Kelompok : 2
Anggota :
1. Tujuan
Melakukan pengukuran radioaktivitas udara di sekitar Reaktor Kartini untuk
melindungi kesehatan dan keselamatan pekerja dan masyarakat dan kemungkinan
terjadinya pelepasan zat radioaktif yang berasal dari pengoperasian instalasi nuklir.
2. Alat dan Bahan
a. Alat : - High Volume Sampler
- Rol kabel
- Tiang penyangga
- Gunting
- Petridisk
- Pinset
- Planset pencetak
- Alat LBC (Low Background Counter)
- Spektrometri Gamma
b. Bahan : - Filter tipe TFA-2133
- Sumber standar Am-241 dan Co-60
3. Cara kerja
a. Pengambilan sampel udara (sampling)
1. Mengecap filter dengan planset pencetak (2 buah)
2. Memasang filter udara pada High Volume Sampler
3. Meletakan High Volume Sampler secara mendatar pada ketinggian ≥ 1 meter
dari permukaan tanah
4. Menghidupkan High Volume Sampler selama 10 menit
5. Mencatat volum udara yang terhisap, volume awal dan volum akhir
6. Setelah waktu 10 menit, mematikan High Volume Sampler
7. Melepas Filter dan memotong seukuran planset sebanyak 2 buah
8. Mencacah Filter dengan menggunakan alat LBC dan Spektrometri Gamma
b. Pencacahan dengan alat LBC,
1. Menghidupkan alat LBC dan memanaskan selama 10 menit
2. Melakukan pencacahan latar/background selama 10 menit (pencacahan tanpa
sampel)
3. Mencatat nilai cacah latar
4. Melakukan pencacahan sampel filter udara selama 10 menit
5. Mencatat nilah cacah sampel
c. Pencacahan dengan alat Spektrometri Gamma
1. Menghidupkan alat Spektrometri Gamma dan memanaskan selama 20 menit
2. Melakukan kalibrasi energi dengan sumber Am-241 dan Co-60 dengan
pencacahan sumber selama 5 menit
3. Melakukan pencacahan latar/background selama 10 menit ( pencacahan tanpa
sampel)
4. Menyimpan data
5. Melakukan pencacahan sampel filter udara selama 10 menit
6. Menyimpan data
7. Data spectrum latar dan spectru, sampel selanjtnya ditandai di-ROI
8. Mengeprint data spectrum dan Net area latar dan sampel
4. Landasan Teori
Radioaktivitas adalah gejala perubahan keadaan inti atom secara spontan yang
disertai radiasi berupa zarah dan atau gelombang elektromagnetik. Jenis radiasinya
berupa sinar alpha, sinar beta, sinar gamma, sinar x da radiasi neutron. Dalam
peluruhan radiasi alpha, sebuah inti tidak stabil meluruh menjadi dua inti ringan dan
sebuah partikel alpha. Partikel beta adalah elektron berkecepatan tinggi dipancarkan
dari inti atom yang tidak stabil. Elektron positif atau elektron negatif mungkin
dipancarkan dari satu radionuklida. Pancaran beta termasuk didalamnya pancaran
positron, sehingga partikel beta adalah positron dan elektron. Sinar gamma sama
seperti radiasi elektromagnetik lainnya bisa dipandang sebagai paket-paket catu
tenaga yang disebut foton gamma. Massa dan muatan suatu inti yang memancarkan
sinar gamma tidak berubah atau tetap. Dektetor yang umum digunakan dalam
spektroskopi gamma dektetor sintilasi NaI (Tl). Detektor ini terbuat dari bahan yang
dapat memancarkan kilatan cahaya saat beraksi dengan sinar gamma. Efesiensi
detektor bertambah dengan meningkatnya volume kristal, resolusi energi tergantung
pada kondisi pembuatan pada waktu pengembangan kristal. Jika energi radiasi yang
dipancarkan oleh unsur radioaktif diserap seluruhnya oleh elektron-elektron pada
kristal detektor NaI(Tl) maka interaksi ini disebut efek fotolistrik yang menghasilkan
pada spectrum gamma. Reaktor kartini merupakan reaktor penelitian dioperasikan
sejak maret tahun 1979, dengan daya yang telah ditingkatkan dari 100 Kwatt menjadi
