PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan risiko tinggi merupakan suatu keadaan dimana kondisi ibu hamil yang
bisa menyebabkan janin yang dikandungnya tidak dapat tumbuh dengan sehat,
bahkan dapat menimbulkan kematian pada ibu dan janin. Ada juga yang mengartikan
kehamilannya mempunyai resiko lebih tinggi dan lebih besar dari normal umumnya
kehamilan (baik itu bagi sang ibu maupun sang bayinya) dengan adanya resiko
terjadinya penyakit atau kematian sebelum atau pun sesudah proses persalinanya
negara-negara ASEAN lainnya. Menurut Depkes tahun 2008 jika dibandingkan AKI
(angka kematian ibu) Singapura adalah 6 per 100.000 kelahiran hidup, AKI Malaysia
mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup. Bahkan AKI Vietnam sama seperti
Negara Malaysia, sudah mencapai 160 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 112 per
100.000 kelahiran hidup, Brunei 33 per 100.000 per kelahiran hidup, sedangkan di
Indonesia 228 per 100.000 kelahiran hidup, penyebab langsung kematian maternal di
Indonesia terkait kehamilan dan persalinan terutama yaitu perdarahan 28%. Sebab
lain, yaitu eklampsi 24%, infeksi 11%, partus lama 5%, dan abortus 5% (Depkes,
2010)
Di Indonesia ada trias yaitu penyakit yang dialami ibu hamil, bersalin dan
nifas bahkan menjadi salah satu penyebab dari trias kematian pada ibu. Trias
kematian pada kondisi ibu yang selama ini terjadi adalah pendarahan, infeksi dan
dengan risiko tinggi mencapai 22,4%, dengan rincian umur ibu <18 tahun sebesar
4,1%, umur ibu > 34 tahun 3 sebesar 3,8%, jarak kelahiran < 24 bulan sebesar 5,2%,
dan jumlah anak yang terlalu banyak (>3 orang) sebesar 9,4%. Penyebab kematian
ibu yang paling umum di Indonesia adalah penyebab obstetri langsung yaitu
tidak langsung adalah trauma obstetri 5 % dan lain – lain 11 % (WHO, 2010).
kematian ibu di Sumatera Utara belum ada survei khusus, tetapi secara nasional
jalan lahir (19%), partus lama (11%), perdarahan dan eklampsia masing-masing
Provinsi Sumatera Utara 80% kematian ibu tergolong penyebab kematian ibu
(15%), hipertensi dalam kehamilan (12%), partus macet (8%), komplikasi aborsi
tidak aman (13%) dan sebab lain (7%), Hipertensi sering terjadi akibat terlalu banyak
anak, partus pada usia dini atau lanjut, jarak persalinan terlalu rapat, tinggi badan <
150 cm, ukuran panggul yang kecil, riwayat persalinan jelek dan petugas kesehatan
tidak terlatih untuk mengenali persalinan macet yang menyebabkan tingginya risiko
kematian bayi. Penyebab utama lahir mati adalah gangguan persalinan (25%),
dehidrasi pada ibu, kadang dapat terjadi atonia uteri yang dapat mengakibatkan
hasil gambaran ibu hamil beresiko tinggi pada tahun 2010 ditemukan sebanyak 859
kasus, tahun 2011 meningkat menjadi 7195 kasus, tahun 2012 terjadi penurunan
menjadi 6048 kasus, tetapi pada tahun 2013 terjadi peningkatan sebanyak 10462
kasus, pada tahun 2014 terjadi peningkatan kembali yang sangat tinggi sebanyak
11532. Di temukan ibu hamil dengan beresiko kehamilan berjumlah 63 orang terdiri
dari KJDK (kematian janin dalam kandungan) 2 orang (1,26%), KPD (ketuban pecah
orang (10,06%). Pada tahun 2015 ditemukan ibu hamil dengan beresiko tinggi
berjumlah 70 orang terdiri dari KJDK (kematian janin dalam kandungan) 3 orang
(%), KPD (ketuban pecah dini) 5 orang (%), abortus 15 orang (%), KET (kehamilan
ektopik terganggu) 6 orang (%), molahidatidosa 26 orang (%), pre eklamsia 20 orang
mengenai gambaran Ibu hamil risiko tinggi di RSUD dr. Pirngadi Medan tahun
2013-2015.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana gambaran ibu hamil risiko tinggi di RSUD dr. Pirngadi Medan
Tahun 2013-2015.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran ibu hamil dengan berisiko tinggi di RSUD dr.
D. Manfaat Penelitian
1. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi awal dalam mengantisipasi
2. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi tenaga kesehatan dalam