Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KONSEP DIAGNOSTIK INVASIF DAN NON BEDAH


PADA SISTEM KARDIOVASKULER
Tugas ini disusun untuk memenuhi mata kuliah kardiovaskuler II
Dosen Pengampu : Partini, S.kep

Nama Kelompok
1. Apin Fadila H (S160
2. Dyah Permatasari (S160
3. Friska Andreas (S160
4. Ina Febriyanti (S160
5. Kirana Nandhito Indra Putra (S160
6. Muhammad Amirul Rasyid (S160
7. Nur Kholis (S160
8. Sari Malak Hanifah (S160
9. Utari Riyanti E.P (S160

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSDA SURAKARTA
2017

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kardiovaskuler ialah penyakit yang berhubungan dengan fungsi jantung (cardiac)
dan sistem peredaran darah (Vaskuler). Penyakit ini disebabkan karena adanya
penymbatan dan penyempitan arteri koroner tersebut disebabkan oleh penumpukan zat –
zat lemak dibawah lapisan terdalam dari dinding pembuluh nadi.
Jantung merupakan organ utama dalam system kardiovaskuler. Jantung dibentuk
oleh organ – organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan atrium kiri serta
ventrikel kanan ventrikel kiri. Adapun pemeriksaan diagnotik pada kardiovaskuler dapat
digolongkan atas pemeriksaan invasif dan non invasif

B. Rumusan Masalah

1. Konsep diagnostik invasif pada kasus gangguan kardiovaskuler


2. Intervensi non bedah pada kasus gangguan kardiovaskuler

C. Tujuan
1. Mengetahui konsep diagnostik invasif pada kasus gangguan kardiovaskuler
2. Mengetahui non bedah pada kasus gangguan kardiovaskuler

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Diagnostik Invasif

1. Katerisasi jantung (Angiografi Koroner).


Kateterisasi jantung adalah merupakan prosedur diagnostik untuk melihat kelainan
jantung, meliputi dari kelainan anatomi jantung, penyempitan / sumbatan pembuluh
darah koroner, gangguan fungsi jantung dan sebagainya. Pemeriksaan ini
adalah pemeriksaan diagnostik dengan cara memasukkan kateter yang dibuat dari
bahan plastik khusus berdiameter ± 2mm, yang didesain khusus untuk
pemeriksaan jantung dan pembuluh darah. Pemeriksaan ini dilakukan melalui suatu
sayatan kecil dikulit daerah lipat paha atau lengan, dengan bius lokal, lalu kateter
dimasukkan melalui jalur pembuluh darah sampai ke dalam pembuluh darah koroner
jantung. Dengan bantuan zat kontras yang disuntikkan dapat diketahui adanya
kelainan anatomi jantung, penyempitan / sumbatan dari pembuluh koroner, gangguan
fungsi pompa jantung, dan sebagainya. Pemeriksaan ini juga merupakan hal
terpenting untuk deteksi penyakit jantung koroner serta untuk tindakan lebih lanjut
seperti balonisasi koroner baik dengan maupun tanpa stent, atau operasi bedah pintas
koroner. Pemeriksaan ini juga dapat digunakan untuk mendeteksi penyakit kutub
jantung dan kelainan jantung bawaan.

Dalam dua medis kita mengenal akan dua jenis angiografi koroner yaitu :

 Kateterisasi jantung koroner. Pemeriksaan jantung invasif ini mempunyai


tujuan untuk pemeriksaan pembuluh darah koroner yang fungsi dari pembuluh
darah koroner tersebut adalah untuk memperdarahi jantung. Biasanya
pemeriksaan kateterisasi jantung ini seringkali dilakukan pada pasien dengan
keluhan nyeri dada yang khas, Pasien UAP (Unstable Angina Pektoris), dan
juga pasien jantung koroner.
 Penyadapan Jantung. Kateterisasi jantung jenis penyadapan jantung ini adalah
jenis pemeriksaan jantung invasif yang bertujuan untuk mengetahui tekanan
dan kandungan oksigen (saturasi) dalam ruang-ruang jantung. Biasanya
dilakukan pada pasien yang menderita penyakit jantung bawaan seperti ASD,
VSD dan sejenisnya.
Prosedur tindakan kateterisasi jantung ini adalah merupakan tindakan invasif jantung
yang menggunakan anestesi lokal. Anestesi lokal ini diberikan pada daerah yang
akan dilakukan penusukan kateter jantung tersebut. Tempat pembuluh darah yang
dilakukan pada pemeriksaan angografi koroner ini adalah dilakukan di arteri radialis
atau pun arteri femoralis.

