Anda di halaman 1dari 16

Klinik Sanitasi

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD
PUSKESMAS Westra Kharisma IB, drg
PURWAHARJA I NIP. 19810630 200902 2 006

Klinik Sanitasi merupakan upaya /kegiatan yang mengintegrasikan pelayanan


kesehatan antara promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada
1. Pengertian penduduk yang berisiko tinggi untuk mengatasi masalah penyakit berbasis
lingkungan dan masalah kesehatan lingkungan permukiman yang
dilaksanakan secara pasif dan aktif didalam dan diluar Puskesmas.
a. Umum
Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat melalui upaya preventif,
kuratif dan promotif yang dilakukan secara terpadu, terarah dan terus
menerus.
b. Khusus
- Terciptanya keterpaduan kegiatan lintas program dan lintas sektor
2. Tujuan dalam program pemberantasan penyakit menular dan penyehatan
lingkungan dengan memberdayakan masyarakat.
- Meningkatnya pengetahuan, kesadaran, kemampuan dan perilaku
masyarakat untuk mewujudkan lingkungan dan perilaku hidup bersih
dan sehat.
Menurunnya angka penyakit berbasis lingkungan dan meningkatnya kondisi
kesehatan lingkungan.
 Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat 2014 – 2019
3. Kebijakan  Renstra Dinas Kesehatan Kota Banjar 2014 - 2019

a. Dalam gedung Puskesmas


1) Untuk Pasien (Penderita)
Pasien yang mendaftar di loket, setelah mendapat kartu status kemudian
diperiksa oleh petugas medis/paramedis.
Apabila pasien tersebut menderita penyakit berbasis lingkungan maka
4. Prosedur/
dirujuk ke ruang Klinik Sanitasi.
langkah-
langkah
Langkah-langkah Konseling oleh Petugas Klinik Sanitasi :
- Menerima kartu rujukan dari petugas poliklinik
- Mempelajari kartu status tentang diagnosis oleh petugas poliklinik
- Menyalin dan mencatat nama penderita atau keluarganya, karakteristik
penderita (umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat) serta diagnosis
penyakit ke buku Register.
- Melakukan wawancara atau konseling dengan penderita/keluarga
penderita tentang kejadian penyakit, kondisi lingkungan dan perilaku
yang diduga berkaitan dengan penyakit yang diderita.
- Membantu menyimpulkan permasalahan lingkungan atau perilaku yang
berkaitan dengan penyakit yang diderita.
- Memberikan saran tindak lanjut
- Bila diperlukan, membuat kesepakatan untuk kunjungan rumah.
2) Untuk Klien
Klien mendaftar di loket, langsung menuju ruang Klinik Sanitasi untuk
konseling.

Langkah-langkah konseling:
- Menanyakan permasalahan yang dihadapai klien
- Mencatat nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan, alamat
- Melakukan wawancara
- Membantu menyimpulkan permasalahan
- Memberikan saran pemecahan masalah
- Bila diperlukan, buat kesepakatan untuk kunjungan rumah.
b. Luar Gedung Puskesmas
Kunjungan rumah
- Mempelajari hasil wawancara atau konseling .
- Menyiapkan dan membawa bahan dan alat yang diperlukan.
- Menginformasikan /bekerjasama dengan kader, perangkat desa, tokoh
masyarakat yang terkait dan tenaga medis/paramedis.
- Melakuan pemeriksaan dan pengamatan lingkungan serta perilaku.
- Membantu menyimpulkan hasil kunjungan.
- Memberikan saran tindak lanjut.
c. Tindak Lanjut
Diarahkan untuk:
- Mengetahui realisasi atau kesesuaian antara rencana tindak lanjut
dengan kenyataan
- Keterlibatan masyarakat, lintas program dan lintas sektor
- Perkembangan kejadian penyakit dan permasalahan kesehatan
lingkungan

Dapat dilakukan secara insidenti dan berkala, antara lain melalui :


