Anda di halaman 1dari 17

ASUHAN KEPERAWATAN UMUM

PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas
Mengkaji identitas klien meliputi nama, usia, alamat, pekerjaan,
pendidikan agama.
b. Keluhan utama
Mengkaji adanya data subyaktif dari pasien, biasanya pasien merasakan
nyeri hebat, kemerahan, bengkak di area kaki dan betis.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan klien sampai klien sampai di rumah sakit atau
saat pengkajian seperti kondisi kakinya yang bengkak dan terlihat
kemerahan juga sakit apabila disentuh. Namun kadang penderita
trombosis vena dalam tidak menunjukkan adanya gejala, sehingga sulit
untuk dideteksi adanya obstruksi vena dalam.
d. Riwayat kesehatan masa lalu
Mengkaji apakah klien pernah menderita penyakit yang berhubungan
dengan sistem reproduksi dan penyakit lain yang pernah diderita. Selain
itu, tanyakan apakah penyakit ini juga terjadi pada kehamilan sebelumnya.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Mengindentifikasi penyakit keturunan yang diderita anggota keluarga
untuk mengetahui resiko penurunan penyakit. Pengkajian dapat dilakukan
dengan melihat genogram jika ada keluarga yang menderita penyakit
keturunan. Thrombosis vena bukan merupakan penyakit keturunan.
f. Riwayat pembedahan
Mengkaji tindakan pembedahan yang pernah dialami oleh penderita, jenis
pembedahannya, kapan, dimana, dan siapa yang melakukan pembedahan.
g. Riwayat kesehatan reproduksi
Mengkaji adanya perdarahan selama kehamilan (warna, bau, sifat
darahnya) dan siklus menstruasi sebelumnya.Riwayat kehamilan,
persalinan dan nifas.
Mengkaji keadaan dan kesehatan anak klien mulai dari kandungan sampai
sekarang.
h. Riwayat seksual
Mengkaji aktivitas seksual klien, apakah menggunakan kontrasepsi dan
jenis kontrasepsinya serta keluhan yang muncul dengan pemasangan
kontrasepsi.
i. Riwayat konsumsi obat
Mengkaji pemakaian obat-obatan oleh klien seperti obat kontrasepsi oral,
obat digitalis, dan obat lainnya.
j. Pola aktivitas
Mengkaji nutrisi, cairan dan elektrolit, eliminasi, pola istirahat dan
hygiene.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Mengobservasi warna kulit pada area kaki dan betis dan
perubahannya.
2) Mengkaji adanya lesi, drainase
3) Mengobservasi pola pernafasan, kedalaman nafas dan kesimetrisan
gerak dada
4) Mengkaji bahasa tubuh, pergerakan, postur tubuh klien dan adanya
keterbatasan fisik
b. Palpasi
1) Merasakan suatu pembengkakan dan tekstur kulit terutama kaki,
tenderness dan teraba hangat pada area yang terlibat
2) Menentukan karakter nadi
3) Mengevaluasi edema
4) Mengamati turgor dengan cara menekan atau mencubit
5) Menentukan tegangan atau tonus otot atau respon nyeri yang abnormal
c. Auskultasi
Mendengarkan diantekuibiti untuk pemeriksaan tekanan darah, dada
untuk bunyi jantung/paru, abdomen untuk pemeriksaan bising usus atau
denyut jantung janin (Johnson & Taylor, 2005).
3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan antara lain adalah
pemeriksaan darah, pemeriksaan urin, dan pemeriksaan lain seperti USG
Doppler, flestimografi impendans dan venografi.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Penurunan cardiak output berhubungan dengan penurunan sirkulasi (00029)
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya
aliran darah (stasis vena), melambatnya pengembalian aliran darah perifer
(00204)
3. Resiko perdarahan berhubungan dengan pemberian antikoagulan (00206)
4. Nyeri berhubungan dengan kurangnya sirkulasi arteri, jaringan yang
mengakibatkan meningkatnya produksi asam laktat di jaringan (00132)
INTERVENSI KEPERAWATAN
Penurunan cardiak output berhubungan dengan penurunan penurunan sirkulasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, cardiak output
klien kembali dalam nilai normal.
NOC NIC
Circulation status (0401) Circulatory Care: Venous
Domain-Physiologic Health (II) Insufficiency (4064)
Class-Cardiopulmonary (E) 1. Tunjukkan tanda komphensif dari
040101 Tekanan darah sistole (4) sirkulasi perifer (cek nadi perifer,
040149Kekuatan denyut kaki kanan (4) edema, pengisian kapiler, warna dan
040150 Kekuatan denyut kaki kiri (4) suhu)
040151 Pengisian kapiler (4) 2. Monitor ttv terutama peningkatan
040120 Edema perifer (4) denyut nadi diikuti penurunan
040154 Pucat (4) tekanan darah
040155 Penurunan rubor (4) 3. Observasi tanda gejala perdarahan
040157 Penurunan temperature kulit (4) dari mulut dan rectum, karena
perdarahan merupakan komplikasi
yang serius pada pasien dengan
terapi trombolitik
4. kolaborasikan dengan pemberian
asam amino kaproic untuk
menghentikan perdarahan
5. cek secara ketat perdarahan aktif
selama 24 jam setelah terapi
trombolitik dihentikan, 1 jam
pertama 15 menit sekali, 8 jam
berikutnya tiap 30 menit dan
selanjutnya tiap jam
6. Observasi tanda reaksi alergi
terhadap streptokinase seperti gatal,
demam, sesak napas,
bronkospasme, hipertensi
7. Hindari pemberian aspirin atau
obat-obat yang bersifat hemolitik
selama pemberian trombolik
8. Monitor EKG untuk mendeteksi
adanya reperfusi disritmia akibat
pemberian trombolitik dan
kemungkunan diberikannya anti
disritmia

Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah


(stasis vena), melambatnya pengembalian aliran darah perifer (00204)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, gangguan perfusi
jaringan pada klien dapat teratasi.
NOC NIC
Tissue Perfusion: Peripheral (0407) Lower Ekstremity Monitoring (3840)
Domain-Physiologic Health (II) 1. Observasi warna dan perubahan
Class-Cardiopulmonary (E) temperatur pada ekstrimitas: edema
040715 Pengisian kapiler tangan (4) mulai dari pangkal paha sampai dengan
040716 Pengisian kapiler kaki (4)
040738 Kekuatan denyut kaki kanan (4) kaki, catat adanya ketidaksimetrisan
040739 Kekuatan denyut kaki kiri (4) betis, ukur dan catat lingkar betis.
040712 Edema perifer (4) 2. Kaji daerah ekstrimitas untuk melihat
040743 Pucat (4) kejelasan dari kondisi vena yang yang
040747 Rubor (4) potensial terjadi trombosis, palpasi
tekanan lokal area yang mungkin
terkena, adanya keregangan kulit. Dan
kaji adanya penonjolan vena.
3. Kaji kapilari refiil dan cek adanya
tanda-tanda Homan ( Homans’ sign)
4. Tingkatkan bedrest selama fase akut
5. Tinggikan kaki bila sedang tidur atau
sedang duduk dibangku
6. Anjurkan untuk melakukan exercises
pasif maupun aktif di atas tempat tidur,
bantu pasien untuk ambulasi segera
setelah pasien diizinkan turun dari
tempat tidur
7. Informasikan pasien agar tidak
menyilangkan kaki atau hiprfleksi lutut
8. Cegah pasien untuk mengurut/masase
bagian ekstrimitas yang terkena
9. Anjurkan pasien untuk latihan nafas
dalam
10. Anjurkan pasien untuk banyak
minum selama itu tidak bertentangan
dengan kondisi pasien(minimal 2000
ml/hari)
11. Kolaborasikan untuk pemberikan
kompres hangat pada area yang terkena
12. Memberikan obat-obatan
antikoagulan sesuai program( heparin
secara continuous atau intermiten IV/
pemberian coumarin/coumadin)
13. Memberikan obat-obatan
trombolitik sesuai program (spt:
streptokinase, urokinase
14. Monitor hasil pmeriksaan
laboratorium,spt:prothrombin time(PT),
partial thromboplastin time(PTT),
activated partial thromboplastin
time(APTT), CBC
15. Persiapan pasien untuk
pembedahan thrombektomi(bila ada
indikasi)

