Anda di halaman 1dari 6

BAB I BAB II

PENDAHULUAN
PEMBAHASAN

A. LATAR BELAKANG
Agama Islam bertugas mendidik dzahir manusia, mensucikan jiwa manusia, dan membebaskan diri manusia dari hawa nafsu.
A. SEJARAH MEKAH DAN HAJI
Dengan ibadah yang tulus ikhlas dan aqidah yang murni sesuai kehendak Allah, insya Allah akan menjadi orang yang beruntung. Ibadah
Mekah berasal dari kata Bak yang berarti lembah. Mekah disebut dengan kata Bakkah dalam firman Allah:
dalam agama Islam banyak macamnya. Haji dan umroh adalah salah satunya. Haji merupakan rukun islam yang kelima setelah
syahadat, sholat, zakat, dan puasa. Ibadah haji adalah ibadah yang baik karena tidak hanya menahan hawa nafsu dan menggunakan
‫ض َع لِلنا َّ ِس لَلَّذِي ِبب َّكةَ ُمبَاركا ً َوهُدًى لِل َع َلمِ يْنَ ۝‬ ٍ ‫ِإنَّ أَ َّو َل بَ ْي‬
ِ ‫ت ُو‬
tenaga dalam mengerjakannya, namun juga semangat dan harta.
“Sesungguhnya rumah (ibadah) pertama yang dibangun untuk manusia, ialah (Baitullah) yang di Bakkah (Mekah) yang
diberkahi dan menjadi petunjuk bagi seluruh alam.” (Ali ‘ Imran [3] : 96)
Dalam mengerjakan haji, diperlukan penempuhan jarak yang demikian jauh untuk mencapai Baitullah, dengan segala kesukaran
dan kesulitan dalam perjalanan, berpisah dengan sanak keluarga hanya dengan satu tujuan untuk mencapai kepuasan batin dan
Sejarah Mekah merujuk pada abad XIX sebelum Masehi, tepatnya pada masa Ibrahim dan Isma’il. Keduanya adalah orang
pertama yang menempati Mekah. Allah berfirman seraya menuturkan tentang Ibrahim:
Untuk memperdalam pengetahuan kita, kami mencoba memberi penjelasan secara singkat mengenai pengertian haji dan umrah,
ُ ‫ت لَعَلَّ ُح ْم يَ ْش ُك‬
‫رونَ ۝‬ َّ ‫اس تح ِو ى إِلَي ِه ْم َواٌرْ زُ ْق ُحم ِمنَ اٌل‬
ِ ‫ش َم ٰر‬ َّ ‫يتى بِ َوا ٍد َغي ِْرذِى زَ رْ عٍ ِع ْندَبَ ْيتِكَ ا ٌ ْل ُمحَرَّ ِم َربَّنَا ِليُقِي ُمواْ اٌل‬
ِ َّ‫صلَ ٰوة َِمنَ اٌلن‬ ِ ‫رَّ بَّنآإنِىأ ْسكَنتُ مِ ن ذُ ِر‬
dasar hukum perintah haji dan umrah, syarat, rukun dan wajib haji dan umrah serta hal-hal yang dapat membatalkan haji dan umrah.

