Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT DHF DI RUANG


PENYAKIT DALAM WANITA RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 25 Desember- 30 Desember 2017

Oleh:
Santi Ayu Sartika, S.Kep
NIM. 1730913320034

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2017
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : Santi Ayu Sartika S.Kep

NIM : 1730913320034

JUDUL LP : Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan Pada Klien


Dengan Penyakit DHF Di Ruang Penyakit Dalam Wanita
RSUD Ulin Banjarmasin

Banjarmasin, 30 Desember 2017

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Devi Rahmayanti, S.Kep., Ns, M.Imun.


NIP 19780101 2008 12 2002
DENGUE HEMORRAGIC FEVER
(DHF)

Definisi Etiologi Klasifikasi


Leukemia Limfoblastik Akut (LLA) adalah Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit
DHF diklasifikasikan menjadi 4 derajat keparahan
suatu keganasan pada sel-sel prekursor yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus
yang tergolong arbovirus (Arthropod-borne viruses) antara lain:
limfoid, yakni sel darah yang nantinya akan
berdiferensiasi menjadi limfosit T dan limfosit artinya virus yang di tularkan melalui gigitan 1. Derajat I (Ringan)
B. arthropoda misalnya nyamuk aedes aegypti Demam mendadak 2 sampai 7 hari disertai gejala
(betina). klinik lain, dengan manifestasi perdarahan ringan.
Pemeriksaan
1. Penunjang Manifestasi klinis Yaitu uji tes “rumple leed’’ yang positif.
Adapun pemeriksaan yang dilakukan antara 1. Anemia: mudah lelah, letargi,2. Derajat
pusing, II (Sedang )
sesak,
lain : nyeri dada Golongan ini lebih berat daripada derajat pertama,
1. Pemeriksaan uji Tourniquet/Rumple 2. Anoreksia, kehilangan berat badan,olehmalaise
karena ditemukan perdarahan spontan di kulit
leed. Dinyatakan positif DHF jika 3. Nyeri tulang dan sendi (karena infiltrasi
dan manifestasi perdarahan lain yaitu epitaksis
terdapat lebih dari 10 ptechiae dalam sumsum tulang oleh sel leukemia), biasanyaperdarahan gusi, hematemesis dan melena
(mimisan),
terjadi pada anak (muntah darah). Gangguan aliran darah perifer ringan
diameter 2,8 cm di lengan bawah bagian
4. Demam, banyak berkeringat padayaitu malamkulit yang teraba dingin dan lembab.
depan termasuk lipatan siku hari(hipermetabolisme)
2. Pemeriksaan Hemoglobin. Dinyatakan 3. Derajat III ( Berat )
5. Infeksi mulut, saluran napas, selulitis, atau syok berat dengan gejala klinik
Penderita
positif DHF apabila terjadi Kenaikan sepsis. Penyebab tersering adalah gramnegatif
ditemukannya kegagalan sirkulasi, yaitu nadi cepat
kadar hemoglobin >14 gr/100 ml. usus
dan lembut, tekanan nadi menurun
3. Pemeriksaan Trombosit. Penurunan 6. Perdarahan kulit, gusi, otak, saluran cerna,
hematuria (< 20 mmHg) atau hipotensi disertai kulit yang
trombosit apabila dibawah 150.000/mm3 dingin, lembab, dan penderita menjadi gelisah.
7. Hepatomegali, splenomegali, limfadenopati
4. Pemeriksaan Leukosit: dapat normal atau Derajat IV Penderita syok berat (profound shock)
8. sakit kepala
menurun. Mulai hari ke-3 dapat ditemui dengan tensi yang tidak dapat diukur dan nadi yang
limfositosis relative (>45% dari total tidak dapat diraba.
leukosit) disertai adanya limfosit plasma
biru (LPB) > 15% dari jumlah total
leukosit yang pada fase syok akan
meningkat.
Penatalaksanaan Komplikasi
1. Tirah baring 1. Perdarahan terjadi akibat defisiensi trombosit
2. Diit makanan lunak (trombositopenia). Angka trombosit
Bila belum ada nafsu makan di anjurkan untuk
yang rendah ditandai dengan :
minum banyak 1,5-2 liter dalam 24 jam (susu, air
dengan gula atau sirup) atau air tawar ditambah  Memar (ekimosis)
garam saja.  Petchekie (bintik perdarahan kemerahan atau
3. Medikamentosa yang bersifat simtomatis.
keabuan sebesar ujung jarum dipermukaan
Antipiretik sebaiknya dari golongan
asetaminofen, eukinin atau dipiron. Hindari kulit)
pemakaian asetosal karena bahaya pendarahan  Perdarahan berat jika angka trombosit <
4. Antibiotik diberikan bila munculnya gejala
20.000 mm3 darah.
infeksi skunder
5. Tranfusi darah 2. Infeksi
Transfusi darah dilakukan pada : 3. Pembentukan batu ginjal dan kolik ginjal.
a. Pasien dengan pendarahan yang 4. Anemia
membahayakan (hematemesis dan melena
5. Masalah gastrointestinal (Mual, muntah,
b. Pasien DSS yang pada pemeriksaan berkala,
menunjukan penurunan kadar Hb dan Ht anoreksia, diare.
Pathway

Arbovirus (melalui Virus masuk dan Infeksi virus dengue


menyebar dalam aliran
nyamuk aedes aegypti) darah (viremia)

PGE2 hipotalamus Membentuk dan Mengaktifkan sistem


melepaskan zat C3a, komplemen
C5a)

Dx: Hipertermi Peningkatan reabsorbsi Na+ Permeabilitas membrane


dan H2O meningkat

Agregasi trombosit Kerusakan endotel Renjatan hipovolemik dan


pembuluh darah
hipotensi

Trombositopenia
Merangsang dan mengaktivasi
ni faktor terjadinya pembekuan Kebocoran plasma
darah

Masuk ke extravaskuler
DIC

Dx: Resiko
Perdarahan Perdarahan

Hipoksia jarigan

Paru -paru Hepar Abdomen

Efusi pleura Ascites


Efusi pleura
Pengkajian
u - paru Mual, muntah
leura
Dx: Ketidakefektifa
pola napas
Dx: Ketidakseimbangan

Sumber : Sudoyo Aru, 2009 nutrisi kurang dari


Sumber : Sudoyo Aru,
kebutuhan tubuh
2009
Aru, 2009
ASUHAN KEPERAWATAN DHF

Pengkajian Diagnosa keperawatan


1. Identitas 1. Ketidakefektifan pola nafas
2. Keluhan Utama 2. Hipertermi
3. Riwayat Penyakit 3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang tubuh
4. Pola Fungsional Gordon 4. Resiko perdarahan
5. Pemeriksaan Fisik

Ketidakefektifan pola napas Hipertermi


NOC:
Respiratory Status: airways patency NOC:
Kriteria Hasil: Thermoregulation
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Kriteria Hasil:
1x60 menit pola nafas klien lebih efektif dengan Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24
kriteria hasil: jam hipertermi teratasi dengan kriteria hasil:
1. Menunjukkan jalan napas yang paten (klien 1. TTV dalam batas normal
tidak merasa tercekik, irama napas, frekuensi 2. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada
pernapasan dalam rentang normal, tidak ada pusing
suara yang abnormal) NIC:
NIC: Fever Treatment
Oxygen Therapy 1. Monitor suhu dan warna kulit
1. Bersihkan mulut, hidung dan trakea dari 2. Monitor kehilangan cairan
sekret. 3. Berikan antipiretik jika diperlukan
2. Pertahankan patensi jalan napas 4. Monitor intake dan output
3. Berikan terapi oksigen 5. Berikan cairan IV
4. Monitor aliran oksigen 6. Berikan kompres dengan handuk padan lipatan
5. Monitor keefektifan terapi oksigen paha dan aksila
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari Resiko perdarahan
kebutuhan tubuh
NOC:
NOC: Blood lose severity
Nutritional Status Blood koagulation
Kriteria Hasil: Kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan keperawtan selama 1x24
3x24 jam kebutuhan nutrisi klien terpenuhi dengan jam pasien tidak mengalami perdarahan dengan
kriteria hasil: kriteria hasil:
1. Intake nutrisi adekuat NIC:
2. Intake makanan adekuat Bleeding precaoution
3. Intake minuman adekuat 1. Monitor ketat tanda - tanda perdarahan
NIC: 2. Catat nilai Hb dan Ht sebelum dan sesudah
Nutrition Management terjadinya perdarahan
1. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan 3. Monitor PT, PTT, trombosit
jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan. 4. Anjurkan pasien meningkatkan intake makanan
2. Tanyakan alergi yang dimiliki klien yang banyak mengandung vitamin K
3. Pastikan makanan mengandung tinggi serat untuk 5. Pertahankan patensi IV line
mencegah konstipasi 6. Hindari pemberian aspirin dan antikoagulan
4. Monitor intake makanan dan minuman
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek G.M., Howard K.B., Joanne M.D. (Eds.). 2008. Nursing Intervention Classification
(NIC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). 2014. NANDA International Nursing Diagnoses:
Definitions and Classification 2015-2017. Oxford: Wiley Blackwell.
Moorhead Sue, Marion Johnson, Meridean L.M., et al. (Eds.). 2008. Nursing Outcomes
Classification (NOC), Fifth Edition. St. Louis Missouri: Mosby Inc.

Depkes RI. 2010. Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue.Jakarta: Dirjen
Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan

Sudoyo Aru. 2009. Buku Ajar Penyakit Dalam, Ed. 4. Jakarta: Internal Publishing

Anda mungkin juga menyukai