Resiko perdarahan berhubungan dengan pemberian antikoagulan


Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, tidak terjadi
perdarahan pada klien
NOC NIC
Blood Loss Severity ()413) Thrombolytic Therapy Management (4270)
Domain-Physiogic Health (II) 1. Monitor tanda vital untuk peningkatan
Class-Cardiopulmonary (E) nadi diikuti peningkatan tekanan
041316 Penurunan Hb (4) sistolik karena menurunnya volume
041317 Penurunan hematocrit (Hct) (4) darah, akibat perdarahan internal dan
eksternal.
2. Cek Protrombin time pada pemberian
warfarin dan PTT untuk pemberian
heparin sebelum pemberian
anticoagulan. Protombin time
seharusnya 1,25 s/d 2,4. Jumlah platelet
harus dimonitor sebab pemberian anti
coagulan dapat menurunkan jumlah
platelet.
3. Cek perdarahan dari mulut, hidung (
epistaksis), urine ( hematuria),
kulit(petechie, purpura)
4. Cek stool ( feses ) untuk mengetahui
adanya perdarahan di intestinal.
5. Khusus untuk pasien usila yang
mendapat wafarin monitor harus lebih
ketat, sebab kulit sangat tipis dan
pembuluh darah sangat rapuh.
Pemeriksaan PT harus lebih teratur.
6. Harus selalu ada persediaan antagonis
anticoagulan( protamine, vitamin K1
atau vitamin K3) sewaktu dosis obat
maningkat atau pada kondisi terjadinya
perdarahan meningkat. Disamping itu
persediaan plasma mungkin diperlukan
untuk antisipasi diperlukannya
transfusi.
7. Ingatkan pada pasien untuk
memberitahu dokter giginya bila
memerlukan kontrol terhadap gigi
bahwa pasien sedang dalam
pengobatan anti coagulan.
8. Anjurkan pasien untuk menggunakan
sikat gigi yang lembut untuk mencegah
terjadinya perdarahan gusi.
9. Anjurkan pasien ( pria ) untuk
menggunakan alat cukur elektrik saat
bercukur.
10. Anjurkan pasien untuk selalu
membawa kartu identitas sebagai
pasien yang sedang dalam terapi anti
coagulant.
11. Anjurkan pasien untuk tidak merokok,
karena merokok dapat meningkatkan
metabolisme, selanjutnya dosis
warfarin mungkin perlu ditingkatkan
bila saat itu pasien masih aktif
merokok.
12. Ingatkan pasien untuk tidak
menggunakan aspirin, gunakan obat
analgesik yang mengandung
asetaminofen.
13. Ajarkan pada pasien untuk mengontrol
perdarahan eksternal dengan cara
penbekuan langsung pada daerah luka
selama 5-10 menit dengan kasa bersih
atau sterill.
14. Anjurkan pada pasien untuk tidak
mengkonsumsi alkohol yang dapat
meningkatkan terjadinya perdarahan.
Anjurkan pasien untuk mengkonsumsi
sayuran hijau, ikan, hati, kopi atau teh
yamg kaya akan vitamin K.
15. Jelaskan pada pasien untuk melaporkan
perdarahan seperti : ptechie,
echymosis, purpura, perdarah gusi,
melena.
Nyeri berhubungan dengan kurangnya sirkulasi arteri, jaringan yang mengakibatkan
meningkatnya produksi asam laktat di jaringan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, nyeri pada klien
berkurang atau bahkan hilang
NOC NIC
Pain Control (1605) Pain Management (1400)
Domain-Health Knowledge & Behavior (IV) 1. Kaji tingkat rasa sakit atau ketidak
Class-Health Behavior (Q) nyamanan, catat kekuan pada kaki
160502 Mengenali onset nyeri (4) dan palpasi kaki yang tertekan,
160501 Mendiskripsikan penyebab (4) karena derajat rasa sakit menunjukan
160505 Direkomendasikan penggunaan tingkat gangguan sirkulasi, proses
analgesic (4) inflamasi,tingkat hipoksia dan
perkembangan edema pada saat
trombosis.
2. Pertahankan bed rest pada fase akut,
sebab kontraksi otot dan pergerakan
dapat meningkatkan rasa sakit.
3. Tinggikan ekstremitas yang terkena,
karena dapat meningkatkan veous
return ( arus balik darah ke jantung )
dan menurunkan stasis vena, serta
pembentukan edema
4. Berikan penyangga kaki pada kaki
yang terkena, sebab dapat
menghindari tekanan langsung dari
laken tempat tidur yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman.
5. Anjurkan pasien untuk merubah
posisi tidur secara teratur dimana hal
ini dapat menurunkan / mencegah
kelemahan pada otot dan
meminimalkan spasme pada otot.
6. Monitor tanda vital, dan cata
peningkatan suhu tubuh, karena
peningkatan denyut jantung
mengindikasikan meningkatnya rasa
sakit dan ketidaknyamanan.
Peningkatan suhu tubuh juga akan
meningkatkan rasa ketidaknyamanan
pada pasien.
7. Selidiki data laporkan bila terjadi
rasa sakit menusuk pada dada, hal ini
terkait dengan adanya dyspnea,
takikardi yang merupakan tanda
munculnya emboli sebagai
komplikasi dari deep venous
thrombosis.