“ Ya Tuhan, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanaman-
B. RUMUSAN MASALAH
tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan (yang demikian itu) agar mereka melaksanakan
1. Bagaimana pengertian haji ?
sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan berilah mereka rezeki dari buah-buahan,
2. Apa tujuan, dasar hukum dan hubungan haji ?
mudah-mudahan mereka bersyukur.” (Ibrahim [14] : 37)
3. Apa saja syarat-syarat wajib, rukun, wajib dan sunnah haji ?
4. Bagaimana cara melaksanakan haji ?
Berkat doa Ibrahim, air Zamzam memancar dari kedua kaki Isma’il ketika persediaan air dan makanan ibunya, Hajar, habis.
5. Apa hikmah dari melaksanakan haji ?
Sejak saat itu berbagai kabilah berdatangan ke sumbe rair tersebut, dan kehidupan mulai merayap disana.
Kabilah-kabilah mulai berdatangan dan kian banyak. Kekuasaan pada air
Zamzam akhirnya dipegang kaum Quraisy. Quraisy tetap memegang kekuasaan terhadap sumber air Zamzam hingga Nabi
C. TUJUAN
muncul yang berpengaruh besar dalam merubah kehidupan di Mekah dan seluruh dunia.
1. Mengetahui pengertian haji.
2. Mengetahui tujuan dan dasar hukum haji.
Nabi diutus di Mekah, Ka’bah menjadi kiblat kaum muslimin, dan Mekah menjadi basis dakwah Islam. Sayangnya para
3. Mengetahui syarat, rukun, wajib dan sunnah haji.
penduduk negeri ini sangat membenci dakwah Islam dan begitu gencar menyiksa para pemeluk Islam. Hingga akhirnya
4. Mengetahi dam/denda saat haji.
kaum muslimin terpaksa berhijrah ke Madinah Al-Munawwarah. Daulah Islam kiat kuat di Madinah, kemudian Nabi
kembali sebagai penakluk Mekah. Sejak saat itu, Mekah menjadi negeri Islam nan besar hingga saat ini.

Mekah Al-Mukarramah dan Tanah Suci secara khusus mendapatkan perhatian besar dari para khalifah dan penguasa kaum
muslimin. Mereka mengmbangkan dan memperluas Mekah, serta menjadikan negeri ini sebagai pusat yang memancarkan
cahaya Islam keseluruh dunia.
B. HAKEKAT HAJI
1. Definisi Haji Kewajiban haji bagi yang sanggup hanya satu kali seumur hidup, haji lebih dari satu kali hukumnya sunah kaeran dalam
Haji (al-hajju) secara bahasa berarti al-qashdu (menyengaja, menuju, maksud). Sedangkan secara istilah, haji adalah hadis dari Ibnu Abbas dengan isi yang sama dengan hadis dari Abu Hurairah di atas walaupun dengan redaksi yang
menyengaja pergi menuju Makkah dengan maksud mengerjakan ibadah thawaf, sa’i, wuquf di Arafah, bemalam di sedikit berbeda, Rasulullah SAW menyatakan: “... barangsiapa yang menambahnya, jatuhnya jadi sunnah” (HR.
Muzdalifah, Mabit di Mina dan ibadah – ibadah lain pada waktu – waktu yang telah ditentukan untuk memenuhi perintah Ahmad, Abu Dawud dan al-Nasa’i dan juga Hakim yang menyatakan kesahihannya).
Allah dan mengharapkan ridha-Nya. (Jamaludin, 2014) Bagi yang sudah masuk kategori sanggup, sebaiknya segera berangkat ke tanah suci melaksanakan ibadah haji.
Diriwayatkan dari Ibn ‘Abbas RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa hendak menunaikan ibadah haji,
Menurut etimiologi, haji adalah bermaksud dan menuju. Sementara menurut terminologi syariat, haji adalah menuju hendaklah dia lakukan segera, karena mungkin dimasa yang akan datang ada yang sakit, hilang kendaraanya, atau
Mekah di waktu tertentu untuk menjalankan manasik – manasik tertentu. (Abdullah,2015) ada keperluan lainnya” HR. Ahmad, Baihaqi, Thahawi dan Ibn Majah).
4 3. Syarat Haji
Secara lughawi, haji berarti menyengaja atau menuju dan mengunjungi. Menurut etimiologi bahasa arab, kata haji a. Islam. Dengan demikian, haji tidak wajib dan tidak sah bagi orang kafir.
mempunyai arti qashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah Syara’, haji ialah menuju ke Baitullah b. Akal. Dengan demikian, haji tidak wajib bagi orang gila, berdasarkan sabda Nabi:
dan tempat-tempat tertentu untuk melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan tempat- ِ ‫صبِي ِ َحتَّى يَحْ تَل َِم َو َعنْ ْال َمجْ ن‬
‫ُون َحتَّى يَ ْع ِق َل‬ َ ‫ُرفِ َع ْالقَلَ ُم َعنْ النَّاع ِِم َحتَّى يَ ْستَ ْي ِق‬
َّ ‫ظ َو َعنْ ال‬
tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Ka’bah dan Mas’a, juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud “Pena diangkat dari tiga orang; orang tidur sampai bangun, anak kecil sampai baligh, dan orang gila sampai
dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. berakal.”
Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sa’i, wukuf, mazbit di Muzdalifah, melontar jumrah, mabit di Mina dan lain- c. Baligh. Dengan demikian, haji tidak wajib bagi anak kecil. Apabila anak kecil berihram untuk haji, hukumnya sah.
lain. (Hamid, 2009) Hanya saja tidak cukup untuk haji islam (haji wajib), dan hajinya menjadi haji

