2. Atika Candra A (S16009) 3. Erni Hening Puspita (S16018) 4. Friska Andreas Novitasari (S16023) 5. Hana Permata (S16025) 6. Husadaning Panggalih (S16026) 7. Ilham Wiratama (S16028) 8. Nur Kolis (S16048) 9. Rika Nilamsari (S16051) 10. Utari Riyanti Putri (S16061) 11. Wahyu Hermawan W (S16063) 12. Yuantika K (S16064) Asma adalah penyakit paru dengan karakteristik obstruksi saluran napas yang reversibel (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik secara spontan maupun dengan pengobatan (Sundaru, 2001). Asma adalah gangguan inflamasi kronik pada jalan napas (Lewis, Heitkemper, Dirksen, O’brien, & Bucher, 2007). Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI) tahun 2007, asma adalah penyakit inflamasi kronik saluran napas dimana banyak sel berperan terutama sel mast, eosinofil, limfosit T, makrofag, neutrofil dan sel epitel. Asma adalah suatu kelainan berupa inflamasi (peradangan) kronik.,Asma bersifat fluktuatif (hilang timbul) artinya dapat tenang tanpa gejala tidak mengganggu aktifitas tetapi dapat eksaserbasi (Ditjen PP&PL Depkes RI, 2009). Asma adalah gangguan aliran udara intermiten dan reversibel yang hanya mempengaruhi jalan napas, tidak sampai pada alveoli (Ignatavicius & Workman, 2010). Menurut Sylvia A price asma dibedakan menjadi dua jenis,yakni : 1. Asma bronkial Penderita asma bronkial,hipersensitif dan hiperaktif terhadap rangsangan dari luar,seperti debu rumah,bulu binatang,asap,dan bahan lain penyebab alergi. 2. Asma kardial Asma yang timbul akibat adanya kelainan jantung.Gejala asma kardial biasanya terjadi pada malam hari,disertai sesak napas yang hebat.Kejadian ini disebut nocturnal paroxymul dyspnea.Biasanya terjadi pada saat penderita tidur. Menurut Mc Connel dan Holgate asma dibedakan menjadi 3 jenis,yakni : 1. Asma ekstrinsik Munculnya pada waktu kanak – kanak. 2. Asma intrinsik Ditemukan tanda – tanda reaksi hipersensitivitas terhadap alergen. 3. Asma yang berkaitan dengan obstruksif paru. Menurut Ditjen PP&PL Depkes RI, 2009 Asma diklasifikasikan atas asma saat tanpa serangan dan asma saat serangan (akut) antara lain intemitten, persisten ringan, persisten sedang dan persisten berat Selain itu asma diklasifikasikan berdasarkan derajat serangan. Asma saat tanpa serangan dan asma saat serangan (akut) Faktor – faktor pemicu terjadinya asma : 1. Alergen 2. Exercise (latihan) 3. Polusi Udara 4. Faktor Kerja (Occupational factors) 5. Infeksi Pernapasan 6. Masalah sinus dan Hidung 7. Sensitif terhadap obat dan makanan tertentu. 8. penyakit refluk gastroesophageal (Gastroesophageal Reflux Disease/GERD). 9. Faktor psikologis (stress emosional) 10. Perubahan Cuaca Menurut lewis.et.al.2007 1. Serangan tiba-tiba yang diawali dengan batuk-batuk dan sesak nafas 2. Wheezing 3. Ekspirasi lebih panjang 4. Kontraksi otot-otot bantu pernapasan 5. Hypoksemia dan sianosis 6. Keletihan Ada beberapa tingkatan penderita asma yaitu : a. Tingkat I : 1.Secara klinis normal tanpa kelainan pemeriksaan fisik dan fungsi paru. 2.Timbul bila ada faktor pencetus baik didapat alamiah maupun dengan test provokasi bronkial di laboratorium. b. Tingkat II : 1.Tanpa keluhan dan kelainan pemeriksaan fisik tapi fungsi paru menunjukkan adanya tanda-tanda obstruksi jalan nafas. 2.Banyak dijumpai pada klien setelah sembuh serangan. c. Tingkat III : 1.Tanpa keluhan. 2.Pemeriksaan fisik dan fungsi paru menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas. 3.Penderita sudah sembuh dan bila obat tidak diteruskan mudah diserang kembali. d. Tingkat IV : 1.Klien mengeluh batuk, sesak nafas dan nafas berbunyi wheezing. 2. Pemeriksaan fisik dan fungsi paru didapat tanda-tanda obstruksi jalan nafas. e. Tingkat V : 1. Status asmatikus yaitu suatu keadaan darurat medis berupa serangan asma akut yang berat bersifat refrator sementara terhadap pengobatan yang lazim dipakai. Pencetus serangan asma dapat disebabkan oleh sejumlah faktor, antara lain alergen, virus dan iritan yang dapat menginduksi respon inflamasi akut. Asma dapat terjadi melalui 2 jalur yaitu jalur imunologis dan saraf otonom. Jalur imunologis didominasi oleh antibodi IgE, merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I (tipe alergi), terdiri dari fase cepat dan fase lambat. Reaksi alergi timbul pada orang dengan kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibodi IgE abnormal dalam jumlah besar, golongan ini disebut atopi. Pada asma alergi, antibodi IgE terutama melekat pada permukaan sel mast pada interstisial paru yang berhubungan erat dengan bronkiolus dan bronkus kecil. Bila seseorang menghirup alergen, terjadi fase sensitiasi, antibodi IgE orang tersebut meningkat. Alergen kemudian berikatan dengan antibodi IgE yang melekat pada sel mast dan menyebabkan sel ini berdegranulasi mengeluarkan berbagai macam mediator. Pada fase lambat, reaksi terjadi setelah 6-8 jam pajanan alergen dan bertahan selama 16-24 jam, bahkan kadang-kadang sampai beberapa minggu. Sel-sel inflamasi seperti eosonofil, sel T, sel mast dan Antigen Presenting Cell (APC) merupakan sel-sel kunci dalam patogenesis asma (Rengganis, 2008). Menurut Heru sundaru,2002 1. Pneumotoraks 2. Atelektasis 3. Gagal nafas 4. Bronkhitis 5. Fraktur iga 6. Dysritmia jantung 7. Hipoksemia 1. 1. Edukasi 2. Menilai dan monitor berat asam secara belaka 3. Identifikasi dan mengendalikan faktor pencetus 4. Merencanakan dan memberikan pengobatan jangka panjang penatalaksamnaas bertujuan untuk mengontrolm penyakit di sebut sebagai asma terkontrol. Terdapat 3 faktor yang perlu di pertinmbangkan a) Medikasi obat obatan : Medikasi asma bertujuan untruk mengatasi dan mencegah gejala obstruksi jalan napas terdiri atas mengontrol dan pelega. b) Penanganan asma mandiri c) Tahapan Pengobatan Asma 5. Kontrol secara teratur 6. Pola hidup sehat a) Meningkatkan kebugaran fisis b) Berhenti atau tidak pernah merokok c) Lingkungan kerja 7. Menetapkan pengobatan pada serangan akut. Dapat disimpulkan bahwa asma adalah penyakit inflamasi kronis pada saluran napas yang menyebabkan gangguan aliran udara intermiten dan reversibel sehingga terjadi hiperaktivitas bronkus terhadap berbagai rangsangan yang ditandai dengan gejala episodik berulang berupa wheezing (mengi), batuk, sesak napas dan rasa berat di dada terutama pada malam dan atau dini hari.