PENDAHULUAN
puncak di daerah kornea dan basisnya terletak pada celah kelopak (fisura
Pterigium ini lebih sering tumbuh di bagian nasal dari pada di bagian
temporal. Dapat juga terjadi pertumbuhan nasal dan temporal pada satu mata
disebut double pterigium. Pterigium dapat mengenai kedua mata dengan derajat
disebabkan iritasi yang terus menerus dari angin, sinar matahari, udara yang panas
dan debu. Pada tahap awal pterigium penderita sering matanya terasa panas,
perasaan menganjal seperti ada benda asing, sering merah dan terjadi kemunduran
dibandingkan daerah lainnya. Prevalensi ini berbeda-beda di antara jenis ras, luas
ekuator. Di daerah tropis seperti Indonesia, dengan paparan sinar matahari tinggi,
dengan prevalensi untuk orang dewasa lebih dari 40 tahun adalah 16,8%: laki-laki
1
16,1% dan perempuan 17,6%. Pterigium jarang terjadi pada usia awal 20.
Prevalensi tertinggi terjadinya pterigium yaitu pada pasien yang berusia lebih dari
40 tahun. Pterigium terjadi dua kali lipat lebih banyak pada pria daripada
wanita.2,4,5
pterigium menempati urutan ketiga terbesar (8,79%) dari penyakit mata. Bustani
Minahasa Utara, dengan hasil 12,92% pada pria dan 8,43% pada wanita, 9,55%
adalah pterigium stadium 3 yaitu 42,11% yang tumbuh di bagian nasal sebesar
55,26%.6
grade II okulus sinistra pada pasien yang datang berobat ke Poliklinik Mata RSU
2
BAB II
LAPORAN KASUS
Poliklinik Mata RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado pada hari Rabu, tanggal 19
September 2014 dengan keluhan utama mata kiri sering merah berulang.
ANAMNESIS
Mata kiri merah berulang sejak sekitar enam bulan yang lalu. Penderita
merasa matanya perih dan panas terutama bila mata kena cahaya matahari, debu,
atau angin. Penderita juga merasakan seperti ada sesuatu yang mengganjal ketika
menutup mata kirinya. Awalnya penderita merasa gatal pada kedua mata,
dengan rasa perih dan panas yang disertai dengan pengeluaran air mata dan mata
bekerja sebagai cleaning service dan saat sedang beraktifitas di luar rumah yaitu
Riwayat trauma pada mata dan penyakit lain disangkal oleh penderita.
Riwayat penyakit dahulu seperti penyakit jantung, paru, kencing manis, darah
penyakit seperti ini. Riwayat penyakit keluarga, hanya penderita yang sakit seperti
ini.
3
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
darah penderita yaitu 130/80 mmHg, nadi 84 kali per menit, respirasi 24 kali per
menit, dan suhu badan (aksila) 36,9o C. Paru dan jantung dalam batas normal.
1. Pemeriksaan Subjektif
Form sense:
2. Pemeriksaan Objektif
a. Inspeksi ODS
setengah jarak antara limbus dan pupil. Permukaan kornea tidak rata,
4
(COA) dalam, iris normal, pupil bulat, refleks cahaya (+) normal,
Inspeksi umum :
a. Edema : –/ –
b. Hiperemi : –/ –
c. Sekret : –/ –
d. Lakrimasi : –/ –
e. Fotofobia : –/ –
f. Blefarospasme : –/ –
h. Benjolan/ tonjolan : –/ –
b. Palpasi ODS
Tidak ada nyeri tekan dan massa. Palpasi tekanan intra okuler normal.
belum melewati setengah jarak antara limbus dan pupil. COA dalam,
lensa jernih.
JENIS PEMERIKSAAN OD OS
Obliqus Kornea Jernih Membran
Ilumination berbentuk segitiga
COA Dalam Dalam
5
Iris Normal Normal
Lensa (kekeruhan) Jernih Jernih
Direct Kornea Jernih Membran
Opthalmoscope berbentuk segitiga
COA Dalam Dalam
Lensa Jernih Jernih
Badan kaca Jernih Jernih
Refleks fundus (+) uniform (+) uniform
P. darah Normal Normal
Makula lutea Refleks fovea Refleks fovea (+)
(+) Normal Normal
Slit Lamp Kornea Jernih Membran
berbentuk segitiga
COA Dalam Dalam
Iris Normal Normal
Lensa Jernih Jernih
Konjungtiva bulbi Normal Jaringan
fibrovaskular (+)
RESUME
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dengan keluhan utama mata kiri sering merah
berulang. Mata juga terasa seperti terganjal sesuatu sejak sekitar enam bulan lalu.
Perih (+), panas (+), mata merah (+), gatal (+), lakrimasi (+).
lensa add ∫ + 1,75 D menjadi N 8. Pemeriksaan slit lamp yaitu kornea murni
6
ditutupi oleh membran berbentuk segitiga yang puncaknya belum melewati
DIAGNOSIS
PENANGANAN
mengurangi iritasi atau paparan terhadap sinar ultraviolet, debu, dan angin.
Jika pterigium mengalami inflamasi dapat berobat dan diberikan obat tetes
mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali tetes per hari selama 5 – 7 hari.
3. Kacamata
PROGNOSIS
Dubia ad bonam.
