Anda di halaman 1dari 12

G. MASALAH-MASALAH YANG TERJADI PADA SAAT TIDUR.

1. Insomnia.
Pengertian insomnia mencakup banyak hal. Insomnia merupakan suatu keadaan di mana
seseorang sulit untuk memulai atau mempertahankan keadaan tidurnya, bahkan seseorang yang
terbangun dari tidur tapi merasa belum cukup tidur dapat di sebut mengalami insomnia (Japardi,
2002).
Jadi insomnia merupakan ketidak mampuan untuk mencukupi kebutuhan tidur baik
secara kualitas maupun kuantitas. Insomnia bukan berarti seseorang tidak dapat tidur/kurang
tidur karena orang yang menderita insomnia sering dapat tidur lebih lama dari yang mereka
pikirkan, tetapi kualitasnya berkurang.
Jenis insomnia yaitu :
a. Insomnia insial adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat memulai tidur.
b. Insomnia intermiten adalah ketidakmampuan seseorang untuk dapat mempertahankan tidur atau
keadaan sering terjaga dari tidur.
c. Insomnia terminal adalah bangun secara dini dan tidak dapat tidur lagi.
Beberapa factor yang menyebabkan seseorang mengalami insomnia yaitu rasa nyeri,
kecemasan, ketakutan, tekanan jiwa kondisi, dan kondisi yang tidak menunjang untuk tidur.
2. Narkolepsi.
Merupakan suatu keadaan tidur di mana seseorang sulit mempertahankan keadaan
terjaga/bangun/sadar. Penderita akan sering mengantuk hingga dapat tertidur secara tiba-tiba,
dapat di katakan pula bahwa narkolepsi adalah serangan mengantuk yang mendadak sehingga ia
dapat tertidur pada setiap saat di mana serangan mengantuk tersebut datang.
Penyebabnya secara pasti belum jelas, tetapi di duga terjadi akibat kerusakan genetika
sistem saraf pusat di mana periode REM tidak dapat dikendalikan. Serangan narkolepsi dapat
menimbulkan bahaya bila terjadi pada waktu mengendarai kendaraan, pekerja yang bekerja pada
alat-alat yang berputar-putar atau berada di tepi jurang.
3. Somnabulisme (tidur berjalan).
Merupakan gangguan tingkah laku yang sangat kompleks mencakup adanya otomatis dan
semipurposeful aksi motorik, seperti membuka pintu, duduk di tempat tidur, menabrak
kursi,berjalan kaki dan berbicara. Termasuk tingkah laku berjalan dalam beberapa menit dan
kembali tidur (Japardi, 2002). Lebih banyak terjadi pada anak-anak, penderita mempunyai
resiko terjadinya cidera.
4. Enuresis (ngompol).
Enuresis adalah kencing yang tidak di sengaja (mengompol) terjadi pada anak-anak,
remaja dan paling banyak pada laki-laki, penyebab secara pasti belum jelas, namun ada beberapa
faktor yang menyebabkan Enuresis seperti gangguan pada bladder, stres, dan toilet training yang
kaku.
5. Nocturia.
Merupakan suatu keadaan di mana klien sering terbangun pada malam hari untuk buang air kecil.
6. Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.
Disebabkan oleh adanya rintangan terhadap pengaliran udara di hidung dan mulut.
Amandel yang membengkak dan Adenoid dapat menjadi faktor yang turut menyebabkan
mendengkur. Pangkal lidah yang menyumbat saluran nafas pada lansia. Otot-otot dibagian
belakang mulut mengendur lalu bergetar bila di lewati udara pernafasan.
7. Delirium / Mengigau.
8. Sehubungan dengan gangguan penyakit seperti pain, anxiety dan dispneu.
9. Nightmares dan Night terrors (mimpi buruk).
Adalah mimpi buruk, umumnya terjadi pada anak usia 6 tahun atau lebih, setelah tidur
beberapa jam, anak tersebut langsung terjaga dan berteriak, pucat dan ketakutan.
10. Tidur dan stadium penyakit (digigit nyamuk tse-tse).

Konsep nyeri

Pengertian nyeri

Nyeri adalah suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan akibat dari
kerusakan jaringan yang bersifat subjektif, keluhan sensorik yang dinyatakan seperti peal, ngilu
dapat dianggap sebagai modalitas nyeri.

Nyeri merupakan mekanisme fisiologis yang bertujuan untuk melindungi diri.

Nyeri dibagi menjadi 2 yaitu nyeri kronis dan nyeri akut

1. Nyeri kronis adalah suatu keadaan yang berlangsung secara konstan atau intermitten dan
menetap sepanjang periode waktu. Nyeri ini berlangsung di luar waktu penyembuhan dan
diperkirakan dan sering tidak dapat dikaitkan dengan penyebab atau cedera spesifik.
2. Nyeri akut adalah nyeri yang berlangsung tiba- tiba dan umumnya berhubungan dengan
adanya suatu trauma atau cedera spesifik. Nyeri akut mengindikasikan adanya suatu
kerusakan atau cedera yang baru saja terjadi. Sensasi dari suatu nyeri akut biasanya
menurun sejalan dengan adanya proses penyembuhan. Nyeri akut bertujuan untuk
memperingatkan adanya suatu cedera atau masalah. Nyeri akut umumnya berlangsung
kurang dari enam bulan.
3. Sifat-sifat Nyeri
a. Subjektif, sangat individual.
b. Tidak menyenangkan.
c. Merupakan suatu kekuatan yang mendominasi.
d. Melelahkan dan menuntut energi seseorang.
e. Dapat mengganggu hubungan personal dan mempengaruhi makna kehidupan.
f. Tidak dapat diukur secara objektif, seperti dengan menggunakan sinar-X atau
pemeriksaan darah.
g. Mengarah pada penyebab ketidakmampuan.
(Mahon,1994 dalam Potter dan Perry, 2006)
D. Penyebab Nyeri
a. Thermik : Disebabkan oleh perbedaan suhu yang ekstrim
b. Chemik : Disebabkan oleh bahan/zat kimia
c. Mekanik : Disebabkan oleh trauma mekanik
d. Elektrik : Disebabkan oleh aliran listrik
e. Psikogenik : Nyeri yang tanpa diketahui adanya kelainan fisik, bersifat psikologis
f. Neurologik : Disebabkan oleh kerusakan jaringan syaraf
(Paice, 1991 dalam Potter dan Perry, 2006)

E. Fisiologis Nyeri
a. Resepsi
b. Teori Pengontrolan Nyeri
c. Persepsi
d. Reaksi
e. Respons Fisiologis
f. Respons Perilaku
(Paice, 1991 dalam Potter dan Perry, 2006)
F. Jenis Nyeri
a. Nyeri Perifer.
b. Nyeri Sentral
c. Nyeri Psikogenik
(Mubarak dan Chayatin, 2008).
G. Bentuk Nyeri
a. Nyeri Akut
b. Nyeri Kronis
(Mubarak dan Chayatin, 2008).
H. Intensitas Nyeri
Skala Intensitas Nyeri Numerik 0-10 (Smeltzer & Bare, 2002)

Keterangan:
0 : Tidak nyeri
1-3 : Nyeri ringan (pasien dapat berkomunikasi dengan baik).
4-6 : Nyeri sedang (pasien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat
mendeskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik).
7-9 : Nyeri berat terkontrol (pasien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih
respons terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya,
tidak dapat diatasi dengan teknik relaksasi dan distraksi).
10 : Nyeri berat terkontrol (Pasien tidak mampu lagi berkomunikasi, memukul).
I. Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri
a. Usia
b. Jenis Kelamin
c. Kebudayaan
d. Makna Nyeri
e. Ansietas
f. Keletihan
g. Pengalaman Sebelumnya
h. Gaya Koping
i. Dukungan Sosial dan Keluarga
(Potter dan Perry, 2006).
J. Pengkajian nyeri OPQRSTUV
Onset : Tentukan kapan rasa tidak nyaman dimulai. Kapan mulainya? Akut atau bertahap?
Provokasi : Tanyakan apa yang membuat nyeri atau rasa tidak nyaman memburuk, apakah
posisi? Apakah bernafas dalam atau palpasi pada perut membuatnya lebih buruk? Apakah
nyeri menetap?
Quality : Kualitas, nilailah jenis nyeri yang menanyakan pertanyaan terbuka : seperti apa
nyeri yang anda rasakan? Atau berikan alternatif : terdapat banyak jenis nyeri, apakah nyeri
yang anda rasakan lebih seperti rasa berat, tekanan, terbakar, teriris, nyeri tumpul, tajam atau
seperti ditusuk jarum?
Radiation/Region : adalah daerah perjalanan nyeri menjalar, tanyakan apakah nyeri
menjalar ke bagian tubuh yang lain.
Severity : keparahan atau intensitas nyeri, berikan nilai nyeri pada skala 1-10. Setelah
beberapa menit pemberian oksigen atau pil nitrogliserin nilai kembali.
Treatment : Usaha meredakan nyeri. Tanyakan tindakan apa yang dilakukan pasien untuk
mengatasi nyerinya?
Understanding : Bagaimana persepsi nyeri klien? Apakah pernah merasakan nyeri
sebelumnya? Jika iya, apa masalahnya?
Values : Tujuan dan harapan untuk nyeri yang diderita pasien.
(Marlynn Jackson dan Lee Jackson, Keperawatan klinis, Penerbit Erlangga) dan (Respon
Nyeri, Ns.Faida Annisa, S.Kep, 2013)

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN

Gangguan pola tidur adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami, perubahan
jumlah/kualitas pola tidur dan istirahat sehubungan dengan keadaan biologis atau kebutuhan
emosi.

A. PENGKAJIAN.
1. Riwayat tidur.
a. kuantitas (lama tidur) dan kualitas watu tidur di siang dan malam hari.
b. Aktivitas dan rekreasi yang di lakukan sebelumnya.
c. Kebiasaan/pun saat tidur.
d. Lingkungan tidur.
e. Dengan siapa paien tidur.
f. Obat yang di konsumsi sebelum tidur.
g. Asupan dan stimulan.
h. Perasaan pasien mengenai tidurnya.
i. Apakah ada kesulitan tidur.
j. Apakah ada perubahan tidur.
2. Gejala Klinis.
a. Perasaan Lelah.
b. Gelisah.
c. Emosi.
d. Apetis.
e. Adanya kehitaman di daerah sekitar mata bengkak.
f. Konjungtin merah dan mata perih.
g. Perhatian tidak fokus.
h. Sakit kepala.
3. Penyimpangan Tidur.
Seperti telah dijelaskan pada bab oembahasan di atas, gangguan tidur yang mungkin
terjadi adalah :
a. Insomnia.
b. Somnabulisme.
c. Enuresis.
d. Narkolepsi.
e. Nightmare dan Night Terrors (mimpi buruk).
f. Apnea / tidak bernapas dan Mendengkur.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN AS DENGAN GANGGUAN POLA TIDUR DI


RUMAH SAKIT STIKES BALI
1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada tanggal 1 januari 2012 pukul 8.00 WITA di Rumah Sakit
Stikes Bali dengan metode observasi, wawancara, pemeriksaan fisik dan catatan medis
pasien.

PENGUMPULAN DATA
A. Identitas Pasien Penanggung

1. Nama : AS
2. Umur : 18 tahun
3. Jenis kelamin : laki-laki
4. Status perkawinan : belum kawin
5. Suku bangsa : Indonesia
6. Agama : Hindu
7. Pendidikan : Mahasiswa
8. Pekerjaan : Pelajar
9. Alamat : Jl.Akasia No.16 Dpsr
10. Nomor reg : 1234567
11. Tanggal MRS : 1 januari 2012

Dx : Gabgguan pola tidur

B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama masuk rumah sakit
Pasien mengeluh tidak bisa tidur sejak 5 hari yang lalu
2. Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengeluh lemah, letargi, lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan,
kelopak mata bengkak,
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh tidak bisa tidur sejak 5 hari yang lalu, pusing seperti berputar. Pasien
memutuskan untuk berobat ke Rumah Sakit Stikes Bali pada tanggal 30 Desember 2011.
Pasien diterima di Rumah Sakit Stikes Bali pada tanggal 30 Desember 2011 dan di
observasi TD : 130/80 mmHg, S : 380 C, N : 50x/menit, RR : 14x/menit nafas dalam.
Pasien diberi terapi NFD RL 16 tpn, Rontidin 2×50 mg, Ondansentron 2x4mg, Mertigo
3×8 mgUnalium 3×10 mg. pasien diperiksa GDSnya yaitu 56 mg%. Pasien dikirim dari
ruang A ke ruang B pada tanggal 30 Desember 2011. Dan di observasi TD : 150/90
mmHg, S : 390C, N : 80x/menit, dan beri terapi IVFD RL 16 tpn, Ranitidin 2×50 mg,
Ondansentron 2×4 mg, Mertigo 3×8 mg, obat2 diabetesmilitus disetop sementara.
4. Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien mengatakan memounyai riwayat Gastritis, Diabetesmilitis dan Hipertensi.
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan di keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dan
tidak ada penyakit keturunan.

C. Pola Kebiayasaan Pasien


1. Bernafas
Seblum pengkajian : Pasien mengeluh sesak nafas dan sulit untuk bernafas
Saat pengkajian : pasien mengatakan sudah tidak sesak lagi
2. Makan dan minum
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa makan bubur dengan sayur dan lauk pauk habis
setengah porsi, Pasien mengatakan biasa makan 3x sehari, pasien mengatakan tidak terlalu suka
minum air putih, minum air jika ingin saja, kurang lebih 600 ml dalam sehari
Saat pengkajian : Pasien mengatakan baru makan bubur 2x dan habis setengah porsi dan minum
kurang lebih 300 ml air putih.
3. Eliminasi
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan jarang BAB hanya 1x sehari dengan konsistensi padat,
tidak ada darah dan lender, warna peses kuning. Pasien mengatakan sering BAK kurang lebih 8x
sehari dengan jumlah kramg lebih 300cc Sekali BAK.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum BAB dari pagi dan BAK 3x dari pagi dengan jumlah
kurang lebih 300cc
4. Gerak dan aktifitas
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan sehari hari biasa membantu masak dirumahnya
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak bisa membantu masak lagi, namun masih bisa
melakukan ADL secara mandiri
5. Istirahat dan tidur
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa tidur 9-10 jam/hari, biasa tidur siang kurang lebih
1 jam sehari
saat pengkajian : Pasien mengatakan Sulit tidur di malam hari, tidur tidak nyenyak, pasien
mengatakan tidak bisa tidur karna suasana ruangan yang rame.
6. Kebersihan diri
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa mandi 1x sehari dengan sabun dan air hangat,
mencuci rambut 1x sehari dan jarang menggosok gigi.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum mandi dari kamarin, kuku pasien tampak kotor
7. Spengaturan suhu tubuh
Seblum & Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak merasa panas
8. Rasa nyaman
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan merasa nyaman dengan tubuhnya
Saat pengkajian : Pasien mengatakan nyeri di epigastrium, nyeri terasa saat berbaring dan
sehabis makan, sekala nyeri 2 dari 0-10 skala nyeri yang diberikan.
9. Rasa aman
Seblum & Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak merasakan kecemasan
10. Data social
Hubungan pasien dengan keluarga tampak harmonis, begitu juga hubungan pasien dengan
perawat dan pasien lain tampak harmonis
11. Prestasi dan produktivitas
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa memasak untuk membantu anaknya yang
berjualan dilapangan
Saat pengkajian : Pasien mengatakan tidak bisa membantu anaknya lagi
12. Rekreasi
Pasien mengatakan tidak mempunyai hobi
13. Belajar
Pasien mengatakan sudah mengetahui dan mengerti mengenai penyakitnya
14. Ibadah
Seblum pengkajian : Pasien mengatakan biasa sembahyang 1x sehari dan terutama setiap hari
raya.
Saat pengkajian : Pasien mengatakan belum pernah beribadah semenjak sakit.
D. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum pasien
a. Kesadaran : CM
b. Bangun tubuh : Gemuk
c. Postur tibuh : Tegak
d. Cara berjalan : Lancar terkoordinir
e. Gerak motorik : tidak terganggu
f. Keadaan kulit :
· warna kulit : sawo mateng
· turgor kulit : elastic
· kebersihan : bersih
· luka : tidak terdapat luka
g. Gejala cardinal : TD = 130/80 mmHg, S = 380c, N = 80x/menit, RR = 24x/menit
h. Ukuran lain : TB = tidak terkaji, BB = tidak terkaji
2. Kepala : kulit kepala bersih, rambut hitam, dengan beberapa rambut putih, distribusi rambut
merata, tidak ada nyeri tekan dan luka.
3. Mata : Konjungtiva anemis/ pucat, sclera putih, tidak ada odema, kelopak mata terdapat
lingkaran hitam dibawah mata, reflek pupil baik, pupil isokor.
4. Hidung : hidung bersih, tidak ada secret dan darah, tidak ada nyeri tekan, penciuman baik.
5. Telinga : telinga bersih, tidak ada secret dan darah, tidak ada nyeri tekan, pendengaran baik.
6. Mulut : mukosa lembat, gigi lengkap dan bersih, lidah bersih, tidak ada pembesaran tonsil dan
faring radang.
7. Leher : tidak ada distensi vena jogularis dan distensi kelenjar tiroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan kelenjar tiroid tidak ada tumor.
8. Torak : bentuk dada simetris, gerakan dada bebas terbatas, suara jantung S1S2 tunggal regular,
suara paru fesikuler +/+
9. Abdomen : tidak ada distensi dan asetas, peristaltic 8x/ menit, nyeri tekan epigastrium (-),
suara abdomen timpani.
10. Genetalia : pasien mengeluh nyeri digenetalianya, genetalia tidak terkaji.
11. Anus : tidak terkaji
12. Ekstrmitas
· Atas : tidak ada luka dan edema, terpasang infuse dilengan kiri
· Bawah : tidak ada luka dan edema

444 444

444 444

E. Pemeriksaan Penunjang
Hasil pemeriksaan kimia klinik tangal 30 desember 2011
Parameter
Hasil

Normal
Gula darah sewaktu

56 mg %

75-115 mg%

ANALISA DATA
No

Data

Masalah
1

Pasien mengeluh tidak bisa tidur, kepala pusing, dan mual.

Gangguan kualitas tidur


2

Pasien mengeluh lemah, letargi, lingkaran hitam di sekitar mata, konjungtiva kemerahan,
kelopak mata bengkak,

Kuantitas tidur yang kurang

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus menerus.
3. PERENCANAAN

Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus menerus.

Setelah diberikan asuhan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan pasien bisa tidur nyenyak
dengan kriteria hasil : nyeri berkurang

1. Dikaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga atau orang tua- jam, praktik
hygiene, ritual (membaca, bermain)-dan patuhi semaksimalmungkin
2. Dianjurkan atau berikan perawatan petang hari misalnya : personal hygen, linen dan baju tidur
yang bersih
3. Digunakan alat bantu tidur (mis; air hangat untuk mandi, bahan bacaan,pijatan di
punggung,susu, music yang lembut, dll).

Tidur juga di pengaruhi oleh factor- factor tersbut


2
Senin, 20 Desember 2011
Pukul 9 .00 AM

Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus menerus.

Menggambarkan faktor yang mencegah atau menghambat tidur.


Gengan criteria hasil : nyeri berkurang, mengetahui masalah spesifik klien.

1. Dipertahankan jadual harian yang konsisten untuk bangun, tidur dan istirahat.
2. Diupayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis; susu,kacang) menjelang tidur.

Dapat menyebabkan pusing dan mual jika tidur kekurangn.

4. Pelaksanaa

Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus menerus.

1. Mengkaji rutinitas tidur yang biasa dilakukan klien, keluarga atau orang tua- jam, praktik
hygiene, ritual (membaca, bermain)-dan patuhi semaksimalmungkin
2. Menganjurkan atau berikan perawatan petang hari misalnya : personal hygen, linen dan baju
tidur yang bersih
3. Menggunakan alat bantu tidur (mis; air hangat untuk mandi, bahan bacaan,pijatan di
punggung,susu, music yang lembut, dll).

Gangguan pola tidur: kurang dari kebutuhan tubuh b/d nyeri perut yang terus

1. Mempertahankan jadual harian yang konsisten untuk bangun, tidur dan istirahat.
2. Mengupayakan mengonsumsi kudapan yang kaya L-triptofan (mis; susu,kacang) menjelang
tidur.

5. Evaluasi

Catatan perkembangan Keperawatan pada Pasien Tn. M.T. dengan pneumonia


di ruang Cempaka RSU Stikes Bali Tanggal 6 Januari 2012
Daftar pustaka

Muttaqin, arif . 2008. Asuhan keperawatan klien dengan gangguan system persyarafan.jakarta :
salemba medika

Smeltzer S. C., Bare G. B. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3. Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Tamsuri A. 2007. Konsep dan Penatalaksanaan Nyeri. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai