TOPIK
PERENCANAAN KARYAWAN
Disusun Oleh :
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Segala puji dan syukur kami ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa atas kuasa dan
rahmatNya sehingga penyusunan makalah ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Kami juga berterimakasih kepada Bapak Yuhasril selaku dosen untuk mata kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia sehingga dengan bimbingannya selama ini dapat
membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Pada kesempatan kali ini kami berkesempatan untuk mengangkat topik
Pengadaan Karyawan. Makalah ini berusaha untuk menjelaskan apa bagaimana
manajemen persediaan barang yang ada di perusahaan baik perusahaan dagang,
manufaktur, maupun jasa.. Demikian pengantar yang dapat kami sampaikan, kami
mengakui bahwa makalah ini masih banyak memiliki keterbatasan dan kelemahan dalam
isi, cara-cara pengutipan para ahli, dan sebagainya. Oleh sebab itu, kritik dan saran dari
semua kalangan yang menaruh minat pada makalah ini khususnya kepada pembimbing
yang telah membantu kami dan teman-teman sangatlah kami harapkan. Selain itu,
masukan dan sumbang saran dari semua pihak sangat berarti bagi perbaikan-perbaikan
berikutnya. Semoga makalah ini dapat berguna bagi semua pihak.
Terima kasih.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepuasan pelanggan dapat diraih dengan cara menjual barang dengan kualitas
yang baik, harga yang terjangkau dan dengan pengadaan barang yang tepat waktu. Untuk
dapat mencapai hal tersebut perlu didukung dengan perencanaan bahan baku yang baik.
Perencanaan persediaan bahan baku merupakan hal yang penting pada suatu proses
produksi, terutama dalam industri manufaktur. Apabila persediaan bahan baku tidak
tersedia dengan baik sesuai dengan rencana atau kebutuhan ,maka akan menghambat
proses produksi.
Setiap perusahaan, apakah perusahaan itu perusahaan perdagangan ataupun
perusahaan pabrik serta perusahaan jasa selalu mengadakan persediaan. Tanpa adanya
persediaan, para pengusaha akan dihadapkan pada resiko bahwa perusahaannya pada
suatu waktu tidak dapat memenuhi keinginan pelanggan yang memerlukan atau meminta
barang/jasa. Persediaan diadakan apabila keuntungan yang diharapkan dari persediaan
tersebut hendaknya lebih besar daripada biaya-biaya yang ditimbulkannya. Persediaan
bahan baku yang melebihi kebutuhan akan menimbulkan biaya ekstra atau biaya simpan
yang tinggi. Sedangkan jumlah persediaan yang terlalu sedikit malah akan
menimbulkan biaya kerugian yaitu terganggunya proses produksi dan juga
berakibat hilangnya kesempatan untuk memperoleh keuntungan apabila ternyata
permintaan pada kondisi yang sebenarnya melebihi permintaan yang diperkirakan.
Persediaan merupakan salah satu aset yang paling mahal dan penting pada sebuah
perusahaan baik perusahaan jasa maupun perusahaan dagang. Perusahaan harus focus
terhadap pengendalian persediaan karena persediaan merupakan salah satu bagian
yang menyerap investasi terbesar. Nilai invesatasi perusahaan dalam bentuk barang
persediaan besarnya bervariasi antara 25%-35% dari nilai seluruh aset (Indrajit dan
Djokopranoto, 2003) dalam (Henmaidi dan Suci Hidayati). Perusahaan harus bisa
mencapai titik balance (seimbang) antara investasi persediaan dan tingkat pelayanan
konsumen. Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan
keunggulan kompetatif jangka panjang.
Dalam upaya mencapai target yang diharapkan, diperlukan adanya persediaan
bahan baku yang optimal sehingga tidak menggangu kelancaran proses produksi yang
2
berlangsung. Adanya penanganan yang tepat terhadap persediaan bahan baku sangat
diperlukan untuk mengantisipasi keadaan apabila permintaan pasar tiba – tiba pada
suatu periode tertentu. Dengan demikian produk dapat dioptimalkan serta biaya
– biaya yang terkait didalamnya ditekan se-efisien mungkin. Maka dari itu diperlukan
Manajemen persediaan merupakan hal yang mendasar dalam penetapan keunggulan
kompetatif jangka panjang.
