Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN JENIS PENILAIAN FORMATIF

TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA SMPN

Ni Ketut Rapi
FMIPA Universitas Pendidikan Ganesha
e-mail: ketutrapi@yahoo.com

Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang
mengikuti model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional, perbedaan hasil belajar IPA
antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan PBK dan pembelajaran dengan penilaian konvensional,
dan pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan jenis penilaian formatif terhadap hasil belajar
IPA. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen semu. Populasi penelitian adalah siswa kelas
VII SMPN Singaraja pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 sebanyak 2398 siswa. Pengambilan
sampel dilakukan dengan teknik multi stage, jumlah sampel 120 siswa. Instrumen pengumpulan data
menggunakan tes bentuk objektif, dengan reliabilitas tes = 0,8770, sedang analisis data menggunakan
teknikanava dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan: 1) terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara
siswa yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran konvensional, 2) terdapat
perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang diberi penilaian berbasis kelas dan yang diberi penilaian
konvensional, terdapat pengaruh interaksi antara model pembelajaran dan jenis penilaian formatif terhadap
hasil belajar IPA.

Kata kunci: model pembelajaran, jenis penilaian formatif, hasil belajar IPA

THE INFLUENCE OF THE TEACHING MODEL AND


THE FORMATIVE EVALUATION TYPE ON THE STATE JUNIOR HIGH SCHOOL
STUDENTS’ SCIENCE LEARNING ACHIEVEMENT

Abstract: The objectives of this study were 1) to describe the difference in the Science learning
achievement between the students taught using the inquiry teaching model and those taught using the
conventional teaching model; 2) to describe the difference in the Science learning achievement between
the students joining the teaching with class-based evaluation and those joining the teaching with the
conventional evaluation; and 3) to describe the influence of the interaction between the teaching model
and the formative evaluation type on the Science learning achievement. This study used the quasi
experimental design. The population was grade VII students of state junior high schools in Singaraja in
the odd semester of 2015/2016 academic year consisting of 2,398 students. The sample consisting of 120
students was drawn using the multi-stage sampling technique. The data were collected using the objective
test, with the reliability coefficient of 0.8770. The data were analyzed using the two-way anova. The
findings showed that: 1) there was a significant difference in the Science learning achievement between
the students joining the inquiry teaching model and those joining the conventional teaching model; 2)
there was a significant difference in the Science learning achievement between the students given the
class-based evaluation and those given the conventional evaluation; and 3) there was an influence of
the interaction between the teaching model and the formative evaluation type on the Science learning
achievement.

Keywords: teaching model, formative evaluation type, Science learning achievement

Pendahuluan dan teknologi. Pengembangan ilmu pengetahuan


Dewasa ini peradaban manusia sangat di- dan teknologi bersumber pada Matematika dan
warnai oleh tingkat penguasaan ilmu pengetahuan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA memunyai

69
70

peranan yang sangat penting dan strategis dalam tingkah laku orang tersebut. Tingkah laku manusia
pengembangan teknologi masa depan. Oleh terdiri dari sejumlah aspek yaitu: pengetahuan,
karena itu, dalam memacu ilmu pengetahuan pengertian, kebiasaan, keterampilan, apresiasi,
dan teknologi, proses pembelajaran IPA perlu emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau
mendapat perhatian yang lebih baik mulai dari budi pekerti, dan sikap.
tingkat SD sampai perguruan tinggi. Anderson dan Krathwohl (2001) menge-
Buchori (2001) mengemukakann bahwa mukakan bahawa hasil belajar dalam ranah
mendidik generasi muda menjadi spesialis di kognitif mencakup dua dimensi yaitu, dimensi
bidang sosial dan humaniora serta membiarkan pengetahuan dan dimensi proses kognitif yang
mereka buta mengenai dunia sains dan teknologi dapat diklasifikasikan dalam kerangka taksonomi
merupakan suatu kesalahan besar. Dalam pendidikan. Anderson dan Krathwohl menetapkan
masyarakat yang dialiri arus kemajuan sains dan empat jenis pengetahuan, yakni faktual, konsep-
teknologi yang deras sekarang ini, manusia yang tual, prosedural, dan metakognitif. Sependapat
buta sains akan bingung, tidak mengerti apa yang dengan Bloom, Mulyasa (2009) mengemukakan
terjadi disekitarnya dan juga tidak mengerti apa bahwa hasil belajar merupakan prestasi belajar
yang sedang terjadi dengan dirinya. Faure et al peserta didik secara keseluruhan yang menjadi
(1982) mengemukakan bahwa ide tentang belajar, indikator kompetensi dasar dan derajat peruba-
bukan sebagai mimpi untuk masa depan tetapi han perilaku. Hergenhahn dan Olson (2008)
sebagai fakta, maka harus dilakukan reformasi menunjukkan bahwa hasil belajar harus selalu
internal dan perbaikan sistem pendidikan secara diterjemahkan ke dalam perilaku atau tindakan
berkesinambungan. yang dapat diamati. Salah satu faktor yang ber-
Studi pendahuluan menunjukkan, bahwa pengaruh terhadap hasil belajar adalah cara guru
harapan tumbuhnya sifat kreaktif dan antisipatif mengemas pembelajaran.
para guru Fisika dalam praktik pembelajaran Pengemasan pembelajaran dewasa ini tidak
untuk memaksimalkan peranan siswa dewasa sejalan dengan hakikat orang belajar dan hakikat
ini masih belum optimal. Patut diakui bahwa orang mengajar menurut pandangan kaum kon-
hasil-hasil pendidikan di Indonesia masih jauh struktivis. Suparno (1997) mengemukakan bahwa
dari harapan. Rendahnya kualitas sumber daya mengajar berarti partisipasi dengan pebelajar da-
manusia Indonesia dalam persaingan global, lam membentuk pengetahuan, membuat makna,
terutama di bidang IPA dapat dilihat dari laporan mencari kejelasan, dan mengadakan justifikasi.
Program for International Student Assessment Di lain pihak pembelajaran IPA yang hanya me-
(PISA). PISA 2009 yang berfokus pada literasi nekankan pada aspek produk seperti menghapal
sains mengukuhkan siswa Shanghai China se- konsep-konsep, prinsip-prinsip atau rumus, tidak
bagai siswa dengan pencapaian tertinggi dalam memberikan kesempatan kepada siswa terlibat
literasi sains dengan skor rata-rata 575. Dari 74 aktif dalam proses-proses IPA. Bybee (2002)
negara peserta, siswa Indonesia mencapai posisi menegaskan bahwa belajar adalah interaksi
ke-66 dengan skor rata-rata 383 (Hayat dan Yusuf, ide-ide dan proses; pengetahuan baru dibangun
2011). Fakta lain juga dapat dilihat dari belum berdasarkan pengetahuan awal; belajar meningkat
tercapainya angka kelulusan 100% ujian nasional ketika siswa menemukan makna, dan pembelaja-
selang tiga tahun terakhir. ran meningkat ketika siswa terlibat dalam diskusi
Krathwohl, Bloom, dan Masia (1973) tentang ide-ide dan terlibat dalam proses.
mengemukakan bahwa taksonomi domain terdiri Tampaknya diperlukan transformasi
atas cognitive domain, affective domain, dan psy- pembelajaran, dari belajar secara menghafal
chomotor domain. Gagne et al (2005) mengemu- ke belajar berpikir. Dari orientasi pada transfer
kakan ada lima kemampuan sebagai hasil belajar pengetahuan ke pengembangan pengetahuan,
yaitu: (1) Verbal, (2) Intelectual, (3) Cognitive keterampilan, dan watak”. Salah satu pendeka-
strategies, (4) Attitudes, dan (5) Motorskills. tan yang bisa digunakan dalam pembelajaran
Hamalik (2008) mengemukakan bahwa bukti fisika, yang memberikan kesempatan kepada
seseorang telah belajar ialah terjadi perubahan siswa untuk beraktifitas seperti ilmuwan adalah

