• Atmodiningrat (1981) menyatakan bahwa ilmu pengetahuan adalah peningkatan dari pengetahuan
yang masih bersifat seketika, tidak berpikir lanjut menjadi pengetahuan yang bersifat pasti, dipastikan
karena telah mengatasi keheranan dan kesangsian dengan jalan mengadakan pengaturan yang
sistematis
• pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat
digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan);
Ilmu keuangan adalah pengetahuan yang teratur yang mempelajari hubungan-hubungan sebab akibat
yang berkenaan tindakan-tindakan kesatuan keuangan untuk memperolah dana guna melakukan
pengeluaran-pengeluaran dalam masyarakat
Tujuan :
• Mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
• Menjaga stabilitas ekonomi
• Merealokasi sumber-sumber ekonomi
• Mendorong redistribusi pendapatan
D. Paket UU PKN
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
UU Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara
C. Fungsi APBN
1. Fungsi otorisasi, anggaran negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja
pada tahun yang bersangkutan. Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
2. Fungsi perencanaan, anggaran negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan
kegiatan pada tahun tersebut dan kaitanyaa untuk tahun-tahun mendatang.
3. Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus menjadi pedoman untuk menilai apakah
kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran
dan pemborosan sumber daya serta meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus memperhatikan rasa keadilan
dan kepatutan.
6. Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan
mengupayakan keseimbangan fundamental perekonomian.
Fungsi lain APBN :
1. Anggaran Sebagai Alat Pengendalian (Control tool). Sebagai alat pengendalian anggaran
memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran pemerintah agar pembelanjaan yang
dilakukan dapat dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran pemerintah tidak dapat
mengendalikan pemborosan pengeluaran. Tidak berlebihan kalau dikatakan bahwa presiden, menteri,
gubernur, bupati dan manajer publik lainnya dapat dikendalikan lewat anggaran. Anggaran sektor
publik dapat digunakan untuk mengendalikan kekuasaan eksekutif.
2. Sebagai alat penengendali manajerial, anggaran sektor publik digunakan untuk meyakinkan bahwa
pemerintah masih mempunyai cukup uang untuk memenuhi kewajibannya, selain itu juga digunakan
sebagai pemberi informasi dan meyakinkan legislatif bahwa pemerintah bekrja secara efisien tanpa
ada korupsi dan pemborosan.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal digunakan untuk alat menstabilkan ekonomi dan mendorong
pertumbuhan ekonomi. Melalui anggaran publik dapat diketahui arah kebijakan fiskal pemerintah,
sehingga dapat dilakukan prediksi dan estimasi ekonomi. Anggaran dapat digunakan unrtuk mendorong,
memfasilitasi dan mengkoordinasikan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga dapat mempercepat
pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik. Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk komitmen
eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi. Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar
bagian dalam pemerintahan. Disamping itu, anggaran publik juga berfungsi sebagai alat komunikasi
antar unit kerja dalam lingkungan eksekutif.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja. Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran dan efisiensi anggaran.
7. Anggaran sebagai alat motivasi. Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk memotivasi manajer,
dan stafnya agar bekerja secara ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik. Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan
berbagai organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses penganggaran publik.
D. Struktur APBN
Klasifikasi belanja :
Menurut Fungsi :
- Pelayanan Umum Pemerintahan;
- Pertahanan;
- Hukum, Ketertiban dan Keamanan;
- Ekonomi;
- Lingkungan Hidup;
- Perumahan dan Pemukiman;
- Kesehatan;
- Pariwisata dan Budaya;
- Agama;
- Pendidikan;
- Perlindungan Sosial.
Menurut Jenis :
1. Belanja Pegawai;
3. Belanja Modal;
4. Bunga;
5. Subsidi;
6. Hibah;
7. Bantuan Sosial;
8. Belanja Lain-Lain.
PERTEMUAN IV (SIKLUS APBN)
Proses Penyusunan/Penetapan APBN :
1. Kaitan Pernencanaan dan Penganggaran (RPJM->RKP->RAPBN; Renstra K/L -> Renja -> RKA K/L)
2. Penyusunan Kapasitas Fiskal
3. Pagu Indikatif
4. Penyampaian KEM & PPKF ke DPR
5. Pembicaraan Pendahuluan RAPBN dengan DPR (pembahasan KEM & PPKF)
6. Pagu Anggaran K/L Penyusunan RKA K/L
7. Penyusunan RAPBN & Nota Keuangan
8. Penyampaian dan Pembahasan RAPBN & Nota Keuangan dengan DPR
9. Penetapan UU APBN
10. Penyusunan Perpres Rincian APBN (Alokasi Anggaran)