2. Hukum Haji 6
Ibadah haji adalah salah satu dari rukun Islam yang lima dan wajib dilaksanakan oleh setiap Muslim mukallaf (baligh
dan berakal) merdeka dan mempunyai kesanggupan (istithâ’ah), berdasarkan firman Allah SWT: sunnah, berdasarkan hadits Ibnu Abbas, “seorang wanita mengangkat anak kecil lalu bertanya, ‘Apakah (anak) ini
‫ي َع ِن ﭑ ْلعَلَمينَ ۝‬
ٌ ِ‫َررفَإِنَّ ا ٌ للَّ َهغَن‬
َ ‫سبِيالً ۚ َومن َكف‬
َ ‫ع أِلَ ْي ِه‬ ِ ‫ّلِل َع َل ا ٌ ْلبَ ْي‬
َ َ ‫ت مِ نَ ا ٌ ْستَطا‬ َ ‫فِي ِه َءايَتٌ بَيِ ٰنتٌ َّمقَا ُم أِب َْره‬
ِ َّ ِ ‫ كَا نَ َءامِ نًا َو‬,ُ‫ِيم ۖ َو َمن دَ َخلَه‬ mendapatkan haji?’ ‘Ya, dan kau mendapatkan pahala’,” jawab beliau.
“Padanya terdapat tanda-tanda yang nyata, (diantaranya) maqam Ibrahim; barangsiapa memasukinya (Baitullah itu) d. Merdeka. Dengan demikian, haji tidak wajib bagi budak, berdasarkan sabda Nabi:
menjadi amanlah dia; mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi) orang yang sanggup ‫اَيَّما َع ْب ٍد َح َّج ث ُ َّم ا ُ ْعتِقَ فَعَلَ ْي ِه َح َّجةٌ ا ُ ْخ َرى‬
mengadakan perjalanan ke Baitullah. Barangsiapa mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya “Siapapun budak yang melaksanakan haji kemudian ia dimerdekakan, ia wajib melakukan haji lagi.”
(tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam.” (Q.S. Ali Imran [3] : 97) e. Mampu. Maksudnya adalah perbekalan dan kendaraan, berdasarkan firman Allah, “... Dan (diantara) kewajiban
manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu
Istihâ’ah atau kesanggupan melaksanakan haji dinilai dari berbagai macam aspek: mengadakan perjalanan kesana. Barangsiapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah
a. Finansial Mahakaya (tidak memerlukan sesuatu) dari seluruh alam.” (Ali ‘Imran [3] : 97)
b. Kesehatan f. Adanya mahram yang mendampingi wanita, berdasarkan hadits Ibnu Abbas, ia berkata, “Aku mendengar Nabi
berkhutbah, beliau menyampaikan:
5 َ‫َّللا أِنَّ ْام َرأَتِي خ ََر َجتْ حا َ َّجةً َوأِنِي ا ْكت ُ ِت ْبتُ فِي غ َْز َوةٍ َكذَاقَا َل ا ْنطل ِْق فَ ُح َّج َم َع ْام َرأَتِك‬
ِ َّ ‫سا فِرْ ْال َمرْ أَةُأِالَّ َم َع ذِي َمحْ َرم فَقَا َم َر ُج ٌل فَقَا َل َيا َرسُو َل‬
َ ُ ‫الَ ت‬
‘Janganlah seorang wanita bepergian melainkan bersama mahramnya.’ Seseorang lantas berdiri lalu berkata,
c. Keamanan
‘Wahai Rasulullah, istriku pergi haji, sementara aku diwajibkan berperang ini dan itu.’ Beliau kemudian bersabda,
d. Transportasi
‘pergilah, lalu laksanakan haji bersama istrimu’.
e. Kuota
f. Tidak ada halangan syar’i lainnya
4. Rukun dan Wajib Haji e. Mempercepat langkah pada tiga putaran pertama pada thawaf qudum
Rukun haji adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam rangkaian ibadah haji, kalau tidak dikerjakan, apapun alasannya, f. Idhtiba’ pada thawaf qudum, yaitu menempatkan bagian tengah kain ihram dibawah ketiak kanan dan kedua
haji tidak sah. ujungnya ditempatkan di pundak kiri.
g. Bermalam di Mina pada malam Arafah
h. Mencium Hajar Aswad
7 i. Menjamak taqdim Maghrib dan Isyak di Muzdalifah
Sedangkan wajib haji adalah sesuatu yang harus dikerjakan dalam rangkaian ibadah haji, tetapi kalau tidak dikerjakan j. Wukuf di Muzdalifah di Masy’aril Haram dari fajar hingga terbitnya matahari jika memungkinkan. Jika tidak, boleh
hajinya tetap sah asal membayar dam (denda). Wuquf di Arafah misalnya adalah rukun haji, orang yang sakit bahkan wukuf dimana saja di Muzdalifah karena seluruhnya wilayah Muzdalifah adalah tempat wukuf.
koma pun harus wuquf, kalau tidak hajinya tidak sah. Sedangkan wuquf sampai terbenam matahari adalah wajib haji,
artinya jika seseorang meninggalkan Arafah sebelum matahari terbenam, hajinya teteap sah asal dia membayar dam. 5. Macam – Macam Haji
Ada tiga macam cara pelaksanaan haji yaitu:
Yang termasuk rukun haji adalah: a. Tammattu’ : mengerjakan umroh lebih dahulu pada bulan haji, kemudian mengerjakan haji pada musim itu juga
a. Ihram adalah niat memasuki manasik disertai dengan amalan-amalan haji b. Ifrad : Mengerjakan haji terlebih dahulu baru umroh
b. Wuquf di Arafah c. Qiran : menerjakan haji dan umrah dengan satu niat ihram dari miqat
c. Thawaf Ifadhah adalah mengelilingi Ka’bah 7 kali putaran, dimulai dari Hajar aswad dan berakhir di Hajar Aswad Bagi yang mengambil haji tamattu’ dan Qiran di wajibkan membayar hadyu atau dam yaitu dengan menyembelih
juga. Dengan posisi Ka’bah berada di posisi kiri orang yang thawaf. Yang dilaksanakan pada tanggal 10 Zulhijjah. pada hari nahar satu ekor kambing untuk satu orang atau satu ekor unta untuk tujuh orang sedangkan haji ifrad
d. Sa’i adalah berjalan antara shafa dan marwah sebanyak tujuh kali dimulai di Shafa dan diakhiri di Marwah. tidak membayar hadyu
e. Tahallul adalah mencukur dan memotong rambutnya bagi yang melaksanakan umrah dan haji tamattu’ setelah
selesai melaksanakan thawaf dan sa’i 6. Tata cara haji
Amalan – amalan haji dimulai dari hari kedelapan hingga penghujung hari ketigabelas, berikut penjelasannya
Sedangkan wajib haji adalah berdasarkan urutan hari:

a. Ihram dari Miqat


a. Tanggal 8 dzulhijah (hari Tarwiyah)
b. Wuquf sampai terbenam matahari
1) Pada hari ini calon haji di anjurkan berihram untuk haji sebelum zuhur, dan berihram dari tempatnya berada
c. Bermalam di Muzdalifah
dimakah ataupun mina
d. Melempar jamarat
2) Berangkat menuju mina, sholat Zhuhur, Ashar, Magrib, Isya dan subuh pada hari berikunya disana. Sholat
e. Mabit di Mina
dilakukan pada waktunya yang empat rakaat diqashar menjadi dua rakaat.
f. Thawaf Wada’

b. Tanggal 9 dzulhijah (hari arafah)


1) Sambil membaca talbiyah. Sunnahnya jamaah haji bergerak menuju Namirah dan berada disana hingga
Sunnah – sunnah haji matahari bergeser kebarat, dan setelah memasuki waktu zhuhur imam atau wakilnya menyampaikan khutbah.
2) Setelah itu zhuhur dan ashar disana secara jamak taqdim dengan diqashar. Pada hari ini jamaah haji dianjurkan
a. Mandi dan mengenakan wewangian untuk berihram
untuk menghadap kiblat, banyak banyak berdoa dan bersungguh – sungguh saat berdoa.
b. Megenakan dua helai kain putih
3) Setelah matahari terbenam, jamaah haji meninggalkan arafah menuju Muzdalifah. Tidak boleh meninggalkan
c. Membaca talbiyah sejak mulai berihram hingga melempar jumrah aqabah
arafah sebelum matahari terbanam. Apabila ada jamaah haji yang meninggalkan Arafah sebelum matahari
d. Thawaf qudum bagi yang melaksanakan haji ifrad dan qiran
terbenam, harus kembali lagi ke Arafah meski pada malam hari, jika tidak harus membayar dam ; seekor f. Tanggal 12 dzulhijah
kambing, sepertujuh unta atau sepertujuh sapi. Jamaah haji wajib bermalam di Mina pada malam keduabelas. Setelah matahari bergeser ke barat, jamaah haji
c. Tanggal 10 dzulhijah (menuju muzdalifah dan bermalam disana) melemparkan tiga jumrah seperti pada hari kesebelas.
1) Jamaah haji meninggalkan Arafah menuju Muzdalifah setelah matahari terbenam Apabila ingin segera meninggalkan Mina pada hari ini, ia melempar jumrah kemudian setelah itu meninggalkan
2) Setelah tiba di Muzdalifah, jamaah haji lebih dulu mengerjakan shalat Maghrib dan Isya secara jamak dan Mina sebelum matahari terbenam. Apabila matahari sudah terbenam sementara ia masih berada di Mina, ia wajib
qasar ( yang diqashar shalat Isya ) sebelum menurunkan barang-barang bawaan. bermalam dan melempar jumrah pada hari ketigabelas.
3) Wajib bermlaam di Muzdalifah pada malam ini, shalat Subuh disana lebih awal, dan tidak meninggalkan g. Tanggal 13 dzulhijah
Muzdalifah sebelum fajar kecuali jika ada udzur. Setelah matahari bergeser pada hari ketigabelas, jamaah haji melempar tiga jumrah dengan tata cara yang sudah
4) Seusai shalat Subuh, jamaah haji dianjurkan untuk datang ke Mas’yaril Haram, menghadap kiblat, disebutkan sebelumnya pada hari kesebelas. Melempar jumrah berakhir beriiringan dengan terbenamnya matahari
memperbanyak dzikir, takbir, dan doa dengan mengangkat kedua tangan. pada hari ini.
5) Setelah jamaah haji meninggalkan Muzdalifah, dianjurkan memungut tujuh butir batu kecil untuk melempar