- Forum lokakarya mini Puskesmas
- Rapat lintas sektor terkait
- Pertemuan tingkat kelurahan
- Kunjungan Posyandu
- Observasi lapangan dan supervise
Surveilance
5. Unit Terkait -Lintas program (Pet. BP, Pet MTBS, Promkes, Pet. TB, Pet. Diare,
Surveilans, Pet. DBD, dll)
-Lintas sektor (Desa, Kecamatan, dll))
6. Lampiran
1. Durasi
2. Alur
Inspeksi Sanitasi Rumah

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD
PUSKESMAS Westra Kharisma IB, drg
PURWAHARJA I NIP. 19810630 200902 2 006

Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian
dan sarana pembinaan keluarga.
Yang dilakukan dalam inspeksi sanitasi rumah adalah melakukan
1. Pengertian
pengamatan, pemeriksaan dan pengukuran terhadap kondisi sarana sanitasi
rumah.

 Mengetahui Apakah Rumah tersebut Memenuhi syarat kesehatan atau


tidak
2. Tujuan
 Mengetahui perilaku hidup bersih dan sehat penghuninya

1. Keputusan Menteri Kesehatan no. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang

3. Kebijakan persyaratan kesehatan perumahan


2. Pedoman Tekhnis Penilaian Rumah Sehat, Depkes RI, 2002,
1. Persiapan
Siapkan : Formulir Inspeksi sanitasi, ballpoint, visum, berita acara,
Hygrometer, luxmeter
2. Pelaksanaan
a. Perhatikan komponen rumah, seperti :
Langit-langit, dinding, lantai, jendela, ventilasi, lubang asap dapur.
b. Perhatikan dan periksa sarana sanitasi, seperti :

4. Prosedur sarana air bersih, jamban, sarana pembuangan air limbah, tempat
sampah
c. Cari informasi perilaku penghuni :
- Membuka jendela kamar
- Membersihkan rumah dan halaman
- Membuang tinja bayi/balita di WC
- Membuang sampah
- PSN-3M
- Kebiasaan berobat
d. Cari informasi lainnya, seperti :
- Kotak P3K
- Letak kandang ternak
e. Buat kesimpulan hasil IS
Jika nilainya 1.068 – 1.200 = SEHAT
Jika nilainya < 1.068 = TIDAK SEHAT
3. Pencatatan dan pelaporan
Catat hasil IS dan laporkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

5. Unit Terkait - Lintas Program ( Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet. DBD, dll
- Lintas Sektor ( Desa, Kecamatan, dll )

6. Lampira
1. Durasi
2. Alur Waktu : 30 menit
INSPEKSI SANITASI TEMPAT-
TEMPAT UMUM
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD
PUSKESMAS Westra Kharisma IB, drg
PURWAHARJA I NIP. 19810630 200902 2 006

Inspeksi sanitasi tempat-tempat umum adalah salah satu pengawasan yang


dilakukan oleh sanitarian baik Puskesmas maupun dinas kesehatan terhadap
1. Pengertian
tempat-tempat umum seperti hotel, terminal, stasiun, kolam renang, salon,
rumah sakit, Puskesmas, perkantoran dll.
Pengendalian secara terus menerus terhadap suatu keadaan atau kegiatan
serta melakukan tindakan atau koreksi terhadap keadaan atau kegiatan yang
2. Tujuan
menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan yang dapat merugikan
kesehatan masyarakat
1. SOP monitoring kualitas lingkungan pada sarana kesehatan,
Depkes.RI, 2001
2. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan
3. Persyaratan Kesling Tempat-tempat Umum, Depkes RI, 1993
4. KMK No. 1204/2004 tentang Persyaratan Kesling Rumah Sakit
5. KMK No. 1428/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesling
Puskesmas
3. Kebijakan 6. PMK No. 061/1991 tentang Persyaratan Kolam Renang dan
Pemandian Umum
7. PMK No. 80/1990 tentang Persyaratan Kesling Hotel
8. Pedoman Umum Program Pariwisata Sehat, Depkes RI, 1999
9. Pedoman Umum Sarana dan Bangunan Umum, Depkes RI, 2002
10. KMK No. 288/2003 tentang Pedoman Penyehatan Sarana dan
Bangunan Umum