Cakrawala Pendidikan, Februari 2016, Th. XXXV, No. 1


71

pendekatan inkuiri. Pendekatan inkuiri adalah kelemahan yang ada dalam proses pembelajaran,
suatu teknik instruksional yang dalam proses sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan
belajar-mengajar siswa dihadapkan dengan suatu keputusan, misalnya apakah proses pembelajaran
masalah (Winatapura,1993). Langkah-langkah sudah baik dan dapat dilanjutkan atau masih perlu
yang digunakan dalam penyajian materi dengan perbaikan dan penyempurnaan. Oleh sebab itu, di
pendekatan inkuiri sebagai berikut: (a) fase ber- samping kurikulum yang cocok dan proses pem-
hadapan dengan masalah, (b) fase pengumpulan belajaran yang benar perlu ada sistem penilaian
data pengujian, (c) fase pengumpulan data dalam yang baik dan terencana. Penilaian pembelajaran
eksperimen, (d) fase formulasi penjelasan, dan (e) yang harus diterapkan pada kurikulum satuan
fase penerapan konsep. pendidikan (KTSP) adalah penilaian berbasis
Dahar dan Liliasari (1986) memberikan kelas atau assesment berbasis kelas.
definisi fungsional dari pendekatan inkuiri adalah Surapranata dan Hatta (2004) menge-
pendidikan yang mempersiapkan situasi bagi anak mukakan bahwa asesmen berbasis kelas adalah
untuk melakukan eksperimen sendiri. Bella et al penilaian yang dilakukan dalam proses pembela-
(2010) menyatakan untuk domain belajar sains, jaran untuk menetapkan tingkat pencapaian dan
mendefinisikan inkuiri sebagai proses mengaju- penguasaan peserta didik terhadap tujuan pen-
kan pertanyaan dan menyelidiki atau investigasi didikan yang telah ditetapkan dalam kurukulum.
dengan data empiris. Lebih lanjut Taitelbaum et Penilaian berbasis kelas dapat dilakukan melalui
al (2008) mengemukakan bahwa pembelajaran berbagai cara di antaranya adalah penilain tertulis,
sains menggunakan pendekatan inkuiri menyaji- penilaian afektif, penilaian psikomotor, penilaian
kan tantangan baik bagi guru dan siswa. Pembe- lisan, penilaian jurnal, penilaian produk, penilaian
lajaran dengan pendekatan inkuiri memerlukan proyek, penilaian diri, penilaian antar teman dan
keterlibatan dari siswa dalam kegiatan-kegiatan penilaian portofolio.
investigasi. Melalui penilaian berbasis kelas, semua
Pengajaran inkuiri merupakan pengajaran aspek hasil belajar seperti kognitif, afektif mau-
dengan para siswa mempelajari peristiwa-peristi- pun psikomotor dapat dinilai secara utuh dalam
wa ilmiah dengan pendekatan dan jiwa para ilmu- pembelajaran. Di samping itu, dengan melakukan
wan (Harderet al, 2010 dan Dahar dan Liliasari, penilaian berbasis kelas guru akan memiliki infor-
1986). Kelebihan pendekatan inkuiri (Winatapura, masi tentang siswanya dan memudahkan dalam
1993) antara lain adalah: (1) pengajaran menjadi membuat keputusan dalam menentukan hasil
lebih berpusat pada anak; (2) proses belajar mela- belajar siswa. Beberapa keuntungan lain yang
lui inkuiri dapat membentuk dan mengembangkan diperoleh dari penggunaan penilaian berbasis
konsep diri pada diri siswa; (3) tingkat penghara- kelas adalah: (1) umpan balik bagi siswa untuk
pan bertambah; dan (4) pendekatan inkuiri dapat mengetahui kemampuan dan kekurangannya,
menghindari siswa dari cara-cara belajar dengan sehingga menimbulkan motivasi untuk mem-
menghafal. Hasil penelitian yang dilakukan oleh perbaiki hasil belajarnya; (2) memantau kema-
Bilgin (2009) menunjukkan hasil yang signifikan juan dan mendiagnosis kemajuan belajar siswa
setelah menggunakan model guided inquiry. Para sehingga memungkinkan dilakukan pengayaan
siswa yang menggunakan model guided inquiry dan remidiasi untuk memenuhi kebutuhan siswa
menunjukkan kinerja yang lebih baik dari siswa sesuai dengan kemajuan dan kemampuannya;
yang berada di kelas kontrol. (3) memberikan masukan kepada guru untuk
Kurikulum, proses pembelajaran, dan memperbaiki program pembelajaran di kelas;
penilaian merupakan tiga dimensi dari sekian (4) memungkinkan siswa mencapai kompetensi
banyak dimensi yang sangat penting dalam pen- yang telah ditentukan walaupun dengan ketepatan
didikan. Penilaian merupakan salah satu kegiatan yang berbeda-beda, (5) dan memberikan infor-
yang dilakukan untuk mengukur dan menilai ting- masi yang lebih komunikatif kepada masyarakat
kat pencapaian kurikulum dan berhasil tidaknya tentang efektivitas pendidikan sehingga mening-
proses pembelajaran. Penilaian atau assesment katkan partisipasinya.
juga digunakan untuk mengetahui kekuatan dan