jumrah pada hari pertama saja. Menunda pelemparan jumrah
Misalkan diantara jamaah haji ada yang menunda melempar jumrah hingga hari berikutnya, hukumnya boleh. Dan
d. Tanggal 10 dzulhijah (hari ,ID) jika ia menunda hingga hari terakhir, hukumnya boleh, karena hari-hari tasyrid semuanya merupakan waktu untuk
Shalat Subuh setelah itu fokus berdzikir dan berdoa hingga menjelang matahari terbit. Jamaah haji meninggalkan melempar jumrah.
Muzdalifah sesaat sebelum matahari terbit menuju Mina, setelah tiba di Mina, jamaah haji bergerak menuju jumrah Tata cara melemparkan jumrah bagi yang menunda
aqbah. Jumrah aqbah adalah jumrah terakhir dari arah Mina dan jumrah pertama dari arah Mekah. Dimalai dari melempar jumrah pada hari pertama. Setelah itu menyelesaikan jumrah shughra, kemudian melempar
Catatan hal yang harus diperhatikan : jumrah untuk hari berikutnya, dan seterusnya. Melempar jumrah ini hanya dilakukan setelah matahari bergeser ke
1) Tidak boleh menyakiti saudara sesama pelaksana ibadah haji saat melempar jumrah dan menjalakan syiar- barat.
syiar haji lainnya. Thawaf Wada’
2) Jamaah haji harus memastikan batu kerikil yang ia lempar jatuh ke tempat lubang melempar jumrah. Apabila jamaah haji hendak meninggalkan Mekah, ia harus thawaf wada’. Thawaf wada’ termasuk salah satu
3) Harus menghindari sikap berlebihan dalam melempar jumrah kewajiban haji. Setelah thawaf wada’ tidak ada sa’i. Thawaf wada’ gugur bagi wanita yang sedang haid dan nifas.
4) Jika ada yang melempar seluruh batu kerikil sekaligus, hanya dihitung satu lemparan. Menunda thawaf ifadhah hingga thawaf wada’
5) Jamaah haji laki – laki mencukur atau memendekkan rambut. Misalkan jamaah haji menunda thawaf ifadhah hingga thawaf wada’ hukumnya boleh, hanya saja menyalahi yang
6) Setelah itu turun ke Mekkah kemudian melaksanakan thawaf ifadhah. Waktu thawaf dimulai setelah terbit lebih utama. Juga sah baginya untuk thawaf ifadahah saja tanpa perlu melakukan thawaf wada’. Dengan syarat
fajar pada hari ‘Id. harus berniat thawaf ifadhah. Bahkan meski setelahnya ia melakukan sa’i.
7) Setelah thawaf ifadhah, pelaksana haji tamattu’ harus sa’i diantara Shafa dan Marwa. Untuk pelaksana haji
ifrad dan qiran ; apabila sudah mengerjakan sa’i setelah thawaf qudum, keduanya tidak diwajibkan sa’i 7. Perwakilan Haji
setelah thawaf ifadhah. Bagi yang tidak mampu melaksanakan haji atau umrah karena sudah tua, sakit tanpa adanya harapan sembuh atau lemah
e. Tanggal 11 dzulhijah fisik yang tidak memungkinkan untuk berkendara, ia wajib untuk menunjuk seseorang untuk mewakili haji dan haji ini
Tata cara melempar jumrah dimulai dari jumrah ula ; melempar tujuh batu kerikil secara berurutan, bertakbir setiap sah untuknya. Bagi yang mewakili haji orang lain, disyaratkan dua hal :
kali lemparan dan batu harus jatuh di lubang tempat melempar jumrah. Setelah itu mundur sedikit, lalu berdoa 1. Syarat-syarat sebelumnya harus dipenuhi
