Anda di halaman 1dari 3

Bacaan untuk presentasi LKAL

GREEN ECONOMY
Sejarah dan Tokoh
 Sejak sekitar awal tahun 1990-an, telah muncul beberapa usaha untuk
mengembangkan perhitungan pendapatan nasional yang memperhatikan efek negatif
dari kerusakan lingkungan and ketimpangan pendapatan dalam
kesejahteraan ekonomi. Di masa itu perdebatan tersebut masih dalam naungan
ekonomi lingkungan.
 Istilah Green Economy sendiri baru mencuat ke permukaan setelah tahun 2008.
Sekarang Green Economy menempati posisi terkemuka dalam wacana kebijakan
lembaga-lembaga ekonomi dan pembangunan internasional. Bank Dunia, bersama
dengan lima bank pembangunan multilateral lainnya, telah berkomitmen untuk tujuan
ini (Bank Dunia 2012a, 2012b). Beberapa pun negara telah mengadopsi konsep green
economy dan green growth sebagai tujuan kebijakan eksplisit (OECD 2012a). Selain
itu Green Economy juga menjadi fokus utama dari KTT ‘Rio + 20’ PBB pada bulan Juni
2012 (UNCSD 2012).

Salah satu tokoh/ekonom yang membawa green economy muncul ke permukaan ialah Molly
Scott Cato (Profesor Strategy and Sustainability di University of Roehampton, London, UK).
Molly menerbitkan beberapa buku yang berpengaruh dalam perkembangan green economy.
Beberapa buku di antaranya adalah Green Economics: Beyond Supply and Demand to Meeting
People’s Needs (1999) with Miriam Kennet, Green Economics: An Introduction to Theory,
Policy and Practice (2009), dan Environment and Economy (2011)

Pengertian
 Green Economy atau Ekonomi Hijau merupakan rezim ekonomi yang mampu
meningkatkan kesejahteraan manusia dan kesetraan sosial, dan sekaligus
mengurangi resiko lingkungan secara signifikan,
 Dikarenakan Green Economy adalah perekonomian yang rendah karbon dan
tidak menghasilkan emisi serta polusi lingkungan, hemat sumber daya
alam. Selain itu, Green Economy dapat dijadikan sebgai sebuah model pembangunan
ekonomi yang berkelelanjutan

Green GDP
Dalam bidang ekonomi, produk domestik bruto (PDB) adalah nilai pasar semua
barang dan jasa yang diproduksi oleh suatu negara pada periode
tertentu. PDBmerupakan salah satu metode untuk menghitung pendapatan nasional.

 Green Economy juga memiliki konsep penghitungan GDP sendiri yakni Green GDP,
dikarenakan cara penghitungan yang berbeda dengan penghitungan GDP biasa atau
GDP konvensional, dimana pada Green GDP menjelaskan kontribusi sumber daya
alam terhadap pembangunan dan biaya-biaya yang disebabkan oleh adanya
polusi dan degradasi lingkungan, dimasukkan dalam perhitungan.
 Dari segi metode perhitungan metode perhitungan Green GDP secara teori dibagi
menjadi 3 jenis, pertama PDB hijau diperhitungan dengan deplesi lingkungan. Kedua
PDB hijau berdasarkan degradasi lingkungan. Ketiga PDB hijau diukur berdasarkan
pengeluaran untuk perlindungan lingkungan. Konsep dari Green GDP sangat bagus
untuk diterapkan, tetapi masih jarang dapat dilakukan karena keterbatasan merubah
kerugian yang ditimbulkan ke dalam satuan hitung moneter.
Keuntungan, Risiko, dan Tantangan
 Green economy dapat dilakukan dengan banyak cara diantaranya adalah kita dapat
melakukan pengelolaan berkelanjutan dengan pengelolaan kayu berkelanjutan,
pertambangan yang bertanggung jawab, dan perencanaan tata ruang yang koheren.
lain itu dapat juga dengan menjaga ekologi, dimana hasilnya nanti akan didapatkan
dampak positif dari ekologi itu sendiri yaitu hutan primer dan sekunder yang terjaga,
keanekaragaman hayati yang lestari, fungsi tanah yang terjaga dan juga siklus
hidrologi yang terjaga. Ketika ekologi dan ekosistem sudah terjaga dengan
baik, tentunya akan membawa pengaruh positif terhadap social dan
ekonomi. Dimana dampak postif social ekonomi tersebut dapat meningkat
pendapatan negara, karena adanya peningkatan pendapatan industri berbasis hutan,
menarik kedatangan wisatawan, peluang biobank, peluang bioprospeksi dan
pembayaran jasa ekosistem, produksi pertanian yang berkelanjutan dan perikanan
yang berkelanjutan.
 Resiko dan tantangan tetunya tidak akan terlepas jika green economy ini mulai
diterapkan. Resiko terbesar yang akan dihadapi tentunya adanya
pengurangan jumlah tenaga kerja dibidang industry karena telah beralih ke
pengelolaan yang berkelanjutan. Tetapi hal ini merupakan efek jangka pendek
saja, karena dalam jangka panjang pastinya sudah ada penyesuaian-penyesuaian dari
dilaksanakannya green economy ini. Dimana nantinya pemerintah dapat
membuka lapangan pekerjaan baru yang berbasis lingkungan. Selain itu
tantangan tersebsar yang akan dihadapi dan timbul pertanyaan yaitu siapa yang
akan mengawasi pelaksanaan green economy ini? Apakah akan dibentuk
suatu badan khusus? Tentunya ini mejadi pekerjaan rumah bagi kita semua
untuk terus melakukan perubahan dan persiapan menuju era green
economy.