Pengaruh Model Pembelajaran dan Jenis Penilaian Formatif terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMPN
72

Rahmi (2009) mengemukakan bahwa se- belajaran konvensional. Jenis penilaian formatif
lama ini penilaian didominasi dengan satu metode dibedakan menjadi dua, yaitu penilaian berbasis
yaitu tes tertulis. Rustaman (diakses 2 Januari kelas (PBK) dan penilaian konvensional. Rancang-
2015) mengemukakan bahwa pembaharuan an eksperimen yang digunakan adalah desain
kurikulum akan lebih bermakna bila diikuti oleh faktorial 2 x 2. Populasi penelitian ini adalah
perubahan praktik-praktik pembelajaran di kelas semua siswa kelas VII SMP Negeri di Singaraja
yang dengan sendirinya akan mengubah praktik- pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 seba-
praktik penilaian. Selama ini praktik penilaian di nyak 2.398 siswa. Pengambilan sampel dilakukan
kelas kurang menggunakan cara dan alat yang dengan teknik multi stage dengan jumlah sampel
lebih bervariasi. 120 siswa. Instrumen untuk mengukur hasil
Berdasarkan uraian di atas model pem- belajar IPA digunakan tes bentuk pilihan ganda,
belajaran inkuiri memberikan peluang kepada yang terdiri atas 35 butir dengan nilai reliabilitas
siswa untuk lebih banyak terlibat dalam proses sebesar 0,8770. Teknik analisis data menggunakan
pembelajaran. Di samping itu, melalui model ini anava dua jalur (Candiasa 2011) dan sebelumnya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk be- dilakukan uji prasyarat uji normalitas dan uji ho-
kerja seperti ilmuwan dan memberikan kesempa- mogenitas varians. Kriteria pengujian, H0 ditolak
tan kepada siswa untuk mengaitkan pengetahuan jika angka signifikansi lebih kecil dari 0,05. Jika
awal dengan informasi baru, sehingga pembe- terjadi interaksi akan dilakukan uji lanjut dengan
lajaran akan menjadi bermakna. Melalui model uji-t satu ekor. Kriteria pengujian, H0 ditolak jika
pembelajaran ini siswa diberikan kesempatan ber- angka signifikansi lebih kecil dari 0,05.
latih menggunakan keterampilan proses. Dengan
menggunakan penilaian berbasis kelas, penilaian HASIL DAN PEMBAHASAN
akan lebih bersifat menyeluruh dan berkesi- Hasil Penelitian
nambungan. Hal ini akan memungkinkan untuk Hasil analisis ukuran sentral, ukuran se-
meningkatkan motivasi belajar dan pada akhirnya baran data, varian, nilai minimum, dan nilai
akan bermuara pada hasil belajar siswa. maksimum memberikan hasil seperti ditunjukkan
pada Tabel 1.
METODE Pengujian normalitas sebaran data dimak-
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri di sudkan untuk meyakinkan bahwa sampel benar-
Singaraja dengan menggunakan metode eksperi- benar berasal dari populasi yang berdistribusi
men semu. Sebagai variabel bebas adalah model normal, sehingga uji hipotesis dapat dilakukan.
pembelajaran dan jenis penilaian formatif, dan Hasil analisis uji normalitas sebaran data disajikan
sebagai variabel tergantung adalah hasil belajar pada Tabel 2.
IPA. Model pembelajaran dibedakan menjadi dua, Pengujian homogenitas varian bertujuan
yaitu model pembelajaran inkuiri dan model pem- untuk meyakinkan bahwa jika diperoleh perbe-

Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Analisis Data Hasil Belajar IPA

Cakrawala Pendidikan, Februari 2016, Th. XXXV, No. 1


73

Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Uji Normalitas Sebaran Data

Tabel 4. Hasil ANAVA Dua Jalur Untuk Hasil Belajar IPA

daan dari hasil uji ANAVA, perbedaan yang diper- siswa yang mengikuti model pembelajaran kon-
oleh benar-benar berasal dari perbedaan antar vensional. Karena terdapat perbedaan hasil belajar
kelompok, bukan disebabkan oleh perbedaan IPA antara kelompok siswa yang mengikuti model
yang terjadi di dalam kelompok. Hasil analisis uji pembelajaran inkuiri dan yang mengikuti model
homogenitas varian disajikan pada Tabel 3. pembelajaran konvensional, maka lebih lanjut
dibandingkan nilai rata-rata hasil belajar IPA pada
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas kelompok manakah yang lebih tinggi.
Varian Hasil analisis menunjukkan, siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembela-
jaran inkuiri (kelompok A1) memiliki nilai rata-
rata hasil belajar IPA sebesar 73,85, sedangkan
kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran konvensional (ke-
lompok A2) memiliki nilai hasil belajar IPA sebe-
Hasil analisis data dengan ANAVA dua sar 70,92. Jadi dapat disimpulkan, hasil belajar
jalur dalam penelitian ini dapat diikhtisarkan IPA siswa yang mengikuti pembelajaran dengan
seperti pada Tabel 4. model pembelajaran inkuiri lebih tinggi daripada
Berdasarkan hasil analisis yang diikti- hasil belajar IPA siswa yang mengikuti pembelajar-
sarkan pada Tabel 4 dapat dirumuskan hasil uji an dengan model pembelajaran konvensional.
hipotesis sebagai berikut. Selanjutnya, hasil analisis yang menunjuk-
Hasil analisis yang menunjukkan bahwa kan bahwa nilai Fhitung = 3,995 untuk taraf signifi-
nilai Fhitung = 6,892 untuk taraf signifikansi 0,05. kansi 0,05. Hal itu berarti bahwa H0 ditolak dan
Hal itu berarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, H1 diterima, sehingga dapat disimpulkan terdapat
sehingga dapat disimpulkan terdapat perbedaan perbedaan secara signifikan hasil belajar IPA
secara signifikan hasil belajar IPA antara siswa antara siswa yang mengikuti penilaian berbasis
yang mengikuti model pembelajaran inkuiri dan kelas dan siswa yang mengikuti penilaian kon-

Pengaruh Model Pembelajaran dan Jenis Penilaian Formatif terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMPN
74

vensional. Karena terdapat perbedaan hasil belajar atau H1 diterima, maka dapat disimpulkan
IPA antara kelompok siswa yang mengikuti pe- bahwa untuk siswa yang, siswa yang mengi-
nilaian berbasis kelasdan yang mengikuti penila- kuti model pembelajaran inkuiri, siswa yang
ian konvensional, maka lebih lanjut dibandingkan diberi PBK mempunyai hasil belajar IPA
nilai rata-rata hasil belajar IPA pada kelompok lebih tinggi daripada yang diberi penilaian
manakah yang lebih tinggi. konvensional.
Hasil analisis menunjukkan bahwa siswa 2) th (A1B1- A2B1)
yang mengikuti penilaian berbasis kelas (kelom- Hasil analisis pengujian diperoleh nilai thitung =
pok B1) memiliki nilai rata-rata hasil belajar IPA 4,005>ttabel(0,05;66) = 1,660,sehingga H0 ditolak
sebesar 73,50, sedangkan kelompok siswa yang atau H1 diterima, maka dapat disimpulkan
mengikuti penilaian konvensional (kelompok B2) bahwa untuk siswa yang diberi PBK, siswa
memiliki nilai hasil belajar IPA sebesar 71,27. Jadi yang mengikuti model pembelajaran inkuiri
dapat disimpulkan, hasil belajar IPA siswa yang mempunyai hasil belajar IPA lebih tinggi
mengikuti penilaian berbasis kelas lebih tinggi daripada yang mengikuti model pembelajaran
daripada hasil belajar IPA siswa yang mengikuti konvensional.
penilaian konvensional. 3) th (A1B2 - A2B2)
Hasil analisis yang menunjukkan bahwa Hasil analisis pengujian diperoleh nilai thitung =
nilai Fhitung = 40,001, dan angka signifikan yang 4,130>ttabel(0,05;66) = 1,660,sehingga H0 ditolak
ditunjukkan = 0,000 < dari α = 0,05. Hal itu be- atau H1 diterima, maka dapat disimpulkan
rarti bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, sehingga bahwa untuk siswa yang diberi penilaian
dapat disimpulkan terdapat pengaruh interaksi konvensional, siswa yang mengikuti model
secara signifikan antara model pembelajaran dan pembelajaran inkuiri mempunyai hasil belajar
jenis penilaian formatif terhadap hasil belajar IPA lebih rendah daripada yang mengikuti
IPA siswa. model pembelajaran konvensional.
Interaksi antara model pembelajaran de- 4) th (A2B1 - A2B2)
ngan jenis penilaian formatif dalam pengaruhnya Hasil analisis pengujian diperoleh nilai thitung =
terhadap hasil belajar IPA dapat divisualisasikan 4,830>ttabel(0,05;66) = 1,660,sehingga H0 ditolak
secara grafis seperti tampak pada Gambar 1. atau H1 diterima, maka dapat disimpulkan
bahwa untuk siswa yang mengikuti model
pembelajaran konvensional, siswa yang diberi
PBK mempunyai hasil belajar IPA lebih rendah
daripada yang diberi penilaian konvensional.

