HIPERTENSI OKULI
Oleh:
Pembimbing :
Senyum Indrakila, dr., Sp.M
PENDAHULUAN
glaukoma atau salah satu tanda kelainan yang terdapat pada penyakit glaukoma.
Kurang dari 10% penderita hipertensi okuler akan berubah menjadi glaucoma.
dengan TIO normal sambil duduk atau berdiri mungkin memiliki tekanan intraokular
yang cukup tinggi untuk menyebabkan masalah ketika mereka berbaring (Kanski &
terbuka primer. Angka terbentuknya glaukoma pada para pengidap hipertensi okular
adalah sekitar 5-10 per 1000 per tahun. Risiko meningkat seiring dengan peningkatan
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
Nama : Ny.H
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Jawa
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Alamat : Sidoarjo, Jawa Timur
Tgl pemeriksaan : 16 Juni 2016
No. RM : 0134XXX
II. ANAMNESIS
A. Keluhan utama
Pasien mengeluh pandangan kedua mata kabur.
B. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke poli mata karena pandangan kedua matanya kabur.
Pandangan kabur sudah dirasakan sejak kurang lebih 1 tahun yang lalu.
Keluhan muncul perlahan-lahan dan dirasakan terus-menerus hingga
sekarang. Pasien belum mengonsumsi obat apapun untuk keluhannya
tersebut. Pasien hanya menggunakan kacamata baca untuk mengatasi
pandangan kabur saat membaca. Pasien juga khawatirdirinya menderita
glaukoma.Kekhawatiran dirasakan setelah mengetahui bahwa saudara
kandung pasien didiagnosis suspek glaukoma. Pasien sebelumnya telah
memeriksakan diri ke tempat pengobatan herbal, dan diberitahu bahwa
pasien memiliki tekanan intraokuler tinggi.Pandangan kabur (+/+), mata
merah (-/-), pandangan dobel (-/-), gatal (-/-), berair (-/-), blobok (-/-), nyeri
(-), pusing (-), cekot-cekot (-/-).
C. Riwayat Penyakit Dahulu
1. Riwayat Pemeriksaan TIO : tinggi
2. Riwayat hipertensi : disangkal
3. Riwayat diabetes melitus : (+)
4. Riwayat trauma pada mata : disangkal
5. Riwayat kacamata : (+)
6. Riwayat operasi mata : disangkal
7. Riwayat penyakit serupa : disangkal
8. Riwayat Alergi : (+)
D. Riwayat Penyakit Keluarga
1. Riwayat hipertensi : disangkal
2. Riwayat kencing manis : disangkal
3. Riwayat kacamata : disangkal
4. Riwayat glaukoma : (+) kakak kandung pasien
D. Kesimpulan Anamnesis
OD OS
Proses Degenerasi Degenerasi
Lokalisasi Suspek diskus optikus Suspek diskus optikus
Sebab Peningkatan TIO Peningkatan TIO
Perjalanan Kronis Kronis
Komplikasi Belum ditemukan Belum ditemukan
C. Pemeriksaan Subyektif
OD OS
1. Pemeriksaan
6/10 6/10
visus jauh
Tes pinhole Tidak maju Tidak maju
2. Konfrontasi tes Lapang pandang sama Lapang pandang sama
dengan pemeriksa dengan pemeriksa
D. Pemeriksaan Obyektif
1. Sekitar mata OD OS
a. tanda radang Tidak Ada Tidak Ada
b. luka Tidak Ada Tidak Ada
c. parut Tidak Ada Tidak Ada
d. kelainan warna Tidak Ada Tidak Ada
e. kelainan bentuk Tidak Ada Tidak Ada
2. Supercilia
a. warna Hitam Hitam
b. tumbuhnya Normal Normal
c. kulit Sawo matang Sawo matang
d. gerakan Dalam batas normal Dalam batas normal
3. Pasangan bola mata
dalam orbita
a. heteroforia Tidak Ada Tidak Ada
b. strabismus Tidak Ada Tidak Ada
c. pseudostrabismus Tidak Ada Tidak Ada
d. exophtalmus Tidak Ada Tidak Ada
e. enophtalmus Tidak Ada Tidak Ada
V. DIAGNOSISBANDING
(ODS) Hipertensi Okuli
(ODS)Suspek Glaukoma
(ODS)Retinopati Diabetes Melitus
VI. DIAGNOSIS
(ODS) Hipertensi Okuli
VII. TERAPI
Timolol 0,5% 2x1 ODS
Neurodex (Vitamin B1 100 mg, B6 200 mg, B12 250 mcg) 1x1 tab
VIII. PLANNING
Evaluasi Terapi
Kontrol tekanan intraokuler (TIO) 1 bulan sekali ke poli mata
IX. PROGNOSIS
OD OS
1. Ad vitam Bonam Bonam
2. Ad fungsionam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
3. Ad sanam Dubia ad bonam Dubia ad bonam
4. Ad kosmetikum Dubia ad bonam Dubia ad bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. HUMOR AKUEUS
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor
akueus dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata Humor akuos
adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata.
