Anda di halaman 1dari 28

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PERGURUAN TINGGI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET


FAKULTAS KEDOKTERAN
Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Tel/Fax (0271) 664178

BUKU MANUAL KETERAMPILAN KLINIK

TOPIK
PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA EKSTERNA

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2018
TIM PENYUSUN

Soeharto Widjanarko, dr., Sp.U


Setya Anton T, dr., Sp.U
Bimanggono Hernowo Murti, dr., Sp.U
Krisna Yarsa Putra, dr., Sp.B
Novianto Adi Nugroho, dr.

Editor:
Amandha Boy Timor Randita, dr., M.Med.Ed

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat melakukan penyempurnaan dan pembaharuan pada
Buku Manual Keterampilan Klinik Topik Pemeriksaan Perianal dan Genetalia
Eksterna periode tahun 2017.
Penyusun buku panduan ini ditujukan untuk memberikan pedoman bagi instruktur dan
mahasiswa untuk melatih keterampilan pemeriksaan fisik pada perianal dan genetalia eksterna.
Dengan adanya buku panduan ini diharapkan:
1. Instruktur mengetahui pembelajaran yang harus dicapai mahasiswa
2. Memberikan panduan pada mahasiswa tentang keterampilan klinik
3. Melakukan demonstrasi terkait keterampilan klinik tersebut.
Penyusun mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret, staf pengelola skills lab serta semua pihak yang tidak
dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah membantu proses penyusunan buku manual
ini.Semoga kerjasama semua pihak dalam melaksanakan kegiatan keterampilan klinik ini akan
lebih ditingkatkan demi keberhasilan pendidikan dokter yang profesional dan berkualitas.
Penyusun juga mengharapkan sumbang saran dari semua pihak demi lebih sempurnanya
buku manual ini, sehingga dapat lebih bermanfaat bagi pelaksana kegiatan skills lab secara
keseluruhan.

Surakarta, Januari 2018


Tim Penyusun

3
DAFTAR ISI

Halaman sampul ............................................................................................... 1


Tim Penyusun ................................................................................................... 2
Kata pengantar ................................................................................................. 3
Daftar isi .......................................................................................................... 4
Abstrak ............................................................................................................ 5
Rencana Pembelajaran ...................................................................................... 6
Topik Pemeriksaan Perianal dan Genetalia Eksterna ........................................... . 8
Ceklis penilaian ................................................................................................. 27

4
ABSTRAK

Modul keterampilan klinik ini merupakan panduan bagi instruktur dan mahasiswa terkait
keterampilan pemeriksaan fisik pada perianal dan genetalia eksterna, khususnya genetalia
maskulina. Tujuan pembelajaran dari keterampilan klinik ini adalah mahasiswa mampu
melakukan pemeriksaan ginjal, buli-buli (kandung kemih), penis dan scrotum, inguinal, rectal
toucher dan mampu menginterpretasikan data yang didapat untuk membuat langkah diagnostik
selanjutnya. Proses evaluasi mahasiswa akan dilakukan dengan metode OSCE yang ceklis
penilaian juga dilatihkan pada proses pembelajaran. Sehingga setelah mahasiswa melalui
keterampilan ini, mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan fisik perianal dan genetalia
eksterna untuk menunjang penegakan diagnosis kasus-kasus genetalia maskulina.

5
RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET

IdentitasMataKuliah Nama Tanda


IdentitasdanValidasi Tangan
Kode MataKuliah : SKILL401B Dosen Pengembang RPS : Tri Agusti Solikah, dr.,
M.Sc
NamaMataKuliah : Skill
lab pemeriksaan perianal Koord. Kelompok MataKuliah : Soeharto Widjanarko, dr.,
dan genitalia eksterna Sp.U; Setya Anton T, dr.,
Sp.U; Bimanggono Hernowo
Murti, dr., Sp.U; Krisna Yarsa
Putra, dr., Sp.B; Novianto Adi
Nugroho, dr.