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis data telah ter-
bukti bahwa hasil belajar IPA siswa yang mengi-
kuti model pembelajaran inkuiri lebih tinggi
daripada yang mengikuti model pembelajaran
Gambar 1. Visualisasi Interaksi antara konvensional. Hal ini disebabkan pembelajaran
Model Pembelajaran dan Jenis IPA dengan model pembelajaran inkuiri mem-
berikan iklim yang subur bagi terciptanya kondisi
Penilaian Formatif dalam Pengaruhnya ter- belajar yang demokratis. Keterlibatan siswa da-
hadap Hasil Belajar IPA lam kegiatan-kegiatan inkuiri akan memberikan
Mengingat hipotesis interaksi teruji kebe- kesempatan kepada siswa untuk memupuk rasa
narannya secara signifikan, perlu dilakukan uji tanggung jawab, mengembangkan kreativitas,
lanjut atau uji hipotesis simple effect. memupuk kejujuran, memupuk sikap kritis, dan
1) th (A1B1- A1B2) menumbuhkembangkan rasa percaya diri. Dengan
Hasil analisis pengujian diperoleh nilai thitung = dimilikinya rasa tanggung jawab yang tinggi,
3,725>ttabel(0,05;66) = 1,660,sehingga H0 ditolak kreativitas serta adanya rasa percaya diri pada

Cakrawala Pendidikan, Februari 2016, Th. XXXV, No. 1


75

diri siswa, pada akhirnya akan memberi dampak kan pengayaan dan remidiasi untuk memenuhi
yang positip terhadap hasil belajar siswa. Di sam- kebutuhan siswa sesuai dengan kemajuan dan
ping itu keterlibatan siswa dalam kegiatan inkuiri kemampuannya; dan (3) memberikan masukan
akan memberikan dampak pengiring terhadap kepada guru untuk memperbaiki program pem-
mengembangan sikap ilmiah, tanggung jawab, belajaran di kelas. Penilaian konvensional lebih
kerja sama, dan kreativitas siswa, hal ini akan difokuskan pada aspek kognitif dengan kata lain
berpengaruh dalam pembentukan karakter. kurang menyeluruh, kurang berkesinambungan
Hasil penelitian ini mendukung teori ten- hal ini kurang mampu meningkatkan hasil belajar
tang model pembelajaran inkuiri menurut Trow- siswa.
bridgedan Sund (1990), model pembelajaran Hasil penelitian ini mendukung kajian teori
inkuiri memberikan kebaikan pembelajaran mengenai penilaian berbasis kelas (Surapranata
menjadi lebih berpusat pada anak (Instruction dan Hatta, 2004), yaitu bahwa prinsip penila-
becomes student-centered). Model pembelajaran ian berbasis kelas adalah valid, adil, terbuka,
inkuiri memberikan kesempatan kepada siswa un- berkesinambungan, bermanfaat, menyeluruh,
tuk mengaitkan pengetahuan awal siswa dengan dan mendidik, yang dapat memotivasi siswa da-
materi yang akan dipelajari sehingga pembelajar- lam pembelajaran. Jika siswa termotivasi dalam
an menjadi lebih bermakna. Model pembelajaran pembelajaran, akan berpengaruh terhadap hasil
konvensional kurang memberikan kesempatan belajar siswa. Hasil penelitian ini mendukung
kepada siswa untuk terlibat aktif dalam pembe- hasil penelitian yang dilakukan oleh Balik (di-
lajaran sehingga mengakibatkan pembelajaran akses 29 Maret 2015), menunjukkan implementasi
kurang bermakna. asesmen autentik (PBK) dalam pembelajaran
Hasil penelitian ini mendukung hasil pene- matematika dapat meningkatkan prestasi belajar
litian yang dilakukan oleh Putra, hasil penelitian matematika dan motivasi peserta didik.
menunjukkan siswa yang dipasilitasi dengan Hasil pengujian secara statistik membuk-
model pembelajaran inkuiri memunyai nilai tikan bahwa terdapat pengaruh interaksi antara
pemahaman konsep IPA lebih tinggi daripada model pembelajaran dan jenis penilaian formatif
yang dipasilitasi dengan model pembelajaran terhadap hasil belajar IPA siswa. Bella et al (2010)
konvensional (diakses 20 Februari 2015). Hasil mengemukakan bahwa belajar inkuiri secara ko-
penelitian ini juga mendukung hasil penelitian laboratif merupakan salah satu usaha yang paling
yang dilakukan oleh Bilgin. Hasil penelitian Bil- menantang dan menarik untuk sekolah saat ini.
gin menunjukkan kelompok siswa yang menggu- Ini bertujuan untuk membawa budaya baru dan
nakan model guided inquiry menunjukkan kinerja menjanjikan belajar mengajar dalam kelas dan
yang lebih baik dari siswa yang berada di kelas siswa dalam kelompok terlibat dalam self regu-
kontrol (diakses 7 April 2015). Dari paparan di lated kegiatan pembelajaran didukung oleh guru.
atas dapat disimpulkan hasil belajar IPA siswa Diharapkan cara belajar ini memupuk motivasi
yang mengikuti model pembelajaran inkuiri lebih dan minat siswa dalam sains, mereka belajar untuk
tinggi daripada yang mengikuti model pembela- melakukan langkah-langkah penyelidikan serupa
jaran konvensional, setelah mengontrol pengeta- dengan para ilmuwan dan mereka mendapatkan
huan awal siswa. pengetahuan tentang proses sains.
Hasil pengujian secara statistik membuk- Di sisi lain model pembelajaran konven-
tikan bahwa hasil belajar IPA siswa yang diberi sional cendrung dimulai dengan guru menyajikan
PBK lebih tinggi daripada yang diberi penilaian materi pelajaran, dilanjutkan dengan memberikan
konvensional. Hal ini disebabkan penilaian ber- contoh soal. Model pembelajaran ini lebih ber-
basis kelas (PBK) berguna sebagai: (1) umpan pusat pada guru (teacher realitas), dalam proses
balik bagi siswa untuk mengetahui kemampuan pembelajaran guru memunyai peranan yang
dan kekurangannya, sehingga menimbulkan mo- sangat penting. Kegiatan pembelajaran yang ber-
tivasi untuk memperbaiki hasil belajarnya; (2) pusat pada guru menekankan pentingnya aktivitas
memantau kemajuan dan mendiagnosis kemajuan guru dalam proses pembelajaran. Siswa berperan
belajar siswa sehingga memungkinkan dilaku- sebagai penerima informasi, dengan kata lain