1. Komposisi humor akueus
Humor akueus adalah suatu cairan jernih yang mengisi kamera
okuli anterior dan posterior mata, yang berfungsi memberikan nutrisi
dan oksigen pada kornea dan lensa. Volumenya adalah sekitar 250 µL,
dan kecepatan pembentukannya, yang bervariasi diurnal, adalah 1,5 –
2 µL/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma.
Komposisi humor akueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan
ini memiliki konsentrasi askorbat, piruvat, dan laktatyang lebih tinggi
dan protein, urea, dan glukosa yang lebih rendah. Tekanan intraokular
normal rata-rata yakni 15 mmHg pada dewasa, dimana lebih tinggi
daripada rata-rata tekanan jaringan pada organ lain di dalam tubuh.
Tekanan yang tinggi ini penting dalam proses penglihatan dan
membantu untuk memastikan :
- Kurvatura dari permukaan kornea tetap halus dan seragam
- Jarak konstan antara kornea, lensa dan retina
- Keseragaman barisan fotoreseptor di retina dan epitel berpigmen
di memran Bruch’s dimana normalnya rapi dan halus (Goel dkk.,
2010)
2. Pembentukan dan Aliran Humor Akueus
Humor akueus diproduksi oleh badan siliar. Ultrafiltrat plasma
yang dihasilkan di stroma prosesus siliaris dimodifikasi oleh fungsi
sawar dan prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera
okuli posterior, humor akueus mengalir melalui pupil ke kamera okuli
anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior (sekaligus,
terjadi pertukaran diferensial komponen – komponen dengan darah di
iris), melalui jalinan trabekular ke kanal schlemn menuju saluran
kolektor, kemudian masuk kedalam pleksus vena, ke jaringan sklera
dan episklera juga ke dalam v.siliaris anterior di badan siliar. Saluran
yang mengandung cairan camera oculi anterior dapat dilihat di daerah
limbus dan subkonjungtiva, yang dinamakan aqueus veins (Friedman
dkk., 2002).
-
- Gambar 2.Jalur Aliran Humor Akueus
B. HIPERTENSI OKULI
1. Definisi
Hipertensi okuli didefinisikan sebagai peningkatan tekanan di dalam
normal atau adanya hambatan aliran humor aquous itu sendiri tanpa
adanya kerusakan saraf optik atau kehilangan lapang pandang (Eva &
Witcher, 2007).
2. Patofisiologi
canalis schlemm.
3. Gejala
C. GLAUKOMA
1. Definisi
Glaukoma mencakup beberapa penyakit dengan etiologi yang
berbeda dengan tanda umum adanya neuropathy optik yang memiliki
karakteristik adanya kelainan pada nervus optikus dan gambaran
gangguan lapang pandang yang spesifik. Penyakit ini sering tapi tidak
selalu berhubungan dengan peningkatan tekanan intraokular. Stadium
akhir dari glaukoma adalah kebutaan (Ilyas dkk., 2002).
2. Etiologi
Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang
dapat disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh
badan siliar ataupun berkurangnya pengeluaran humor akueus di
daerah sudut bilik mata atau di celah pupil.
Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi
humor akueus, hambatan terhadap aliran akueous dan tekanan vena
episklera. Ketidakseimbangan antara ketiga hal tersebut dapat
menyebabkan peningkatan tekanan intraokuler, akan tetapi hal ini
lebih sering disebabkan oleh hambatan terhadap aliran humor akueus.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan
antara saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya
pasokan darah ke saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya
mati. Karena saraf optikus mengalami kemunduran, maka akan
terbentuk bintik buta pada lapang pandang mata. Yang pertama
terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang pandang
sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan
kebutaan (American Academy of Ophtalmology, 2006).