BobotMataKuliah (sks) : 0,8 sks KepalaProgram Studi : Sinu Andhi Jusup, dr.,
M.Kes
Semester : IV
MataKuliahPrasyarat :-

Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL)


Kode CPL Unsur CPL
CP 3 : Melakukan manajemen pasien mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan diagnosis dan penatalaksanaan secara
CP 7 komprehensif
: Mampu melakukan komunikasi efektif di bidang kedokteran dan kesehatan
CP Mata kuliah (CPMK) :
- Mampu melakukan pemeriksaan ginjal
- Mampu melakukan pemeriksaan buli-buli (kandung kemih)
- Mampu melakukan pemeriksaan penis dan scrotum
- Mampu mellakukan pemeriksaan inguinal
- Mampu melakukan pemeriksaan rectal toucher.
- Mampu menginterpretasikan data yang didapat untuk membuat langkah diagnostik selanjutnya

Bahan Kajian Keilmuan : Sistem Ginjal dan Saluran Kemih

Deskripsi Mata Kuliah : Setelah selesai pembelajaran ini,mahasiswa diharapkan mampu melakukan keterampilan Pemeriksaan perianal dan
genetalia eksterna

Daftar Referensi  Buku Manual Skillslab


 Textbook

Penilaian*
Kemampuan Metode Pengalaman Teknik
Tahap Materi Pokok Referensi Waktu Indikator/k
akhir Pembelajaran Belajar penilaian
ode CPL
/bobot
1 2 3 4 5 6 7 8 9

7
I Mampu - Mampu melakukan  Ilmu Kuliah  Kuliah 1x100 CP 3 OSCE
melakukan pemeriksaan ginjal interaktif menit CP 7
pemeriksaan Bedah Pengantar
- Mampu melakukan
perianal dan  Ilmu Terbimbing  Terbimbin
genitalia pemeriksaan buli-buli
(kandung kemih) Urologi g dan 2x100
Responsi menit
- Mampu melakukan Responsi
pemeriksaan penis dan Latihan 1x100
 Kegiatan
scrotum mandiri menit
- Mampu melakukan tidak
pemeriksaan inguinal terstruktur
- Mampu melakukan
 OSCE
pemeriksaan rectal toucher 1 x100
- Mampu menginterpretasikan menit
data yang didapat untuk
membuat langkah diagnostik
selanjutnya.

8
PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA EKSTERNA

A. PENDAHULUAN
Dalam upaya menegakkan diagnosis terutama untuk penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan traktus urogenital perlu dilakukan pemeriksaan genitalia eksterna dan
pemeriksaan perianal.
Pemeriksaan pada traktus urogenital laki-laki meliputi pemeriksaan ginjal, buli-buli
(kandung kemih), pemeriksaan penis, pemeriksaan skrotum, pemeriksaan inguinal, dan
pemeriksaan rectal toucher. Hasil yang didapat dari pemeriksaan ini dapat mengarahkan dokter
dalam melakukan pemeriksaan lebih lanjut, guna menegakkan diagnosis pada seorang
penderita.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari keterampilan PEMERIKSAAN PERIANAL DAN GENITALIA LAKI-LAKI
ini diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan pemeriksaan ginjal.
2. Melakukan pemeriksaan buli-buli (kandung kemih).
3. Melakukan pemeriksaan penis dan scrotum.
4. Melakukan pemeriksaan inguinal.
5. Melakukan pemeriksaan rectal toucher.
6. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data yang didapat untuk membuat langkah
diagnostik selanjutnya.

*Bagian Ilmu Bedah, sub divisi Bedah Urologi, Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
Surakarta/ RSUD dr. Moewardi Surakarta. **Laboratorium Keterampilan Klinis Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta.
C. PEMERIKSAAN UROLOGI, GENITALIA LAKI-LAKI EKSTERNA DAN PERIANAL

Topografi Traktus Urinarius

GINJAL

PELVIS RENALIS

URETER

BULI-BULI

URETRA

Gambar 1. Topografi traktus urinarius


GINJAL
Inspeksi regio flank (ginjal)
- Lihat tanda radang, warna kulit, bekas luka, bekas operasi, fistel, tumor,bulging.
Palpasi Ginjal
- Penderita tidur telentang, lutut kiri & kanan ditekuk.
- Tekan ginjal ke depan dengan satu tangan yang ditempatkan di belakang.
- Raba permukaan depan ginjal dengan tangan satunya.
- Perintahkan penderita bernafas dalam dan rasakan turun naiknya ginjal dengan tangan yang
di depan.

