Anda di halaman 1dari 14

MINERIALOGI DAN GEOKIMIA

Dosen pengampuh :

Nur A. Limatahu., S.Pd, M.Si.

Oleh:

Nama : S.Hardiyanti M.Muharam

Npm : 0329 1411 010


Kelas/semester : B / VIII

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KHAIRUN

2018
A. DEFINISI MINERALOGI
Merupakan cabang ilmu geologi yang mempelajari mengenai mineral, antara lain
sifat-sifat fisik, sifat kimia, keterdapatannya, cara terjadinya dan keguanaannya.
B. DEFINISI MINERAL

Menurut L.G. Berry & B. Mason 1959


Mineral = Benda padat homogen terdapat di alam terbetun secara anorganik, mempunyai
komposisi kimia tertentu & mempunyai susunan atom yg teratur.

Menurut D.G.A. Whitten & J.R.V. Brooks 1972


Mineral = Bahan padat dgn struktur homogen mempunyai kompisisi kimia tertentu,
dibentuk oleh proses alam yg anorganik.

Menurut A.W.R. Potter & H. Robinson 1977


Mineral = zat atau bahan yg homogen mempunyai komposisi kimia tertentu dan
mempunyai sifat-sifat tetap, dibentuk di alam dan bukan hasil suatu kehidupan.
C. CIRI-CIRI FISIK MINERAL

Semua mineral mempunyai susunan kimiawi tertentu dan penyusun atom-atom yang
beraturan, maka setiap jenis mineral mempunyai sifat-sifat fisik/kimia tersendiri. Dengan
mengenal sifat-sifat tersebut maka setiap jenis mineral dapat dikenal, sekaligus kita
mengetahui susunan kimiawinya dalam batas-batas tertentu (Graha,1987)

Sifat-sifat fisik yang dimaksudkan adalah:

1. Kilap (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)
6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)
8. Berat Jenis (specific gravity)
9. Sifat Dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
12. Daya Lebur Mineral
1. Kilap

Merupakan kenampakan atau cahaya yang dipantulkan oleh permukaan mineral saat terkena
cahaya (Sapiie, 2006)

Kilap ini secara garis besar dapat dibedakan menjadi jenis:

a. Kilap Logam (metallic luster):

bila mineral tersebut mempunyai kilap atau kilapan seperti logam. Contoh mineral yang
mempunyai kilap logam:

 Gelena
 Pirit
 Magnetit
 Kalkopirit
 Grafit
 Hematit

b. Kilap Bukan Logam (non metallic luster), terbagi atas:

 Kilap Intan (adamantin luster), cemerlang seperti intan.


 Kilap kaca (viteorus luster), misalnya pada kuarsa dan kalsit.
 Kilap Sutera (silky luster), kilat yang menyeruai sutera pada umumnya terdapat pada
mineral yang mempunyai struktur serat, misalnya pada asbes, alkanolit, dan gips.
 Kilap Damar (resinous luster), memberi kesan seperti damar misalnya pada spharelit.
 Kilap mutiara (pearly luster), kilat seperti lemak atau sabun, misalnya pada
serpentin,opal dan nepelin.
 Kilap tanah, kilat suram seperti tanah lempung misalnya pada kaolin, bouxit dan
limonit.

Kilap mineral sangat penting untuk diketahui, karena sifat fisiknya ini dapat dipakai dalam
menentukan mineral secara megaskopis. Untuk itu perlu dibiasakan membedakan kilap
mineral satu dengan yang lainnya, walaupun kadang-kadang akan dijumpai kesulitan karena
batas kilap yang satu dengan yang lainnya tidak begitu tegas (Danisworo 1994).