250 Kwatt.
5. Hasil Pengamatan
a. Pengambilan sampel udara (sampling)
- Diameter Filter = 9 cm, Luas Filter = 63,585 𝑐𝑚2
- Diameter Filter yang dipotong = 3,5 cm, Luas Filter yang dipotong = 9,61
𝑐𝑚2
- Lama Sampling = 10 menit
- Debit udara awal = 1,5 𝑚3 /menit
- Debit udara akhir = 1,5 𝑚3 /menit
- Debit udara rata-rata = 1,5 𝑚3 /menit
b. Pencacahan dengan alat LBC
- Lama pencacahan latar = 10 menit
- Nilai cacah latar = 45 cacah
- Lama pencacahan sampel = 10 menit
- Nilai cacah sampel = 95 cacah
𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑡𝑎𝑟 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
- Cps Netto sampel = 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑡𝑎𝑟 - 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Ac- 4.1
209.4
228 %
12.
338.4
4%
2.2
409.6
%
4.6
463.1
%
4.6
794.8
%
29. 0,011 1,65E+ 1,77E+ 6,617x10 10,92x
911.2 86400 1200 -4
20 1,5x103
0% 5 001 003 m2 10-5
6. Analisis Data
a. Untuk mencari energi dapat di lihat berdasarkan tabel data Spektrometri
Gamma
Untuk Nuklida K-40 Energinya 1460,8 Kev
Untuk Nuklida Ac-228 Energi yang di gunakan energi 911,2 Kev
b. Untuk mencari Yield dapat dilihat berdasarkan tabel data Spektrometri
Gamma
Untuk Nuklida K-40 yield 10,7%
Untuk Nuklida Ac-228 yield yang digunakan yield pada energi
terbesar yield 29,0%
c. Untuk mencari Efisiensi (Eff)
𝑦 = 3,291𝑋 −0,83
Dimana :
X= Energy Nuklida
Untuk efisiensi K-40 dengan Energi 1460,8 Kev
𝑦 = 3,291. 1460,8−0,83
𝑦 = 3,291.2,36. 10−3
𝑦 =0,0077
Untuk efisiensi Ac -228 dengan Energi 911,2 Kev
𝑦 = 3,291. 911,2−0,83
𝑦 = 3,291.0,00349
𝑦 = 0,0115
d. Untuk mencari Net area (Cacah) dapat dilihat dari data pencacahan latar
selama 24 jam (86400 s) yang dihasilkan oleh LBC untuk Nuklida K-40
(1,24E+002) sedangkan untuk Nuklida Ac-288 (1,65E+001).
e. Untuk mencari Background (BG) cacah dapat diketahui untuk Nuklida K-40
(1,04E+004)dan Nuklida Ac-228 sama yakni (1,77E+003)
f. Untuk mencari waktu Background (BG) diketahui untuk Nuklida K-40 dan
Nuklida Ac-228 sama yakni (86400 s)
g. Untuk mencari waktu cacah diketahui untuk Nuklida K-40 dan Nuklida Ac-
228 sama yakni (1200 s)
h. Untuk mencari frekuensi Luasan Filter (A)
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝐴=
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ
Untuk frekuensi Luasan K-40 & Ac-228
63,585
𝐴= = 6,617. 10−4 𝑐𝑚2
9,61
i. Untuk mencari waktu sampling pada Nuklida K-40 dan Ac-228 yakni 20
menit
j. Untuk mencari debit pompa (Q) pada Nuklida K-40 dan Ac-228 yakni
1,5x103 l/min.