G
Gambar 2. Palpasi ginjal

Pemeriksaan nyeri pada sudut kosto-vertebral :


- Penderita duduk.

10
- Tekan / ketok (jangan terlalu keras) dengan bagian ulnar tangan pada sudut di antara otot-
otot paraspinal dan tulang iga ke-12.

Gambar 3. Nyeri ketok kosto-vertebral

Rasa sakit dapat disebabkan :


- Pielonefritis
- Abses renal atau peri renal
- Ginjal yang mengalami obstruksi akut
- Glomerulonefritis akut
Auskultasi “bising” arteria renalis :
- Penderita telentang atau telungkup
- Auskultasi dengan diafragma dari stetoskop di daerah epigastrium (1) atau pinggang (2),
dengarkan bising (bruit) a.renalis.

Gambar 4. Auskultasi bising a. renalis

Penyebab-penyebab bising arteria renalis :


- Stenosis arteria renalis
- Fistula arteri-vena

11
- Tumor (neoplasma) vaskular

Diagnosis banding massa di daerah pinggang


1. Bedakan ginjal dari organ lain :
- Hati : pada umumnya mempunyai tepi tajam
- Lien : - mempunyai celah
- bergerak ke bawah dan ke medial dengan pernafasan
(ginjal : ke bawah)
Ginjal kadang-kadang menunjukkan adanya ”ballotement” :
- Hidronefrosis Berat
- Pionefrosis
2. Sebab-sebab pembesaran ginjal :
- Hidronefrosis
- Penyakit kista (tunggal/multipel)
- Tumor
- Trombosis vena renalis
- Amiloidosis

Kandung kemih / buli buli / vesica urinaria


Inspeksi buli-buli :
- Tanda radang, perubahan warna kulit, bekas luka di SOP (Simphisis Ostium Pubis),
bekas operasi, fistel.
- Bulging di atas SOP (retensi urine)

Gambar 5. Inspeksi buli-buli tampak retensi urine

12
Palpasi Buli-buli :
Tekanan di daerah suprapubik menimbulkan rangsangan untuk kencing bila buli-buli terasa
penuh. Buli-buli yang penuh sulit diraba atau sulit diketahui dengan cara perkusi pada
penderita-penderita :
1. Gemuk.
2. Bekas operasi perut bagian bawah.
3. Dinding abdomen tegang pada waktu dilakukan palpasi.

Gambar 6. Palpasi buli-buli


Perkusi buli-buli
- Buli-buli yang penuh berisi urin memberi suara perkusi ”redup”.
- Rongga usus yang berisi gas memberi suara perkusi ”timpanik”.
Buli-buli yang penuh harus dapat dibedakan dengan :
- Uterus : tumor, kehamilan
- Ovarium : kista, tumor
- Colon : recto sigmoid atau cecum
- Tumor : neoplasma abdomen

13
Gambar 7. Perkusi buli-buli

Penyebab buli-buli penuh :


1.Tonus buli-buli yang berkurang
 Kelainan neurogenik (misalnya : C.V.A, lesi sumsum tulang belakang)
 Miogenik (buli-buli yang over stretched)
2.Obstruksi infra-vesikal
 Kelainan kelenjar prostat (BPH, Ca, dan lain-lain)
 Striktura uretra
3.Keadaan umum :
 Usia lanjut (senil), sakit parah, poliuria
 Pada anak-anak, buli-buli terletak di dalam rongga abdomen di bagian bawah. Buli-buli
akan turun ke dalam rongga pelvis bila anak menjadi dewasa.
PENIS

Inspeksi:
- Lihat adanya kelainan kulit preputium, tanda radang, perubahan warna.
- Bila belum dilakukan circumcisi pemeriksaan penis didahului dari lubang preputium, lubang
yang terlalu sempit dinamakan phymosis yang mengakibatkan preputium tidak bisa diretraksi,
penumpukan smegma, balanitis, ISK, keganasan.
- Glans penis dinilai mulai dari OUE, lihat produk yg keluar dari OUE (urin, sperma, nanah,
darah, batu, udara, feces), ukuran OUE yang terlalu kecil bisa karena meatal stenosis, letak
OUE di ventral (hipospadia) tidak boleh dilakukan circumcisi, letak OUE di dorsal (epispadia).

