:236), metodenya tidak monoton karna
diselingi dengan hiburan, sehingga suasan tidak menegangkan.
Berdasarkan hasil penelitian kesamaan dua rata-rata tes akhir didapat harga
= 5,87 dan = 1,67 hal ini berarti hasil belajar IPA biologi siswa yang
menggunakan model pembelajaran Course Review Horay lebih dari pada hasil
belajar siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional dengan metode
tanya jawab dan informasi. Dengan demikian, ada pengaruh model pembelajaran
Course Review Horay terhadap hasil belajar IPA biologi siswa kelas VIII SMP
Negeri 7 Lubuklinggau.

E. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat menunjukkan bahwa > (5,87 >
1,67) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran Course
Review Horay terhadap hasil belajar IPA Terpadu siswa kelas VIII SMP Negeri 7
Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2016/2017.
F. Saran
Berdasarkan hasil penelitian di atas maka peneliti menyarankan:
1. Bagi Siswa, hendaknya belajar lebih intensif agar dapat meningkatakan hasil
belajar dalam pelajaran IPA biologi
2. Bagi Guru, dapat menggunakan model pembelajaran Course Review Horay
dalam meningkatkan hasil belajar IPA biologi siswa, dimana model ini dapat
dikatakan efektif dalam pembelajaran IPA biologi.
3. Bagi Sekolah, dianjurkan untuk menerapkan model pembelajaran Course
Review Horay pada materi yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil belajar
siswa sehingga, memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap mutu
pendidikan.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat menemukan model pembelajaran yang menarik agar mempengaruhi
dan mampu mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru dan
siswa dalam pembelajaran IPA biologi.
b. Variabel yang diamati misalnya motivasi, afektif dan psikomotor.

G. Daftar Pustaka

Al-tabany, T. I. B 2014. Mendesain Pembelajaran Inovatif, Progresif, dan Kontekstual.


Jakarta: Prenamedia Group.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Huda, M. 2013. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Kurniasih, I. 2015. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran untuk Peningkatan
Profesionalitas. Jakarta: Kata Pena.
Rusman, 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme
Guru.Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Ramses. & Bhakara L. B Pengaruh Model Pembelajaran Aktif Course Review Horay
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VIII SMP Negeri 10 Batam. Jurnal
Inpafi Vol. 2 (4).
Sanjaya, W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka.s

Anda mungkin juga menyukai