Anda di halaman 1dari 3

a.

Kromatografi Lapis Tipis


Kromatografi dalam bidang kimia merupakan sebuah teknik analisis yang
digunakan untuk memisahkan sebuah campuran ataupun persenyawaan
kimia (adnan, 1997).
Kromatografi adalah suatu metoda untuk separasi yang menyangkut komponen
suatu contoh di mana komponen dibagi-bagikan antara dua tahap, salah satu yang
mana adalah keperluan selagi gerak yang lain. Di dalam gas chromatography adalah
gas mengangsur suatu cairan atau tahap keperluan padat. Di dalam cairan
chromatography adalah campuran cairan pindah gerakkan melalui cairan yang lain ,
suatu padat, atau suatu 'gel' agar. Mekanisme separasi komponen mungkin adalah
adsorpsi, daya larut diferensial, ion-exchange, penyebaran/perembesan, atau
mekanisme lain (David. 2001)
Adsorpsi Chromatography telah membantu untuk menandai komposisi
kelompok minyak mentah dan produk hidrokarbon sejak permulaan abad ini. Jenis
dan sanak keluarga jumlah kelas hidrokarbon tertentu di (dalam) acuan/matriks dapat
telah a efek dalam pada atas pencapaian dan mutu dari produk hidrokarbon dan dua
orang metoda test standard telah digunakan sebagian besar dari tahun ke tahun
(ASTM D2007, ASTM D4124). Adsorpsi indikator yang berpijar (FIA) metoda (ASTM
D1319) telah melayani untuk di atas 30 tahun sebagai metoda pejabat dari minyak
tanah industri untuk mengukur yang mengandung paraffin olefinic dan isi bahan
bakar pancaran dan bensin berbau harum. Teknik terdiri dari dalam pemindahana
mencicip di bawah isopropanol memaksa melalui suatu kolom tanah kerikil 'gel' agar-
agar ramai; sesak di (dalam) kehadiran tentang indikator berpijar dikhususkan untuk
masing-masing keluarga hidrokarbon. Di samping penggunaan tersebar luas nya,
adsorpsi indikator berpijar mempunyai banyak (Speight, 2006)
Penentuan jumlah komponen senyawa dapat dideteksi dengan kromatografi
lapis tipis (KLT) dengan plat KLT yang sudah siap pakai. Terjadinya pemisahan
komponen-komponen pada KLT dengan Rf tertentu dapat dijadikan sebagai panduan
untuk memisahkan komponen kimia tersebut dengan menggunakan kolom
kromatografi dan sebagai fase diam dapat digunakan silica gel dan eluen yang
digunakan berdasrkan basil yang diperoleh dari KLT dan akan lebih baik kalau
kepolaran eluen pada kolom kromatografi sedikit sibawah eluen pada KLT (Lenny,
2006)
Pada hakekatnya KLT merupakan metode kromatografi cair yang melibatkan
dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase geraknya berupa campuran pelarut
pengembang dan fasa diamnya dapat berupa serbuk halus yang berfungsi sebagai
permukaan penyerap (kromatografi cair-padat) atau berfungsi sebagai penyangga
untuk lapisan zat cair (kromatografi cair-cair). Fase diam pada KLT sering disebut
penyerap walaupun berfungsi sebagai penyangga untuk zat cair di dalam sistem
kromatografi cair-cair. Hampir segala macam serbuk dapat dipakai sebagai penyerap
pada KLT, contohnya silika gel (asam silikat), alumina (aluminium oksida), kiselgur
(tanah diatomae) dan selulosa. Silika gel merupakan penyerap paling banyak dipakai
dalam KLT (Iskandar, 2007)
Cara pemisahan dengan adsorbsi pada lapisan tipis adsorben yang sekarang
dikenal dengan kromatografi lapis tipis (Thin Layer Chromatography atau TLC) telah
dipakai sejak tahun 1983. Tekhnik ini bertujuan untuk memisahkan komponen kimia
secara cepat berdasarkan prinsip adsorbsi dan partisi.TLC atau KLT dapat digunakan
untuk memisahkan berbagai senyawa seperti ion – ion anorganik, kompleks senyawa-
senyawa organik dengan dengan senyawa – senyawa anorganik, dan senyawa-
senyawa organik baik yang terdapat di alam maupun senyawa-senyawa organik
sintetik (adnan, 1997).
Kelebihan penggunaan kromatografi lapis tipis dibandingkan dengan
kromatografi kertas adalah karena dapat dihasilkannya pemisahan yang lebih
sempurna, kepekaan yang lebih tinggi, dan dapat dilaksanakan dengan lebih
cepat (adnan, 1997).
Kromatografi lapis tipis merupakan kromatografi adsorbsi dan adsorben
bertindak sebagai fase stasioner. Empat macam adsorben yang umum digunakan
adalah silica gel (asam silikat), alumina (aluminium oxyde), kieselghur (diatomeus
earth) dan selulosa. Dari keempat jenis adsorben tersebut, yang paling banyak dipakai
adalah silica gel karena mempunyai daya pemisahan yang baik
http://riankhairuls.blogspot.co.id/2014/10/laporan-klt.html

Kromatografi Lapis Tipis (KLT) merupakan cara pemisahan campuran senyawa menjadi
senyawa murninya dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan. Kromatografi juga
merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat sedikit, baik penyerap maupun
cuplikannya.
KLT dapat digunakan untuk memisahkan senyawa – senyawa yang sifatnya hidrofobik
seperti lipida – lipida dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas.
KLT juga dapat berguna untuk mencari eluen untuk kromatografi kolom, analisis fraksi yang
diperoleh dari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara kromatografi, dan isolasi
senyawa murni skala kecil.
Pelarut yang dipilih untuk pengembang disesuaikan dengan sifat kelarutan senyawa yang
dianalisis. Bahan lapisan tipis seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan
pereaksi – pereaksi yang lebih reaktif seperti asam sulfat.
Data yang diperoleh dari KLT adalah nilai Rf yang berguna untuk identifikasi senyawa. Nilai
Rf untuk senyawa murni dapat dibandingkan dengan nilai Rf dari senyawa standar. Nilai Rf
dapat didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh oleh senyawa dari titik asal dibagi dengan
jarak yang ditempuh oleh pelarut dari titik asal. Oleh karena itu bilangan Rf selalu lebih kecil
dari 1,0

http://greenhati.blogspot.co.id/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html

Anda mungkin juga menyukai