EVALUASI
Setelah tindakan keperawatan diberikan pada pasien thrombosis vena, maka hasil
yang diharapkan :
1. Perfusi jaringan adekuat
2. Rasa nyaman pasien terpenuhi
3. Tidak muncul adanya komplikasi
KASUS TROMBOSIS VENA
Ny. F umur 35 tahun, datang kerumah sakit dengan usia kehamilan 32 minggu. Ny.
F mengeluh nyeri dibagian tungkai kaki. Saat dilakukan pemeriksaan fisik, terlihat
tonjolan-tonjolan vena di bagian tungkai, warna kemerahan pada tungkai, Ny. F
juga mengeluh sangat nyeri ketika diposisikan dorsofleksi. Tekanan darah Ny. F
140/80 mmHg, suhu 36,3 0C ,berat badan 80 kg, tinggi badan 160 cm. Tampak
adanya edema di tungkai kaki Ny. F.
Pengkajian
Anamnesa
1. Identitas Pasien
Nama : Ny. F Usia Kehamilan: 32 minggu
Usia : 35 Tahun Jenis kelamin: Perempuan
BB/TB : 80 Kg/ 160 Cm
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri dibagian tungkai dan kaki bengkak
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Ny. F mengeluh nyeri dan bengkak dibagian tungkai kaki
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada riwayat penyakit masa lalu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ditemukan riwayat penyakit keluarga
6. Pola aktivitas sehari-hari
Pasien jarang berolah raga sebelum hamil dan ketika hamil
Pemeriksaan Fisik
1. Primary Survey
a. Airway
Pasien tidak mengalami sumbatan jalan napas
b. Breathing
Pasien tidak mengalami sesak napas dan pernapasan normal
c. Circulation
1) Tekanan darah pasien 140/80 mmHg
d. Disability
Alert: Pasien dalam kondisi sadar
Verbal: Pasien merespon ketika ditanya
Pain: Pasien memberikan respon saat diberi rangsang nyeri
Unresponsive: -
e. Exposure
Suhu tubuh pasien 36,3 oC
2. Secondary Survey
B1 (breathing): Pasien tidak mengalami keluhan pernapasan. RR normal 25
x/menit
B2 (blood) : Tekanan darah pasien 140/80 mmHg
B3 (brain) : kompos mentis
B4 (bladder) : Tidak ada keluhan
B5 (bowel) : Tidak ada keluhan
B6 (bone) : Pasien mengatakan nyeri ketika posisi dorsoflexi dan nyero
dibagian tungkai kaki
3. Analisa Data
No Etiologi Masalah Keperawatan
1. Kehamilan Nyeri


Faktor koagulasi ↓

Pe↑ pembentukan bekuan darah

TROMBUS (TROMBOSIS)

Trombosis Vena Dalam

Trombus lepas

Emboli

Arteri paru/cabangnya

Obstruksi Aliran darah

Infark Paru

Nyeri Pleuritik, Hemoptisis pleuritik,
Friction Rub.

Nyeri

2. Kehamilan Perubahan Perfusi


jaringan

Faktor koagulasi ↓

Pe↑ pembentukan bekuan darah

TROMBUS (TROMBOSIS)