4. Klasifikasi
Berdasarkan dari patofisiologinya, glaukoma dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Glaukoma primer sudut terbuka
Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang
penyebabnya tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik
mata depan yang terbuka.Gambaran klinis dari glaukoma primer
sudut terbuka, yaitu progresifitas gejalanya berjalan perlahan dan
lambat sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya, serta
gejalanya samar seperti: sakit kepala ringan tajam penglihatan
tetap normal; hanya perasaan pedas atau kelilipan saja; tekanan
intra okuler terus-menerus meningkat hingga merusak saraf
penglihatan.
b. Glaukoma primer sudut tertutup
Glaukoma primer sudut tertutup ditandai dengan sudut
bilik mata depan yang tertutup.Gejala yang dirasakan oleh pasien,
seperti : tajam penglihatan kurang (kabur mendadak), mata merah,
bengkak, mata berair, kornea suram karena edema, bilik mata
depan dangkal dan pupil lebar dan tidak bereaksi terhadap sinar,
diskus optikus terlihat merah dan bengkak, tekanan intra okuler
meningkat hingga terjadi kerusakan iskemik pada iris yang disertai
edema kornea, melihat halo (pelangi di sekitar objek), nyeri hebat
periorbita, pusing, bahkan mual-muntah.
5. Pemeriksaan penunjang
a. Iluminasi oblik dari bilik mata depan
Bilik mata depan (BMD) diiluminasi dengan sinar dari
lampu tangensial menuju bidang iris. Pada mata dengan kedalaman
BMD yang normal, iris tampak seragam saat diiluminasi. Pada mata
dengan BMD yang dangkal dan sudut yang tertutup baik sebagian
ataupun seluruhnya, iris menonjol ke anterior dan tidak seragam
saat diiluminasi (Khaw dan Elkington, 2005).
Gambar 6. Pemeriksaan Kedalaman BMD
b. Slit lamp
Kedalaman sentral dan perifer dari BMD harus
dievaluasi dengan ketebalan dari kornea. BMD yang memiliki
kedalam kurang dari 3 kali ketebalan kornea pada bagian
sentral disertai kedalam bagian perifer kurang dari ketebalan
kornea memberikan kesan sudut yang sempit. Gonioskopi
penting dilakukan untuk evaluasi selanjutnya. Untuk evaluasi
kedalaman dari BMD dengan pemeriksaan slit lamp
biomiocroscop, pengaturan cahaya yang sempit dipilih. Cahaya
harus mengenai mata pada sudut penglihatan yang sempit dari
garis cahaya pemeriksa. Alat untuk imaging dari segmen
anterior telah tersedia (Visante OCT, Zeiss) menyediakan
gambaran tomografi dari BMD dan ukurannya (Khaw dan
Elkington, 2005).
Gambar 7. Evaluasi Kedalaman BMD dengan Slit lamp
c. Gonioskopi
Sudut dari BMD dievaluasi dengan gonioskop yang
diletakkan secra langsung pada kornea. Gonioskopi dapat
membedakan beberapa kondisi:
i. Sudut terbuka : glaukoma sudut terbuka
ii. Sudut tertutup : glaukoma sufut tertutup
iii. Akses sudut menyempit : konfigurasi dengan risiko
glaukoma akut sudut tertutup
iv. Sudut teroklusi : glaukoma sekunder sudut tertutup,
sebagai contoh disebabkan neovaskularisasi pada
rubeosis iridis.
v. Sudut terbuka tetapi disertai deposit sel inflamasi,
eritrosit atau pigmen pada jalinan trabekular : glaukoma
sekunder sudut terbuka
Gonioskopi merupakan pemeriksaan pilihan untuk
mengidentifikasi bentuk respektif dari glaucoma(Khaw dan
Elkington, 2005).
Gambar 8. Gonioskopi
6. Pengobatan
Prinsip dari pengobatan glaukoma yaitu untuk mengurangi
produksi humor akueus dan meningkatkan sekresi dari humor akueus
sehingga dapat menurunkan tekanan intra okuler.