14
- Balanitis, kondiloma akuminata, karsinoma.
- Batang penis diperiksa sisi dorsal (corpos cavernosus & AV dorsalis), sisi ventral (corpus
spongiosus yang berisi urethra) dilihat tanda radang, perubahan warna kulit, fistel.

Preputium

Gland penis tampak setelah


dilakukan retraksi
preputium

Gambar 8. Inspeksi preputium & glans penis, gambar kiri sebelum retraksi, gambar kanan
setelah retraksi.

Palpasi penis
Palpasi gland penis.
Palpasi bagian dorsal dari batang penis, berisi corpus cavernosus, bila teraba bagian yang keras
(plaque), dapat disebabkan :
- “Peyronie’s disease”
- Vena dorsalis yang mengalami trombosis
- Karsinoma
Palpasi bagian ventral dari batang penis:
- Striktura
- Karsinoma uretra
- Ekstravasasi urin dengan jaringan
parut (cicatrix)

15
Gambar 9. Anatomi penis

16
KELENJAR INGUINAL

Gambar 10. Pembesaran kelenjar inguinal

Inspeksi Kelenjar inguinal


- Lihat adanya tanda radang, perubahan warna kulit, massa, ulkus.
Palpasi kelenjar-kelenjar inguinal
Penyebab pembesaran kelenjar inguinal.
 Penis : karsinoma, chancroid, sipilis, balanitis
 Tiap keradangan atau tumor yang berasal dari : skrotum, vulva, anus, tungkai.
 Pembesaran kelenjar-kelenjar limfe yang sistemik.
Pada orang normal, biasanya kelenjar limfe inguinal dapat diraba.

SCROTUM
Inspeksi dari skrotum

Testis kiri biasanya tergantung lebih rendah dari pada testis kanan.

17
Gambar 11. Anatomi skrotum

Penyebab-penyebab pembengkakan Skrotum :


Struktur : Patologi :
- Dinding Skrotum - Edema pada penyakit-penyakit hati, ginjal,
kegagalan jantung, idiopatik
- Hematoma, ekstravasasi urin
- Tunika vaginalis - Hidrokel
- Testis - Tumor, torsi, radang
- Epididimis - Epididimitis, TBC, Tumor (jinak)
- Funikulus spermatikus - Hernia, Varikokel

Palpasi Skrotum dan isinya


Pemeriksaan dilakukan dalam posisi penderita telentang dan berdiri untuk memperoleh
informasi tambahan.

18
Misalnya :
Varikokel yang tidak mengecil pada penderita dalam posisi telentang, mencurigakan adanya
obstruksi pada vena renalis.

Palpasi isi skrotum


Biasanya dilakukan dengan ibu jari pada satu bidang dan jari telunjuk serta jari tengah kanan
yang bersangkutan di bidang sebelahnya. “Mass” yang besar lebih mudah diraba dengan
menggunakan kedua tangan.

Gambar 12. Palpasi isi skrotum

Perabaan isi skrotum hendaknya sistematis dengan urutan sebagai berikut


1. Testis
2. Epididimis (kaput, korpus, kauda)
3. Funikulus
4. Meatus Inguinalis eksternus

19
3
4

2
1

Gambar 13. Urutan palpasi isi skrotum

Transiluminasi pada pembesaran skrotum


Dilakukan dengan sumber cahaya yang cukup kuat melalui celah/lubang kecil, ruang
pemeriksaan digelapkan.
Transiluminasi positif biasanya didapatkan pada hidrokel.

Sebelum lampu dinyalakan

Setelah lampu dinyalakan tampak


transiluminasi positif

Gambar 14. Transiluminasi skrotum


Auskultasi isi skrotum :
Bila terdengar bising usus : hernia
20
Hidrokel dan spermatokel

Gambar 15. Kiri hidrokel dan kanan spermatokel

Diagnosis banding dari Hidrokel


- Spermatokel
- Hernia
- Tumor testis
Perbedaan antara Hidrokel dan Spermatokel :
Hidrokel : Testis terapung di dalam hidrokel (testis tidak teraba)
Spermatokel : Testis jelas terpisah (di bawah/di samping) dari spermatokel
Perbedaan antara Hidrokel dan Hernia :
Hidrokel : Funikulus spermatikus teraba di atas tumor
Hernia : Funikulus spermatikus tidak teraba di atas tumor
Varikokel :
- Sebagian besar terdapat di sebelah kiri
- Teraba seperti kantung berisi cacing
- Mengempis bila penderita tidur telentang (jika tidak, harus dicurigai tumor yang
menekan/menyumbat v. renalis kiri)
Varikokel yang kecil dapat ditemukan dengan terabanya pengisian pleksus di sekitar funikulus
spermatikus pada waktu penderita batuk atau melakukan manuver Valsalva.