Trombosis Vena Dalam

Trombus lepas

Emboli

Arteri paru/cabangnya

Obstruksi Aliran darah

Perubahan Perfusi jaringan

3. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis (gangguan aliran balik
vena) (00132)
Domain 12. Comfort
Class 1. Physical Comfort
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
menurunnya aliran darah (stasis vena), melambatnya pengembalian
aliran darah perifer (00204)
Domain 12. Activity/Rest
Class 1. Cardiovascular/Pulmonary Responses
4. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis (gangguan aliran balik
vena) (00132)
Nyeri berhubungan dengan agen injuri biologis (gangguan aliran balik vena) (00132)
Domain 12. Comfort
Class 1. Physical Comfort
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, nyeri pada klien
berkurang atau bahkan hilang
NOC NIC
Pain Control (1605) Pain Management (1400)
Domain-Health Knowledge & Behavior (IV) 1. Kaji tingkat rasa sakit atau ketidak
Class-Health Behavior (Q) nyamanan dan palpasi kaki yang
160502 Mengenali onset nyeri (4) tertekan, karena derajat rasa sakit
160501 Mendiskripsikan penyebab (4) menunjukan tingkat gangguan
160505 Direkomendasikan penggunaan sirkulasi
analgesic (4) 2. Pertahankan bed rest pada fase akut,
sebab kontraksi otot dan pergerakan
dapat meningkatkan rasa sakit.
3. Tinggikan ekstremitas yang terkena,
karena dapat meningkatkan venous
return ( arus balik darah ke jantung )
dan menurunkan stasis vena, serta
pembentukan edema
4. Berikan penyangga kaki pada kaki
yang terkena, sebab dapat
menghindari tekanan langsung dari
laken tempat tidur yang dapat
menimbulkan rasa tidak nyaman.
5. Anjurkan pasien untuk merubah
posisi tidur secara teratur dimana hal
ini dapat menurunkan / mencegah
kelemahan pada otot dan
meminimalkan spasme pada otot.
6. Monitor tanda vital, peningkatan
denyut jantung mengindikasikan
meningkatnya rasa sakit dan
ketidaknyamanan.
7. Monitor bila terjadi rasa sakit
menusuk pada dada, hal ini terkait
dengan adanya dyspnea, takikardi
yang merupakan tanda munculnya
emboli sebagai komplikasi dari deep
venous thrombosis.
8. Kolaborasi pemberian analgesik
sesuai intruksi dokter
b. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
menurunnya aliran darah (stasis vena), melambatnya pengembalian
aliran darah perifer (00204)
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan menurunnya aliran darah
(stasis vena), melambatnya pengembalian aliran darah perifer (00204)
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama x 24 jam, gangguan perfusi
jaringan pada klien dapat teratasi.
NOC NIC
Tissue Perfusion: Peripheral (0407) Lower Ekstremity Monitoring (3840)
Domain-Physiologic Health (II) 1. Observasi warna dan perubahan
Class-Cardiopulmonary (E) temperatur pada ekstrimitas, catat
040715 Pengisian kapiler tangan (4) adanya ketidaksimetrisan betis,
040716 Pengisian kapiler kaki (4) ukur dan catat lingkar betis.
040738 Kekuatan denyut kaki kanan (4) 2. Observasi daerah ekstrimitas untuk
040739 Kekuatan denyut kaki kiri (4) melihat kejelasan dari kondisi vena
040712 Edema perifer (4) yang yang potensial terjadi
040743 Pucat (4) trombosis, palpasi tekanan lokal
040747 Rubor (4) area yang mungkin terkena, adanya
keregangan kulit. Dan kaji adanya
penonjolan vena.
3. Kaji capillary refile time dan cek
adanya tanda-tanda Homan (
Homans’ sign)
4. Tingkatkan bedrest selama fase akut
5. Tinggikan kaki bila sedang tidur
atau sedang duduk dibangku
6. Anjurkan untuk melakukan latihan
pasif maupun aktif di atas tempat
tidur, bantu pasien untuk ambulasi
segera setelah pasien diizinkan
turun dari tempat tidur
7. Informasikan pasien agar tidak
menyilangkan kaki atau hiprfleksi
lutut
8. Cegah pasien untuk
mengurut/masase bagian
ekstrimitas yang terkena
9. Anjurkan pasien untuk banyak
minum selama itu tidak
bertentangan dengan kondisi
pasien(minimal 2000 ml/hari)
10. Kolaborasikan untuk pemberikan
kompres hangat pada area yang
terkena
11. Memberikan obat-obatan
antikoagulan sesuai program(
heparin secara continuous atau
intermiten IV/ pemberian
coumarin/coumadin) sesuai
instruksi dokter.
12. Berikan obat-obatan trombolitik
sesuai instruksi dokter.
13. Monitor hasil pmeriksaan
laboratorium,spt:prothrombin
time(PT), partial thromboplastin
time(PTT), activated partial
thromboplastin time(APTT), CBC
14. Persiapan pasien untuk
pembedahan thrombektomi (bila
ada indikasi)

SUMBER :
Gloria M. Bulechek, Howard K. Butcher, Joanne McCloskey Dochterman. 2013.
Nursing Intervention Classifications (NIC). United States of America :
Elsevier Mosby.

Herdman, T.H. & Kamitsuu, S. 2014. Nursing Diagnoses (NANDA) Definition and
Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell
Sue oorhead, Marion Johnson, Meridean L. Maas, dan Elizabeth Swanson. 2013.
Nursing Outcome Classification (NOC). United States of America : Elsevier
Mosby.

Anda mungkin juga menyukai