kepada Allah sambil mengangkat kedua tangan. 2. Orang yang mewakili haji sudah haji untuk dirinya sendiri. Apabila seseorang mewakili haji orang lain sementara
Setelah itu jumrah wustha ; melempar tujuh kali batu kerikil seperti jumrah ula lalu berdoa setelahnya sambil ia sendiri belum haji, haji yang ia lakukan tidak sah, menjadi haji untuk dirinya sendiri,
mengangkat kedua tangan. Berikutnya jumrah aqabah ; melempar tujuh kali batu kerikil, namun setelahnya tidak
berdoa.
dan dinilai sebagai haji wajib untuk dirinya. Dalilnya adalah riwayat Ibnu Abbas, “ Nabi mendengar seseorang c. Peningkatan gairah ibadah yang tinggi
mengucapkan, ‘ Aku penuhi panggilan-Mu untuk Syubrunah.’ ‘ Siapa Syubrumah?’ tanya Beliau. ‘Saudaraku atau
kerabatku’ kata orang itu. ‘Apakah kau sudah melaksanakan haji untuk dirimu?’ ‘Tidak’, jawabnya. ‘Laksanakan D. HIKMAH HAJI DALAM BERBAGAI ASPEK
haji untuk dirimu, kemudian laksanakan haji untuk Syubrumah’,” perintah Beliau. 1. Setiap perbuatan dalam ibadah haji sebenarnya mengandung rahasia, contoh seperti ihrom sebagai upacara pertama
maksudnya adalah bahwa manusia harus melepaskan diri dari hawa nafsu dan hanya mengahadap diri kepada
C. MENCAPAI HAJI MABRUR Allah Yang Maha Agung.
Istilah "haji mabrur" , menurut sebagian ulama berasal dari kata al-birr (kebaikan) ‫ق‬ ِ ‫س ۡٱلبِرَّ أَن ت ُ َولُّو ْا ُو ُجو َه ُكمۡ قِبَ َل ۡٱل َم ۡش ِر‬
َ ‫لَّ ۡي‬ 2. Memperteguh iman dan takwa kepada allah SWT karena dalam ibadah tersebut diliputi dengan penuh kekhusyu’an
‫ب‬ ۡ ۡ
ِ ‫ َوٱل َمغ ِر‬Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan,...(Q.S.Al-Baqarah :177). 3. Ibadah haji menambahkan jiwa tauhid yang tinggi
4. Ibadah haji adalah sebagai tindak lanjut dalam pembentukan sikap mental dan akhlak yang mulia.
Dalam kitab Fathul Baarii, Syarah Bukhari-Muslim menjelaskan: “Haji mabrur adalah haji yang maqbul yakni haji yang 5. Ibadah haji adalah merupakan pernyataan umat islam seluruh dunia menjadi umat yang satu karena mempunyai
diterima oleh Allah swt..” persamaan atau satu akidah.
6. Ibadah haji merupakan muktamar akbar umat islam sedunia, yang peserta-pesertanya berdatangan dari seluruh penjuru
Imam Nawawi dalam syarah Muslim: “Haji mabrur itu ialah haji yang tidak dikotori oleh dosa, atau haji yang diterima Allah dunia dan Ka’bahlah yang menjadi symbol kesatuan dan persatuan.
swt., yang tidak ada riya, tidak ada sum’ah tidak rafats dan tidak fusuq.” 7. Memperkuat fisik dan mental, kerena ibadah haji maupun umrah merupakan ibadah yang berat memerlukan persiapan
fisik yang kuat, biaya besar dan memerlukan kesabaran serta ketabahan dalam menghadapi segala godaan dan rintangan.
Kesimpulannya bahwa yang dimaksud haji mabrur adalah haji yang diterima dan diridhai oleh Allah swt. karena ibadah 8. Menumbuhkan semangat berkorban, karena ibadah haji maupun umrah, banyak meminta pengorbanan baik harta,
hajinya telah dilakukan dengan baik dan benar serta dengan bekal yang halal, suci dan bersih. benda, jiwa besar dan pemurah, tenaga serta waktu untuk melakukannya.
