Anda di halaman 1dari 23

Sejarah serta Perkembangan

Filsafat dan Teori Pengetahuan

KELOMPOK 1 :

NURUL FITRIAH

HERLINA BEBRIKIT

PRADITHA NUR JUWITA JAMIL

FISHERY GEOVANY ANGGASTA

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


JURUSAN FISIOTERAPI
2016 / 2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah,Puja dan Puji hanya layak tercurahkan kepada Allah SWT. ,


karena atas limpahan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga tercurahkan
kepada Rasulullah Muhammad Shallalahu’alaihi wa sallam. Manusia istimewa
yang seluruh perilakunya layak untuk diteladani, yang seluruh ucapannya adalah
kebenaran, yang seluruh getar hatinya kebaikan. Sehingga Penulis dapat
menyelesaikan tugas kelompok ini tepat pada waktunya.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang SEJARAH SERTA


PERKEMBANGAN FILSAFAT DAN TEORI PENGETAHUAN ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Makassar, 11 Maret 2016

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Filsafat dan Ilmu dua kata yang saling berkaitan baik secara substansial
maupun historis. Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan
filsafat, sebaliknya perkembangan ilmu memperkuat keberadaan filsafat.
Perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini tidak dapat dilepaskan dari
pengaruh aliran-aliran pemikiran filsafat barat. Tanpa bermaksud untuk
mengkonsentrasikan kajian pada pemikiran barat dan mengesampingkan
pemikiran timur (Islam).
Dalam konteks sejarah perlu kiranya mengetahui sejarah perkembangan
ilmu dan falsafahnya. Sinergi dengan pernyataan tentang kesatuan sejarah, yang
artinya bahwa pengetahuan harus mengabdi pada manusia. Disinilah perlunya
kita tinjau filsafat ilmu dan sejarah perkembangannya secara integral. Dalam
mempelajari sejarah perkembangan ilmu tentu saja kita tidak bisa berpaling dari
asal filsafat itu sendiri yaitu Yunani, dengan pembagian klasifikasi secara
periodik. Filsafat ilmu berkembang dari masa ke masa sejalan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta realitas sosial. Dimulai
dengan aliran rasionalisme-empirisme, kemudian kritisisme dan positivisme.
Karena setiap periode mempunyai ciri khas tertentu dalam perkembangan ilmu
pengetahuan. Penemuan-penemuan demi penemuan yang dilakukan oleh
manusia hingga zaman sekarang ini tidaklah terpusat di suatu tempat atau
wilayah tertentu.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan definisi filsafat ?
2. Bagaimana cara berpikir filsafat ?
3. Apa saja metode filsafat ?
4. Apa saja teori pengetahuan ?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, makalah ini disusun dengan
tujuan untuk mengetahui :
1. Pengertian dan Definisi filsafat ;
2. Cara berpikir filsafat ;
3. Metode filsafat ;
4. Teori pengetahuan .
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Definisi Filsafat
Istilah filsafat berasal dari bahasa Yunani: ”philosophia”. Seiring
perkembangan jaman akhirnya dikenal juga dalam berbagai bahasa, seperti :
”philosophic” dalam kebudayaan bangsa Jerman, Belanda, dan Perancis;
“philosophy” dalam bahasa Inggris; “philosophia” dalam bahasa Latin; dan
“falsafah” dalam bahasa Arab.
Para filsuf memberi batasan yang berbeda-beda mengenai filsafat, namun
batasan yang berbeda itu tidak mendasar. Selanjutnya batasan filsafat dapat
ditinjau dari dua segi yaitu secara etimologi dan secara terminologi.
Secara etimologi, istilah filsafat berasal dari bahasa Arab, yaitu falsafah
atau juga dari bahasa Yunani yaitu philosophia – philien : cinta dan sophia :
kebijaksanaan. Jadi bisa dipahami bahwa filsafat berarti cinta kebijaksanaan. Dan
seorang filsuf adalah pencari kebijaksanaan, pecinta kebijaksanaan dalam arti
hakikat.
Pengertian filsafat secara terminologi sangat beragam. Para filsuf
merumuskan pengertian filsafat sesuai dengan kecenderungan pemikiran
kefilsafatan yang dimilikinya. Seorang Plato mengatakan bahwa : Filsafat adalah
pengetahuan yang berminat mencapai pengetahuan kebenaran yang asli.
Sedangkan muridnya Aristoteles berpendapat kalau filsafat adalah ilmu (
pengetahuan ) yang meliputi kebenaran yang terkandung didalamnya ilmu-ilmu
metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan estetika. Lain halnya
dengan Al Farabi yang berpendapat bahwa filsafat adalah ilmu ( pengetahuan )
tentang alam maujud bagaimana hakikat yang sebenarnya. Berikut ini beberapa
pengertian Filsafat menurut beberapa para ahli:
 Al Farabi

Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana


hakikat yang sebenarnya.

 Plato ( 428 -348 SM )

Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.

 Aristoteles ( (384 – 322 SM)

Bahwa kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda.
Dengan demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan
tentang sebab telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.

 Cicero ( (106 – 43 SM )

Filsafat adalah sebagai “ibu dari semua seni “( the mother of all the arts“ ia
juga mendefinisikan filsafat sebagai ars vitae (seni kehidupan )

 Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )

Filsafat sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum,


yang jadi dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis
kenyataan. Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu
mencari kebenaran dari seluruh kenyataan.

 Paul Nartorp (1854 – 1924 )

Filsafat sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan


pengetahuan manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang
memikul sekaliannya .
 Imanuel Kant ( 1724 – 1804 )

Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yang didalamnya tercakup empat persoalan.Apakah
yang dapat kita kerjakan ? (jawabannya metafisika )

1. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )


2. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
3. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )

 Notonegoro

Filsafat menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang
mutlak, yang tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.

 Driyakarya

Filsafat sebagai perenungan yang sedalam-dalamnya tentang sebab-


sebabnya ada dan berbuat, perenungan tentang kenyataan yang sedalam-
dalamnya sampai “mengapa yang penghabisan “.

 Sidi Gazalba

Berfilsafat ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran ,


tentang segala sesuatu yang di masalahkan, dengan berfikir radikal,
sistematik dan universal.

 Harold H. Titus (1979 )

Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan


alam yang biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses
kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung
tinggi;
1. Filsafat adalah suatu usaha untuk memperoleh suatu pandangan
keseluruhan;
2. Filsafat adalah analisis logis dari bahasa dan penjelasan tentang arti kata dan
pengertian ( konsep );
3. Filsafat adalah kumpulan masalah yang mendapat perhatian manusia dan
yang dicirikan jawabannya oleh para ahli filsafat.

 Hasbullah Bakry

Ilmu Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan


mendalam mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga
dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu
sebenarnya setelah mencapai pengetahuan itu.

 Mr.Mumahamd Yamin

Filsafat ialah pemusatan pikiran , sehingga manusia menemui


kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu dialamiya kesungguhan.

 Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.

Filsafat ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan
menemukan kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau
kebenaran yang sejati.

 Bertrand Russel

Filsafat adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan


sains. Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran
mengenai masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya,
sampai sebegitu jauh, tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat
lebih menarik perhatian akal manusia daripada otoritas tradisi maupun
otoritas wahyu.

B. Cara Berfikir Filsafat

1. Berpikir filsafat Radikal. Yaitu berpikir sampai keakar-akarnya, sampai pada


hakekat atau sustansi, esensi yang dipikirkan. Sifat filsafat adalah radikal atau
mendasar, bukan sekedar mengetahui mengapa sesuatu menjadi demikian,
melainkan apa sebenarnya sesuatu itu, apa maknanya.

2. Berpikir filsafat Universal. Yaitu berpikir kefilsafatan sebagaimana pengalaman


umumnya.

Misalnya melakukan penalaran dengan menggunakan rasio atau empirisnya,


bukan menggunakan intuisinya. Sebab, orang yang dapat memperoleh
kebenaran dengan menggunakan intuisinya tidaklah umum di dunia ini. Hanya
orang tertentu saja.

3.Berpikir filsafat Konseptual. Yaitu dapat berpikir melampaui batas pengalaman


sehari-hari manusia, sehingga menghasilkan pemikiran baru yang terkonsep.

4. Berpikir filsafat Koheren dan Konsisten. Yaitu berpikir kefilsafatan harus sesuai
dengan kaedah berpikir (logis) pada umumnya dan adanya saling kait-mait
antara satu konsep dengan konsep lainnya.

5. Berpikir filsafat Sistematis. Yaitu dalam berpikir kefilsafatan antara satu


konsep dengan konsep yang lain memiliki keterkaitan berdasarkan azas
keteraturan untuk mengarah suatu tujuan tertentu.
6. Berpikir filsafat Komprehensif. Yaitu dalam berpikir filsafat, hal, bagian, atau
detail-detail yang dibicarakan harus mencakup secara menyeluruh sehingga
tidak ada lagi bagian-bagian yang tersisa ataupun yang berada diluarnya.
7. Berpikir filsafat Bebas. Yaitu dalam berpikir kefilsafatan tidak ditentukan,
dipengaruhi, atau intervensi oleh pengalaman sejarah ataupun pemikiran-
pemikiran yang sebelumnya, nilai-nilai kehidupan social budaya, adat istiadat,
maupun religious.

8. Berpikir filsafat Bertanggungjawab. Yaitu dalam berpikir kefilsafatan harus


bertanggungjawab terutama terhadap hati nurani dan kehidupan sosial.
C. Metode Filsafat
Metode filsafat ini sangat beraneka ragam hampir sama banyaknya dengan
jumlah ragam filsafat dalam berbagai paham atau generasi. Dalam hal ini ada
beberapa metode filsafat yang penting dan menonjol antara lain yaitu, metode
kritis, metode intuitif, metode skolatik, metode matematis dan metode empiris,
metode transendental, metode dialektis, metode fenomenologi, metode neo-
positivistis dan metode analitika bahasa. Selain itu ada beberapa metode lainnya,
misalnya, metode rasional dan sebagainya.
Di dalam Dictionary of Philosophy yang dikutip oleh Dr. Anton Bakker
disebutkan adanya sepuluh metode filsafat konkret, yaitu:
a) Metode Kritis : Sokrates, Plato
Bersifat analisa istilah dan pendapat. Merupakan hermeneutika, yang
menjelaskan keyakinan, dan melihatkan pertentangan. Dengan jalan bertanya
(berdialog), membedakan, membersihkan, menyisihkan dan menolak,
akhirnya ditemukan hakikat.
b) Metode intuitif : Platinos, Bergson
Dengan jalan instropeksi pembersihan intelektual (bersama dengan pensucian
moral), sehingga tercapai sesuatu penerangan pikiran. Bergson: dengan jalan
pembauran antara kesadaran dan proses perubahan, tercapai pemahaman
langsung mengenai kenyataan.
c) Metode sklolastik (filsafat abad pertengahan) : Aristoteles, Tomas Aquinas.
Bersifat sintesis-deduktif. Dengan bertitik tolak dari definisi-definisi atau
prinsip-prinsip yang jelas dengan sendirinya, ditarik kesimpulan-kesimpulan.
d) Metode matematis : Descartes dan pengikutnya
Melalui analisa mengenai hal-hal yang kompleks, dicapai intuisi akan hakikat-
hakikat sederhana (ide terang dan berbeda dari yang lain); dari hakikat-
hakikat itu didedeksikan secara sistematis segala pengertian lainnya.
e) Metode empiris : Hobbes, Locke, Barkeley, Hume
Hanya pengalaman lah yang menyajikan pengertian benar, maka semua
pengertian (ide-ide) dalam introspeksi dibandingkan dengan serapan-serapan
dan kemudian disusun bersama dengan geometris.
f) Metode transendental : Kant, Neo-Skolastik
Bertitik tolak dari tepatnya pengertian tertentu, dengan jalan analisis diselidiki
syarat-syarat apriori bagi pengertian sedemikian.
g) Metode dialektis : Hegel, Marx
Dengan jalan mengikkuti dinamika pikiran atau alam sendiri, menurut triade
tesis, antitesis dicapai hakikat kenyataan.
h) Metode fenomenologis : Husserl, eksistensialisme
Dengan jalan beberapa pemotongan sistematis, refleksi atau fenomin dalam
kesadaran mencapai penglihatan hakikat-hakikat murni.
i) Metode Neo-Positivisme
Kenyataan dipahami menurut hakikatnya dengan jalan mempergunakan
aturan-aturan seperti berlaku pada ilmu pengetahuan positif.
j) Metode analitika bahasa : wittgenstein
Dengan jalan analisis pemakaian bahasa sehari-hari ditentukan sah atau
tidaknya ucapan-ucapan filosofi.
Metode-metode tersebut di atas memiliki arti tersendiri di dalam
penelitian kefilsafatan. Dalam kenyataannya metode-metode tersebut didukung
oleh filsuf-filsuf besar pada zamannya. Tiap-tiap metode memiliki segi kuat dan
lemah masing-masing.
D. Sejarah Filsafat

1. Masa Yunani.
Yunani terletak di Asia kecil, penduduknya sebgai nelayan & pedagang, dan
mereka menguasai jalur perdagangan.
Menganut kepercayaan yg bersifat formalitas yakni tidak memberi kebebasan
pada manusia, sehingga memunculkan pertentangan. Salah satunya adalah
Homerus. Sehingga memunculkan aliran – aliran pemikiran yg bermacam-
macam.

Ahli pikir yg pertama muncul adalah Thales (625-545 SM) ia mengembangkan


geometri, matematika. Lalu muncul pula yg bernama Democritos yg
mengembangkan teori materi. Lalu Hipocrates ia mengembangkan ilmu
kedokteran. Lalu Euclid yg mana ia mengembangkan geometri deduktif. Lalu
Socrates, Plato, dan Aristoteles.

2. Masa abad Pertengahan.


Diawali dengan lahirnya filsafat eropa, yg sangat dipengaruhi oleh
kepercayaan Kristen. Yang ditandai dengan berdirinya sekolah-sekolah dan
universitas-universitas dalam bidang geometri, gramatika, dialektika,
astronomi, dll.

Dimasa Skolastik islam muncullah ahli-ahli piker islam. Seperti al-Ghazali, al-
Farabi, Ibnu Sina, Ibnu Thufail, dll. Pada masa jayanya ilmu-ilmu pengetahuan
berkembang dengan sangat pesat. Pada masa peralihan dari abad
pertengahan ke masa modern muncul Renaisance dan Humanisme yg
menandai masa abad modern.
3. Masa abad Modern.
Masa ini filsafat berhasil menempatkan manusia pada posisi yg sentral.
Dikarenakan berdasarkan akal dan pengalaman. Masa ini filsafat berusaha
diletakan secara sistematis dan praktis.

Tokoh-tokohnya adalah Rene Descartes, George Barkeley, David Hume,


Immanuel Kant ( Jerman ), Christian Wolf (1685-1753). Lalu dilanjutkan
dengan masa perpecahan diantaranya terbagi pada Filsafat Amerika, Perancis,
Inggris, dan filsafat Jerman.

4. Masa Abad dewasa ini ( Filsafat abad ke-20 ).


Disebut juga masa filsafat kontemporer, yg jadi cirinya desentralisasi manusia,
memberikan khusus pada bidang bahasa dan etika sosial.

Pokok masalah dalam filsafat bahasa diantaranya mempertanyakan arti kata


dan arti dari pernyatan-pernyatan. Masa ini timbul filsafat analitik yg mana
membahas tentang cara berpikir.

Masa ini muncul aliran-aliran seperti neo-thomisme,neo-vitalisme,historisme,


irasionalisme, dll.

Filsafat Yunani.