1. Persiapan
 Membuat rencana jadwal kunjungan pemeriksaan secara periodik,
setiap tempat-tempat umum harus di kunjungi setiap 6 bulan sekali.
 Menentukan rencana jadwal pemeriksaan lengkap dengan sasaran
pemeriksaan, lengkap dengan nama dan alamat.
4. Prosedur
 Persiapkan surat tugas dan tanda pengenal lainnya seperti label nama.
 Mempersiapkan isntrumen pemeriksaan
- Formulir pemeriksaan
- Berita Acara
- Visum Kunjungan
- Buku pemeriksaan
- Peralatan
1. Pemberitahuan
 Untuk pemberitahuan tergantung tujuan, jika untuk melihat kenyataan
sebenarnya tidak perlu dilakukan pemberitahuan atau inspeksi sanitasi
mendadak tetapi untuk menghindari pemilik tempat-tempat umum pergi
maka lebih baik ada pemberitahuan secara lisan atau tertulis, sebaiknya
pemberitahuan dikirim dengan surat resmi yang merupakan dokumen
otentik yang ditandatangani kepala dinas.
2. Kunjungan
 Persiapkan mental petugas dan hal – hal yang memperlancar
kunjungan seperti alat transfortasi, rencana kunjungan serta mapping.
 Bila ada pemberitahuan, usahakan membuat perjanjian melalui telpon
dengan menetapkan waktu.
 Kedatangan ke lokasi secara sopan dengan cara melapor terlebih
dahulu dan menunggu sesuai dengan ketentuan setempat.
 Pakailah tanda pengenal secara mudah dilihat dan memperlihatkan
surat tugas.
 Utarakan maksud dan tujuan kunjungan anda kepada pengusaha
sampai mendapat pengertian dan kerelaan untuk diperiksa.
 Yakinkan kepada diri sendiri dan kepada pengusaha bahwa
pemeriksaan bukan untuk mencari kesalahan, tetapi justru mambantu
peningkatan keadaan yang belum baik dengan cara menunjukan
keadaan tersbut dan cara memperbaikinya yang harus dilakukan untuk
kepentingan pengusaha sendiri bukan untuk pemeriksa.
 Berikanlah umpan balik setiap kali melakukan pemeriksaan dan
kemukakan pula alasan-alasannya serta cara mengatasinya.
 Setiap melakukan kunjungan selalu bersifat correct (teliti), dan bersifat
membina. Bila ditemukan kekeliruan berikan cara mengatasinya yang
dapat dilaksanakan dan bukan yang tidak mungkin dikerjakan.
 Pamitlah setelah selesai melakukan kunjungan dan meminta maaf
kalau ada hal-hal yang mengganggu karena kunjungan tersebut.
3. Pemeriksaan
 Lakukan pemeriksaan dengan observasi maupun pengukuran sesuai
formulir
 Observasi dan pengukuran meliputi;
 Kebersihan secara umum
 Kebersihan dan kerapihan karyawan
 Ada tidaknya binatang pengerat dan peliharaan
 Pengukuran pencahayaan bila diperlukan
 Sistem pembuangan air limbah
 Kondisi bangunan
 Penyediaan Air Bersih
 Kebisingan
 Tempat sampah
 Jamban dan urinoir