Untuk meraih haji mabrur, ada beberapa kriteria yang harus Anda penuhi, yaitu 9. Dengan melaksanakan ibadah haji bisa dimanfaatkan untuk membina persatuan dan kesatuan umat Islam sedunia.
1. Ikhlas.
Seorang hanya mengharap pahala Allah, bukan untuk pamer, kebanggaan, atau agar dipanggil “pak haji” atau “bu haji” E. MAKNA SPIRITUAL HAJI BAGI KEHIDUPAN SOSIAL
oleh masyarakat.QS Al-Bayinnah:5“Artinya : Mereka tidak disuruh Ketika melaksanakan ibadah haji, seseorang mestinya menyadari bahwa haji merupakan sebuah panggilan untuk
kecuali supaya beribadah kepada Allah dengan penuh keikhlasan” merendahkan hati di hadapan Allah. Penghambaan kepada Allah, menolah penghambaan kepada selain-Nya, jelas
2. Ittiba’ kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. termanifestasikan dalam ritual-ritual Haji. Bagaimana ibadah ini dikombinasikan dengan shalat-shalat dan doa-doa,
Dia berhaji sesuai dengan tata cara haji yang dipraktekkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menjauhi pekara- membuatnya menjadi ibadah yang mensyaratkan penghambaan kepada Allah dalam bentuknya yang paling utama.
perkara bid’ah dalam haji. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Artinya : Contohlah cara manasik hajiku” Haji adalah bentuk kerendahan hati di hadapan Allah Yang Maha Kuasa. Haji merupakan bentuk penelusuran dan ekspresi
[HR Muslim : 1297] terhadap tanda-tanda Allah dalam bentuknya yang paling dalam. Haji adalah ibadah yang beragam manusia dari jenis yang
3. Harta untuk berangkat haji adalah harta yang halal. berbeda datang bersama-sama untuk menyatakan pengabdian, penghambaan dan kerendahan hati dihadapan Allah.
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.“Artinya : Sesungguhnya Allah itu baik, Dia tidak menerima kecuali dari Kesucian, kebebasan dari nafsu, keterpisahan dari materi secara penuh dapat disaksikan di sana.
yang baik” [HR Muslim : 1015] Mengunjungi rumah Allah (Ka’bah) dengan mengenakan dua helai
4. Menjauhi segala kemaksiatan, kebid’ahan dan penyimpangan pakaian sederhana, menunjukkan kemerdekaan mereka dari objek-objek material dan berusaha untuk melupakan segala
“Artinya : Barangsiapa menetapkan niatnya untuk haji di bulan itu maka tidak boleh rafats (berkata-kata tidak senonoh), sesuatu bahkan anak-anak, keluarga, dan tanah air mereka. Dan satu-satunya hal yang terlintas dalam pikiran mereka adalah
berbuat fasik, dan berbantah-bantahan pada masa haji..”[Al-Baqarah : 197] perkataan “ya” untuk menyambut proklamasi Allah. Inilah mengapa haji dipandang sebagai salah satu bentuk terpenting
5. Berakhlak baik antar sesama, tawadhu’ dalam bergaul, dan suka membantu kebutuhan saudara lainnya. dari penghambaan dan bimbingan spiritual.
Indikator haji mabrur:
a. Tumbuhnya Kepedulian Sosial Yang Tinggi
b. Tutur Kata Yang santun BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan makalah yang membahas tuntas tentang haji , dapat disimpulkan :