2. Perumusan Masalah
Dalam rangka untuk mempertajam telaah makalah ini, diambil beberapa
permasalahan yaitu :
1. Apa yang dimaksud Persediaan ?
2. Apa saja metoda/ sistem yang digunakan dalam manajemen persediaan ?
3
BAB II
MATERI
1. Pengertian Persediaan
Manajemen persediaan yang baik merupakan hal yang sangat penting bagi
suatu perusahaan. Pada satu sisi, pengurangan biaya persediaan dengan cara menurunkan
tingkat persediaan dapat dilakukan perusahaan, tetapi pada sisi lainnya, konsumen akan
tidak puas apabila suatu produk stocknya habis. Oleh karena itu keseimbangan antara
investasi persediaan dan tingkat pelayanan kepada konsumen harus dapat dicapai (
Zulian Yamit, 2005).
Pendapat Warren, reeve, Fess (2005:440) mengatakan persediaan adalah barang
dagang yang disimpan untuk dijual dalam operasi bisnis perusahan, dan bahan yang
digunakan dalam proses produksi atau disimpan untuk tujuan itu. Persediaan yang
diperoleh perusahaan langsung dijual kembali tanpa mengalami proses produksi selanjutnya
disebut persediaan barang dagang. Menurut Freddy Rangkuti (2004, p1), persediaan adalah
sebagai berikut. Persediaan merupakan bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-
bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta
barang- barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari
konsumen atau pelanggan setiap waktu.
Jadi dapat disimpulkan bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang
disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses
produksi, serta barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi
permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap waktu yang disimpan dan dirawat
menurut aturan tertentu dalam tempat persediaan agar selalu dalam keadaan siap pakai
dan dicatat dalam bentuk buku perusahaan.
hal | 4
a. Persediaan Bahan Mentah yang telah dibeli, tetapi belum diproses. Pendekatan
yang lebih banyak diterapkan adalah dengan menghapus variabilitas pemasok
dalam mutu, jumlah atau waktu pengiriman sehingga tidak perlu pemisahan.
b. Persediaan Barang Dalam Proses yang telah mengalami beberapa perubahan
tetapi belum selesai. Persediaan ini ada karena untuk membuat produk diperlukan
waktu yang disebut waktu siklus. Pengurangan waktu siklus menyebabkan
persediaan ini berkurang.
c. Persediaan MRO merupakan persediaan yang dikhususkan untuk perlengkapan
pemeliharaan, perbaikan, operasi. Persediaan ini ada karena kebutuhan akan
adanya pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa peralatan yang tidak diketahui.
Sehingga persediaan ini merupakan fungsi jadwal pemeliharaan dan perbaikan.
d. Persediaan Barang Jadi, termasuk dalam persediaan karena permintaan
konsumen untuk jangka waktu tertentu mungkin tidak diketahui.
Istilah persediaan adalah suatu istilah umum yang menunjukkan segala sesuatu
atau sumber daya organisasi yang disimpan dalam antisipasinya terhadap pemenuhan
permintaan.
Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang
memonitor tingkat persediaan yang harus dijaga, kapan persediaan harus diisi, dan
berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan
menjamin tersedianya sumber daya yang tepat dan pada waktu yang tepat.
3. FUNGSI-FUNGSI PERSEDIAAN
Persediaan mempunyai beberapa fungsi penting yang menambah fleksibilitas
dari operasi suatu perusahaan, antara lain :
a. Fungsi “Decoupling”
Fungsi penting Persediaan adalah memungkinkan operasi-operasi perusahaan
internal dan eksternal mempunyai "kebebasan" (independence). Persediaan
"decouples" ini memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan
langganan tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar
perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal
kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar
departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga "kebebasan"-
hal | 5
nya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan produk yang
tidak pasti dari para langganan. Persediaan yang diadakan untuk menghada pi
fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau diramalkan disebut
fluctuation stock.
c. Fungsi “Antisipasi”
Sering perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diperkirakan
dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu, yaitu permintaan
musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan musiman
(seasonal inventories) .
Di samping itu, perusahaan juga sering menghadapi ketidakpastian jangka waktu
pengiriman dan permintaan akan barang-barang selama periode pemesanan kembali,
sehingga memerlukan kuantitas persediaan ekstra yang sering disebut persediaan
pengaman (safety inventories). Pada kenyataannya, persediaan penga- man merupakan
pelengkap fungsi "decoupling" yang telah diuraikan di atas. Persediaan antisipasi
ini penting agar kelancaran proses produksi tidak terganggu.
4. BIAYA-BIAYA PERSEDIAAN
Dalam pembuatan setiap keputusan yang akan mempengaruhi besarnya
(jumlah)persediaan, biaya-biaya variabel berikut ini harus dipertimbangkan. Biaya
penyimpanan. Biaya penyimpanan (holding costs atau carrying costs) terdiri atas
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang
dipesan semakin banyak, atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya- biaya yang
termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah :
Biaya-biaya ini adalah variabel bila bervariasi dengan tingkat persediaan. Bila
biaya fasilitas penyimpanan (gudang) tidak variabel, tetapi teta p; maka tidak
dimasukkan dalam biaya penyimpanan per unit. Biaya penyimpanan persediaan
biasanya berkisar antara 12 sampai 40 persen dari biaya atau harga barang. Untuk
perusahaanperusahaan manufacturing. biasanya biaya penyimpanan rata-rata secara
konsisten sekitar 25 persen.
Biaya pemesanan (pembelian). Setiap kali suatu bahan dipesan, perusahaan
menanggung biaya pemesanan (order costs atau procurement costs). Biaya-biaya
pemesanan secara terperinci meliputi.
1. Pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi.
2. Upah.
hal | 7
3. Biaya telephone.
4. Pengeluaran surat menyurat .
5. Biaya pengepakan dan penimbangan.
6. Biaya pemeriksaan (inspeksi) penerimaan .
7. Biaya pengiriman ke gudang.
8. Biaya hutang lancar; dan sebagainya.
Secara normal, biaya per pesanan ( di luar biaya bahan dan potongan kuantitas
) tidak naik bila, kuantitas pesanan bertambah besar. Tetapi, bila semakin banyak
komponen yang di pesan setiap kali pesan, jumlah pesanan per periode turun,
maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti, biaya pemesanan total per pe-
riode (tahunan) adalah sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan setiap
periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.
o Biaya penyiapan (manufacturing).
Bila bahan-bahan tidak dibeli, tetapi diproduksi sendiri "dalam pabrik",
perusahaan menghadapi biaya penyiapan (setup costs) untuk memproduksi
komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari :
1. Biaya mesin-mesin menganggur
2. Biaya persiapan tenaga kerja langsung
3. Biaya scheduling
4. Biaya ekspedisi, dan sebagainya.
Seperti biaya pemesanan, biaya penyiapan total per periode adalah sama
dengan biaya penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode.
o Biaya kehabisan atau kekurangan bahan.
Dari semua biaya-biaya yang berhubungan dengan tingkat persediaan,
biaya keku rangan bahan (shortage costs) adalah yang paling sulit diperkirakan.
Biaya ini timbul bilamana persediaan tidak mencukupi adanya permintaan
bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai
berikut :
1. Kehilangan penjualan
2. Kehilangan pelanggan
3. Biaya pemesanan khusus
hal | 8
4. Biaya ekspedisi
5. Selisih harga
6. Terganggunya operasi
7. Tambahan pengeluaran kegiatan menajerial, dan sebagain ya
b. Carrying Cost
Carrying cost adalah biaya yang berubah-ubah sesuai dengan besarnya persediaan.
Penentuan besarnya carrying cost didasarkan pada “Average Inventory ” (persediaan rata-
rata), dan biaya ini dinyatakan dalam persentase dari nilai dalam rupiah dari average
inventory. Biaya-biaya yang termasuk kedalam carrying cost adalah :
(1) Biaya penggunaan/sewa ruangan gudang
hal | 9
(2) Biaya pemeliharaan material dan allowances untuk kemungkinan rusak
(3) Biaya untuk menghitung atau menimbang barang yang dibeli
(4) Biaya asuransi
(5) Biaya modal
(6) Biaya absolescence
(7) Pajak dari persediaan yang ada dalam gudang
hal | 10
Kebutuhan (permintaan) setiap periode diketahui (tertentu).
Barang yang dipesan diasumsikan dapat segera tersedia (instaneously) atau
tingkat produksi (production rate) barang yang dipesan berlimpah ( tak
terhingga )
Ancang-ancang (lead time) bersifat konstan.
Setiap pesanan diterima dalam sekali pengiriman dan langsung dapat digunakan.
Tidak ada pesanan ulang (back order) karena kehabisan persediaan (shortage).
Tidak ada diskon untuk jumlah pembelian yang banyak (quantity discount).
Dari asumsi-asumsi diatas, model ini mungkin diaplikasikan baik pada system manufaktur
sperti penentuan persediaan bahan baku dan pada sistem non manufaktur seperti pada
penentuan jumlah bola lampu pada suatu bangunan; penggunaan perlengkapan habis pakai
(office suppliesi) seperti kertas, buku nota dan pensil ; konsumsi bahan-bahan makanan sperti
beras, jagung dan lain-lain. Tujuan model ini adalah untuk menentukan jumlah ekonomis
setiap kali pemesanan (EOQ) sehingga meminimasi biaya total persediaan dimana :
2.𝐷.𝐶𝑂
Q=√
𝐶𝑐
hal | 11
Secara grafis, model dasar persediaan ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Rata-rata
persediaan =
Q/2
Waktu (t)
Q
t
D
hal | 12
Biaya
Biaya penyimpanan
= [Q / 2 ] C
Biaya pemesanan = [ S / Q ] O
Maka, total biaya persediaan: TC=Co. D/Q + Q/2.Cc + Ss, dimana Ss adalah Safety
Stock.
hal | 13
a.2 Safety Stock
Safety stock adaalah persediaan tambahan yang diadakan untuk melindungi atau
menjaga kemungkinan terjadinya kekurangan bahan. (Assaury,sofjan;2000). Semakin
besar persediaan keamanan, tentu saja semakin kecil kemungkinan perusahaan
kehabisan persediaan. Sebaliknya biaya simpan tambahan akan semakin besar
dengan semakin bertambahnya persediaan keamanan ini. Dengan demikian secara
konsepsional besarnya safety stock yang optimal adalah yang akan menyamakan
tambahan biaya simpan ini dengan kerugian yang diharapkan karena perusahaan
kehabisan persediaan. Karena sulitnya memperkirakan kerugian yang ditanggung
kalau perusahaan kehabisan bahan, sering perusahaan menggunakan cara penentuan
resiko yang bersedia ditanggung oleh perusahaan.
hal | 14
biaya pembelian per unit akan semakin menurun, tapi di lain pihak biaya penyimpanan akan
semakin meningkat.
Asumsi dalam Quantity Discount Model
1.Permintaan Bebas (Independent Demand)
2. Tingkat permintaan konstan (Demand rate is constant).
3. Lead time tetap dan diketahui (Lead time is constant and know)
4. Harga per unit tergantung kepada kuantitas (Unit cost depent on quantity)
5. Biaya penyimpanan proporgsional dengan rata-rata tingkat persediaan (Carrying cost
depends linearly on the average level of inventory)
6. Biaya pemesana per pesanan tetap (Ordering/setup cost per order is fixed)
7. Hanya satu item yang dikendalikan (The item is a single product)
Dalam rangka mencari biaya terendah dengan menggunakan model ini dimasukan
biaya pembelian untuk mencari biaya total, secara matematis ditulis :
D QH
TC = − S + − + PD
Q 2
Kalau terdapat beberapa potongan harga, maka untuk menentukan jumlah pemesanan
yang akan meminimaliasi biaya persediaan total tahunan, perlu dilakukan langkah-langkah
sebagai berikut :
1. Hitung nilai EOQ untuk potongan harga tertinggi (harga terendah). Apabila jumlah ini
fisibel, artinya jumlah yang akan dibeli mencapau jumlah yang dipersyaratkan dalam
potongan harga, maka jumlah tersebut merupakan jumlah pembelian/pesanan yang
optimal. Jika tidak lanjutkan ke tahap 2.
2. Hitung biaya total untuk kuantitas pada harga terendah tersebut.
3. Hitung EOQ pada harga terendah kedua. Jika jumlah ini fisibel hitung biaya totalnya,
dan bandingkan dengan biaya total pada kuantitas sebelumnya (langkah 2). Kuantitas
optimal adalah kuantitas yang memiliki biaya terendah.
