Anda di halaman 1dari 2

Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan persistem ( B1-B6 ).

a) Keadaan umum
Pada keadaan cedera otak umumnya mengalami penurunan kesadran (
cedera otak ringan GCS 13-15, cedera otak sedang GCS 9-12, cedera
otak berat GCS <8 ) dan terjadi perubahan pada tanda-tanda vital.
b) B1 ( Breathing )
Sistem pernafasan bergantung pada gradasi dari perubahan jaringan
serebral akibat trauma kepala. Akan didapatkan hasil:
a. Inspeksi : Didapatkan klien batuk. Peningkatan produksi sputum,
sesak nafas, penggunaan otot bantu nafas, dan peningkatan
frekuensi pernafasan.
b. Palpasi : Fremitus menurun dibandingkan dengan sisi yang lain
akan didapatkan apabila melibatkan trauma pada rongga thoraks.
c. Perkusi : Adanya suara redup sampai pekak pada keadaan
melibatkan trauma pada thoraks.
d. Auskultasi : Bunyi nafas tambahan seperti nafas berbunyi, ronkhi
pada klein dengan pengingkatan produksi sekret dan kemampuan
batuak yang menuurn sering didapatkan pada klien cedera kepala
dengan penurunan tingkat kesadaran koma.
Klien biasanya terpasang ETT dengan ventilator dan biasanya klien
dirawat diruang perawatan intensif sampai kondisi klien menjadi
stabil pada klien dengan cedera otak berat dan sudah terjadi disfungsi
pernafasan.
a) B2 ( Blood )
Pada sisitem kardiovaskuler didapatkan syok hipovolemik yang
sering terjadi pada klien cedera otak sedang sampa cedera otak berat.
Dapat ditemukan tekanan darah normal atau berubah, bradikardi, takikardi,
dan aritmia.

 B3 ( Brain )
Cedera otak menyebabakan berbagai defisit neurologi terutama
disebabkan pengaruh peningkatan tekanan intrakranial akibat adanya
perdarahan baik bersifat intraserebral hematoma, subdural hematoma, dan
epidural hematoma. Pengkajian tingkat kesadaran dengan menggunakan
GCS.

 B4 ( Bladder )
Kaji keadaan urin meliputi waran, jumlah, dan karakteristik.
Penurunan jumlah urine dan peningkatan retensi urine dapat terjadi akibat
menurunnya perfusi ginjal. Setelah cedera kepala, klien mungkin
mengalami inkontinensia urinw karena konfusi, ketidakmampuan
mengkomunikasikan kebutuhan, dan ketidakmampuan untuk
menggunakan urinal karena kerusakan kontrol motorik dan postural.

 B5 ( Bowel )
Didapatkan adanya keluhan kesulitan menelan, nafsu makan
menurun, mual, muntah pada fase akut. Mual sampai muntah dihubungkan
dengan adanya peningkatan produksi asam lambung. Pola defekasi
biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus.

 B6 ( Bone )
Disfungsi motorik paling umum adalah kelemahan pada seluruh
ekstremitas. Kaji warna kulit, suhu, kelembaban, dan turgor kulit. ( Arif
Muttaqin, 2008 )

Anda mungkin juga menyukai