Pengaruh Model Pembelajaran dan Jenis Penilaian Formatif terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMPN
76

siswa bersifat pasif dalam proses pembelajaran. besar untuk bekerja keras dan mendorong mer-
Model pembelajaran ini kurang memberikan eka bekerja lebih produktif. Di sisi lain penilaian
kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konvensional hanya menekankan hasil dan hasil
pengetahuannya sendiri sehingga pembelajaran belajar hanya difokuskan pada aspek kognitif. Test
menjadi kurang bermakna. menjadi cara penilaian yang dominan, penilaian
Penilaian hasil belajar oleh pendidik di- hanya dilakukan oleh guru, dan dilaksanakan
lakukan secara berkesinambungan untuk me- setelah satu pokok bahasan diajarkan yang diis-
mantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil tilahkan dengan penilaian blok.
dalam bentuk penilaian harian, penilaian tengah Berdasarkan uraian di atas temuan pene-
semester, penilaian akhir semester, dan penilaian litian ini disebabkan dalam pembelajaran sains
kenaikan kelas. Penilaian hasil belajar tingkat atau IPA, model pembelajaran inkuiri lebih diun-
kelas dapat dilakukan dengan penilaian berbasis tungkan dengan penilaian berbasis kelas. Dalam
kelas (PBK). Stiggins dan Chappuis, menyatakan konteks ini variasi penilaian sangat berpengaruh
penilaian kelas (Classroom Assessment) dapat terhadap hasil belajar. Variasi penilaian ini lebih
digunakan untuk mendorong siswa lebih produktif besar peluangnya diterapkan pada model pembe-
lebih percaya diri. Stiggins dan Chappuis (diakses lajaran inkuiri. Di sisi lain bila dikaitkan dengan
29 Maret 2015) mengemukakan bahwa ada tiga pembelajaran sains atau IPA, model pembelajaran
cara yang bisa digunakan untuk memotivasi siswa konvensional lebih difasilitasi atau lebih diun-
agar selalu terlibat dalam pembelajaran yaitu: ke- tungkan dengan penilaian konvensional. Temuan
terlibatan siswadalam penilaian proses, pencatat- ini memberikan informasi bahwa data penelitian
an dan komunikasi. ini mendukung kebenaran hipotesis yang dia-
Keterlibatan siswa dalam penilaian proses, jukan. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan
siswa diajak untuk berperan dalam menentukan hasil penelitian oleh Akinoglu (diakses 7 April
kriteria dimana pekerjaan mereka akan dinilai. 2015) penelitian tentang Penilaian Kelas Berbasis
Mereka belajar untuk menerapkan kriteria, Inkuiri diimplementasiakan di Pendidikan Sains
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan mereka menemukan bahwa penilaian kelas meningkatkan
sendiri. Hal ini akan membangun kepercayaan nilai dalam ujian.
dan keyakinan siswa. Siswa terlibat dalam pen- Hasil penelitian menunjukkan, untuk siswa
catatan (record) mendorong peserta didik untuk yang diberi PBK, siswa yang mengikuti model
memantau perbaikan kinerja mereka dari waktu ke pembelajaran inkuiri memunyai hasil belajar
waktu melalui self-assessment. Misalnya, siswa IPA lebih tinggi daripada yang mengikuti model
membangun portofolio bukti kesuksesan mereka pembelajaran konvensional. Hal ini disebabkan
dari waktu ke waktu, mereka dapat merefleksikan model pembelajaran inkuiri lebih memberikan
perubahan yang mereka lihat. Ketika mereka kesempatan kepada siswa melakukan investigasi
memetakan kemajuan, mereka memperoleh rasa menggunakan keterampilan proses dan mengem-
kontrol atas pembelajaran mereka sendiri. Ini bisa bangkan sikap ilmiah. Di sisi lain PBK dilakukan
menjadi pembangun kepercayaan diri yang kuat. secara menyeluruh dan berkesinambungan. Bila
Siswa terlibat dalam komunikasi, mengajak untuk dikaitkan dengan pembelajaran sains atau IPA,
berbagi dengan orang lain misalnya dengan guru penilaian berbasis kelas lebih diuntungkan dalam
dan orang tua. model pembelajaran inkuiri. Dalam konteks ini
Ketika siswa dipersiapkan dengan baik variasi penilaian sangat berpengaruh terhadap
melalui menceritakan kisah kesuksesan atau hasil belajar. Variasi penilaian ini lebih besar
kegagalan mereka sendiri, mereka mengalami peluangnya diterapkan pada model pembelajaran
perubahan mendasar dalam internal mereka, inkuiri.
rasa tanggung jawab atas keberhasilan itu. Siswa Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
merasa bangga ketika mereka memiliki kisah untuk siswa yang mengikuti model pembelajarn
yang positif dan kemudian menimbulkan komit- inkuiri, siswa yang diberi PBK memunyai hasil
men untuk belajar lebih lanjut. Bagi siswa yang belajar IPA lebih tinggi daripada yang diberi
kurang berhasil, merasa punya tanggung jawab penilaian konvensional. Hal ini disebabkan jika