1. Haji berarti bersengaja mendatangi Baitullah (ka’bah) untuk melakukan beberapa amal ibadah dengan tata cara yang tertentu dan
dilaksanakan pada waktu tertentu pula, menurut syarat-syarat yang ditentukan oleh syara’, semata-mata mencari ridho Allah.
2. Ketaatan kepada Allah SWT itulah tujuan utama dalam melakukan ibadah haji.
Disamping itu juga untuk menunjukkan kebesaran Allah SWT.
3. Dasar Hukum Perintah Haji atau umrah terdapat dalam QS. Ali- Imran 97.
4. Untuk dapat menjalankan ibadah haji dan umrah harus memenuhi syarat, rukun dan wajib haji atau umroh.
5. Untuk mencapai haji mabrur, harus memimiliki niat ikhlas, menghindari sikap ria, dan menjalankan ibadah haji sesuai dengan yang
diajarkan rasulullah.
6. Hikmah haji adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta meningkatkan kepedulian sosial pada sesama manusia.

18

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah. 2015. Panduan Fiqih Ibadah Begambar. Solo: Perpustakaan Nasional Indonesia

Azzam, Abdul Aziz Muhammad; Abdul Wahab. 2009. Fiqih Ibadah. Jakarta: Amzah

Departemen Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya: Duta Ilmu

Hamid, Abdul; Beni Ahmad Saebani. 2009. Fiqih Ibadah: Refleksi Ketundukan Hamba Allah kepada al-khalaq perspektif al-quran
dan as-Sunnah. Bandung: Pustaka Setia

http://haji.kemenag.go.id/ Diakses pada tanggal 15 September 2016 Pukul 19.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai