Anda di halaman 1dari 3

DISKUSI

Dalam jurnal ini menjelaskan program promosi kesehatan dengan perawat yang
dilakukan di rumah (a Home-Based, Nurse-Led Health Promotion Program/NLHP-HB) untuk
pasien kanker serviks stadium awal pasca operasi yang dapat meningkatkan skor skala
QOL, skala kohesi dan kemampuan beradaptasi, dan skala FSFI pada pasien pasca operasi
dengan kanker serviks stadium awal (Tabel 3).

Program NLHP-HB selama 6 bulan meningkatkan kualitas hidup (Tabel 3). Hasil
pada jurnal ini juga didukung oleh sebuah penelitian lain yang melibatkan pasien dengan
infark miokard akut yang menjalani program rehabilitasi di rumah selama 6 bulan dapat
memperbaiki kualitas hidup (Wang et al., 2012) dan penelitian lain juga menunjukkan
program perawatan di rumah selama 12 bulan memperbaiki QOL pada pasien COPD (Wong
et al., 2012).
Partisipan dalam penelitian ini adalah pasien penderita kanker serviks stadium awal,
mereka lebih cemas dan takut yang menjadikan harga diri dan dukungan sosial mereka
rendah dan cenderung memiliki QOL rendah juga. Peneliti menyimpulkan bahwa
meningkatkan harga diri dan dukungan sosial akan memperbaiki QOL seseorang. Analisis
subskala QOL menunjukkan bahwa peningkatan QOL terutama tercermin pada emosional,
sosial/keluarga, dan skor serviks. Peneliti menyimpulkan bahwa pengajaran keluarga dalam
program NLHP-HB dapat meningkatkan komunikasi, perhatian, dan cinta di dalam keluarga
yang dapat meningkatkan skor emosional, sosial/keluarga, dan nilai kohesi. Pada skor fisik
dan fungsional menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikansi antar kelompok karena
akibat dari kanker serviks atau pembedahan itu sendiri dapat menyebabkan gangguan fisik
dan fungsional yang sulit diperbaiki (Tabel 4).
Telah dilaporkan bahwa pasien yang menerima operasi kanker serviks memiliki
masalah seksual, termasuk kurangnya minat pada seks, dispareunia, dan terutama
kecemasan tentang kinerja seksual (Grumann et al., 20 01; Jensen et al., 20 0 4; Park et al.,
20 07). Skor kanker serviks dan FSFI menunjukkan nilai dari fungsi seksual atau kesehatan
seksual. Setelah intervensi 6 bulan, skor dari kedua skala tersebut meningkat (Tabel 3), dan
adanya perubahan signifikan antara kedua kelompok (Tabel 4). Hal tersebut karena peneliti
menambahkan latihan PFMT (Pelvic Floor Muscle Training) dan latihan yoga dalam program
NLHP-HB. Latihan PFMT memiliki efek positif pada kehidupan seksual, di samping
memperbaiki gangguan otot dasar panggul seperti relaksasi vagina post partum,
histeroptosis, dan inkontinensia urin. Sebuah studi sebelumnya meninjau peran otot levator
ani dalam kinerja seksual dan menunjukkan bahwa otot dasar panggul yang kuat
menghasilkan peningkatan hasrat seksual, kinerja selama koitus, dan pencapaian orgasme
(Shafik, 2000). Bukti juga menunjukkan bahwa PFMT juga dapat memperbaiki fungsi
neuromuskular dengan meningkatkan jumlah neuron motorik (Helstrom dan Nilsson, 20 05).
Oleh karena itu, PFMT dapat memperkuat otot-otot dasar panggul dan meningkatkan
keinginan aktivitas seksual, gairah, dan kapasitas untuk mencapai orgasme yang mengarah
pada peningkatan fungsi seksual dan kualitas hidup pasien kanker serviks.
Selain itu, faktor psikologis memiliki peran penting dalam perilaku seksual (Carvalho
dan Nobre, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan latihan yoga sebagai metode
pelepasan emosi yang efektif dalam memperbaiki pemulihan fungsional dan meningkatkan
kesejahteraan psikologis pasien. Oleh karena itu, PFMT dan latihan yoga merupakan latihan
penting dalam program NLHP-HB yang dapat meningkatkan skor serviks dan skor FSFI.
Program NLHP-HB selama 6 bulan meningkatkan kohesi dan kemampuan
beradaptasi (Tabel 3). Dalam penelitian ini, dibandingkan dengan nilai sampel normatif Cina
untuk skor adaptasi keluarga dan skor kohesi, skor kohesi lebih tinggi dan skor kemampuan
beradaptasi lebih rendah sebelum dan sesudah intervensi selama 6 bulan.
Nilai kohesi mencerminkan tingkat hubungan emosional anggota keluarga dan nilai
kemampuan beradaptasi, dan mencerminkan tingkat fleksibilitas dan ketahanan keluarga
(Olson and Gorall, 2003). Saat menghadapi penyakit, secara otomatis anggota keluarga
menunjukkan perhatian dan cinta lebih banyak, namun keluarga tersebut masih sulit dalam
beradaptasi menghadapi perubahan dan kesulitan dalam pemulihan penyakit sehingga
menyebabkan skor kohesi lebih tinggi dan skor adaptasi lebih rendah. Untuk perubahan
proporsi jenis keluarga selama 6 bulan intervensi, pada kelompok intervensi terjadi
peningkatan proporsi keluarga seimbang (balanced family) dan keluarga dengan tingkat
tinggi (extreme high family), dan menurunkan proporsi keluarga rendah (extreme low family)
dan keluarga menengah (middle-range family) (Tabel 5).

Singkatnya, jurnal ini untuk pertama kalinya menggabungkan latihan yoga dan
mengembangkan program komprehensif untuk pasien pasca operasi dengan kanker serviks
stadium awal. Program ini merupakan langkah komprehensif yang terdiri dari elemen
intervensi medis, fisik, psikologis, dan keluarga. Selama 6 bulan diintervensi, hasilnya dapat
meningkatkan QOL, fungsi seksual, dan fungsi keluarga yang hasilnya menjadi dasar untuk
mengembangkan teori dan model lebih lanjut dalam memberikan program promosi
kesehatan bagi pasien pascaoperasi dengan kanker serviks stadium awal di China.

Anda mungkin juga menyukai