Anda di halaman 1dari 2

KETOROLAC

Ketorolac adalah obat AINSyang memiliki aktivitas sebagai analgetik dan antiinflamasi. Ketorolac
menghambat sintesis prostaglandin dan dapat dianggap sebagai analgesik yang bekerja perifer
karena tidak mempunyai efek terhadap reseptor opiat.

Indikasi:
Penanganan jangka pendek untuk nyeri pasca bedah yang sedang (tablet); penanganan jangka
pendek untuk nyeri akut pasca bedah yang sedang hingga berat (injeksi).

Kontraindikasi:
Anak usia di bawah 16 tahun; gangguan fungsi ginjal sedang sampai berat (kreatinin serum <
160µmol/L).

Efek Samping:
Perut tidak enak, konstipasi, diare, dispepsia, kembung, gastritis, perdarahan saluran cerna, nyeri
saluran cerna, mual, pankreatitis, tukak lambung, perforasi, stomatitis, muntah, melena,
perdarahan anus, esofagitis, mimpi yang tidak normal, kemampuan penglihatan dan perasa tidak
normal, meningitis aseptik, konvulsi, depresi, mulut kering, eforia, rasa sangat haus, pusing,
mengantuk, halusinasi, sakit kepala, gangguan pendengaran, hiperkinesia, ketidakmampuan
berkonsentrasi, insomnia, mialgia, berkeringat, cemas, vertigo, reaksi psikotik, gagal ginjal akut,
hiperkalemia, hiponatremia, naiknya urea darah dan kreatinin, retensi urin, bradikardi, flushing,
hipertensi, purpura, trombositopenia, palpitasi, nyeri dada, asma, dispnea, udem paru.

Dosis:
Oral, 10 mg setiap 4-6 jam (lansia setiap 6-8 jam); untuk pasien yang juga memperoleh terapi
ketorolak trometamin injeksi atau perubahan terapi dari injeksi menjadi oral dosis maksimum 90
mg (maksimum 60 mg untuk lansia, pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan berat badan kurang
dari 50 kg) dan dosis oral maksimum 40 mg pada hari perubahan terapi.
Dengan injeksi intramuskuler atau injeksi intravena, injeksi intravena sebaiknya diberikan dalam
waktu tidak kurang dari 15 detik. Dosis awal, 10 mg, kemudian 10-30 mg setiap 4-6 jam apabila
diperlukan. Dosis maksimum 90 mg sehari (Pasien LANSIA, gangguan fungsi ginjal dan berat
badan kurang dari 50 kg dosis maksimum 50 kg). Lama pengobatan maksimum 2 hari. Sebaiknya
gunakan dosis terkecil yang paling efektif dengan lama pengobatan paling pendek yang dapat
diberikan.

Peringatan:
Dapat menyebabkan iritasi saluran cerna, tukak, perforasi atau perdarahan dengan atau tanpa
didahului oleh gejala; asma (dapat menyebabkan bronkospasme); kurangi dosis dan lakukan
monitoring pada gangguan fungsi ginjal ringan (dosis maksimum 60 mg/hari secara intravena atau
intramuskular); dapat menghambat agregasi platelet dan memperlama waktu perdarahan; pasien
dengan gangguan koagulasi atau menerima terapi obat yang dapat mempengaruhi hemostasis;
tidak dianjurkan digunakan sebagai pengobatan pra-bedah, anestesi tambahan, maupun analgesik
obstetrik; tidak dianjurkan digunakan bersama dengan AINS lain; dekompensasi jantung,
hipertensi atau kondisi sejenis (pernah dilaporkan retensi cairan dan edema); hamil; menyusui;
gunakan dosis efektif terkecil pada lansia.

Interaksi Obat :
 Pemberian Ketorolac bersama dengan Methotrexate harus hati-hati karena beberapa obat yang
menghambat sintesis prostaglandin dilaporkan mengurangi bersihan Methotrexate, sehingga
memungkinkan peningkatan toksisitas Methotrexate.
 Penggunaan bersama NSAID dengan Warfarin dihubungkan dengan perdarahan berat yang
kadang-kadang fatal. Mekanisme interaksi pastinya belum diketahui, namun mungkin meliputi
peningkatan perdarahan dari ulserasi gastrointestinal yang diinduksi NSAID, atau efek
tambahan antikoagulan oleh Warfarin dan penghambatan fungsi trombosit oleh NSAID.
Ketorolac harus digunakan secara kombinasi hanya jika benar-benar perlu dan pasien tersebut
harus dimonitor secara ketat.
 ACE inhibitor karena Ketorolac dapat meningkatkan risiko gangguan ginjal yang dihubungkan
dengan penggunaan ACE inhibitor, terutama pada pasien yang telah mengalami deplesi
volume.
 Ketorolac mengurangi respon diuretik terhadap Furosemide kira-kira 20% pada orang sehat
normovolemik.
 Penggunaan obat dengan aktivitas nefrotoksik harus dihindari bila sedang memakai Ketorolac
misalnya antibiotik aminoglikosida.
 Pernah dilaporkan adanya kasus kejang sporadik selama penggunaan Ketorolac bersama
dengan obat-obat anti-epilepsi.
 Pernah dilaporkan adanya halusinasi bila Ketorolac diberikan pada pasien yang sedang
menggunakan obat psikoaktif.

Anda mungkin juga menyukai