Setelah anastesi lokal, dilakukan pemasangan selongsong (sheath) pada pembuluh


darah di tangan atau kaki (arteri femoralis / arteri radialis) agar kateter dapat
dimasukkan ke dalam pembuluh darah. Dengan kateter khusus tersebut akan
dimasukkan sampai ke jantung ataupun pembuluh koroner jantung, dan pasien tidak
akan merasakan sakit. Setelah sampai pada pembuluh koroner jantung, maka zat
kontras akan diinjeksikan ke dalam koroner jantung dan dilihat dengan menggunakan
fluroskopi sinar x-ray. Tabung x-ray ini dapat dirubah pada berbagai posisi sehingga
memberikan gambaran yang baik mengenai pembuluh koroner jantung.

Dari hasil pemeriksaan kateterisasi jantung ini maka akan ditemukan adakah
penyempitan pembuluh darah koroner atau tidak. Bila dalam hasilnya ditemukan
adanya penyumbatan atau pun penyempitan pembuluh darah maka ada tindakan
selanjutnya apakah itu dengan pemasangan cincin jantung (stent jantung) atau
tindakan operasi bedah jantung ( CABG ). Bila ditemukan hasil normal (normal
koroner) tentunya tindakan selanjutnya seperti PCI dengan atau tanpa stent atau
bahkan operasi bedah jantungtidak dilaksanakan. Bila sahabat ingin mengetahui akan
prosedur pemasangan cincin jantung sahabat bisa membacanya disini PCI

2. PCI (Percutaneus Coronary Intervention)


Suatu tindakan intervensi non bedah untuk membuka kembali pembuluh darah
arteri koroner yang menyempit atau tersumbat dengan memasukkan balon atau stent
melalui kateter yang dimaksukkan ke dalam lumen arteri melalui insisi kecil pada
kulit.

Tindakan pengobatan jantung koroner dengan menggunakan metoda ini adalah


pertama dilakukan dengan menyuntikkan anestesi lokal ke pangkal lengan atau
pangkal paha dalam. Setelah itu dokter spesialis jantung akan memasukkan selang
kecil yang lentur (kateter) sebagai pemandu ke dalam tungkai atau lengan. Dibantu
gambar pada monitor, dokter memandu kateter menuju arteri yang tersumbat atau
menyempit dalam jantung.

Selanjutnya, kateter kedua yang lebih sempit dengan balon atau stent pada
ujungnya dimasukkan melalui kateter pertama. Ketika ujung kateter kedua itu
mencapai sumbatan di dalam arteri koroner, balon kemudian ditiupkan untuk
memperlebar bagian yang menyempit. Stent atau cincin yang dipasang di arteri
terbuat dari jalinan tabung logam kecil yang akan bekerja sebagai penopang untuk
menjaga agar pembuluh darah tetap terbuka. Diharapkan pelebaran ini bisa
permanen. Dalam buku Mayo Clinic disebutkan keseluruhan prosedur pemasangan
stent atau balonisasi berlangsung selama 30 menit sampai dua jam.

B. Intervensi Non Bedah

1. Echocardiography
Salah satu teknik pemeriksaan diagnostik yang menggunakan gelombang
suara dengan frekwensi tinggi untuk memvisualisasikan gambaran struktur dan
fungsi jantung dilayar monitor.

Pemeriksaan ini tidak menimbulkan rasa sakit sehingga secara tehnis


relatif lebih mudah dilakukan terhadap bayi, anak2 dan orang dewasa.
Pemeriksaan ini dapat mendekteksi gerakan otot-otot jantung baik yang normal
maupun yang abnormal seperti pada keadaan akibat serangan jantung. Pada anak2
dengan penyakit jantung bawaan. Echocardiography akan dapat mengindentifikasi
berbagai kelain struktrur jantung termasuk kelainan katup dan beberapa
kebocoran (defek) di sekat sekat jantung. Keluar masuk pembuluh darah baik
yang normal maupun abnormal dapat tervisualisasi dengan baik. Walaupun
demikian pada kelain bawaan yang kompleks sekali dan sulit, tidak jarang masih
diperlukan pemeriksaan katerisasi jantung sebelum dilakukan tindakan.