2. Warna

Warna mineral merupakan kenampakan langsung yang dapat dilihat, akan tetapi tidak dapat
diandalkan dalam pemerian mineral karena suatu mineral dapat berwarna lebih dari satu
warna, tergantung keanekaragaman komposisi kimia dan pengotoran padanya. Sebagai
contoh, kuarsa dapat berwarna putih susu, ungu, coklat kehitaman atau tidak berwarna.
Walau demikian ada beberapa mineral yang mempunyai warna khas, seperti:
 Putih : Kaolin (Al2O3.2SiO2.2H2O), Gypsum (CaSO4.H2O), Milky Kwartz
(Kuarsa Susu) (SiO2)
 Kuning : Belerang (S)
 Emas : Pirit (FeS2), Kalkopirit (CuFeS2), Ema (Au)
 Hijau : Klorit ((Mg.Fe)5 Al(AlSiO3O10) (OH)), Malasit (Cu CO3Cu(OH)2)
 Biru : Azurit (2CuCO3Cu(OH)2), Beril (Be3Al2 (Si6O18))
 Merah : Jasper, Hematit (Fe2O3)
 Coklat : Garnet, Limonite (Fe2O3)
 Abu-abu : Galena (PbS)
 Hitam : Biotit (K2(MgFe)2(OH)2(AlSi3O10)), Grafit (C), Augit

3. Kekerasan

Adalah ketahanan mineral terhadap suatu goresan. Kekerasan nisbi suatu mineral dapat
membandingkan suatu mineral terentu yang dipakai sebagai kekerasan yang standard.
Mineral yang mempunyai kekerasan yang lebih kecil akan mempunyai bekas dan badan
mineral tersebut. Standar kekerasan yang biasa dipakai adalah skala kekerasan yang dibuat
oleh Friedrich Mohs dari Jeman dan dikenal sebagai skala Mohs. Skala Mohs mempunyai 10
skala, dimulai dari skala 1 untuk mineral terlunak sampai skala 10 untuk mineral terkeras .

Skala Kekerasan Mohs

Skala Kekerasan Mineral Rumus Kimia


1 Talc H2Mg3 (SiO3)4
2 Gypsum CaSO4. 2H2O
3 Calcite CaCO3
4 Fluorite CaF2
5 Apatite CaF2Ca3 (PO4)2
6 Orthoklase K Al Si3 O8
7 Quartz SiO2
8 Topaz Al2SiO3O8
9 Corundum Al2O3
10 Diamond C

Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas maka di bawah ini diberikan kekerasan dari
alat penguji standar :

Derajat Kekerasan
Alat Penguji
Mohs
Kuku manusia 2,5
Kawat Tembaga 3
Paku 5,5
Pecahan Kaca 5,5 – 6
Pisau Baja 5,5 – 6
Kikir Baja 6,5 – 7
Kuarsa 7

4. Cerat

Cerat adalah warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini dapat dapat diperoleh
apabila mineral digoreskan pada bagian kasar suatu keping porselin atau membubuk suatu
mineral kemudian dilihat warna dari bubukan tersebut. Cerat dapat sama dengan warna asli
mineral, dapat pula berbeda. Warna cerat untuk mineral tertentu umumnya tetap walaupun
warna mineralnya berubah-ubah. Contohnya :

 Pirit : Berwarna keemasan namun jika digoreskan pada plat porselin


akan meninggalkan jejak berwarna hitam.
 Hematit : Berwarna merah namun bila digoreskan pada plat porselin akan
meninggalkan jejak berwarna merah kecoklatan.
 Augite : Ceratnya abu-abu kehijauan
 Biotite : Ceratnya tidak berwarna
 Orthoklase : Ceratnya putih

Warna serbuk, lebih khas dibandingkan dengan warna mineral secara keseluruhan, sehingga
dapat dipergunakan untuk mengidentifikasi mineral (Sapiie, 2006).

5. Belahan

Balahan merupakan kecenderungan mineral untuk membelah diri pada satu atau lebih arah
tertentu. Belahan merupakan salah satu sifat fisik mineral yang mampu membelah yang oleh
sini adalah bila mineral kita pukul dan tidak hancur, tetapi terbelah-belah menjadi bidang
belahan yang licin. Tidak semua mineral mempunyai sifa ini, sehingga dapat dipakai istilah
seperti mudah terbakar dan sukar dibelah atau tidak dapa dibelah. Tenaga pengikat atom di
dalam di dalam sruktur kritsal tidak seragam ke segala arah, oleh sebab itu bila terdapat
ikatan yang lemah melalui suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui
suatu bidang, maka mineral akan cenderung membelah melalui bidang-bidang tersebut.
Karena keteraturan sifat dalam mineral, maka belahan akan nampak berjajar dan teratur
(Danisworo, 1994).

Contoh mineral yang mudah membelah adalah kalsit yang mempunyai tiga arah belahan
sedang kuarsa tidak mempunyai belahan. Berikut contoh mineralnya:

a. Belahan satu arah, contoh : muscovite.

b. Belahan dua arah, contoh : feldspar.

c. Belahan tiga arah, contoh : halit dan kalsit.


6. Pecahan

Pecahan adalah kecenderungan mineral untuk terpisah-pisah dalam arah yang tidak teratur
apabila mineral dikenai gaya. Perbedaan pecahan dengan belahan dapat dilihat dari sifat
permukaan mineral apabila memantulkan sinar. Permukaan bidang belah akan nampak halus
dan dapat memantulkan sinar seperti cermin datar, sedang bidang pecahan memantulkan sinar
ke segala arah dengan tidak teratur (Danisworo, 1994).

Pecahan mineral ada beberapa macam, yaitu:

 Concoidal: bila memperhatikan gelombang yang melengkung di permukaan pecahan,


seperti kenampakan kulit kerang atau pecahan botol. Contoh Kuarsa.
 Splintery/fibrous: Bila menunjukkan gejala seperti serat, misalnya asbestos, augit,
hipersten
 Even: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan halus, contoh
pada kelompok mineral lempung. Contoh Limonit.
 Uneven: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan bidang pecahan yang kasar,
contoh: magnetit, hematite, kalkopirite, garnet.
 Hackly: Bila pecahan tersebut menunjukkan permukaan kasar tidak teratur dan
runcing-runcing. Contoh pada native elemen emas dan perak.

7. Bentuk

Mineral ada yang berbentuk kristal, mempunyai bentuk teratur yang dikendalikan oleh
system kristalnya, dan ada pula yang tidak. Mineral yang membentuk kristal disebut mineral
kristalin. Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas disebut amorf (Danisworo,
1994).

Mineral kristalin sering mempunyai bangun yang khas, misalnya:

a. Bangun kubus : galena, pirit.

b. Bangun pimatik : piroksen, ampibole.

c. Bangun doecahedon : garnet

Mineral amorf misalnya : chert, flint.

Kristal dengan bentuk panjang dijumpai. Karena pertumbuhan kristal sering


mengalami gangguan. Kebiasaan mengkristal suatu mineral yang disesuaikan dengan kondisi
sekelilingnya mengakibatkan terjadinya bentuk-bentuk kristal yang khas, baik yang berdiri
sendiri maupun di dalam kelompok-kelompok. Kelompok tersebut disebut agregasi mineral
dan dapat dibedakan dalam struktur sebagai berikut:
 Struktur granular atau struktur butiran yang terdiri dari butiran-butiran mineral yang
mempunyai dimensi sama, isometrik. Dalam hal ini berdasarkan ukuran butirnya
dapat dibedakan menjadi kriptokristalin/penerokristalin (mineral dapat dilihat dengan
mata biasa). Bila kelompok kristal berukuran butir sebesar gula pasir, disebut
mempunyai sakaroidal.
 Struktur kolom: terdiri dari prisma panjang-panjang dan ramping. Bila prisma tersebut
begitu memanjang, dan halus dikatakan mempunyai struktur fibrous atau struktur
berserat. Selanjutnya struktur kolom dapat dibedakan lagi menjadi: struktur jarring-
jaring (retikuler), struktur bintang (stelated) dan radier.
 Struktur Lembaran atau lameler, terdiri dari lembaran-lembaran. Bila individu-
individu mineral pipih disebut struktur tabuler,contoh mika. Struktur lembaran
dibedakan menjadi struktur konsentris, foliasi.
 Sturktur imitasi : kelompok mineral mempunyai kemiripan bentuk dengan benda lain.
Mineral-mineral ini dapat berdiri sendiri atau berkelompok.

Bentuk kristal mencerminkan struktur dalam sehingga dapat dipergunakan untuk


pemerian atau pengidentifikasian mineral (Sapiie, 2006)

8. Berat Jenis

Adalah perbandingan antara berat mineral dengan volume mineral. Cara yang umum
untuk menentukan berat jenis yaitu dengan menimbang mineral tersebut terlebih dahulu,
misalnya beratnya x gram. Kemudian mineral ditimbang lagi dalam keadaan di dalam air,
misalnya beratnya y gram. Berat terhitung dalam keadaan di dalam air adalah berat miberal
dikurangi dengan berat air yang volumenya sama dengan volume butir mineral tersebut

9. Sifat Dalam

Adalah sifat mineral apabila kita berusaha untuk mematahkan, memotong,


menghancurkan, membengkokkan atau mengiris. Yang termasuk sifat ini adalah

 Rapuh (brittle): mudah hancur tapi bias dipotong-potong, contoh kwarsa, orthoklas,
kalsit, pirit.
 Mudah ditempa (malleable): dapat ditempa menjadi lapisan tipis, seperti emas,
tembaga.
 Dapat diiris (secitile): dapat diiris dengan pisau, hasil irisan rapuh, contoh gypsum.
 Fleksible: mineral berupa lapisan tipis, dapat dibengkokkan tanpa patah dan sesudah
bengkok tidak dapat kembali seperti semula. Contoh mineral talk, selenit.
 Blastik: mineral berupa lapisan tipis dapat dibengkokkan tanpa menjadi patah dan
dapat kembali seperti semula bila kita henikan tekanannya, contoh: muskovit.

10. Kemagnitan

Adalah sifat mineral terhadap gaya magnet. Diatakan sebagai feromagnetic bila
mineral dengan mudah tertarik gaya magnet seperti magnetik, phirhotit. Mineral-mineral
yang menolak gaya magnet disebut diamagnetic, dan yang tertarik lemah yaitu paramagnetic.
Untuk melihat apakah mineral mempunyai sifat magnetik atau tidak kita gantungkan pada
seutas tali/benang sebuah magnet, dengan sedikit demi sedikit mineral kita dekatkan pada
magnet tersebut. Bila benang bergerak mendekati berarti mineral tersebut magnetik. Kuat
tidaknya bias kita lihat dari besar kecilnya sudut yang dibuat dengan benang tersebut dengan
garis vertical.

11. Kelistrikan

Adalah sifat listrik mineral dapat dipisahkan menjadi dua, yaitu pengantar arus atau
londuktor dan idak menghantarkan arus disebut non konduktor. Dan ada lagi istilah
semikonduktor yaitu mineral yang bersifat sebagai konduktor dalam batas-batas tertentu.

12. Daya lebur mineral

Yaitu meleburnya mineral apabila dipanaskan, penyelidikannya dilakukan dengan


membakar bubuk mineral dalam api. Daya leburnya dinyatakan dalam derajat keleburan.

D. SIFAT KIMIAWI MINERAL

Berdasarkan senyawa kimiawinya, mineral dapat dikelompokkan menjadi mineral


Silikat dan mineral Non-silikat. Terdapat 8 (delapan) kelompok mineral Non-silikat, yaitu
kelompok Oksida, Sulfida, Sulfat, Native elemen, Halid, Karbonat, Hidroksida, dan Phospat
(lihat tabel 3.3). Adapun mineral silikat (mengandung unsur SiO) yang umum dijumpai
dalam batuan adalah seperti terlihat pada tabel 3.2. Di depan telah dikemukakan bahwa tidak
kurang dari 2000 jenis mineral yang dikenal hingga sekarang. Namun ternyata hanya
beberapa jenis saja yang terlibat dalam pembentukan batuan. Mineral-mineral tersebut
dinamakan “Mineral pembentuk batuan”, atau “Rock-forming minerals”, yang merupakan
penyusun utama batuan dari kerak dan mantel Bumi. Mineral pembentuk batuan
dikelompokan menjadi empat: (1) Silikat, (2) Oksida, (3) Sulfida dan (4) Karbonat dan
Sulfat.

Wulfenite Mimetite
Sperssatite Flourite

Azurite Gypsum

Quarzts Pyrite

Gambar 3.2 Berbagai jenis mineral yang memperlihatkan struktur kristal

1. Mineral Silikat

Hampir 90 % mineral pembentuk batuan adalah dari kelompok ini, yang merupakan
persenyawaan antara silikon dan oksigen dengan beberapa unsur metal. Karena jumlahnya
yang besar, maka hampir 90 % dari berat kerak-Bumi terdiri dari mineral silikat, dan hampir
100 % dari mantel Bumi (sampai kedalaman 2900 Km dari kerak Bumi). Silikat merupakan
bagian utama yang membentuk batuan baik itu sedimen, batuan beku maupun batuan
malihan. Silikat pembentuk batuan yang umum adalah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu
kelompok ferromagnesium dan non-ferromagnesium.

Berikut adalah Mineral Silikat:

1. Kuarsa: ( SiO )
2. Felspar Alkali: ( KAlSi O )

3. Felspar Plagiklas: (Ca,Na)AlSi O )

4. Mika Muskovit: (K Al (Si Al O )(OH,F)

5. Mika Biotit: K (Mg,Fe) Si O (OH)

6. Amfibol: (Na,Ca) (Mg,Fe,Al) (Si,Al) O (OH)

7. Pyroksen: (Mg,Fe,Ca,Na)(Mg,Fe,Al)Si O

8. Olivin: (Mg,Fe) SiO

Nomor 1 sampai 4 adalah mineral non-ferromagnesium dan 5 hingga 8 adalah mineral


ferromagnesium.

Tabel 3.2 Kelompok Mineral Silikat

MINERAL RUMUS KIMIA

Olivine (Mg,Fe)2SiO4
Pyroxene (Mg,Fe)SiO3
Amphibole (Ca2Mg5)Si8O22(OH)2
Muscovite KAl3Si3O10(OH)2
Mica Biotite K(Mg,Fe)3Si3O10(OH)2
Orthoclase K Al Si3 O8
Feldspar Plagioclase (Ca,Na)AlSi3O8
Quartz SiO2

2. Mineral ferromagnesium:

Umumnya mempunyai warna gelap atau hitam dan berat jenis yang besar.