3 faktor yg mentebabkan filsafat Yunani tumbuh, yaitu : Bangsa Yunani kaya


akan dongeng, banyaknya karya sastra, dan pengaruh budaya babylonia.

Zaman Yunani terbagi jadi 2 periode yaitu : Yunani kuno ( Thales,


Anaximandros, Pythagoras, Xenopanes, dll ) dan masa Yunani klasik (
Socrates, Plato, Aristoteles).
a. Yunani kuno.

Masa ini lazim disebut dengan periode filsafat alam, karena para ahli pikir
masa ini cenderung untuk melihat pada alam ygada disekitarnya. Dan tidak
berdasarkan mitos. Mereka mencari azas-azas yg pertama dari alam yg
bersifat mutlak. Para pemikir yg pertama berasal dari miletos tepatnya Asia
kecil.

b. Yunani klasik.

Masa ini ditandai dgn besarnya minat pada filsafat, aliran yg mengawalinya
adalah sofisme. Antara sofis dan Socrates mempunyai hubungan yg erat yg
mana pembahasannya mengenai manusia. Perbedaan mereka terletak pada
bahwa pemikiran Socrates ada sebagai reaksi atas pemikiran kaum sofis.

Kaum sofis

Bukan suatu aliran / ajaran, merupakan suatu gerakan dalam bidang


intelektual sebagai reaksi atas minat orang pada filsafat. Istilah sofis berasal
dari kata sofihistis yaitu seorang sarjana / cendekiawan. Faktor pendorong
timbulnya sofis adalah : perkembangan pesat kota Athena, desakan
kebutuhan akan bidang pendidikan, dll.

Filsafat Barat Abad Pertengahan.

Ciri pemikiran abad pertengahan adalah :


1. Cara berfilsafatnya dipimpin oleh gereja.
2. Berfilsafatnya didalam lingkungan Aristoteles.
3. Berfilsafat dgn pertolongan Augustinus.
Masa Abad pertengahan terbagi 2, yaitu :
1. Masa Patristik.
2. Masa Skolastik.

1. Masa Patristik.

Istilah Patristik berasal dari kata latin yaitu pater/ bapak ialah pemimpin
gereja yg dipilh dari golongan atas/ ahli pikir. Golongan ini terbagi 2 antara yg
menerima dan yg menolak filsafat Yunani.

Golongan yg menolak beranggapan bahwa sudah punya sumber kebenaran,


yakni firman Tuhan dan tidak dibenarkan mencari kebenaran yg lain dari
filsafat Yunani. Sedang yg menerima filsafat Yunani beranggapan walau telah
ada sumber kebenaran tidak ada jeleknya menggunakan Filsafat Yunani
sebagai metode berpikir, tokohnya antara lain : Justinus Martir,
Gregorius,Tertullianus, dll.

2. Masa Skolastik.

Istilah Skolastik berasal darikata school yang berarti sekolah, yang berarti
aliran yang berkaitan dengan sekolah. Adapun cirinya adalah Mempunyai
corak keagamaan, mengabdi pada teologi, filsafat Yunani yg terpengaruh
ajaran gereja.

Skolastik bisa tumbuh karena faktor agama dan ilmu pengetahuan. Masa
skolastik terbagi jadi 3 periode :

1. Skolastik awal (800-1200) : Aquinas, Peter Lumbard, John Salisbary,dll.

2. Skolastik puncak (1200-1300) : Albertus de Grote, William Ocham,dll

3. Skolastik akhir (1300-1450) : Nicolas Cusasus,dll.


Skolastik Arab terbagi 2. yaitu : Periode Mutakallimin dan periode filsafat
Islam.

Pemikiran Filsafat di Timur.


a. Filsafat India.

Terbagi dlm 5 zaman, yaitu : Zaman Wedha, Wiracarita, Sastra sutra,


kemunduran, dan zaman pembaharuan.

b. Filsafat Tiongkok.

Aspek yg melatar belakangi lahirnya filsafat tiongkok adalah aspek geografis,


ekonomi,system kekerabatan, sikap pd alam, dll. Aliran-aliran pemikiran
filsafatnya, yaitu : Confusiasme dan Taoisme.

c. Filsafat Islam.

Pembagian aliran pemikiran filsafat Islam adalah, sbb :

Periode Mu’tazilah (Abad ke 8-12)

Periode filsafat pertama (Abad 8-11)

Periode kalam asy’ari (Abad 9-11)

Periode filsafat kedua (Abad 11-12)

Periode Mutakallimin (700-900).

d. Filsafat di Indonesia.

Maksud pemikiran filsafat di Indonesia adalah suatu pemikiran yg


diperuntukan sebagai landasan kehidupan berbangsa diIndonesia.Adapun
tujuannnya adalah bertujuan dan punya corak : selaras dengan dirinya sendiri,
harmonis terhadap lingkungan serta harmonis dengan Tuhan yang Maha Esa.
Dan ini termaktub dalam dasar Negara yaitu Pancasila.

Filsafat Modern.

Zaman modern ditandai dengan gerakan Renaisance (abad 14) yg mempunyai


corak keagamaan dan kemasyarakatan. Tujuan utamanya adalah mengaitkan
dan merealisasikan ajaran kristiani dan filsafat Yunani, serta mempersatukan
gereja.

Masa abad 20 muncullah berbagai aliran pemikiran diantaranya :

1. Rasionalisme, dipelopori oleh Rene Descartes. Ia mengatakan bahwa


pengetahuan harus satu. Dan harus berdiri sendiri, dan sumber yg dapat
dipercaya adalah akal.

2. Empirisme, diantara tokohnya adalah Thomas Hobbes, John Locke, dan


David Hume. Mereka berpandangan ilmu pengetahuan yg benar dan
bermanfaat dpt diperoleh indera (empiri).

3. Kritisisme, adalah aliran yg mengakui peranan akal dan keharusan empiri


dan melalui jalan sintesis. Metode berpikirnya disebut metode kritis,
pelopornya adalah Immanuel Kant.

4. Idealisme, merupakan penerus Kant yg tidak puas pada batas


kemampuan akal. Alasannya adalah karena akal murni tidak akan dapat
mengenal hal yg berada diluar pengalaman, untuk itu dicari suatu dasar yaitu
system metafisika.

5. Positivisme, Pemikirannya adalah factual dan positif. Maksudnya segala


gejala dan segala nampak seperti apa adanya dan sebatas pengalaman yg
objektif.
6. Evolusionisme, corak pemikirannya bahwa segala sesuatu termasuk
manusia diatur oleh hokum mekanik.

7. Materialisme, aliran ini berpandangan kerohanian dan berpendapat


bahwa pengetahuan dan tindakan berlaku adagium artinya terimalah dunia yg
ada. Untuk mendapat kebahagiaan harus ingat pd sesamanya.

Filsafat dewasa ini.

1. Filsafat Analitis, Pelopornya adalah Ludwig Josef johan Wittgenstein (1889-


1951), pemikirannya adalah tentang bahasa, ia mencita-citakan suatu bahasa
yg ideal, lengkap, formal dan dapat memberikan kemungkinan bagi masalah-
masalah kefilsafatan.

2. Filsafat Strukturalisme, pelopornya adalah J. Lacan (1901), pemikirannya


adalah bahwa bahasa terdiri dari sejumlah termin yg ditentukan oleh posisi-
posisinya satu terhadap yg lain. Dan termin itu digabungkan oleh aturan
gramatika & sintaksis. Kita dikatakan jadi pribadi jika mengabdikan diri pada
bahasa.
E. Teori Pengetahuan

