Hartomo dan Widiatmoko (1993), mengemukakan bahwa produk pangan
instan merupakan produk pangan yang mudah disajikan dalam waktu yang relatif singkat. Proses pengolahan beras jagung edamame instan melalui beberapa tahapan, mulai dari pengilingan, pengayakan, pemasakan, pendinginan, dan pengeringan. Berbagai proses yang dilalui akan menentukan hasil dari produk beras jagung edamame instan yang diharapkan. Misalnya lama masa simpan dan lama waktu masak kembali, yang disebabkan oleh kadar air bahan dan ukuran pertikel. Proses penggilingan adalah proses yang penting dalam pembuatan beras jagung edamame instan. Penggilingan bertujuan untuk mengecilkan ukuran partikel produk sesuai keinginan. Menurut Husain et al (2006), grits (beras jagung) instan dapat dimasak selama 7 menit. Sedangka menurut Sugiyono et al (2004) nasi jagung instan varietas pulut dapat dimasak selama 4,4 menit. Perbedaan ini dapat terjadi karena dipengaruhi oleh ukuran pertikel grits, semakin kecil ukuran partikel maka akan semakin cepat waktu masaknya. Selain itu, waktu masak juga dapat dipengaruhi oleh varietas jagung yang digunakan. Proses pendinginan merupakan tahapan dalam proses pembuatan beras jagung edamame instan. Pembekuan adalah proses mengeluarkan panas dari dalam produk dan selanjutnya produk akan mengalami penurunan suhu. Bahan pangan yang dibekukan akan memiliki masa simpan yang lebih panjang dibandingkan yang disimpan dalam keadaan dingin. Pada proses pembuatan beras jagung edamame instan ini pendingingan dilakukan selama 24 jam. Pendinginan dengan cara yang lambat dapat membentuk Kristal es yang besar. Pembentukan kristal es yang besar ini dapat meningkatkan sifat porous bahan menjadi lebih tinggi (Karathanos et al.,1996). Hasil penelitian Husain et al (2006) terhadap nasi jagung instan menunjukkan bahwa nasi jagung yang mengalami pembekuan lambat (-10 sampai -20 oC, selama 44 jam) menunjukkan hasil yang lebih baik dalam hal rehidrasinya dibandingkan nasi jagung yang dibekukan cepat (-40 sampai -50 oC, selama 30 menit). Hal ini disebabkan oleh Kristal-kristal akibat pembekuan lambat yang menghasilkan rongga sehingga memudahkan rehidrasi.
Proses pengeringan menurut Fellows (2000) mendefinisikan pengeringan
sebagai suatu proses pemberian panas dibawah kondisi yang terkontrol untuk menghilangkan sebagian besar air yang terkandung dalam bahan. Ketika udara panas diberikan pada produk pangan yang basah, maka uap air akan berdifusi melalui permukaan udara yang berada di sekitar makanan dan akan dihilangkan oleh udara yang bergerak. Pengeringan memiliki peran dalam penentuan masa simpan produk. Semakin kering suatu produk maka masa simpan produk semakin lama. Beras instan dibuat dengan cara pemberian perlakuan pemasakan awal dan digelatinisasi (beras diaron sampai berubah menjadi bening warnanya) dengan menggunakan air, uap atau gabungan keduanya. Hasilnya berupa beras matang atau setengah matang. Selanjutnya beras matang atau setengah matang tersebut dikeringkan sehingga diperoleh butir-butir beras kering yang berpori-pori (ber- porous). Porositas memiliki peranan yang sangat penting terhadap instansi suatu bahan (Husain et al., 2006). Semakin lama waktu perebusan beras jagung mengakibatkan jaringan menjadi rusak. Rusaknya jaringan tersebut membentuk ronga atau porous. Posositas menyebabkan air atau uap panas lebih cepat masuk ke dalamnya sehingga membuatnya cepat masak. Air matang yang digunakan untuk membuat beras instan menjadi nasi harus masuk ke dalam butir-butir beras dalam waktu yang relatif cepat.
Daftar pustaka
Fellows, J. P. 2000. Food Processing Technology : Principles and Practise. 2 nd
Ed.Woodhead Publ, Lim. England, Cambridge. Hartomo, A.J. dan Widyatmoko M.C. (1993). Emulsi dan Pangan Instan Ber-Lesitin, Cetakan I. Andi Offset. Yogyakarta. Husain, H., Tien R. M., Sugiyono, Bambang H. 2006. Pengaruh metode pembekuan terhadap karakteristik grits jagung instan. Jurnal teknologi dan industry pangan. Vol.XVII No. 3 Th 2006
Karathanos VT, Kanellopoulos NK, Belessiotis VG. 1996. Development of porous
structure during air drying of agricultural plant product. J. Food Eng 29 :167- 183. Sugiyono, Soewarno T. S., Purwiyanto H., Agus S. 2004. Kajian optimasi teknologi pengolahan beras jagung instan. Jurnal teknologi dan industri pangan. Vol.XV.No.2 Th 2004