 Olivine: dikenal karena warnanya yang “olive”. Berat jenis berkisar antara 3.27 – 3.37,
tumbuh sebagai mineral yang mempunyai bidang belah yang kurang sempurna.
 Augitit: warnanya sangat gelap hijau hingga hitam. BD berkisar antara 3.2 – 3.4 dengan
bidang belah yang berpotongan hampir tegak lurus. Bidang belah ini sangat penting untuk
membedakannya dengan mineral hornblende.
 Hornblende: warnanya hijau hingga hitam; BD. 3.2 dan mempunyai bidang belah yang
berpotongan dengan sudut kira-kira 56 dan 124 yang sangat membantu dalam cara
mengenalnya.
 Biotite: adalah mineral “mika” bentuknya pipih yang dengan mudah dapat dikelupas.
Dalam keadaan tebal, warnanya hijau tua hingga coklat-hitam; BD 2.8 – 3.2.
3. Mineral non-ferromagnesium.
 Muskovit: Disebut mika putih karena warnanya yang terang, kuning muda, coklat , hijau
atau merah. BD. berkisar antara 2.8 – 3.1.
 Felspar: Merupakan mineral pembentuk batuan yang paling banyak . Namanya juga
mencerminkan bahwa mineral ini dijumpai hampir disetiap lapangan. “Feld” dalam
bahasa Jerman adalah lapangan (Field). Jumlahnya didalam kerak Bumi hampir 54 %.
Nama-nama yang diberikan kepada felspar adalah “plagioklas” dan “orthoklas”.
Plagioklas kemudian juga dapat dibagi dua, “albit” dan “anorthit”. Orthoklas adalah yang
mengandung Kalium, albit mengandung Natrium dan Anorthit mengandung Kalsium.
 Orthoklas: mempunyai warna yang khas yakni putih abu-abu atau merah jambu. BD.
2.57.
 Kuarsa: Kadang disebut “silika”. Adalah satu-satunya mineral pembentuk batuan
yang terdiri dari persenyawaan silikon dan oksigen. Umumnya muncul dengan warna
seperti asap atau “smooky”, disebut juga “smooky quartz”. Kadang-kadang juga dengan
warna ungu atau merah-lembayung (violet). Nama kuarsa yang demikian disebut
“amethyst”, merah massip atau merah-muda, kuning hingga coklat. Warna yang
bermacam-macam ini disebabkan karena adanya unsur-unsur lain yang tidak bersih.

Tabel 3.3 Kelompok Mineral Non-Silikat

ANGGOTA SENYAWA
KELOMPOK
KIMIA
Hematite Fe2O3
Magnetite Fe3O4
Corrundum Al2O3
Oxides
Chromite FeCr2O4
Ilmenite FeTiO3
Galena PbS
Sphalerite ZnS
Pyrite FeS2
Chalcopyrite CuFeS2
Sulfides
Bornite Cu5FeS4
Cannabar HgS
Gypsum CaSO4,2H2O
Anhydrite CaSO4
Sulfates
Barite BaSO4
Gold Au
Cooper Cu
Native Diamond C
Elements Sulfur S
Graphite C
Silver Ag
Platinum Pt
Halite NaCl
Flourite CaF2
Halides
Sylvite KCl
Calcite CaCO3
Dolomite CaMg(CO3)2
Carbonates Malachite Cu2(OH)2CO3
Azurite Cu3(OH)2(CO3)2
Limonite FeO(OH).nH2O
Hydroxides Bauxite Al(OH)3.nH2O
Apatite Ca5(F,Cl,OH)PO4
Phosphates Turquoise CuAl6(PO4)4(OH)8

4. Mineral oksida. Terbentuk sebagai akibat perseyawaan langsung antara oksigen dan
unsur tertentu. Susunannya lebih sederhana dibanding silikat. Mineral oksida umumnya lebih
keras dibanding mineral lainnya kecuali silikat. Mereka juga lebih berat kecuali sulfida.
Unsur yang paling utama dalam oksida adalah besi, Chroom, mangan, timah dan
aluminium. Beberapa mineral oksida yang paling umum adalah “es” (H O), korondum
(Al O ), hematit (Fe O ) dan kassiterit (SnO ).

5. Mineral Sulfida. Merupakan mineral hasil persenyawaan langsung antara unsur tertentu
dengan sulfur (belerang), seperti besi, perak, tembaga, timbal, seng dan merkuri. Beberapa
dari mineral sulfida ini terdapat sebagai bahan yang mempunyai nilai ekonomis, atau bijih,
seperti “pirit” (FeS ), “chalcocite” (Cu S), “galena” (PbS), dan “sphalerit” (ZnS).