Echocardiography dapat memberikan informasi tentang hal-hal sebagai berikut :

 Pembesaran jantung(kardiomegali) yang dapat terjadi akibat tekanan darah


tinggi, kebocoran katup jantung atau gagal jantung.

 Keadaan otot-otot jantung yang lemah atau jantung tidak dapat memompa
darah dengan sempurna. Kelemahan otot jantung dapat terjadi akibat tidak
memperoleh aliran darah dengan baik karena penyakit jantung koroner.

 Kelainan struktur jantung seperti yang terdapat pada penyakit jantung


bawaan seperti pada kebocoran sekat-sekat jantung.(VSD,ASD) kelainan
katup dan pembuluh darah besar serta berbagai kelainan yang telah
ditemukan sejak janin dalam kandungan.

2. Pacemaker
Sebuah alat pacu yang dipasang pada jantung untuk menjaga irama detak
jantung yang mengalami bradikardia. Pemasangan pacu jantung hanya dilakukan
oleh dokter ahli yang memerlukan waktu satu sampai dua jam serta memerlukan
ketelitian dalam pemasangannya. Pemasangan alat pacu jantung seperti ini tidak
bisa dilakukan pada pasien dalam keadaan emergency, mengingat pasien
emergency benar-benar membutuhkan penanganan cepat berkaitan dengan
kelainan ritme jantung sehingga memerlukan pemasangan pacu jantung cepat
secara non invasive.
Sebuah alat pacu jantung eletronik yang telah dipasang akan meyerupai kkerja
pacu jantung alamiah anda. Alat pacu jantung yang terdiri dari dua bagian yaitu:
 Pembangkit detak. Benda metal kecil ini menggunakan batere dan sirkuit
listrik yang mengatur kecepatan aliran listrik yang dikirimkan ke jantung
Anda.
 Sadapan. Kabel yang fleksibel dan terisolasi ini mengantarkan aliran
listrik ke jantung Anda.
Alat pacu jantung memantau denyut jantung,dan apabila terlalu lambat, alat
pacu jantung akan mempercepat pengiriman sinyal listrik ke jantung. Sebagai
tambahan, sebagian besar alat pacu jantung memiliki sensor yang dapat
mendeteksi Gerakan tubuh atau laju napas, yang memberikan Sinyal pada alat
pacu jantung untuk meningkatkan Denyut jantung Anda selama berolahraga untuk
Memenuhi kebutuhan tubuh Anda akan darah dan oksigen.

BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem peredaran darah pada manusia tersusun atas jantung sebagai pusat
peredaran darah, pembuluh-pembuluh darah dan darah itu sendiri. Peredaran darah
manusia merupakan peredaran darah tertutup karena darah yang dialirkan dari dan
keseluruh tubuh melalui pembuluh darah dan darah mengalir melewati jantung sebanyak
dua kali sehingga disebut sebagai peredaran darah ganda. Peredaran darah sistemik
adalah peredaran darah yang mengalirkan darah yang kaya oksigen dari ventrikel sinistra
lalu diedarkan keseluruh jaringan tubuh. Oksigen bertukar dengan karbondioksida di
jaringan tubuh. Lalu darah yang kaya karbondioksida dibawa melalui vena menuju atrium
dextra. Peredaran darah pulmonal adalah peredaran darah yang mengalirkan darah dari
jantung ke paru-paru dan kembali lagi ke jantung. Darah yang kaya karbondioksida dari
ventrikel dextra dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, di alveolis darah
tersebut bertukar dengan darah yang kaya oksigen yang selanjutnya akan dialirkan ke
atrium sinistra melalui vena pulmonalis.

DAFTAR PUSTAKA
https://klikdokterjantung.wordpress.com/2016/05/05/tindakan-intervensional-jantung-
ptca-percutaneous-transluminal-coronary-angioplasty/
https://www.pjnhk.go.id/index.php/pelayanan/lab1/20-pelayanan/16-cathlab
https://www.scribd.com/document/358076192/Lp-Kateterisasi-Jantung
https://www.slideshare.net/FransiskaOktafiani/diagnostik-invasif-dan-intervensi-non-
bedah
Amri Muliadi (2015).“TEMPORARY PACEMAKER (TPM)”, Senin, 23 November 2015.
(http://amrimuliadi180.blogspot.co.id/2015/11/temporary-pacemaker-tpm.html) diakses pada
tanggal 1 Oktober 2016-10-02

Anda mungkin juga menyukai