k. Untuk mencari Aktivitas
𝑁𝐸.𝐴
𝐴𝐸 =
𝜀𝐸.𝑄.𝛾.𝑡𝑠
Dimana :
𝐴𝐸 = Aktivitas nuklida(Bq/L)
𝜀𝐸 =Efisiensi deteksi pada Energi E,
𝑁𝐸 =Net area atau jumlah cacah
𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
A=Faktor perbandingan luasan filter (𝑙𝑢𝑎𝑠 𝑓𝑖𝑙𝑡𝑒𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖 𝑐𝑎𝑐𝑎ℎ)
=0,33.10−2 Bq/𝑚3
=33.10−4 Bq/l
Untuk mencari Altivitas Ac-228
1,65.101 .6,617.10−4
𝐴𝐸 =0,0115.1500.29%.20
=0,1092.10−3 Bq/𝑚3
=10,92.10−5 Bq/l
7. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang Kami lakukan, Kami menggunakan alat
Spektrometri Gamma dan LBC (Low Background Counter). Spektrometri Gamma
adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan analisis zat radioakltif yang
memancarkan radiasi gamma. LBC (Low Background Counter) digunakan untuk
mencacah radioaktivitas lingkungan, maka sumber baku yang digunakan untuk
mengkalibrasi harus sesuai dengan jenis radionuklida yang terdapat dalam air, tanah
dan tumbuhan. Jenis radionuklida dalam air, tanah, tumbuhan adalah K-40.
Sedangkan pada nuklida Ac-228 dengan energi yang dihitung 911,2 Kev , Yield
29,0% mendapatkan efisiensi (eff) dengan menggunakan energi 911,2 Kev
menghasilkan efisiensi sebesar 0,0115 , dengan net area yang kita lihat berdasarkan
lama pencacahan latar bernilai 1,65E+001. Dengan background latar 24 jam, dan
waktu background latar 1,77E+003 sekon, waktu cacah 1200 sekon. Sedangkan
frekuensi luas filter (A) yang diperoleh adalah 6,617x10-4 m2 , dengan waktu
sampling (T) 20 menit, dengan debit pompa (Q) 1500 liter/menit dan aktivitas yang
kami peroleh dengan menghitung net area dikalikan dengan frekuensi luasan filter
dibagi dengan evisiensi dikali debit pompa dikali Yield dikali waktu cacah hasil yang
diperoleh adalah 10,92 . 10-5 Bq/m3. Sesuai dengan Peraturan Kepala Badan
Pengawas Tenaga Nuklir nomor 7 tahun 2013 Tentang Nilai Batas Radoaktivitas
Lingkungan dengan nuklida Ac-228 memiliki batas baku tingkat radioktivitas udara
4,3x103 Bq/m3 . Sedangkan pada praktikum nuklida Ac-228 menghasilkan 10,92 . 10-5
Bq/m3. Sehingga tidak melebihi baku tingkat radioaktivitas diudara yang telah
ditetapkan oleh Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir nomor 7 tahun
2013 Tentang Nilai Batas Radoaktivitas Lingkungan.
8. Kesimpulan
Dari praktikum yang telah kita lakukan berguna untuk mengetahui terjadinya
pelepasan zat radioaktif yang berasal dari pengoperasian instalasi nuklir. Menurut
peraturan kepala badan pengawas tenaga nuklir nomor 7 tahun 2013 tentang nilai
batas radioaktif lingkungan. Nilai nuklida Ac-228 diudara sebesar 4,3 x 103 Bq/l,
sedangkan hasil yang kita peroleh sebesar 10,92 x 10-5 Bq/l. Berarti dapat
disimpulkan bahwa hasil yang kita peroleh jauh dari ambang batas yang telah
ditetapkan. Sedangkan untuk K-40 aktivitas diudara sebesar 3,3 x 10-4 Bq/l. Untuk K-
40 belum ada ambang ketetapan yang diatur oleh pemerintah.