Cakrawala Pendidikan, Februari 2016, Th. XXXV, No. 1


77

dikaitkan dengan hakekat IPA yakni IPA sebagai PENUTUP


produk dan IPA sebagai proses, model pembelaja- Simpulan
ran inkuiri lebih diuntungkan dalam PBK. Dalam 1. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara
konteks ini variasi pengalaman belajar siswa yang siswa yang mengikuti model pembelajaran
difasilitasi melalui model pembelajaran sangat inkuiri dan yang mengikuti model pembela-
berpengaruh terhadap hasil belajar. Hasil peneli- jaran konvensional
tian juga menunjukkan bahwa siswa yang diberi 2. Terdapat perbedaan hasil belajar IPA antara
penilaian konvensional, siswa yang mengikuti siswa yang diberi penilaian berbasis kelas
model pembelajaran inkuiri memunyai hasil be- (PBK) dan yang diberi penilaian konven-
lajar IPA lebih rendah daripada yang mengikuti sional.
model pembelajaran konvensional. 3. Terdapat pengaruh interaksi antara model pem-
Bila dikaitkan dengan pembelajaran sains, belajaran dan jenis penilaian formatif terhadap
penilaian konvensional lebih diuntungkan dalam hasil belajar IPA siswa.
model pembelajaran konvensional, karena da-
lam pembelajaran dengan menggunakan model Saran
pembelajaran konvensional pembelajaran lebih Mengingat bahwa model pembelajaran
berpusat pada guru dan bersifat transfer infor- inkuiri memiliki keunggulan komparatif ter-
masi dan berorientasi pada hasil. Siswa dalam hadap model pembelajaran konvensional, maka
kelompok ini akan lebih merasa nyaman diberikan kepada para guru IPA di SMP disarankan agar
penjelasan materi oleh guru dengan cara mencatat mencoba menerapkan model tersebut dalam
bahan pelajaran tanpa ada interaksi yang aktif dari kegiatan pembelajaran IPA di sekolah, dengan
guru maupun dari siswa itu sendiri. Kebiasaan terlebih dahulu memahami hakekat pandangan
siswa pasif, jarang berinteraksi di kelas, sesuai konstruktivisme dalam belajar mengajar, kare-
dengan ciri dari model pembelajaran konven- na model pembelajaran inkuiri berpijak pada
sional, aktivitas siswa akan terasa kurang karena pandangan konstruktivisme. Penilaian berbasis
siswa mendengarkan penjelasan dari guru sambil kelas juga memiliki keunggulan komparatif
mencatat. terhadap penilaian konvensional, maka kepada
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa para guru IPA di SMP disarankan agar mencoba
untuk siswa yang mengikuti model pembelajarn mengimplementasikan jenis penilaian tersebut
konvensional, siswa yang diberi PBK memunyai untuk menilai kompetensi atau kemampuan siswa,
hasil belajar IPA lebih rendah daripada yang dengan terlebih dahulu memahami prinsip-prinsip
diberi penilaian konvensional. Hal ini disebab- penilaian berbasis kelas.
kan model pembelajaran konvensional, guru Hasil penelitian ini juga menunjukkan
yang lebih dominan dalam proses pembelajar. terdapat pengaruh interaksi antara model pembe-
Interaksi dalam pembelajaran kurang multiarah, lajaran dan jenis penilaian formatif terhadap hasil
pengalaman belajar siswa mencatan materi yang belajar IPA siswa. Setelah mengontrol pengeta-
diajarkan oleh guru. Siswa sudah terpola bersi- huan awal siswa, untuk siswa yang mengikuti
fat pasif dalam pembelajaran, sehingga mereka model pembelajarn inkuiri, siswa yang diberi
merasa lebih nyaman dengan model pembelajar- PBK memunyai hasil belajar lebih tinggi daripada
an konvensional. Berdasarkan karakteristik dari yang diberi penilaian konvensional, maka kepada
penilaian konvensional, penilaian konvensional para guru IPA di SMP disarankan jika dalam
hanya menekankan hasil dan lebih difokuskan pembelajaran menerapkan model pembelajaran
hasil belajar pada aspek kognitif. Test menjadi inkuiri agar menggunakan penilaian berbasis
cara penilaian yang dominan, penilaian hanya di- kelas, sedangkan jika mengimplementasikan
lakukan oleh guru, dan dilaksanakan setelah satu model pembelajaran konvensional maka gunakan
pokok bahasan diajarkan yang diistilahkan de- penilaian konvensional.
ngan penilaian blok. Siswa sudah terbiasa dengan
penilaian konvensional sehingga mereka merasa
lebih nyaman diberikan penilaian konvensional.

Pengaruh Model Pembelajaran dan Jenis Penilaian Formatif terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMPN
78

UCAPAN TERIMA KASIH Candiasa, I Made. 2011. Statistik Multivariat


Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan Disertai Aplikasi SPSS. Singaraja: Undik-
banyak terima kasih kepada semua pihak yang sha Press.
telah membantu dalam penelitian dan penulisan
artikel ini terutama Prof. Dr. I Wayan Suastra, Dahar, R. W. dan Liliasari.1986. Interaksi Be-
M.Pd yang telah banyak membantu penulis se- lajar Mengajar IPA. Jakarta: Universitas
hingga penulis dapat menyelesaikan artikel ini. Terbuka.

DAFTARPUSTAKA Faure, E., Herrera F., Kaddoura, A. R., Lopes H.,


Akinoglu, Orhan. 2008. “Assessment of The Petrovsky, A. V., Rahnema, M., &Ward F.
Inquiry-Based Project Implementation Pro- C. 1982.Learning to Be the World Educa-
cess in Science Education Upon Students’ tion Today and Tomorrow. Paris: Offset
Points of Views.” International Journal Aubin.
of Instruction, Vol.1(1), pp: 1-12. Error!
Hyperlink reference not valid. (diakses 7 Hayat, B. dan Yusuf, S. 2011. Mutu Pendidikan.
April 2015). Jakarta: Bumi Aksara.

Anderson, L. W., & David R. K. 2001. A Tax- Hamalik, Oemar. 2008. Proses Belajar Mengajar.
onomy for Learning Teaching Assessing. Jakarta: PT Bumi Aksara.
New York: Longman.
Harder, R. J. et al. 2010. Teaching Strategies
Balik, I Wayan. Pengaruh Implementasi Ases- A Guide To Effective Instruction.Boston:
men Autentik terhadap Prestasi Belajar Wadsworth.
Matematika dan Motivasi Berprestasi. Er-
ror! Hyperlink reference not valid. (diakses Hergenhahn, B. R. & Olson, M.O. 2008. Teori
29 Maret 2015). Belajar, terjemahan Wibowo, B. S. Jakarta:
Kencana.
Bybee, R. W. 2002. Learning Science and the
Science of Learning. New York: Kirby Krathwohl, D. R., Bloom, B. S., & Masia, B. B.
Lithographic Company. 1973. Taxonomy of Educational Objec-
tives: The Classificationof Educational
Bella, T, Urhahneb, D., Schanzec, S. & Ploetz- Goals. Handbook II: The Affective Domain.
nerd, R. 2010.”Collaborative Inquiry New York: David McKay
Learning: Models, Tools, and Challenges.”
International Journal of Science Educa- Mulyasa, H. E. 2009. Implementasi Kurikulum
tion, Vol. 32 (3). Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: PT
Bumi Aksara.
Bilgin, I. 2009. “The Effects of Guided Inquiry
Instruction Incorporating a Cooperative Putra, Ida Bagus Soma. “Pengaruh Model Pem-
Learning Approach on University Students’ belajaran Inkuiri dan Motivasi Belajar
Achievement of Acid And Bases Concepts Terhadap Pemahaman Konsep IPA”. http://
and Attitude” Toward Guided Inquiry In- pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/
struction. http://www.academicjournals. jurnal_tp/article/view/293 (diakses 20
org/sre (diakses 7 April 2015). Februari 2015).

Buchori, M. 2001. Pendidikan Antisipatoris. Rahmi, Taufina. “Authentic Assessment dalam


Yogyakarta: Kanisius. Pembelajaran Bahasa Indonesia di Kelas
Rendah SD.” Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidik-
an, Volume IX, No.1, April 2009: 113-

Cakrawala Pendidikan, Februari 2016, Th. XXXV, No. 1


79

120. http://ejournal.unp.ac.id/index.php/ Taitelbaum, D., Naaman, R. M., Carmeli, M. &


pedagogi/article/download/123/(diakses Hofstein, A.2008. “Evidence for Teachers’
29 Maret 2013). Change While Participating in a Continu-
ousProfessional Development Programme
Rustaman, Nuryani Y. Penilaian Berbasis Kelas. and Implementing the InquiryApproach in
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI. the Chemistry Laboratory.” International
PENDIDIKAN_IPA/195012311979032- Journal of Science Education, Vol. 30, No.
NURYANI_RUSTAMAN/PENILA- 5, hlm. 593-617. http://www.informaworld.
IAN_BERBASIS_KELAS. (diakses 2 com/smpp/title~content=t713737283 (di-
Januari 2013). akses 24 April 2011).

Stiggins, Rick dan Jan Chappuis.Using Student- Trowbridge, Leslie W., dan Robert B. Sund.
Involved Classroom Assessment to Close 1990.Becoming a Secondary School Sci-
Achievement Gaps. Error! Hyperlink refer- ence Teacher. Ohio: Merrill Publishing
ence not valid. (diakses 29 Maret 2013). Company.

Suparno, P. 1997. Filsafat Konstruktivisme dalam Winatapura, U. S. 1993. Strategi Belajar Men-
Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. gajar IPA. Jakarta: Universitas Terbuka
Depdikbud.
Surapranata, Sumarna dan Muhammad Hatta.
2004. Penilaian Portofolio. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.

Pengaruh Model Pembelajaran dan Jenis Penilaian Formatif terhadap Hasil Belajar IPA Siswa SMPN

Anda mungkin juga menyukai