21
Gambar 16. Varikokel
Hematokel :
Terjadi Akumulasi darah di dalam tunika vaginalis, akibat :
- Trauma pada skrotum
- Pembedahan daerah skrotum
- Trauma waktu kelahiran
- Penyakit (diskrasia) darah
Epididimitis
Bakterial non spesifik :
- Pembengkakan dan nyeri hebat/jelas
- Funikulus biasanya menebal
Kadang-kadang dapat diraba testis (normal dan tak nyeri) di samping epididimis yang nyeri tadi.
Spesifik (tuberkulosis) :
- Biasanya tak nyeri (kecuali akut)
- Epididimis keras dan teratur
- Vas deferens tak teratur/bentuk tasbih.

22
Gambar 17. Kiri : Epididimitis, kanan : tumor testis

Tumor testis
Biasanya testis membesar dan mengeras/lebih padat
Epididimis dan funikulus pada umumnya normal
Pada penderita dengan dugaan tumor testis, harus diperiksa juga :
Leher metastase ke kelenjar limfe supra klavikular.
Mammae ginekomasti (beberapa tumor yang memproduksi estrogen, “chorionic
gonadotrophin”).
Abdomen kelenjar limfe retroperitoneal yang membesar.

Torsi testis
Keluhan : nyeri hebat
terjadi mendadak
Gejala :
- Testis yang bersangkutan terangkat ke atas (Derming sign)
- Testis terletak lebih horisontal (Angle sign)
- Nyeri dan pembengkakan seringkali sangat hebat sehingga isi skrotum tidak dapat diraba
dan dipisah-pisahkan
Bila dielevasikan akan bertambah nyeri pada torsi (Phren sign)

23
Gambar 18. Torsi testis

Diagnosis banding nyeri di skrotum :

Epididimitis Tumor Torsi


Nyeri (+) Ringan/tidak nyeri Hebat
Onset Cepat Lambat Mendadak/dramatik
Infeksi saluran kencing (+) (-) (-)
Palpasi :
Testis Normal Tumor Struktur-struktur ini
Epididimitis Nyeri Normal sukar diraba/
Funikulus Biasanya Normal dipisah-pisahkan
menebal
Umur 15 th - tua 15 th – 40 th

Kriptorkismus
Palpasi testis yang “undescended” :
Anak yang diperiksa sebaiknya dipangku ibunya (atau waktu sedang dimandikan dalam bak
hangat).

24
Gambar 19. Kriptorkismus
Testis yang retraktil :
- Sudah turun ke dalam skrotum, tapi seringkali naik ke pangkal skrotum atau masuk ke dalam
kanalis inguinalis karena spasme m. Kremaster.
Testis retraktil biasanya dapat ditarik ke dalam skrotum.

PROSTAT & VESICULA SEMINALIS


Anatomi prostat dan vesikula seminalis

Gambar 20. Anatomi prostat dan vesikula seminalis

Pemijatan (”massage’) kelenjar prostat


Panah-panah menunjukkan arah pemijatan kelenjar prostat dan vesikula seminalis.
Tujuan pemijatan :
- Terapi prostatitis, kronis, bengkak
- Mengumpulkan getah prostat untuk pemeriksaan mikroskopik dan bakteriologik

25
Gambar 21. Masase prostat
“Rectal toucher” (colok dubur) :
Posisi pasien untuk pemeriksan rectal toucher adalah berdiri, knee chest, tidur miring, yg paling
umum dilakukan adalah litotomi.
Prosedur:
- Jelaskan prosedur yang akan dilakukan pada penderita.
- Beri pelicin pada anus dengan jari telunjuk yang bersarung tangan.
- Lembekkan (relaksasi) sfinkter ani dengan tekanan jari yang halus.
- Penilaian bulbocavernosus reflek dengan cara setelah jari telunjuk tangan kanan masuk dalam
rectum, tangan kiri menekan glans penis. Menilai kontraksi
- Periksa seluruh/sekeliling dinding rektum.
- Raba kelenjar prostat

