Pembangunan Gedung IRINA Kelas III KAK PDF
Pembangunan Gedung IRINA Kelas III KAK PDF
1. LATAR BELAKANG
Ketentuan pemerintah daerah dalam pembangunan sejalan dengan
kebijakan pembangunan nasional yaitu memprioritaskan pembangunan dibidang
kesehatan. Telah banyak upaya dilakukan pemerintah daerah melalui program-
program kegiatan dibidang kesehatan untuk mencapai derajat kesehatan yang
setinggi tingginya.
Pelayanan yang memenuhi syarat dan memadai serta sesuai standar
pelayanan sebagai Rumah Sakit rujukan regional di Propinsi Gorontalo tidak akan
dapat terpenuhi apabila sarana dan prasarana yang mendukung pelayanan
belum memadai/masih kurang.
Seiring dengan berkembangnya pelayanan yang dilakukan oleh Rumah
Sakit Umum Daerah Prof.Dr,H.Aloei Saboe Kota Gorontalo, maka setiap tahun
diadakannya perbaikan sarana dan prasarana yang ada di Rumah Sakit Umum
Daerah Aloei Saboe, sehingga pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Umum
Daerah Aloei Saboe lebih maksimal dan sesuai dengan standar yang ditetapkan
oleh Kementrian Kesehatan. Hal ini pula merupakan tuntutan Komite Akreditasi
Rumah Sakit yang di dasarkan pada hasil telusur bahwa disarankan pihak rumah
sakit memperbaiki Ruang Rawat Inap Kelas III yang memenuhi standar dan
semakin banyaknya pengguna jasa rumah sakit.
Program pembangunan Gedung Instalasi Rawat Inap Kelas III pada RSUD
Prof.Dr.H.Aloei Saboe Kota Gorontalo mengacu pada Undang-undang Rumah
Sakit Nomor 44 Tahun 2009 yang mengatur persyaratan bangunan Rumah Sakit,
adalah bangunan khusus dan mengutamakan keamanan pasien, Rumah Sakit
merupakan unit utama dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
lanjut dengan fasilitas ungggulan, kualitas yang baik dan terjangkau oleh
masyarakat. Pencapaian mutu pelayanan dipengaruhi oleh kualitas sarana fisik,
SDM, alat kesehatan, obat-obatan dan sarana penunjang lainnya.
Semoga tahapan pembangunan Rumah Sakit ini, menjadi faktor penting
dalam proses pembangunan kedepannya dan dapat mewujudkan harapan
pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di
Provinsi Gorontalo.
2. DASAR HUKUM
a) Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit.
b) Undang-undang No. 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung.
c) Undang-undang No.18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.
d) Undang-undang No.30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan.
e) Peraturan pemerintah no 59 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan
f) Pemerintah No. 29 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan Jasa Konstruksi.
g) Peraturan Presiden No.54 Tahun 2010 Tentang Pengadaan Barang/Jasa
h) Pemerintah dan Perubahannya.
i) Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 56 Tahun 2014 Tentang Klasifikasi
j) Rumah Sakit.
k) Peraturan Menteri PU. No.5/PRT/M/2014 Tentang Pedoman Sistem
Manajemen
l) Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum.
m) Peraturan Menteri Pekerjaa Umum No. 45 Tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Bangunan Gedung Negara.
n) Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2004 Tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah dan Perubahannya.
o) Peraturan-peraturan Pemerintahan Daerah Setempat yang masih berlaku.
p) Pedoman teknis sarana dan prasarana Rumah Sakit Kelas B.
q) Peraturan BPJS Ketenagakerjaan No. 01 Tahun 2014 Tentang Tata Cara
Pengawasan dan Pemeriksaan Atas Kepatuhan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Sosial Ketenagakerjaan.
b. Tujuan
Sebagai Rumah Sakit Rujukan Regional Provinsi, diharapkan sedapat
mungkin menata lingkungan dengan baik dan juga dapat memberikan
kenyamanan bagi pengguna jasa rumah sakit.
Tujuan dari pengadaan pekerjaan ini adalah untuk pemenuhan fasilitas
sarana kesehatan khususnya Ruang Perawatan Pasien Kelas III yang lebih
representatif dan memadai sesuai standar pembangunan gedung
kesehatan serta dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
4. TARGET/SASARAN
Target/sasaran yang ingin dicapai dalam pengadaan pekerjaan adalah
tersedianya 1 (satu) unit Gedung Instalasi Rawat Inap Kelas III yang representatif
dan tertata dengan baik dan sesuai dengan standar Akreditasi.
11. BAHAN/MATERIAL
(SESUAI SPESIFIKASI TEKNIS)
b. Persyaratan Teknis :
1) Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Metode pelaksanaan pekerjaan menggambarkan penguasaan dalam
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan dan dapat dipertanggung-jawabkan
secara teknis. Dalam tahapan pelelangan, klarifikasi teknis merupakan
tahapan penting dalam menentukan kebenaran dan konsistensi dalam
menerapkan metode pelaksanaan dan schedule pelaksanaan pekerjaan.
a) Tahapan Pekerjaan Persiapan
Pengukuran Kembali/ MC 0
Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan, dengan perincian metode
yang akan diterapkan dan penyesuaian terhadap waktu
pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan schedule pelaksanaan yang
disampaikan.
b) Penanganan Pekerjaan Utama (mayor item) atau Pekerjaan Spesifik
Menguraikan urut – urutan/ tahapan pelaksanaan pekerjaan secara
menyeluruh dan dapat dipertanggungjawabkan, beserta
produktivitas yang dihasilkan per item pekerjaan, penyesuaian
terhadap schedule pelaksanaan yang disampaikan (Kurva S, Bar
Chart, Network Planning).
Test Commissioning, metode pelaksanaan pekerjaan terhadap item
– item bangunan yang telah selesai dikerjakan, penyampaian
metode secara jelas dan terinci dan menggambarkan tahapan
proses pekerjaan dan dapat dipertanggungjawabkan secara teknis.
c) Penanganan Masa Pemeliharaan
Menjelaskan tahapan – tahapan dalam pelaksanaan pemeliharaan sejak
Penyerahan Pekerjaan Pertama (PHO) sampai dengan Penyerahan
Pekerjaan Kedua (FHO)
18.Logistik 1 orang
Pendidikan minimal SMA/STM, pengalaman minimal 3 tahun