4. Jika langkah ketiga masih tidak fisibel, ulangi langkah-langkah di atas sampai diperoleh
EOQ fisibel atau perhitungan tidak bisa dilanjutkan.
hal | 15
d. Model Persediaan ABC
Salah satu sistem pengelolaan persediaan adalah system analisis ABC. Analisis ABC
adalah analisis bagaimana mengelompokkan produk-produk persediaan serta
mempertahankan catatan persediaan yang ada. Analisa ABC merupakan penerapan dari
prinsip Pareto bahwa dalam persediaan ada bagian yang penting dan yang sepele. Dasar
pemikirannya adalah bagaimana focus pada sumber daya persediaan yang penting yang
sedikit, bukan pada barang yang banyak tapi sepele. Kebijakan pengendalian persediaan
untuk tiap kelas menurut analisa ABC adalah:
a. Perkembangan sumber daya pembelian yang dibayarkan pemasok harus lebih
tinggi untuk persediaan A dibanding C.
b. Persediaan A beda dengan B dan C, harus dikendalikan secara ketat, wilayah lebih tertutup
dan untuk keakuratan catatan persediaan harus lebih sering diverifikasi.
c. Meramalkan persediaan A lebih hati-hati daripada yang lainnya.
Meski persediaan sudah akurat, catatan atau arsip harus diverifikasi melalui
pemeriksaan atau audit yang berkelanjutan. Audit ini disbut penghitungan siklus ( Cycle
counting) Prosedur penghitungan siklus menurut klasifikasi analisa ABC yaitu setiap
komponen persediaan dihitung, arsi diverifikasi dan ketidak akuratan didokumentasi secara
berkala. Ketidak akuratan dilacak dan tindakan perbaikan yang tepat diambil sesuai
klasifikasi ABC, yaitu sebagai berikut:
Kelas A = persediaan dihitung rutin yaitu sebulan sekali
Kelas B = persediaan dihitung kurang rutin yaitu empat sebulan sekali
Kelas C = persediaan dihitung tidak rutin yaitu setahun sekali
e. Just In time
hal | 16
f. . Material Requirement Planning
Untuk menjalankan sistem MRP, ada tiga elemen utama yang harus dimasukkan,
yaitu:
Dalam jumlah induk produksi diuraikan bahan jadi yang akan diproduksi, yaitu
meliputi waktu dan jumlah yang diproduksi. Jumlah kebutuhan material berisi jumlah
kebutuhan material-material pembentuk bahan jadi, baik bahan mentah maupun bahan
yang dibeli jadi. Status persediaan berisi informasi tentang persediaan material, order
pembelian dan order pekerjaan.
Dari data imput kedalam sistem MRP akan didapat beberapa informasi sebagai
berikut:
hal | 17
6. memenuhi kebutuhan produksi
7. Tipe persediaan adalah bahan mentah atau setengah jadi
Sebagai alat perencana dan pengontrol yang merupakan metode efektif dalam
manajemen persediaan, MRP memberikan beberapa keuntungan, yaitu:
hal | 18
BAB 3
CONTOH KASUS
Sebuah perusahaan Garmen memiliki kebutuhan bahan baku Kayu jati sebesar 10.000 unit
per tahun. Biaya pemesanan untuk pengadaan bahan tersebut adalah sebesar Rp 150,-/order.
Biaya simpan yang terjadi sebesar Rp 0,75/unit /tahun. Hari kerja per tahun adalah 350 hari.
Waktu tunggu (lead time) untuk pengiriman bahan tersebut selama 10 hari
Pertanyaan:
1. Hitunglah EOQ
2. Berapa total biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk pengadaan bahan tersebut
3. Berapa kali perusahaan melakukan pemesanan dalam 1 tahun
4. Berapa lama EOQ akan habis dikonsumsi perusahaan
5. Tentukan reorder point (titik pemesanan kembali)
6. Bagan persediaan perusahaan
Jawab :
Diketahui :
D = 10.000 unit/tahun hari kerja 1 tahun = 350 hari
Co = Rp. 150 / order Lead time = 10 hari.
Cc= 0,75/unit/tahun
2.𝐷.𝐶𝑂 2.10.000.150
1. EOQ = √ =√ = 2000 𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐶𝑐 0,75
hal | 19
BAB 4
KESIMPULAN
2.1 Kesimpulan
1. bahwa persediaan adalah bahan-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-
bahan dalam proses yang terdapat dalam perusahaan untuk proses produksi, serta
barang-barang jadi atau produk yang disediakan untuk memenuhi permintaan
dari konsumen
2. Metode yang umum digunakan dalam pengendalian persediaan adalah EOQ model
(Economic Order Quantity), POQ (Periodyc Order Quantity), Discount Model,
ABC model, dan Just In Time dan Material Requirement Planning.
2.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini sangat diharapkan masukan baik saran maupun kritik
yang dapat membantu memperbaiki demi kesempurnaan penyusunan makalah ini.
hal | 20
DAFTAR PUSTAKA
hal | 21