Interpretasi yang didapatkan pada saat melakukan rectal toucher :


1. Tonus musculus sphinter ani : normal, meningkat atau menurun
2. Bulbocavernosus reflek : normal, meningkat, atau menurun
3. Lumen, ektra lumen, dingding rectum : terdapat massa atau tidak
4. Ukuran prostat :
Grade 1 : sulcus medianus cekung, pole atas mudah teraba
Grade 2 : Sulcus medianus mendatar, pole atas mudah teraba
Grade 3 : Sulcus medianus cembung, pole atas sulit teraba (masih bisa dicapai)
Grade 4 : sulcus medianus cembung, pole atas tidak dapat teraba
5. Nyeri tekan prostat (+) : prostatitis
6. Konsistensi : Padat-kenyal BPH

26
Keras Karsinoma
Bengkak, lunak Prostatitis
7. Simetri : Asimetri Karsinoma
8. Mobilitas : mobilitas terbatas pada karsinoma lanjut, prostat melayang (floating
prostat) pada ruptur uretra posterior
9. Sarung tangan lendir darah

Diagnosis banding benjolan prostat yang keras :


1. Karsinoma
2. BPH (Benign Prostate Hypertrophy) yang menonjol lokal
3. Prostatitis menahun (kronis, non spesifik)
4. Prostatitis tuberkulosa
5. Prostatitis granulomatosa
6. Infark prostat
7. Batu-batu prostat

27
CHECKLIST PENILAIAN KETERAMPILAN
PEMERIKSAAN PERIANAL & GENITALIA EKSTERNA

SKOR
No Aspek Keterampilan yang Dinilai
0 1 2
PEMERIKSAAN BULI-BULI (Kandung kencing)
1 Menjelaskan kepada pasien tentang tujuan pemeriksaan dan meminta pasien
untuk relaks (merilekskan dinding abdomen)
2 Cuci tangan & memakai handscoen
3 Melakukan inspeksi buli-buli
4 Melakukan palpasi buli-buli pada daerah di atas simfisis pubis
5 Menanyakan pada pasien apakah ada rasa ingin kencing pada penekanan
daerah buli-buli
6 Menilai apakah ada massa kontraktil atau ballootement
7 Melakukan perkusi daerah buli-buli
PEMERIKSAAN PENIS
8 Melakukan inspeksi daerah penis dan glans penis, dan melakukan retraksi
preputium pada pasien yang tidak sirkumsisi dan menilai ada atau tidaknya
kelainan bawaan
9 Melakukan palpasi bagian dorsal penis
10 Melakukan palpasi daerah ventral penis untuk menilai uretra
11 Melakukan palpasi limphonodi inguinalis
PEMERIKSAAN SCROTUM
12 Melakukan inspeksi pada scrotum (pasien dalam posisi telentang dan berdiri)
13 Menilai letak dan ukuran testis
14 Melakukan palpasi isi scrotum (ibu jari pada satu bidang dan jari telunjuk serta
jari tengah kanan yang bersangkutan di bidang sebelahnya dan menggunakan
kedua tangan untuk meraba massa yang besar)
15 Melakukan transiluminasi scrotum
PEMERIKSAAN RECTAL TOUCHER
16 Meminta pasien tidur miring membelakangi pemeriksa (atau menghadap
pemeriksa), atau posisi litotomi, dan menjelaskan prosedur pemeriksaan yang
akan dilakukan pada pasien
17 Memberi pelicin pada anus dengan jari telunjuk yang bersarung tangan
18 Merelaksasikan sfingter ani dengan menekan dengan tekanan jari yang halus
19 Memeriksa dan menilai sekeliling dinding rectum
20 Meraba dan menilai kelenjar prostat
21 Melepas handscoen & cuci tangan
PENILAIAN ASPEK PROFESIONALISME 0 1 2 3 4
JUMLAH SKOR
Penjelasan :
0 Tidak dilakukan mahasiswa
1 Dilakukan, tapi belum sempurna
2 Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena
situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang
dilaksanakan).

Nilai Mahasiswa : Jumlah Skor x 100%


48

28

Anda mungkin juga menyukai