6. Mineral-mineral Karbonat dan Sulfat. Merupakan persenyawaan dengan ion (CO ) ,


dan disebut “karbonat”, umpamanya persenyawaan dengan Ca dinamakan “kalsium
karbonat”, CaCO dikenal sebagai mineral “kalsit”. Mineral ini merupakan susunan utama
yang membentuk batuan sedimen.

Pada gambar 3.3 diperlihatkan mineral-mineral yang umum dijumpai pada batuan
beku, yaitu plagioclase feldspar, K-feldspar, quartz, muscovite mica, biotite
mica,amphibole, olivine, dan calcite. Mineral mineral tersebut mudah dikenali, baik secara
megaskopis maupun mikroskopis berdasarkan dari sifat sifat fisik mineral masing-masing.
Adapun ciri dari mineral mineral tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah.
Gambar 3.3 Berbagai jenis mineral yang umum dijumpai sebagai penyusun batuan

Olivine
Olivine adalah kelompok mineral silikat yang
tersusun dari unsur besi (Fe) dan magnesium
(Mg). Mineral olivine berwarna hijau, dengan
kilap gelas, terbentuk pada temperatur yang
tinggi. Mineral ini umumnya dijumpai pada
batuan basalt dan ultramafic. Batuan yang
keseluruhan mineralnya terdiri dari mineral
olivine dikenal dengan batuan Dunite.

Amphibole/Hornblende
Amphibole adalah kelompok mineral silikat
yang berbentuk prismatik atau kristal yang
menyerupai jarum. Mineral amphibole
umumnya mengandung besi (Fe), Magnesium
(Mg), Kalsium (Ca), dan Alumunium (Al),
Silika (Si), dan Oksigen (O). Hornblende
tampak pada foto yang berwarna hijau tua
kehitaman. Mineral ini banyak dijumpai pada
berbagai jenis batuan beku dan batuan
metamorf.

Biotite
Semua mineral mika berbentuk pipih, bentuk
kristal berlembar menyerupai buku dan
merupakan bidang belahan (cleavage) dari
mineral biotite. Mineral biotite umumnya
berwarna gelap, hitam atau coklat sedangkan
muscovite berwarna terang, abu-abu terang.
Mineral mika mempunyai kekerasan yang lunak
dan bisa digores dengan kuku.
Plagioclase feldspar
Mineral Plagioclase adalah anggota dari
kelompok mineral feldspar. Mineral ini
mengandung unsur Calsium atau Natrium.
Kristal feldspar berbentuk prismatik, umumnya
berwarna putih hingga abu-abu, kilap gelas.
Plagioklas yang mengandung Natrium dikenal
dengan mineral Albite, sedangkan yang
mengandung Ca disebut An-orthite

Potassium feldspar (Orthoclase)


Potassium feldspar adalah anggota dari
mineral feldspar. Seperti halnya plagioclase
feldspar, potassium feldspars adalah
mineral silicate yang mengandung unsur
Kalium dan bentuk kristalnya prismatik,
umumnya berwarna merah daging hingga putih.

Mica
Micas adalah kelompok mineral silicateminerals
dengan komposisi yang bervariasi, dari
potassium (K), magnesium (Mg), iron
(Fe), aluminum (Al) , silicon (Si) dan air (H2O).

Quartz
Quartz adalah satu dari mineral yang umum
yang banyak dijumpai pada kerak bumi. Mineral
ini tersusun dari Silika dioksida (SiO2),
berwarna putih, kilap kaca dan belahan
(cleavage) tidak teratur (uneven) concoidal.

Calcite
Mineral Calcite tersusun dari calcium carbonate
(CaCO3). Umumnya berwarna putih transparan
dan mudah digores dengan pisau. Kebanyakan
dari binatang laut terbuat dari calcite atau
mineral yang berhubungan dengan 'lime' dari
batugamping.

Anda mungkin juga menyukai