4. Penilaian
 Penilaian fisik
o Penilaian ini direalisasikan dalam bentuk chek list dengan sistem
bobot nilai, nilai baik atau memenuhi syarat jika mencapai 70% atau
lebih.
 Penilaian kualitas
o Pemeriksaan kualitas air bersih
o Pemeriksaan kualitas udara
o Pemeriksaan kualitas air limbah
 Kesimpulan pemeriksaan
o Dari kedua pemeriksaan tersebut diambil suatu kesimpulan hasil
pemeriksaan setelah diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium.
5. Pengambilan gambar
Bila memungkinkan maka dilakukan pengambilan gambar yang berguna
untuk
 Melihat perubahan yang terjadi pada setiap pemeriksaan
 Memotivasi pengusaha untuk mau malakukan pembenahan dan
perbaikan
 Bahan penyuluhan dan laporan kegiatan
6. Buku Pemeriksaan Tempat Tempat Umum
 Setiap Tempat Tempat Umum disediakan Buku Pemeriksaan Tempat
Tempat Umum dengan maksud untuk menuliskan riwayat dari waktu ke
waktu sehingga dapat diikuti perkembangan penyehatannya.
 Untuk setiap penjamah diberikan buku kesehatan penjamah yang
merupakan catatan riwayat kesehatannya.
7. Penyuluhan dan Diskusi
 Selama kunjungan lakukan penyuluhan dan motivasi, baik mengenai
hasil pemeriksaan maupun persyaratan yang harus diikuti serta saran
teknis lainnya.
8. Pencatatan dan Pelaporan
Hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan
5. Unit Terkait - Lintas Program ( Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet. DBD, dll
- Lintas Sektor ( Desa, Kecamatan, dll )

6. Lampiran
1. Durasi
2. Alur Waktu : 60 menit
IS TEMPAT PENGELOLAAN
MAKANAN
No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD
PUSKESMAS Westra Kharisma IB, drg
PURWAHARJA I NIP. 19810630 200902 2 006

Inspeksi sanitasi tempat pengelolaan makanan adalah salah satu pengawasan


yang dilakukan oleh sanitarian baik Puskesmas maupun dinas kesehatan
1. Pengertian
terhadap tempat-tempat pengelolaan makanan seperti industri rumah tangga
pangan, rumah makan, restoran, jasaboga/catering, warung makan, dll
Pengendalian secara terus menerus terhadap suatu keadaan atau kegiatan
serta melakukan tindakan atau koreksi terhadap keadaan atau kegiatan yang
2. Tujuan
menyimpang dari ketentuan yang telah ditetapkan sehingga dapat merugikan
kesehatan masyarakat.
a. UU No. 36/2009 Tentang Kesehatan
b. UU No. 7/1996 Tentang Pangan
c. KMK No. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang pedoman penyehatan sarana
dan bangunan umum
d. KMK No. 942/2003 Tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Makanan
3. Kebijakan
Jajanan
e. KMK No. 1098/2003 Tentang Persyaratan Hygiene dan Sanitasi Rumah
Makan dan Restoran
f. KMK No. 1096/2011 Tentang Hygiene Sanitasi Jasaboga
g. Pedoman Pengawasan TPM, Depkes RI,1992
1. Persiapan
 Membuat rencana jadwal kunjungan pemeriksaan secara periodik,
setiap tempat-tempat umum harus di kunjungi setiap 6 bulan sekali.
 Menentukan rencana jadwal pemeriksaan lengkap dengan sasaran
pemeriksaan, lengkap dengan nama dan alamat.
 Persiapkan surat tugas dan tanda pengenal lainnya seperti label nama.
 Mempersiapkan isntrumen pemeriksaan
4. Prosedur - Formulir pemeriksaan
- Berita Acara
- Visum Kunjungan
- Buku pemeriksaan
- Peralatan
2. Pemberitahuan
 Untuk pemberitahuan tergantung tujuan, jika untuk melihat kenyataan
sebenarnya tidak perlu dilakukan pemberitahuan atau inspeksi sanitasi
mendadak tetapi untuk menghindari pemilik tempat pengelolaan
makanan pergi maka lebih baik ada pemberitahuan secara lisan atau
tertulis, sebaiknya pemberitahuan dikirim dengan surat resmi yang
merupakan dokumen otentik yang ditandatangani kepala dinas.
3. Kunjungan
 Persiapkan mental petugas dan hal – hal yang memperlancar
kunjungan seperti alat tranportasi, rencana kunjungan serta mapping.
 Bila ada pemberitahuan, usahakan membuat perjanjian melalui telpon
dengan menetapkan waktu.
 Kedatangan ke lokasi secara sopan dengan cara melapor terlebih
dahulu dan menunggu sesuai dengan ketentuan setempat.
 Pakailah tanda pengenal secara mudah dilihat dan memperlihatkan
surat tugas.
 Utarakan maksud dan tujuan kunjungan anda kepada
pengusaha/penanggung jawab sampai mendapat pengertian dan
kerelaan untuk diperiksa.
 Yakinkan kepada diri sendiri dan kepada pengusaha/penanggung
jawab bahwa pemeriksaan bukan untuk mencari kesalahan, tetapi
justru mambantu peningkatan keadaan yang belum baik dengan cara
menunjukan keadaan tersebut dan cara memperbaikinya yang harus
dilakukan untuk kepentingan pengusaha sendiri bukan untuk
pemeriksa.
 Berikanlah umpan balik setiap kali melakukan pemeriksaan dan
kemukakan pula alasan-alasannya serta cara mengatasinya.
 Setiap melakukan kunjungan selalu bersifat correct (teliti), dan bersifat
membina. Bila ditemukan kekeliruan berikan cara mengatasinya yang
dapat dilaksanakan dan bukan yang tidak mungkin dikerjakan.
 Pamitlah setelah selesai melakukan kunjungan dan meminta maaf
kalau ada hal-hal yang mengganggu karena kunjungan tersebut.
4. Pemeriksaan
 Lakukan pemeriksaan dengan observasi maupun pengukuran sesuai
formulir
 Observasi dan pengukuran meliputi;
 Bagian luar bangunan
 Jalur masuk bahan pangan
 Tempat pencucian
 Penyimpanan bahan
 Dapur pengolahan
 Ruang penyimpanan makanan jadi
 Jalur makanan keluar
 Alat pengangkutnya
 Kebersihan secara umum
 Kebersihan dan kerapihan karyawan
 Ada tidaknya binatang pengerat dan peliharaan
 Mengukur suhu penyimpanan dingin
 Sistem pembuangan air limbah
 Penyediaan Air Bersih
 Tempat sampah
 Jamban dan urinoir

5. Penilaian
 Penilaian fisik
o Penilaian ini direalisasikan dalam bentuk chek list dengan sistem
bobot nilai, nilai baik atau memenuhi syarat jika mencapai 70% atau
lebih.
 Penilaian kualitas
o Pemeriksaan cemaran pada makanan
Indikator terjadinya cemaran digunakan E.coli
o Pemeriksaan kebersihan alat masakan dan makanan
Indikator terjadinya cemaran digunakan E.coli untuk menilai
kebersihan dan angka kuman dibawah 100 untuk kebersihan
penyimpanan
o Pemeriksaan carier penjamah makanan
Melakukan rectal swab, indikatornya salmonella dan shigella
o Pemeriksaan kualitas air bersih
 Kesimpulan pemeriksaan
o Dari kedua penilaian tersebut diambil suatu kesimpulan hasil
pemeriksaan setelah diperoleh hasil pemeriksaan laboratorium.
6. Pengambilan gambar
Bila memungkinkan maka dilakukan pengambilan gambar yang berguna
untuk
 Melihat perubahan yang terjadi pada setiap pemeriksaan
 Memotivasi pengusaha untuk mau malakukan pembenahan dan
perbaikan
 Bahan penyuluhan dan laporan kegiatan
7. Buku Pemeriksaan Tempat Pengelolaan Makanan
 Setiap Tempat Pengelolaan Makanan disediakan Buku Pemeriksaan
Tempat Pengelolaan Makanan dengan maksud untuk menuliskan
riwayat dari waktu ke waktu sehingga dapat diikuti perkembangan
penyehatannya.
 Untuk setiap penjamah diberikan buku kesehatan penjamah yang
merupakan catatan riwayat kesehatannya.
8. Penyuluhan dan Diskusi
 Selama kunjungan lakukan penyuluhan dan motivasi, baik mengenai
hasil pemeriksaan maupun persyaratan yang harus diikuti serta saran
teknis lainnya.
9. Pencatatan dan Pelaporan
Hasil kegiatan dilaporkan kepada Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan

5. Unit Terkait  Kantor Pelayanan Perijinan Terpadu


 Disperindag
 Dinas Kesehatan
 Puskesmas
6. Lampiran
1. Durasi
2. Alur 1. Waktu : 45 menit
IS TPS

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD
PUSKESMAS Westra Kharisma IB, drg
PURWAHARJA I NIP. 19810630 200902 2 006

Melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap kondisi dan kepadatan lalat


1. Pengertian
di TPS.

a. Mengetahui tingkat kepadatan lalat


2. Tujuan b. Mengetahui kondisi dan kualitas TPS

1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan


2. UU No. 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
3. Kebijakan 3. UU No. 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah
4. PMK No. 374 tentang Pengendalian Vektor
5. KMK No. 1428 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesling di Puskesmas

1. Persiapan
Siapkan : Formulir, ballpoint, visum, berita acara, fly grill, hit counter
2. Pelaksanaan
a. Perhatikan konstruksi TPS
b. Perhatikan jaraknya dengan pemukiman
c. Apakah ada sampah yang berceceran dan tidak tertampung
d. Hitung kepadatan lalat, dengan cara :
- Letakkan fly grill di dekat TPS

4. Prosedur - Hitung jumlah lalat yang hinggap di fly grill selama 10 detik
- Lakukan sebanyak 10 kali pengukuran pada beberapa titik
- Hitung rata-rata kepadatan lalat dari 5 hasil pengukuran yang
tertinggi.
e. Buat kesimpulan hasil IS
Jika nilainya 0 – 6 = Baik
Jika nilainya 9 – 22 = Sedang
Jika nilainya 29 – 50 = Buruk
3. Pencatatan dan pelaporan
Catat hasil IS dan laporkan ke Kepala Puskesmas dan Dinas Kesehatan.

5. Unit Terkait  Lintas program (Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet. DBD, dll)
 Lintas sektor (Kelurahan, Kecamatan, DKP dll)
6. Lampiran
1. Durasi
2. Alur Waktu : 30 menit
IS SAB

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

UPTD
PUSKESMAS Westra Kharisma IB, drg
PURWAHARJA I NIP. 19810630 200902 2 006

1. Pengertian Melakukan pengamatan dan pemeriksaan kondisi dan kualitas sarana air
bersih menggunakan formulir IS SAB.

Untuk mengetahui tingkat resiko pencemaran Sarana Air Bersih apakah


2. Tujuan
rendah, sedang, tinggi atau amat tinggi.

 Keputusan Menteri Kesehatan no. 288/Menkes/SK/III/2003 tentang


pedoman penyehatan sarana dan bangunan umum

3. Kebijakan  Renstra Kementerian Kesehatan 2014– 2019


 Renstra Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Barat 2014-2019
 Renstra Dinas Kesehatan Dinkes Kota Banjar tahun 2014-2019

1. Menyiapkan bahan dan alat


2. Melakukan pengamatan dan pemeriksaan sesuai formulir
3. Memberikan nilai (scoring)
4. Menyimpulkan hasil scoring/menetapkan resiko pencemaran
Sumur Gali :
Jumlah skor : 9-10 = amat tinggi
6-8 = tinggi
3-5 = sedang
7. Prosedur 0-2 = rendah
Sumur Pompa tangan /Sumur bor :
Jumlah skor : > = amat tinggi
6-7 = tinggi
3-5 = sedang
0-2 = rendah
5. Bila diperlukan, memberikan saran tindak lanjut perbaikan sarana
Melaporkan hasil Inspeksi Sanitasi ke Kepala Puskesmas dan Dinas
Kesehatan
6. Unit Terkait  Lintas program (Promkes, Pet. TB, Pet. Diare, Surveilans, Pet. DBD, dll)
 Lintas sektor (Kelurahan, Kecamatan, PDAM dll)
7. Lampiran
1. Durasi
2. Alur Waktu : 30 menit

Anda mungkin juga menyukai