How to measure?
PDB hijau menghasilkan efek hilangnya keanekaragaman hayati dan biaya perubahan iklim.
Menghitung PDB hijau membutuhkan natural capital consumption termasuk penipisan
sumber daya, degradasi lingkungan, dan inisiatif lingkungan yang protektif dan restoratif,
dikurangkan dari PDB tradisional. [

Beberapa perhitungan awal GDP hijau memperhitungkan satu atau dua tetapi tidak semua
penyesuaian lingkungan. Perhitungan ini juga dapat diterapkan pada net domestic product
(NDP), yang memotong penyusutan modal yang diproduksi dari GDP.
Dalam setiap kasus, penting untuk mengonversi aktivitas sumber daya menjadi nilai moneter,
karena dengan cara inilah indikator umumnya dinyatakan dalam national account

What is it?
Satu-satunya negara besar China yang menggunakan Produk Domestik Bruto Hijau untuk
mengukur kelayakan ekonominya. Perdana Menteri China Wen Jiabao mengumumkan pada
tahun 2004 bahwa PDB Hijau akan menggantikan PDB tradisional sebagai ukuran
produktivitas finansial. Diterbitkan kembali pada 2006, GDP Hijau China menunjukkan bahwa
kerugian finansial yang disebabkan oleh polusi di China adalah 511,8 miliar yuan ($ 66,3
miliar), yang merupakan 3,05 persen dari ekonomi negara.
How do they get there
Seperti indikator alternatif lainnya, seperti Indeks Sustainable Development atau Genuine
Progress Indicator, PDB Hijau mengkuantifikasi biaya polusi, perubahan iklim, limbah, dan
faktor-faktor lain yang mungkin menyebabkan kerusakan yang mahal di masa depan.

What can it tell us really?


Ini adalah cara lain untuk mencoba mengukur dan mengukur dampak moneter dari kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi suatu negara. Idenya adalah bahwa,
sementara ekonomi mungkin terlihat seperti itu tumbuh sekarang, kerusakan yang
disebabkan oleh pertumbuhan itu pasti akan menyeretnya ke bawah di masa depan.
Ketepatan metode pengukuran PDB Hijau dapat diperdebatkan; setelah semua, karena biaya
masa depan tidak benar-benar diketahui, perhitungan tersebut didasarkan pada spekulasi
- spekulasi yang terinformasi dengan baik, tapi tetap saja. Apa yang benar-benar memberi
kita adalah cara lain untuk melihat pertumbuhan ekonomi, meletakkannya dalam perspektif
di samping konsekuensi ekonomi masa depan yang potensial.

Current debate
Beberapa pengkritik agregat yang disesuaikan dengan lingkungan, termasuk PDB,
menunjukkan bahwa mungkin sulit untuk menetapkan nilai pada beberapa output yang
diukur. Ini adalah kesulitan khusus dalam kasus di mana aset lingkungan tidak ada di pasar
tradisional dan karena itu tidak dapat diperdagangkan. Jasa ekosistem adalah salah satu
contoh dari jenis sumber daya ini. Jika penilaian dilakukan secara tidak langsung, ada
kemungkinan perhitungan bergantung pada spekulasi atau asumsi hipotetis.

Pendukung agregat yang disesuaikan dapat membalas keberatan ini dengan salah satu dari
dua cara. Pertama, bahwa seiring kemampuan teknologi kita meningkat, metode valuasi yang
lebih akurat telah dan akan terus berkembang. Kedua, bahwa sementara pengukuran
mungkin tidak sempurna dalam kasus aset alami non-pasar, penyesuaian yang dimilikinya
masih merupakan alternatif yang lebih baik daripada PDB tradisional.

Anda mungkin juga menyukai