ANJURAN
Pasien dianjurkan memakai kacamata atau topi pelindung bila sedang bekerja
7
BAB III
DISKUSI
didapatkan keluhan mata kiri merah berulang, gatal, keluar air mata, perih, dan
panas terutama bila mata kena cahaya matahari, debu, atau angin. Penderita juga
merasakan seperti ada sesuatu di mata kiri. Keluhan timbul saat penderita sedang
bekerja sebagai cleaning service dan beraktifitas di luar rumah. Hal ini sesuai
penderita sering matanya terasa panas, perasaan menganjal seperti ada benda
asing, sering merah dan terjadi kemunduran tajam penglihatan akibat astigmat
kornea.3
Penyebab pterigium yang pasti sampai saat ini belum jelas, tetapi diduga
disebabkan oleh iritasi faktor eksternal, yaitu sinar ultraviolet atau inframerah,
disamping debu, angin, dan udara panas. Hal inilah yang dapat menerangkan
termasuk Indonesia. Mereka yang beresiko terkena penyakit ini adalah mereka
yang sering beraktivitas di luar rumah di mana paparan terhadap sinar matahari
lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan perubahan seluler pada limbus kornea
bagian medial. Hal ini sesuai dengan pernyataan Cameron yang menyatakan
8
Khususnya daerah yang berada di antara 37° lintang utara dan 37° lintang selatan
perubahan histologis sel epitel, jaringan konjungtiva sub mukosa dan destruksi sel
stem pada limbus, akibatnya fungsi barier limbus tidak ada sehingga konjungtiva
yang mengalami inflamasi dan degenerasi dapat dengan mudah menjalar melewati
(celah kelopak) biasanya bagian nasal. Namun menurut Punjabi dkk, ultraviolet
bukanlah penyebab utama pterigium, para pekerja yang berhubungan dengan debu
dengan debu dan sering beraktivitas di luar bangunan atau rumah tanpa
Pada pemeriksaan snellen chart didapatkan visus ODS yaitu 6/6. Pada
inspeksi okulus sinistra terdapat benjolan di konjungtiva bulbi bagian nasal (+)
berwarna putih kelabu bentuk segitiga dengan puncak belum melewati setengah
jarak antara limbus dan pupil, permukaan kornea tidak rata, tertutup oleh lipatan
jaringan konjungtiva. Pemeriksaan slit lamp yaitu kornea murni ditutupi oleh
antara limbus dan pupil. Hal inilah yang memperkuat penegakan diagnosis
pterigium.
suatu membran segitiga dengan dasar pada konjungtiva bulbi dan puncak di
9
daerah kornea. Pada awalnya pterigium tampak sebagai suatu jaringan dengan
banyak pembuluh darah sehingga warnanya merah, yang kemudian menjadi suatu
membran tipis dan berwarna putih. Bagian sentral yang melekat pada kornea
dapat tumbuh memasuki kornea dan menggantikan epitel, juga membran Bowman
dengan jaringan elastis dan hialin. Pertumbuhan ini berlanjut dan mendekati pupil,
yang dapat memperparah gangguan penglihatan pada seorang dengan pterigium. 1,3
jernih, permukaan tidak rata ditutupi oleh membran berbentuk segitiga yang
puncaknya belum melewati setengah jarak antara limbus dan pupil, COA dalam
eksternal dan pemeriksaan dengan instrumen yaitu slit lamp, sudah memenuhi
derajat II okulus sinistra bagian nasal, karena pterigium berada di bagian nasal.
2. Grade II: puncak lewat limbus tapi belum melewati setengah jarak antara
3. Grade III: puncak melewati setengah jarak antara limbus dan pupil tetapi
10
pseudopterigium dengan pterigium adalah pada letaknya. Pseudopterigium tidak
harus pada celah kelopak atau fisura palpebra. Pada pseudopterigium terdapat
ketajaman penglihatan, iritasi mata yang berat, terbentuk jaringan ikat yang
bersifat kronik pada konjungtiva dan kornea dan pada keadaan lanjut motilitas
mata menjadi terbatas karena terbentuk jaringan ikat yang membungkus muskulus
ekstra okuler.7
bersifat non bedah yaitu diberikan penyuluhan untuk mengurangi iritasi atau
berobat dan diberikan obat tetes mata kombinasi antibiotik dan steroid 3 kali tetes
per hari selama 5 – 7 hari juga lubricant eyedrops 3 kali tetes per hari. Penderita
pergerakan bola mata, ukurannya lebih dari 3-4 mm dan pertumbuhan yang
progresif menuju tengah kornea atau visual axis. 6 Untuk mengoreksi penglihatan
kedua mata penderita terutama pada saat membaca dan melihat benda dengan
11
OD : Plano OS : Plano
atau topi pelindung bila keluar rumah. Selain itu juga diharapkan agar penderita
matahari dan debu serta rajin merawat dan menjaga kebersihan kedua mata. Hal
ini sesuai kepustakaan bahwa untuk mencegah pterigium terutama bagi mereka
yang sering beraktivitas di luar rumah dapat menggunakan kacamata atau topi
pelindung untuk menghindari kontak dengan sinar matahari, debu, udara panas
dan angin.1
12
BAB IV
SIMPULAN
operatif dengan hasil perbaikan visus, kosmetik, dan radang dapat dicegah.
Okulus Sinistra.” pada seorang penderita perempuan, umur 55 tahun yang datang
berobat ke Poliklinik Mata RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado pada tanggal
19 September 2014.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas S. Mata Merah dengan Penglihatan Normal. Dalam Ilmu Penyakit Mata.
Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI, Jakarta: 2008; 116-17.
3. Ilyas S, dkk., 2000. Ilmu penyakit Mata. Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI.
14