1. Teori kebenaran Korespondensi Yaitu pengetahuan mempunyai nilai


benar apabila pengetahuan itu mempunyai saling kesesuaian dengan
obyek atau kenyataan yang diketahui. Contoh: Gigi berada didalam
mulut, tidak dikaki.
2. Teori kebenaran Koherensi Yaitu pengetahuan mempunyai nilai benar
apabila pengetahuan itu mempunyai hubungan dengan pengetahuan
yang sudah ada sebelumnya dan dinyatakan pula bernilai benar.
3. Teori kebenaran Pragmatis Yaitu pengetahuan bernilai benar apabila
pengetahuan itu dinyatakan dapat dipergunakan dalam kebutuhan hidup
sehari-hari. Dalam hal ini kebenaran pragmatis tidak mempermasalahkan
pentingnya hakikat kebenaran, tetapi yang lebih diutamakan adalah
tentang berguna atau tidaknya suatu pengetahuan itu. Contoh: Pena
dianggap benar bila dapat digunakan untuk menulis.
4. Teori kebenaran Sintaksis Yaitu pengetahuan atau pernyataan dapat
bernilai benar apabila pengetahuan atau pernyataan itu tersusun
sedemikian rupa sesuai dengan aturan tata bahasa yang berlaku. Contoh:
adanya perbedaan makna antara kalimat ‘seorang dokter mengoperasi
pasien di ruang operasi’ dan ‘seorang dokter mengoperasi, pasien di
ruang operasi’. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan susunan kalimat.
5. Teori kebenaran Semantis Yaitu suatu pengetahuan atau pernyataan
bernilai benar apabila pengetahuan atau pernyataan itu memiliki arti
dengan menunjukkan makna yang sesungguhnya berdasarkan kenyataan
atau hal yang diacu. Contoh: meja tulis, meja makan, meja computer,
dsb.
6. Teori kebenaran Non-Deskripsi Yaitu suatu pengetahuan atau pernyataan
bernilai benar apabila pengetahuan atau pernyataan itu memiliki fungsi
yang amat praktis dalam kehidupan sehari-hari yang merupakan
kesepakatan bersama untuk menggunakannya. Contoh: Petani menanam
jagung (tapi sebenarnya yang ditanam adalah bibit jagung, untuk
diharapkan menjadi jagung nantinya).
7. Teori kebenaran Logis yang berlebihan Yaitu suatu pengetahuan atau
pernyataan sudah bernilai benar dengan sendirinya. Contoh: Lingkaran
adalah bulat, maju ke depan, mundur ke belakang, dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Filsafat adalah disiplin ilmu setelah ilmu pengetahuan, namun diatasnya
filsafat itu adalah agama, jadi sesungguhnya agamalah jenjang keyakinan dalam
diri manusia yang paling mendominasi baik secara aspek fisik maupun aspek
rokhani.
Filsafat berkembang dan berdefinisi secara relatif sesuai dengan zamannya
masing-masing. Dan dewasa ini dari berbagai macam ilmu pengetahuan
mempunyai filsafat masing-masing, begitu pula dengan Ilmu Sejarah.
Berbicara tentang bangsa Indonesia, Ilmu Sejarah beserta filsafatnya mulai
dikenal di Indonesia yaitu pada masa kolonialisasi Hindia-Belanda masa
penerapan politik etis dan berkembang setelah masa kemerdekaan. Bangsa
Indonesia secara kolektif berkomitmen guna menjaga kesatuan dan persatuan
Indonesia merangkai suatu pandangan hidup/falsafah dalam jangka kurun waktu
dan keterbatasan, sungguhpun falsafah ini adalah hasil murni dari pemikir-
pemikir tokoh Indonesia, dan lalu pada waktunya lahirlah pandangan hidup
bangsa Indonesia yaitu yang diberi nama PANCASILA.

B. Kritik dan Saran


Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi
pembaca. Apabila ada saran dan kritik yang ingin disampaikan, silahkan
sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat memaafkan dan
memakluminya, karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah
khilaf,Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA

o Sudarsono,Drs. 2008 . Ilmu Filsafat dan Suatu Pengantar. Jakarta : Rineka


Cipta.
o Suhartono, Suparlan . 2010 . Filsafat Ilmu Pengetahuan . Makassar : Badan
Penerbit Universitas Negeri Makassar.
o http://cahayamentari24.blogspot.co.id/2012/10/berfikir-filsafat.html
o https://hmifeazahra.wordpress.com/materi-lk1/filsafat/sejarah-filsafat/

Anda mungkin juga menyukai